Anda di halaman 1dari 13

TERAPI PANAS PADA KASUS FROZEN SHOULDER

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penilaian Tugas Terstruktur Semester Gasal
Tahun 2021
Dosen Pengampu : Ariyo Dwi Hidayat, M.Pd
Nama Anggota Kelompok :

1. Izzah Hilmia Putri (202102050001)

2. Hanna Maulida (202102050002)

3. Resa Anggraini Adelia Isadora (202102050007)

4. Ria Oktavira (202102050008)

5. Fajar Hidayah (202102050009)

6. Riska Dwi Nandhera (202102050010)

Kelompok 1

PRODI SARJANA FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal skripsi ini yang berjudul “Terapi Panas pada Kasus Frozen
Shoulder ” telah disahkan dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh:

1. Izzah Hilmia Putri (202102050001)

2. Hanna Maulida (202102050002)

3. Resa Anggraini Adelia Isadora (202102050007)

4. Ria Oktavira (202102050008)

5. Fajar Hidayah (202102050009)

6. Riska Dwi Nandhera (202102050010)

Menyetujui,

Ariyo Dwi Hidayat, M.Pd

ii
A. Judul

TERAPI PANAS PADA KASUS FROZEN SHOULDER

B. Latar Belakang Masalah

Pada penelitian Laubscher, (2009) di Indonesia telah menunjukkan tingkat


prevalensi frozen shoulder 2% pada umumnya orang yang berusia lebih dari
40 tahun dan 70% dari pasien frozen shoulder adalah perempuan yang
menderita penyakit diabetes. Keluhan ini masih belum jelas penyebabnya
namun ada dugaan di mana frozen shoulder disebabkan oleh capsulitis
adhesiva itu sendiri yang menyebabkan disfungsi bahwa biasanya menyerang
pada usia 40 sampai 65 tahun di mana sering dominan terjadi pada wanita
(Kelley, 2013).

Secara epidemiologi onset frozen shoulder terjadi sekitar usia 40 sampai


65 tahun dari 2 sampai 5% populasi sekitar 60% dari kasus frozen shoulder
lebih banyak mengenai perempuan dibandingkan dengan laki-laki proses order
juga terjadi pada 10 sampai 20% pada penderita diabetes melitus merupakan
salah satu faktor resiko frozen shoulder (Miharjanto, 2010).

Frozen shoulder bersifat idiopatik atau penyebabnya tidak diketahui,


diduga Penyakit ini merupakan respon auto imobilisasi terhadap hasil-hasil
rusaknya jaringan lokal, selain dugaan adanya respon auto mobilisasi ada juga
faktor predisposisi lainnya yaitu usia trauma berulang, diabetes melitus,
kelumpuhan pasca operasi payudara. dan infark miokardia.

Faktor yang menyebabkan terjadinya frozen shoulder adalah capsulitis


adhesiva dimana keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang
mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi
serta tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara pelan-
pelan, nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Tanda
gejala pada kasus tersebut dapat diatasi oleh fisioterapi.

1
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi.

Modalitas fisioterapi pada kasus frozen shoulder berupa Transcutaneus


Elektrical Nerve Stimulation (TENS) alat ini dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri, Ultrasound, dan kompres hangat. Pada kasus Frozen
Shoulder akibat Capsulitis Adhesiva tindakan fisioterapi harus diberikan
sedini mungkin untuk mencegah kekakuan yang terjadi pada sendi bahu
semakin bertambah.

C. Identifikasi Masalah
Pokok bahasan yang akan dikaji pada penelitian ini adalah rehabilitasi
terapi panas pada kasus frozen shoulder yang berupa ultrasound, TENS, dan
kompres hangat. Karena semakin banyak kasus frozen shoulder yang dialami
oleh masyarakat khususnya menyerang atlet dan perempuan dengan umur
lebih dari 40 tahun. Kurang tahunya masyarakat mengenai terapi panas yang
bisa diterapkan untuk rehabilitasi pada kasus frozen shoulder.

D. Cakupan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan mengingat keterbatasan yang
dimiliki peneliti dalam melakukan penelitian, penelitian ini hanya membatasi
masalah mengenai seberapa jauh keberhasilan terapi panas terhadap
pengurangan rasa nyeri dan kekakuan otot pada individu yang mengalami
frozen shoulder.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan cakupan masalah, peneliti
merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

2
1. Bagaimana penatalaksanaan terapi panas pada kasus frozen shoulder?
2. Berapa lama frozen shoulder dapat disembuhkan dengan terapi panas?
3. Apa pengaruh dari terapi panas yang diberikan pada kasus frozen
shoulder?

