Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI

PERCOBAAN 11

PENGUJIAN SITOTOKSIK DENGAN METODE

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

disusun Oleh:

Ika Satryani (10060321062)


Ritonga Anggi (10060321063)
Nugraha Nadhira (10060321064)
Khairunnisa (10060321065)
Berliana Siti Marchiani
Syadza Syahida Zahra (10060321067)

Witria Nur Afrianti (10060321070)

Muhammad Rafii Fakhruddin (10060321071)


Jeihan Nabila Fazri (10060321073)

Shift/ Kelompok :B/3


Tanggal Pratikum : 31 Mei 2022
Tanggal Laporan : 06 Juni 2022
Nama Asisten : Widiasari S.Farm

LABORATORIUM FARMASI UNIT D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2022 M / 1443 H
I. Tujuan Percobaan
1. Dapat memahami bagaimana cara pengujian efek sitotoksik suatu zat
dengan metode BSLT.
2. Dapat melatih keterampilan dalam penghitungan LC 50 24 jam
(konsentrasi yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian larva
udang sejumlah 50% setelah masa inkubasi 24 jam)

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometer,
sedangkan bahan air suling, ekstrak tanaman, garam, dan telur udang laut
(Artemia salina Leach).

III. Prosedur Percobaan


Uji Sitotoksik dengan Metode BSLT
a. Penetasan Artemia salina Leach
Telur udang dimasukkan ke dalam wadah bening yang telah diisi air
suling berkadar garam 15 g/l. Pada media digunakan aerator untuk
memperoleh oksigen melalui proses sirkulasi air. Dalam waktu 16 jam
sebagian telur sudah menetas menjadi larva. Dalam waktu 48 jam setelah
telur dimasukkan ke dalam media, larva yang berenang bebas digunakan
untuk uji toksisitas.
b. Persiapan Sediaan Uji Ekstrak yang akan diuji dilarutkan dalam air
steril berkadar garam 15g/l. Larutan uji dibuat dalam konsentrasi 1000, 100
dan 10 ppm. Bila sampel tidak larut tambahkan 2 tetes DMSO.
c. Prosedur Uji Sitotoksik dengan Metode BSLT. Ditambahkan
larutan uji sebanyak 3 mL dan ditambahkan 10 ekor larva udang,
dimasukkan ke dalam vial menggunakan pipet dan ditambahkan air garam
sampai 5 ml. Larutan diaduk sampai homogen. Untuk kontrol dilakukan
tanpa penambahan larutan uji. Untuk setiap konsentrasi dilakukan 2 kali
pengulangan (duplo). Larutan dibiarkan selama 24 jam, kemudian dihitung
jumlah larva yang mati dan masih hidup dari tiap vial. Larva dinyatakan
mati setelah beberapa detik pengamatan tidak memperlihatkan pergerakan
sama sekali. Kemudian ditentukan nilai LC 50 (Lethal concentration 50%)
Cara penentuan LC 50 :
a. Angka mati dihitung dengan menjumlahkan larva yang mati dalam
setiap konsentrasi (2 vial). Angka hidup dihitung dengan menjumlahkan
larva yang hidup dalam setiap konsentrasi (2 vial).
b. Perhitungan akumulasi mati tiap konsentrasi dilakukan dengan cara
berikut: akumulasi mati untuk konsentrasi 10 ppm = angka mati pada
konsentrasi tersebut, akumulasi mati untuk konsentrasi 100 ppm = angka
mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi 100 ppm,
akumulasi mati untuk konsentrasi 1000 ppm = angka mati pada konsentrasi
10 ppm + angka mati pada konsentrasi 100 ppm + angka mati pada
konsentrasi 1000 ppm.
c. Perhitungan akumulasi hidup tiap konsentrasi dilakukan dengan
cara berikut: akumulasi hidup untuk konsentrasi 1000 ppm = angka hidup
pada konsentrasi 1000 ppm, akumulasi hidup untuk konsentrasi 100 ppm =
angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada konsentrasi 100
ppm, akumulasi hidup untuk konsentrasi 10 ppm = angka hidup pada
konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada konsentrasi 100 ppm + angka
hidup pada konsentrasi 10 ppm.
d. Selanjutnya dihitung mortalitas dengan cara: akumulasi mati dibagi
jumlah akumulasi hidup dan mati (total) dikali 100%. Grafik dibuat dengan
log konsentrasisebagai sumbu x terhadap mortalitas sebagai sumbu y. e.
Nilai LC50 merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian 50%
yang diperoleh dengan memakai persamaan regresi linier y = a + bx. Suatu
zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC 50 < 1000 ppm untuk ekstrak dan
< 30 ppm untuk suatu senyawa.
IV. Data Pegamatan
Tabel Pengamatan
Param Konsentrasi (ppm)
eter 10 ppm 100 ppm 1000 ppm
perhit
ungan
Angka Jumla larva yang mati pada Jumlah larva yang mati Jumlah larva yang mati
mati vial 1 dan 2 pada vial 1 dan 2 pada vial 1 dan 2
9 11 13

Angka Jumlah larva yang hidup Jumlah larva yang hidup Jumlah larva yang hidup
hidup pada vial 1 dan 2 pada vial 1 dan 2 pada vial 1 dan 2
11 9 7

Akum jumlah angka mati jumlah angka mati jumlah angka mati
ulasi konsentrasi 10 ppm + 100 konsentrasi 10 ppm + konsentrasi 10 ppm +
mati ppm + 1000 ppm 100 ppm + 1000 ppm 100 ppm + 1000 ppm
9 9+11 = 20 9+11+13 = 33

Akum jumlah angka hidup jumlah angka hidup jumlah angka hidup
ulasi konsentrasi 10 ppm + 100 konsentrasi 10 ppm + konsentrasi 10 ppm +
hidup ppm + 1000 ppm 100 ppm + 1000 ppm 100 ppm + 1000 ppm
11+9+7 = 27 9+7 = 16 7

Mortal Akumulasi mati Akumulasi mati Akumulasi mati


x 100 x 100 x 100
itas akumulasi mati+ akumulasiAkumulasi
hidup mati+ akumulasi
Akumulasi
hidup mati+ akumulasi hidup
(%) 9 20 33
x 100 %=25 % x 100% = x 100 %=82,5 %
9+27 20+16 33+7
55,5%

V.1. Perhitungan
 Perhitungan LC 50
y = 28,75 x (-3,15)
50 = 28,75 x (-3,15)
x = 1,847
 Nilai LC 50 adalah nilai antilog dari x
LC 50=antilogx=antilog 1,847=70,31 ppm

 Kurva Mortalitas Artemia Salina

120

100
82,5
80

60
55,5
40
25

20

0
log10 = 1 log100 = 2 log1000= 3

Anda mungkin juga menyukai