PENDAHULUAN
Pada organisasi yang berorientasinya profit, atau yang bertujuan mencari laba,
kepuasan konsumen, dan memberikan layanan sebesar sumber daya yang dimiliki
organisasi.
merupakan tanggungjawab dari rumah sakit, maka rumah sakit dituntut untuk
penghasilan dari pendapatan jasa dan fasilitas yang diberikan, salah satunya
adalah fasilitas medis dan obat-obatan. Rumah sakit setiap saat akan memerlukan
alat medis dan obat-obatan dalam menangani pasien, karena alat medis dan obat-
obatan adalah salah satu faktor penting sebuah instalasni kesehatan dalam
1
2
Salah satu kegiatan dari instansi rumah sakit yang sangat rutin dilakukan
terpisahkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit. Dalam proses pengadaan sangat
pengadaan ini mengalami kecacatan baik disengaja maupun tidak disengaja bisa
berakibat fatal karena akan berpengaruh pada aktivitas langsung rumah sakit, oleh
karena itu maka pengadaan dalam rumah sakit harus berjalan baik dan efektif.
pengadaan fasilitas medis yaitu fasilitas medis yang fungsinya habis pakai yang
yaitu adalah kain kasa, plester, alat suntik, pembalut ibu melahirkan, kateter, pot
urine steril (wadah urine steril), kantong infus dan selang infus, tabung oksigen,
pispot, kantong urine, masker, sarung tangan, penutup rambut atau nurse cap,
selang bantu makanan, selang pencuci isi perut, tissue, serta alcohol. Obat-obatan
yang termasuk adalah jenis obat:(1) Pulvis/pulveres atau serbuk, (2) tablet, (3)
Metode pengadaan obat yang lazim dilaksanakan dirumah sakit swasta adalah
dengan sistem manual. Begitupun dengan RSU Imelda Pekerja Indonesia yang
saat ini masih melakukan sistem pengadaan yang manual, namun direncanakan
dalam waktu dekat Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan akan
dalam Peraturan Presiden No.54 pasal 107 tahun 2010 yang mengatur tentang
Imelda Pekerja Indonesia akibat pengadaan manual ada dua yaitu yang pertama
pihak rumah sakit tidak menjalin komunikasi yang baik dengan para distributor
dan kedua pihak rumah sakit terlambat dalam melunasi faktur tagihan atas
dalam hal ini adalah sistem pengadaan persediaan fasilitas medis, dimana hal
tersebut merupakan salah satu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum
pengadaan fasilitas medis dan obat-obatan. Jumlah dan jenis fasilitas medis dan
obat-obatan yang banyak serta arus keluar masuknya dapat menjadi kendala
dalam proses pengadaan ketika obat-obatan beserta fasilitas medis tersebut tidak
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan saat ini
berada pada pringkat kelas B, yang artinya sebagai rumah sakit dengan kelas B
4
fasilitas medis dan obat-obatan yang baik, jujur, transparan, serta efektif dan
pengadaan fasilitas medis dan obat-obatan dalam sebuah rumah sakit, sehingga
dan obat-obatan pada Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI)
fasilitas medis dan obat-obatan pada Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
IPI Medan.
5
1. Manfaat Teoritis
dan prosedur pengeluaran kas dalam pengadaan fasilitas medis dan obat-
obatan pada rumah sakit dan bermanfaat bagi peneliti pada masa yang
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Instansi,
b) Bagi Investor
LANDASAN TEORI
2.1 Pengadaan
Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara yang pembiayaannya
obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan mutu yang telah
sebagian dari proses untuk menyediakan obat dan perbekalan yang dibutuhkan di
1
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54, Pasal 1, Tahun 2010, Jakarta
6
7
Tujuan pengadaan obat adalah agar tersedianya obat dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat
Sistem pengadaan yang lazim digunakan saat ini ada dua jenis yaotu sistem
barang/jasa (kontak langsung) sehingga ini bisa dianggap bisa terjadi hal-
Pada Perpres No.54 tahun 2010 pada Bab l Pasal l No.1 Pengadaan
barang/jasa. Pada Perpres No. 54 tahun 2010 pada Bab 1 Pasal 1 No. 4
dimaksud dalam PP No. 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
No. 106 tahun 2007. LKPP merupakan lembaga pemerintah satu-satunya yang
barang/jasa pemerintah.
procurement.