F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, tujuan
peneliti melakukan penelitian ini antara lain:
1. Mengidentifikasi penatalaksanaan terapi panas pada kasus frozen
shoulder.
2. Mengidentifikasi seberapa lama kasus frozen shoulder dapat disembuhkan
dengan terapi panas.
3. Menganalisis pengaruh terapi panas pada kasus frozen shoulder.

G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan manfaat. Manfaat tersebut
dapat dilihat secara teoritis maupun praktis. Berikut beberapa manfaat
penelitian mengenai terapi panas pada kasus frozen shoulder.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat mampu memberikan
sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan khususnya kesehatan pada tulang
bahu.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, memberikan pengetahuan tentang penerepan terapi
panas pada kasus frozen shoulder sehingga mampu mengurangi rasa nyeri
pada frozen shoulder. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya
memberikan sumbangan pada kajian ilmu pengetahuan, tetapi memberikan
sumbangan informasi dalam dunia kesehatan.

3
H. Kerangka Teoretis
1. Frozen Shoulder
1.1 Pengertian Frozen Shoulder
Frozen shoulder adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri
dan keterbatasan gerak pada sendi bahu yang sering terjadi tanpa
dikenali penyebabnya. Frozen shoulder menyebabkan kapsul yang
mengelilingi sendi bahu menjadi mengkerut dan membentuk jaringan
parut(Cluett,2017).
Frozen shoulder adalah suatu gangguan bahu yang sedikit atau
sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memperlihatkan
kelainan pada rontgen, tetapi menunjukkan adanya pembatasan gerak.
Bahu Beku (Frozen shoulder) atau biasa yang disebut adhesive capsulitis
adalah suatu keadaanyang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada
sendi bahu. Frozen shoulder biasanya terjadi pada satu bahu, tetapi dapat
berlanjut pada sisi bahu yang lain. Gangguan pada sendi bahu yang
berupa nyeri baik pada gerakan aktif maupun pasif dan terbatasnya
ruang gerak akan memengaruhi kehidupan sehari-hari (Kartika Dewi,
2013).
Frozen Shoulder tidak berarti sendi bahu benar-benar “beku”
karena kaku, tetapi lebih bersifat terlalu nyeri bila dipaksakan
melakukan gerakan mencapai lingkup gerak sendi secara penuh. Pada
kondisi ini ditemukan kapsulitis, disertai sedikit atau tanpa synovitis,
tetapi tidak ditemukan arthritis, dapat ditemukan fibrosis jaringan
perikapsuler, walaupun disebutkan ada inflamasi jaringan, tetapi laju
endap darah (LED) tetap normal ( WR Mutaqin, 2016).
1.2 Penyebab Frozen Shoulder
Penyebab dari frozen shoulder belum diketahui pasti. Adapun
faktor predisposisi yaitu immobilisasi yang lama, akibat trauma, over
use, cidera atau operasi pada sendi. Walaupun banyak peneliti
sependapat bahwa immobilisasi merupakan faktor penting dari
penyebab frozen shoulder sendi glenohumeral (Miharjanto et al.,

4
2010).Menurut AAOS faktor predisposisi frozen shoulder anatara
lain : immobilisasi lama, trauma, over use, injuries, operasi pada sendi,
hipertitoidisme, penyakit kardiovaskuler dan depression.

Frozen Shoulder dapat terjadi karena penimbunan kristal kalsium


fosfat dan kalsium karbonat. Penimbunan pertama kali ditemukan pada
tendon dan biasanya menyebar menuju ruang bawah bursa
subdeltoideus sehingga terjadi radang bursa. Radang bursa terjadi
berulang-ulang karena adanya penekanan yang terus menerus dapat
menyebabkan penebalan dinding dasar dengan bursa akhirnya terjadi
perikapsulitis adhesiva.

2. Terapi Panas
2.1 Pengertian Terapi Panas
Terapi panas (thermotherapy) merupakan pemberian aplikasi
panas pada tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis.
Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan
ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi
berbagai jenis nyeri yang lain.
Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran
darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga
meningkatkan elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.
Thermotherapy sering dipergunakan pada fase kronis cedera.
Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Terapi Panas pada
tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya.
Kompres panas akan menghangatkan menghangatkan area tubuh
tersebut.

