Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PNEUMOTHORAKS

DISUSUN OLEH:
AKBAR NUR FEBRIANSYAH (21121054)
ALDA VISTA ( 21121055)
AWALIA MILA BASMALA (21121060)
RINTAN PUTRI ARIANIE (21121091)
RITA HERLINA (21121092)
INDRI SAFITRI (21121103)

Dosen Pengampu :
Yulius Tiranda S.Kep,.Ns.M.Kep.,Ph.D

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMI 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,


Puji dan syukur ke hadiran Allah swt yang telah menulis kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan Batasan waktu yang di tentukan
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Dewasa
Sistem Pernafasan, Kardiovaskuler, Hematologi dengan judul
“PNEUMOTHORAKS”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki.
Oleh karena itu, kami mengharaokan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan selamat membaca.
Wassalamua’laikum Warrahmatulahi Wabarakatuh

Palembang, 19 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
2.1 DEFINISI PNEUMOTHORAKS.........................................................................................5
2.2 EPIDEMIOLOGI...................................................................................................................6
2.3 TANDA DAN GEJALAH.....................................................................................................6
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK........................................................6
2.6 PENATALAKSANAAN.......................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


pneumothorax merupakan keadaan gawat darurat dengan angka kematian tinggi
yang bisa ditangani dengan tindakan sederhana. Selain banyak disebabkan karena
trauma toraks, tension pneumothorax jarang disebabkan penyakit infeksi seperti
tuberkulosis paru. Selama ini penanganannya dengan needle thoracocentesis di sela
iga kedua linea mid-klavikula dan pemasangan chest tube-WSD di sela iga kelima.

Pneumotoraks spontan dibagi menjadi 2, yaitu primer (terjadi tanpa adanya penyakit
paru yang diketahui, termasuk iatrogenik) dan sekunder (terjadi pada pasien yang
mengidap penyakit paru). Pneumotoraks spontan sekunder tersering terjadi pada pasien
dengan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) sebanyak 70%, diikuti penyakit paru
lain seperti tuberkulosis. Angka kejadian pneumotoraks spontan terdapat 18 hingga 28
kasus pada laki-laki dan 2 hingga 6 kasus pada wanita untuk tiap 100.000 populasi.
Berdasarkan Uraian di atas, maka penulis tertarik untuk Menyusun Karya
Tulis ilmiah tentang studi literatur : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
Pneumothoraks dengan masalah Keperawatan Ketidak Efektifan Pola Nafas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Asuhan keperawatan Pada Pasien Dewasa Pneumothoraks


Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas?

1.3 TUJUAN

Agar para pembaca mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien


dewasa pneumothoraks dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola
nafas?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PNEUMOTHORAKS
Pneumothoraks adalah kondisi Ketika udara terkumpul di rongga pleura, yaitu ruang di
antara paru paru dan dinding dada. Udara tersebut dapat masuk akibat adanya cedera di dada
atau robekan di paru paru. Akibatnya paru paru jadi mengempis (kolaps) dan tidak bisa
mengambang
Penyebab Pneumothoraks ada 2.
1. Pneumothoraks traumatic
Yang di sebabkan adanya cidera pada dinding dada. Misalnya luka tusuk atau tembak
ataupun akibat dari perawtan medis
2. Pneumothoraks nontraumatic
Yang terjadi secara spontan tanpa di awali oleh cidera yang di bagi menjadi 2 yaitu
1. Pneumothoraks spontan primer
Terjadi pada seseorang tanpa Riwayat penyakit paru paru
2. Pneumothoraks spontan sekunder
Terjadi pada seseorang yang memiliki Riwayat penyakit paru

Kedua jenis Pneumothoraks tersebut dapat bertambah parah jika terjadi Tension
Pneumothoraks yaitu suatu keaadaan saat udara yang terkumpul dalam rongga
pleura tidak dapat keluar sedangkan udara dari dinding dada dan paru terus
masuk menuju rongga tersebut, keadaan ini akan semakin mendesak dan menekan
jantung paru dan pembuluh darah.

Pneuthoraks traumatic di bagi lagi menjadi 2 yaitu Iatrogenik dan non


iatrogenic, iatrogenic disebabkan oleh karena Tindakan medis
Pneuthoraks traumatic iatrogenic aksidental dan artificial.
Pneuthoraks traumatic iatrogenic aksidental adalah suatu pneutoraks yang
terjadi akibat Tindakan medis karena kesalahan atau komplikasi dari Tindakan
tersebut.
Pneutoraks traumatic iatrogenik artifisial adalah suatu pneumotoraks yang
sengaja dilakukandengan cara mengisikan udara ke dalam rongga pleura.
Pneuthoraks non iatrogenic disebabkan oleh karena trauma seperti trauma tajam
akibat kecelakaan lalu lintas.

