Anda di halaman 1dari 2

Dogmatik Hukum Bagian 1: Kaedah Hukum

Pengantar:

- Ilmu hukum mempelajari sistem hukum, sistem hukum tersusun atas banyak unsur (buku
sudikno
- REMEMBER! Hukum itu bicara soal yang seharusnya (dan itu subjektif makananya semi rasional)
- Didalam dogmatic hukum mempelajari hukum positif dan dogamtik hukum tu tersusun atas
kaedah hukum dan konsep hukum. sehingga bisa dikatakan setiap hukum positif pasti
mengandung kaedah hukum dan harus ada pengertian pokok/konsep hukumnya,
- Dalam ilmu hukum kita menggunakan pandangan yang positifis
- Ada yang tidak ilmiah didalam hukum:
- Hukum itu ditaati meskipun hukum ga memuat dosa ataupun sanksi tapi karena itu memang
konsekuensi hukum. contohnya ada intensi berupa perasaan takut (dari sisi psikologis). Wujud
ketakutan kita terhadap hukum itu disebut sebagai pertanggungjawaban.
- Hukum itu bukan sebab akibat tapi kondisi dan konsekuensi (konsekuensi ini berarti luas! Engga
hanya sanksi, dan banyal hal lainnya)

Yang perlu diperhatiakn saat melihat kaedah hukum

- Sebagai sebuah kaedah positif (didalam hukum posistif) itu tersusun atas hierarkis dari sesuatu
yang abstrak atau umum turun hingga menjadi khusus dan konkret
- Setiap kaedah hukum memiliki karakter yang berbeda-beda,

Isi dan sifat kaedah hukum itu ada 3 (ada di substansi hukum manapun!)

- Ditinjau dari isinya, terdapat tiga macam kaidah hukum yaitu yang berisikan suruhan (gebod),
yang berisikan larangan (verbod), dan yang berisikan kebolehan (mogen)
- Gebod dan verbod disebut kaidah hukum imperatif. Imperatif artinya secara á priori harus
ditaati dan dalam suatu keadaan konkrit tidak dapat dikesampingkan oleh sebuah perjanjian
yang dibuat antara para pihak.
- Mogen disebut kaidah hukum fakultatif. Artinya dalam keadaan konkrit dapat dikesampingkan
oleh perjanjian yang dibuat para pihak. Apabila para pihak sebelumnya tidak membuat
perjanjian, maka tetap berlaku secara á priori.
- Aada juga kaidah hukum yg tersusun secara kategoris dan tidak memuat sanksi
- Istilah dwingendrecht (hukum memaksa) bagi hukum imperatif dan regelend-recht atau
aavullend-recht (hukum mengatur atau hukum menambah) bagi hukum fakultatif adalah salah
karena ada hukum yang memaksa dan mengatur.
- Istilah normatif sebagai sinonim dari imperatif salah karena kata dasar norm berarti memberi
patokan atau pedoman.

Garis besar mengenai kaidah hukum:

- Dapat disimpulkan bahwa kaidah hukum dapat menyebabkan adanya paksaan.


- Paksaan dari diri sendiri datang karena,
1. Hasrat manusia untuk hidup sayogya atau pantas
2. Gregariousness yang membuat manusia membatasi dirinya agar dapat hidup bersama
3. Karena manusia memiliki kecenderungan untuk memberikan pandangan mengenai hal
diluar dirinya ketimbang menyelami diri sendiri, maka dikatakan kaidah hukum adalah
memaksa.
- Paksaan dari pihak lain datang dari polisi, jaksa, hakim, dan lainnya.

Perumusan dan esensi kaidah hukum: (ini nyatetnya mulai ngaco bc ga paham)

- Kaidah hukum itu kan berisi yang seharusnya dan ditempatkan


- Jadi didalam kaidah hukum ini ga hanya berisi yang seharusnya tapi juga ada sesuatu yang
menyimpang dimana sesuatu yang tidak seharusnya tapi karena ditetapkan secara normative,
maka yang “tidak seharsunya” ini dijadikan bagian “yang seharusnya”
- Jadi klo ada org yang melakukan penyimpangan tapi ada dasarnya dalam yg seharusnya maka
dia di dispensasi
- Ada 2
1. Pembenaran: ada yag dipa
2. Bebas kesalahan
- Landasan
1. Sosiologis
2. Yuridis
3. Filosofis
- Sasaran
1. Wilayah
2. Pribadi
3. Masa
4. Ihwal

Anda mungkin juga menyukai