5
2.2 Penatalaksanaan Terapi Panas pada Kasus Frozen Sdoulder
2.1.1 Ultra Sound
Pelaksanaannya posisi pasien supine lying posisi terapis
di samping pasien. Sebelum terapi terapis memberikan
penjelasan kepada pasien bahwa efek dari modalitas ultrasonik
adalah hangat bukan panas. Sebelum terapi terlebih dahulu
berikan gel pada araea yang akan diterapi atur waktu dan
intensitas. Waktu terapi 7 menit dan intensitas 2 Mhz.
Transduser harus kontak langsung dengan kulit kemudian klik
start dan tranduser digerakkan sirkuler atau memutar sesuai
dengan jarum jam. Apabila pasien merasakan terlalu panas
intensitas dapat diturunkan. Dan setelah terapi alat dimatikan
dirapikan dan dikembalikan ke tempat semula.
2.1.2 TENS
Modalitas terapi fisik ini dapat dipergunakan untuk
nyeri akut maupun nyeri kronis, dan sering digunakan untuk
meredakan nyeri pada capsulitis adhesiva. Untuk peletakan
elektroda dan pemilihan parameter perangsangan sampai
sekarang masih lebih banyak bersifat seni dan subjektif.
Namun peletakan elektroda harus tetap
berdasarkanpengetahuan akan dasar-dasar anatomi dan
fisiologi. Letak elektroda yang biasa dipilih yaitu: daerah
paling ngeri, dermatom saraf tepi, motorpoint, Trigger point,
dan titik akupuntur.
Stimulasi juga dapat disertai dengan latihan titik
misalnya keterbatasan gerak abduksi, elektrode aktif atau
negatif ditempatkan pada tepi depan aksila dan elektroda ke 2
di letakkan pada bahu atau diatas otot deltoid penderita. Pasien
berdiri di samping sebuah dinding dan diminta meletakkan jari-
jarinya pada permukaan dinding titik pada saat stimulasi jari-
jari tangan pasien diminta untuk berjalan ke atas dinding

6
tersebut. Lama pemberian stimulasi bervariasi dari 30 menit
sampai beberapa jam dan tidak dapat dilakukan sendiri oleh
penderita titik angka keberhasilan untuk menghilangkan nyeri
bervariasi dari 25% sampai 80 sampai 95%.
2.1.3 Kompres Hangat
Kompres panas atau hangat dengan menggunakan handuk
yang diletakkan pada bahu sekurang-kurangnya 15 menit
secara teratur dan rajin menggerak-gerkkan bahunya kesemua
arah gerakkan dapat meringankan keluhan pasien.
Bantal pemanas yaitu bantal yang digunakan berupa
kain yang berisi silica gel yang dapat dipanaskan. Biasanya
bantal panas dipergunakan untuk mengurangi nyeri otot pada
leher, tulang belakang, dan kaki. Bantal pemanas juga
dipergunakan untukmenangani kekakuan atau spasme otot
inflamasi pada tendon dan bursa. Terapi panas di kulit
menggunakan hotpad pada area pinggang dengan suhu 40°
celcius meningkatkan suhu di bawah jaringan kulit sebanyak 5
derajat Celsius 3,5 derajat Celcius dan 2 derajat Celcius pada
jaringan otot diketebalan 19 mm, 22 mm, dan 38 mm.
2.3 Jangka Waktu Frozen Shoulder dapat Disembuhkan dengan Terapi
Panas
Penyembuhan kasus frozen shoulder dengan terapi panas
membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun tergantung tingkat
keparahan yang dialami pasien.
2.4 Pengaruh Pemberian Terapi Panas pada Kasus Frozen Shoulder
1. Mengurangi kekakuan sendi.
2. Mengurangi nyeri.
3. Mengurangi ketegangan otot.
4. Mengurangi edema/pembengkakan pada fase kronis dan
meningkatka aliran darah.
5. Dapat meningkatkan elastisitas jaringan kolagen.