3
Keputusan Presiden No.70 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 2,
Nomor 3, Tahun 2012, hal 26
11
guna menetapkan tujuan dan memilih cara yang paling sesuai untuk mencapai
4
Febriawati,Henni, Op.Cit., hal.68
5
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta ,2008
12
kebutuhan seperti memilih yang akan dibeli dan menentukan jumlahnya dan
merupakan bagian, maka dari itu pengadaan dianggap sebagai ungsi strategis
mengenai jumlah yang cukup pada waktu yang tepat, dan diganti dengan cara
6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.72 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah sakit, Jakarta, 2016
13
pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi. Tujuan dari
pengadaan yaitu memastikan bahwa memiliki sumber daya yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada, termasuk didalamnya
Pengadaan yang efektif merupakan bagian dari proses untuk mengatur cara,
teknik, dan kebijakann yang ada untuk membuat suatu keputuan mengenai obat-
yang baik:
7
Febriawati, Op.Cit., hal. 91
14
kebutuhan, baik jenis, spesifikasi, jumah, waktu, tempat dan harga serta sumber
kesehatan, mutu yang terjamin dan dapat diperoleh ketika logistik diperlukan.
Indonesia, 2008:
8
Febriawati, Op.Cit., hal.91
9
Febriawati, Op.Cit., hal.91
15
pengadaan:
10
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat,2008
11
Siregar dan Amalia, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2003, hal.54-55
16
2.1.7.2 Obat-obatan
12
Febriawati, Op.Cit., hal.93
13
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Penilian Alat Kesehatan
dan PKRT Tahun 2016, hal:3
17
Menurut Quick J. Et al, ada empat metode pengadaan obat (Maimun, 2008):
4. Pengadaan Langsung
Biasanya pembelian jumlah kecil dan perlu segera tersedia
Harga relati lebih mahal. 15
yang tepat jenis maupun jumlahnya, memperoleh harga yang murah, menjamin
semua obat yang dibeli memenuhi standar kualitas, dapat diperkirakan waktu
14
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016
15
Daniar, Op.Cit., hal. 23
18
pembelian untuk menekan biaya pengadaan dan efisiensi dalam proses pengadaan
(Mimun,2008).
2.2 Persediaan
16
Febriawati Henni, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, Cetakan
Pertama:Gosyen Publishing, Yogyakarta,2013
17
Rollin,et.al.Prinsip-prinsip Akuntansi, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta:1999,hal.359
19
lemah dan tidak tertata dengan baik akan menimbulkan berbagai macam
kadaluarsa dan atau masalah kekurangan persediaan medis. Dampak dari hal
tersebut dapat memicu terjadinya kualitas perawatan yang tidak baik terhadap
pasien .
telah terjadi.
18
Febriawati Henni, Op.Cit hal.25
20
sakit untuk dapat menjaga kontinuitas produksi dan menjaga aktivitas penyediaan
jasa agar berjalan lancar. Fungsi pengendalian persediaan dimulai dari penerimaan
dan pengadaan yang baik harus disusun guna memaksimalkan operasi dari
persediaan
akurat dan benar. Hasil perhitungan tersebut dapat dipakai untuk menghitung
21
harga pokok penjualan, yang pada saatnya digunakan untuk menyusun laporan
keuangan. Namum memiliki kelemahan, yaitu ketika jumlah dan jenis persediaan
banyak maka sistem ini akan membutuhkan banyak biaya. Sehingga dapat
dilakukan cara ini tidk praktis dan ekonomis ketika jumlah sangat banyak.
persediaan dengan begitu pada saat peyusunan laporan keuangan tidak diperlukan
maupun penjualan.