2.2 EPIDEMIOLOGI
Pneumothoraks iatrogenic lebih sering terjadi dibandingkan Pneumothoraks
spontan, pada Pneumothoraks iatrogenic yaitu oleh karena evek samping
Tindakan
Insiden Pneumothoraks iatrogenic : 5/10.000 kasus dalam rawat inap di RS
Pada Pneumothoraks spontan terjadi lebih sering dari laki laki dari pada
perempuan
Insiden kejadian tahuan :
(Pneumothoraks spontan primer) pada laki laki 18-28/100.000
Dan pada perempuan 1,2 – 6,0/100.000
(Pneumothoraks spontan sekunder) pada laki-laki 6,3/100.000 dan pada
perempuan 2,0/100.00

2.3 TANDA DAN GEJALAH


Gejala dan tanda pneumothorax keluhan yang sering muncul diantaranya adalah:
1. Sesak nafas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Sering kali sesak
dirasakan mendadak dan dapat bertambah makin berat.
2. Nyeri dada, yang di dapatkan 75-90% pasien. Nyeri yang dirasakan tajam
pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak
pernafasan.
3. Batuk batuk, yang di dapatkan pada 25-35% pasien .
4. Dnyut jantung dan frekuensi nafas meningkat.
5. Kulit tampak sianosis karena kadar oksigen dara yang kurang.
6. Tidak menunjukkan gejalah yang terdapat pada 5-10% pasien. Biasanya pada
jenis pneumothotaks spontan primer.

Pemeriksaan fisik toraks:


 Inpeksi: pergerakan dinding dada menurun/tertinggal di salah satu sisi
 Palpasi: penurunan atau tidak ada premitus
 Perkusi: Hipersonor(bunyi resonansi dengan tinggi nada rendah, bergaung dan
terus menrus mendekati bunyi timpani)
 Auskultasi: penurunan bunyi nafas atau tidak ada sama sekali pada sisi dada
yang mengalami pneumothoraks

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK


1. Foto Rontgen
Gambar radiologis yang tampak pada foto rontgen kasus pneumotoraks antara
lain:
a. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan
tampak garis yang merupakan tepi paru.
b. Paru yang mengalami kolaps akan tampak seperti masa radio opaque yang
berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas
sekali.
c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium
intercostals melebar, diafragma mendatar, dan tertekan kebawah

2. CT-Scan thoraks
CT- sanc toraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa
dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan
ekstrapulmoner untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan
sekunder.

Diagnosis dilakukan secara klinis tanpa pemeriksaan radiologi yang menunda


penanganan. pneumothorax biasanya ditangani secara darurat dengan dekompresi
jarum (needle decompression atau disebut
juga needle thoracocentesis) dengan cara memasukkan kateter jarum besar ke
dalam ruang pleura (kavum
pleura). Lokasi penusukan di interkostal kedua (ICS II) di linea mid-klavikula.
Karena faktor tebalnya
dinding dada, kekakuan kateter, dan komplikasi teknis atau anatomis, dekompresi
dengan jarum bisa gagal.
Faktor ketebalan dinding dada, misalnya pasien dengan otot dada tebal atau
obesitas mempengaruhi
keberhasilan dekompresi needle. Selain itu, kesalahan identifikasi ICS kedua juga
sering terjadi. Panjang
needle 5 cm akan dapat menembus kavum pleura >50%, sedangkan panjang
needle 8 cm dapat menembus
kavum pleura >90%. Bukti terbaru mendukung penempatan kateter needle ukuran
besar di interkostal kelima
(ICS V).

2.5 PATOFISIOLOGI
Pada kondisi normal, tekanan dalam rongga paru lebih besar di bandingkan di
dalam rongga pleura dan tekanan rongga pleura negative bila di bandingkan
dengan atmosfer.Komunikasi abnormal dapat terjadi antara alveolus dan rongga
pleura. Saat terjadi komunikasi abnormal, misalnya akibat trauma, akan terjadi
perpindahan udara dari rongga alveolus ke rongga pleura. Keadaan ini juga akan
menekan rongga mediastinum( jantung, pembuluh darah, trakea)
Ketika volume udara intra pleuranya itu meningkat maka terjadilah hiperekspansi,
jarak dinding dada dan paru menjauh. Paru terjadi colaps pulmo ipsilateral, akan
terjadi gangguan ventilasi, volume tidal berkurang, polume O2 turun, gangguan
divusi, saturasi O2 turun menjadi 90%(sesaknafas) dan terjadi hipoksemia

2.6 PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis:
Berikut ini adalah beberapa metode penatalaksanaan yang dapat digunakan untuk
menangani pneumothorax:

1. Pemantauan atau observasi

Jika hanya sebagian kecil paru-paru pasien yang kolaps dan tidak ada gangguan pernapasan
berat, dokter mungkin hanya akan memantau kondisi pasien.
Pemantauan dilakukan dengan menjalankan foto Rontgen secara berkala sampai paru-paru
pasien bisa mengembang kembali. Dokter juga akan memberikan oksigen jika pasien sulit
bernapas atau kadar oksigen di dalam tubuhnya menurun.