7
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan dalam bentuk
tulisan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berarti studi
yang mencakup penggunaan dan pengumpulan berbagai data empirik yang
dianalisis dan dideskripsikan selanjutnya disimpulkan berdasarkan temuan
dan analisis yang telah dilakukan
Menurut Moleong ( 2005:6 ), penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subyek penalitian. Ciri penelitian ini adalah ( a ) menggunakan pola
piker induktif ( empiris dan rasional ) ; ( b ) prespektif / partisipan sangat
tinggi dan sangat diutamakan ; ( c ) tidak menggunakan rancangan
penelitian ; ( d ) tujuannya untuk memahami, mencari makna di dalam data
; ( e ) subyek yang diteliti bias berubah.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah warga Rt.01 Rw.11 Desa Gebangkerep
tahun 2021, dengan jumlah sebanyak 10 orang diantaranya 5 atlet dan 5
perempuan dengan usia lebih dari 40 tahun.
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.
a. Observasi
Menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (2011: 182), metode observasi
merupakan metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu,
seseorang suatu lingkungan secara tajam terperinci, dan mencatatnya
secara akurat dalam beberapa cara.
Observasi dilakukan melalui pengamatan mengenai pengaruh
terapi panas yang diberikan kepada penderita frozen shoulder dan
mencatatnya agar data yang dipeoleh ketika observasi tidak tercecer.

8
b. Wawancara
Menurut Ratna (2010 : 222),Wawancara (interview) adalah cara-
cara untuk memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-
cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan
kelompok. Wawancara melibatkan dua komponen, pewawancara yaitu
peneliti itu sendiri dan orang yang diwawancarai.
Pedoman wawancara:
1. Menurut anda setelah dilakukan terapi panas secara teratur bisa
membantu meredakan nyeri yang dirasakan?
2. Apa progres yang anda rasakan setelah dilakukannya terapi
panas secara teratur?
3. Dari semua penatalksanaan yang telah diberikan, menurut anda
mana yang lebih berperngaruh terhadap frozen shoulder yang
dialami?
4. Prosedur Analisa Data
Prosedur analisa data yaitu dengan cara mendeskripsikan
permasalahan yang sudah ditetapkan, dan selanjutnya dianalisa dan
disimpulkan.
Kegiatan ini meliputi memilah data yang sudah diperoleh
berdasarkan masing-masing kelompok fokus, disajikan dan dianalisa, dan
selanjutnya disimpulkan sesuai dengan fokus yang sudah ditetapkan,
dalam bentuk tabel, diagram, ataupun dalam bentuk penjelasan lainnya.

5. Teknik Analisa Data


Sumber data dari penelitian ini adalah sebagian masyarakat Desa
Gebangkerep Rt 01 Rw 11. Sumber data menurut Suharsimi
Arikunto(2013: 172), sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.
Sumber data terdiri dari :
(a) Data Primer, menurut Bambang Supono ( 2013: 142), adalah sumber
data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli ( tidak melalui
media perantara )

9
(b) Data Sekunder, menurut Husein Umar ( 2013: 42), merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.
J. Daftar Pustaka

Hidayat Anwar. (2012). Penelitian Kualitatif (Metode): Penjelasan Lengkap.


https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html. Diakses pada
29 Desember 2021.
Nn. (2016). Terapi Panas dan Dingin pada Cedera/Trauma. Dari
http://fisioterapi-lydaaswita.blogspot.com/2016/01/terapi-panas-dan-dingin-
pada-trauma.html?m=1 diakses pada 26 Desember 2021.
Nn.(2020). Terapi Panas (thermotherapy) Fisioterapi : Defenisi, Jenis,
Indikasi, Efek, Dan Resiko. https://www.sipatilmuku.xyz/2020/03/terapi-
panas-thermotherapy-fisioterapi-definisi-jenis-indikasi.html?m=1diakses
pada 26 Desember 2021.
Nur Hidayah, Ninik, dan Mutaqin, Wawan Ridwan. (2016). Pengaruh Senam
Bahu Terhadap Intensitas Nyeri Dan Kemampuan Kemandirian Aktivitas
Fungsional Pada Pasien Frozen Shoulder. Jurnal terpadu ilmu kesehatan, vol
5 (01), 46-47.
Dewi Kartika. (2013). “Akupuntur sebagai Terapi pada Frozen Shoulder”.
Jurnal Kedokteran Maranatha. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Maranatha.
Amalia Putri Yunida. (2015). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen
Shoulder E.C Tendinitis Supraspinatus Sinistra Dengan Modalitas
Ultrasound Dan Terapi Manipulasi Di Rs Pku Yogyakarta. Program Diploma
Iii Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Syafaati, queen dan Wara BM. (2018). Pengaruh Kompres es dan kompres
hangat terhadap penyembuhan cedera ankle pasca manipulasi topurak pada
pemain futsal.Vol. XVII No. 2, Hal. 136-144.

10
Rifa. 2021. Frozen Shoulder: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan.
https://www.idntimes.com/health/medical/rifa-2/frozen-shoulder-c1c2.
Diakses pada 29 Desember 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai