Anda di halaman 1dari 28

LAMPUNG

th
PITNAS 30
IPDI 2022
6-8 Oktober 2022
SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA • Nira IPDI
Tommy Benyamin Salawaney Skep.Ners
• 180051006086

• Unit Dialisis

• RS Advent Bandar Lampung

• Wakil Ketua IPDI Prov. Lampung

Profesi Ners Universitas Advent


Indonesia
• Bandung

• Email

• benysalawaney@gmail.com
Riwayat organisasi / pekerjaan

Ka. Ruang Hemodialisis


Ka. Ruang Hemodialisis RS. Advent Bandar
1 RS. Advent Bandung 2 Lampung 2010-
1989-2010 Sekarang

Wakil ketua 2 IPDI


Wakil Ketua IPDI
3 PPGI 2008-2012 4
Lampung
Management of Pain in Patients with Kidney Disease
Undergoing Hemodialisis
• N ye r i a d a l a h g e j a l a ya n g ko m p l e ks d a n m e n j a d i p e r h a t i a n u m u m
u n t u k s e m u a p a s i e n d• eSimple
n ga n p ediolumdins
nya k i t k ro n i s . S e c a ra k h u s u s , p e nya k i t
g i n j a l sta d i u m a k h i r ( E S R D ) . Pa d a Ke nya ta a n nya 6 0 - 9 0 % p e n d e r i ta G G K
m e n j a l a n i t e ra p i g i n j a l p e n n ga n t i , ya n g m e n i m b u l ka n ta n ta n ga n u n i k .

• Pa s i e n ya n g m e n j a l a n i h e m o d i a l i s i s s e r i n g m e l a p o r ka n nye r i d e n ga n
p e nye b a b m u l t i fa k t o r i a l , t i d a k t e r b a ta s p a d a ya n g d i a l a m i l a n g s u n g
d a r i p e ra w a ta n h e m o d i a l i s i s . . R a s a s a k i t m e r e ka m u n g k i n b e rs i fa t
n o s i s e p t i f, n e u ro p a t i k , s o m a t i k a ta u v i s e ra l .
• Clinical Kidney Journal, Volume 7, Issue 4, August 2014, Pages 367 –372

Meskipun demikian, rasa sakit pada populasi ini tetap kurang dikenali dan kurang
diobati. Meskipun beberapa alat telah digunakan untuk mengukur nyeri pada pasien
yang menjalani hemodialisis seperti yang dilaporkan dalam literatur, tidak satupun dari
mereka telah divalidasi secara khusus pada populasi ini.

Memahami penyebab nyeri adalah langkah pertama dalam membantu pasien


mengelolanya dengan tepat. Manajemen nyeri yang tepat sangat penting karena nyeri
yang tidak dikelola dapat menyebabkan depresi, yang dapat menyebabkan pasien menarik
diri dari perawatan dialisis mereka
5
Klasifikasi Nyeri
A. NYERI AKUT
Nyeri Visceral
Merupakan bentuk dari nyeri akut yang disebabkan oleh proses penyakit atau fungsi
abnormal dari organ dalam atau jaringan pembungkusnya (parietal pleura, perikardium,
peritonium)

B. NYERI KRONIK
Didefinisikan sebagai nyeri menetap melewati periode akut suatu penyakit atau periode
waktu untuk sembuh. Periode ini dapat bervariasi antara 1-6 bulan.
Suatu faktor pembeda nya adalah pada nyeri ini psikologis dan lingkungan memegang
peranan penting.
• Nyeri adalah sinyal alarm yang membutuhkan perhatian. Apakah rasa sakit itu
berlangsung beberapa menit atau bulan, itu menuntut respons. Mengabaikan rasa sakit
berarti mengundang konsekuensi serius.

• JAMA Internal Medicine melaporkan bahwa orang tua dengan nyeri kronis mengalami
penurunan memori yang lebih cepat dan lebih mungkin untuk mengembangkan demensia.

• Pain Medicine melaporkan bahwa osteoarthritis dan nyeri sendi terkait sangat terkait
dengan kehilangan memori.

• Perawatan & Penelitian Arthritis melaporkan bahwa rasa sakit yang cukup parah untuk
mengganggu kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.