Safety stock adalah jumlah stock yang harus tetap ada dalam perediaa.
Jumlah ini harus ada selama tidak ada suplay dari pemasok atau saat permintaan
diluar dugaan. Jumlah safety stock minimal diperlukan untuk mencegah stock out.
pelayanan. Safety stock yang selalu ada dalam Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan adalah sebesar 50% dari total jumlah pembelian yang
ditetapkan.” 19
diukur dengan cara membandingkan antara tujuan yang telah ditentukan dengan
hasil yang sudah dicapai, sehingga dapat dilihat bahwa hasil pekerjaan dapat
dikatakan efektif.
konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah
organisasi atau tidak, suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila kegiatan
organisasi tersebut berjalan sesuai aturan atau berjalan sesuai target yang
Efektivitas tidak hanya menyatakan tentang seberapa besar dana yang telah
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi efektivitas juga melihat apakah
suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang sesuai dan seperti apa
19
Daniar, Op.Cit., hal. 24
20
Daniar, Op.Cit., hal. 25
23
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
menunjang tujuan.
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan yang dijalankannya dan penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktunya, serta memiliki manfaat berupa kualitas yang baik,
penyerahan tepat waktu, kuantitas yang sesuai, bersinergi, dan memiliki dampak
yang optimal.
suatu organisasi. Konsep ini merupakan salah satu faktor yang memberikan
organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan
organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau
dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output) suatu dikatakan
21
Daniar, Op.Cit., hal. 26
24
efektif apabila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil
yang bermanfaat.
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang pada siapa yang dinilai serta
membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang
telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang telah
dilakukan tidak tepat akan menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang
terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menunjukan
22
Gibson, Organisasi: Perilaku, struktur, proses, jilid 2 :Penerbit Erlangga, 1996, Jakarta,
hal.34
25
menyebutkan
pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Robbins yakni:
23
Steers,M,Richard, Efektivitas Organisasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2013, hal.46-48
26
pendekatan tujuan dengan cara melihat dari prosedur pengadaan fasilitas medis
fasilitas medis dan obat-obatan yang telah diterapkan oleh manajemen dan
24
Robbins,Stephen, Organisasi dan manejemen,Terbitan Jakarta Arcan, 1994, hal. 54
27
kesehatan.” 25
rumah sakit itu sendiri. Instalasi farmasi rumah sakit merupakan satu-
pengobatan yang aman dan rasional yang berorientasi pada pasien dan
28
Siregar Charles,Metode Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Cetakan I:Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2018
29
Febriawati, Op.Cit., hal.25
29
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi
Tugas utama dari instalasi rumah sakit adalah pengelolaan mulai dari
kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit, baik untuk
penderita rawat inap, rawat jalan, maupun untuk semua unit termasuk
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah efektivitas pengadaan fasilitas medis dan obat-
obatan pada Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan
yang beralamat di Jl.Bilal No.24, Pulo Brayan Darat I, Medan Timur, Pulo
a. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari informan di lapangan
wawancara.
Indonesia Medan
30
31
b. Data Sekunder
primer secara langsung yang diperoleh dari hasil buku bacaan, majalah,
Menteri Kesehatan No.58 tahun 2014, maupun instansi lain yang terkait
dengan objek penelitian. Data yang berjenis kualitatif dapat berupa teks,
dan obat-obatan
obatan
32
sebagai berikut:
interprestasikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi dan gambaran
informasi yang jelas dan objektif tentang masalah yang diteliti yaitu
hitungan lainnya.”30
30
Prof.Dr. Afrizal, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-3: PT.Raja Graindo
Persada, Jakarta, 2016, hal.12-13