Selama masa pemantauan, dokter akan meminta pasien tidak melakukan aktivitas berat,
bepergian menggunakan pesawat terbang, atau menyelam, sampai paru-paru pulih.

2. Aspirasi jarum atau pemasangan selang dada

Jika sebagian besar paru-paru sudah kolaps, dokter harus mengeluarkan kumpulan udara di
rongga pleura. Untuk melakukannya, dokter dapat menggunakan metode-metode berikut
ini:

Aspirasi jarum, yaitu dengan menusukkan jarum ke dalam dada pasien. Pemasangan selang
dada dilakukan dengan memasukkan selang melalui sayatan di sela-sela tulang dada
sehingga udara bisa keluar melalui selang tersebut.

Pleurodesis

Untuk mencegah kambuhnya paru-paru kolaps, dokter akan melakukan prosedur


pleurodesis. Tindakan ini dimulai dengan membuat sayatan di sela tulang dada
pasien.Selanjutnya, dokter akan memasang tabung khusus untuk menyalurkan bahan kimia
tertentu, seperti doxycycline. Bahan kimia tersebut akan melekatkan paru-paru ke dinding
dada sehingga mencegah udara luar masuk ke dalam rongga dada.

3. Operasi

Operasi dilakukan jika metode penanganan lain tidak efektif atau pneumothorax kembali
kambuh. Operasi dilakukan untuk memperbaiki bagian paru-paru yang bocor. Pada kasus
yang parah, dokter akan melakukan lobektomi, yaitu pengangkatan bagian paru-paru yang
kolaps.

2.Penatalaksanaan Keperawatan:

1. Pengkajian perawat
a. System respirasi
b. System kardiovaskuler
c. System gastrointestinal
d. System perkemihan

2. Melakukan diagnosa
Seperti pola nafas tidak efektif, rasa cemas, nyeri paska Tindakan
medis
3. Rencana Tindakan keperawatan

a. Pemantauan terhadap kondisi pasien antara lain:

1) Tingkat kesadaran
a) Tanda vital : BP, HR, RR, Suhu
b) Pantau hasil AGD
c) Pantau pengembangan paru
d) Pantau alat bantu oksigenasi pada klien

b. Kolaborasi dengan medis, pemberian:


2) Analgesic
a) Ajarkan pasien nafas dalam
b) Perhatikan posisi chest tube
c) Bekerja secara steril terutama dalam penggantian atau perawatan
ches tube

4. Pelaksanaan keperawatan
a. Memberikan pengertian tentang penyakit
b. Menganjurkan klien nafas dalam dan batuk efektif
c. Mengajrkan klien cara perawatan WSD
d. Mengobservasi TTV

5. Evaluasi

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleira terisi oleh udara,
sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yang menimbulkan gangguan
dalam pengembangannya terhdap rongga dada saat proses respirasi. Oleh karena itu pada
pasien sring mengeluhkan adanya sesak nafas dan nyeri dada.
Dalam menentukan diagnose pneumothoraks seringkali didasarkan pada hasil
foto rongent berupa gambar translusen tanpa adanya corakan bronkovaskuler pada lapang
paru yang terkena, disertai adanya garis putih yang merupakan batas paru (colaps Line)
Pada prinsip nya, penanganan pneumootoraks berupa observasi dan pemberian O2
yang dilanjutkan dengan dekompresi. Untuk proses medikasi disesuaikan dengan penyakit
yang mendasarinya.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan S, Andrean. (10 Maret 2013). "Referat catamenial pneumothorax"
https://www.slideshare.net/geelieman1990/referat-catamenial-pneumothorax, diakses pada 16
September 2022, Pukul 19.00.

Mahasiswa FK UNTAD, Badan Eksekutif. (28, Mei 2020). "Pneumothorax (BEM FK


UNTAD)" https://youtu.be/2p0FTUgZsQA, di akses pada 16 September 2022, pukul 21.00.

Sophiatul, Rida. ( 7, April 2021). "Patofisiologi Pneumothoraks"


https://youtu.be/qPVKw8k_r1s, diakses pada 15 September 2022, pukul 13.50.

Malik, Ricat H. Penanganan Gawat Darurat Tension Pneumothorax Dengan Needle


Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan Mini-WSD: A Case Report.
Volume 11 no 2, April 2020 p-ISSN 2086-3096 e-ISSN 2502-7778

Anda mungkin juga menyukai