Pada tahun 2011, Pain Medicine melaporkan bahwa nyeri kronis “berdampak negatif
pada berbagai aspek kesehatan pasien, termasuk tidur, proses kognitif dan fungsi otak,
suasana hati/kesehatan mental, kesehatan jantung, fungsi seksual, dan kualitas hidup
secara keseluruhan.”
Nyeri Kronis

• Rasa sakit yang tidak terkontrol dapat memiliki konsekuensi di luar persepsi
langsung tentang rasa sakit dan dapat berdampak negatif pada
kesejahteraan pasien di berbagai tingkatan. Diketahui bahwa adanya rasa
sakit memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien pada terapi HD
kronis dan dapat memainkan peran penting dalam komorbiditas gejala
kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan (Fleishman et al., 2018;
Theofilou dkk., 2013; Weisbord, 2016).
•.
Faktor Yang Berkontribusi Nyeri
pada pasien Hemodialisa
Gagal Ginjal
Stadium Akhir DIALYSIS NYERI KRONIS
(ESRD

Diabetes

Prevalensi Penyakit Kronik Penyuntikan Fistula


POLINEUROPATI

Keram Otot
Proses Dialisis

Distensi Abdomen

9
> 6 wk
Tidak khas
Onset Cepat
Durasi < 6 wk
RESPON TERHADAP NYERI

FISIOLOGIS
PERILAKU
↑ heart rate
↑ Tekanan darah Cemas
↑ respirasi Gelisah
Keringat dingin Sulit berkonsentrasi
Dilatasi pupil Disstress
immobilisasi
RUANG LINGKUP NYERI

UNIT HD
TATA KELOLA NYERI
SKRINING
&
ASESMEN
AWAL
TAHAPAN PENILAIAN NYERI

FREKUENSI

RENCANA
DURASI
INTERVENSI

INTENSITAS

JENIS NYERI TRIGGER

LOKASI
• Awal pasien masuk
• Paska pembedahan/Tindakan
Penusukan Akses
• Paska intervensi nyeri
• Selama Tindakan Hemodialisis
PENGUKURAN NYERI
Untuk dewasa dan
anak > 3 tahun

PAINAD
(Pain Assessment in
Advanced Scale)
Untuk pasien
demensia
CPOT
(Critical care Pain
Observation Tool)
Untuk pasien intensif
TATATALAKSANA DAN TERAPI
Non Farmakologis
▪ Edukasi
▪ Relaksasi
▪ Konseling psikoterapi
▪ Hypnosis
▪ Doa, meditasi

Farmakologis
TATALAKSANA NYERI NON FARMAKOLOGIK
• Terapi comforting : mengajak orang tua / wali untuk memberikan
pelukan ke anak yang sedang mengalami nyeri .

• Distraksi terhadap nyeri: mengalihkan atensi ke hal lain seperti musik,


cahaya, warna, komputer, permainan, film, dan sebagainya

• Terapi perilaku : mengurangi perilaku yang dapat meningkatkan nyeri


dan meningkatkan perilaku yang dapat menurunkan

• Terapi relaksasi : mengepalkan dan mengendurkan jari tangan,


menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam dan membuang
nafas perlahan - lahan
MANAJEMEN NYERI
TATALAKSANA NYERI FARMAKOLOGIS
1. Topikal NSAID
2. Topikal Lokal anestesi (lidokain patch, EMLA)
JIKA DIBUTUHKAN
3. Parasetamol
4. NSAID
5. Anti depresan (amitriptilin, despiramin, dll)
6. Anti konvulsan (Carbamazepin, gabapentin)
7. Antagonis kanal Calsium (verapamil, ziconotide, nimodipin, dll)
8. Opioid
ASESMEN ULANG NYERI
Nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan
adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
▪ Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
▪ Dilakukan pada pasien yang mengeluh nyeri 1 jam setelah tata laksana nyeri,
setiap 4 jam (pada pasien yang sadar/bangun), pasien yang menjalani
prosedur kedokteran yang menyakitkan, sebelum transfer pasien dan
sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
▪ Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang
setiap setiap 8 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obatan intravena
▪ Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam
setelah pemberian obat nyeri.
CONCLUSION
➢ Nyeri sering terjadi pada pasien gagal ginjal kronik baik pada pasien hemodialisis maupun CAPD

➢ Nyeri yang terjadi pada Tindakan terapi pengganti ginjal haruslah segera diatasi atau dikelola agar
pasien tidak mengalami nyeri kronis yang membuat trauma atau depresi sehingga menyebabkan
penurunan kualitas hidup baik secara fisiologis maupun patologis

➢ Dengan mengetahui jenis – jenis nyeri, alat penilian dan manajemen nyeri maka team
multidisiplin dapat melakukan Tindakan tepat dan cepat untuk mengatasi nyeri pada pasien
tersebut

➢ Masih sedikit penelitian mengenai penanganan nyeri pada pasien hemodialisis di Indonesia,
namun dengan adanya sebagian penelitian yang telah dilakukan dapat membantu kita untuk
mengembangkan serta memodifikasi penelitian yang sudah ada menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai