Anda di halaman 1dari 19

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PEWARISAN SIFAT DAN EVOLUSI


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. POLA-POLA HEREDITAS
2. Materi Genetik dan Regulasi Ekspresi
Gen
3. Mekanisme evolusi
4. Evolusi Populasi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1
dan definisi) di modul ini POLA-POLA HEREDITAS
1. Sifat yang diperoleh karena pengaruh
makanan ataupun pengaruh latihan
tidak dapat diwariskan kepada
keturunannya. Misalnya otot-otot besar
seorang binaragawan yang diperoleh
karena latihan, tidak diwariskan kepada
keturunanya tanpa latihan
2. Hijaunya rumput dan tumbuhan
lainnya, ditentukan bukan hanya oleh
faktor gen, tetapi juga sangat tergantung
dari lingkungannya (sinar matahari).
Sifat-sifat yang menentukan kerja sama
dengan lingkungannya ialah misalnya
bakat-bakat untuk musik, menggambar
atau menyanyi.
3. Berdasarkan penelitiannya, Mendel
menyusun beberapa hipotesa sebagai
berikut: a. Sepasang gen dari induk
jantan dan induk betina berperan dalam
mengendalikan setiap sifat pada
keturunannya. b. Setiap alel (anggota
dari sepasang gen) menunjukkan bentuk
alternatif sesamanya. Misalnya warna
merah dengan putih, atau biji bulat
dengan biji keriput. c. Pasangan alel
berbeda yang terdapat bersama–sama
dalam satu individu tanaman, terdiri
dari alel yang merupakan faktor
dominan dan faktor resesif. Faktor
dominan akan menutupi faktor resesif.
d. Pada saat pembentukan gamet
(meiosis), masing- masing alel memisah
secara bebas. Selanjutnya,
penggabungan gamet terjadi secara
acak. e. Individu murni mempunyai
pasangan sifat (alel) yang sama yaitu
dominan saja, atau resesif saja.
4. Genotip : sifat yang ditentukan oleh gen,
susunan genetik dari suatu sifat atau
karakter individu, diberi simbol dengan
huruf
5. Fenotip : sifat yang tampak dari luar,
hasil ekspresi atau perpaduan dari
genotip dengan lingkungannya, berupa
sifat yang tampak dari luar sehingga
dapat diamati
6. Hereditas : pewarisan sifat dari induk
kepada keturunannya
7. Genetika : cabang biologi yang
membahas sifat turun-temurun
organisme
8. Pola-pola Hereditas : penjelasan tentang
cara menerapkan prinsip-
prinsip hereditas dalam mekanisme
pewarisan sifat yang dipelajari dalam
ilmu genetika
9. Hukum Mendel I : hukum segregasi yang
menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, terjadi pemisahan
gen gen sealel secara acak (The Law of
Segregation of Allelic Genes)
10. Hukum Mendel II : Hukum Asortasi,
hukum berpasangan atau penggabungan
secara bebas (The Law of Independent
Assortment of Genes)
11. Penyimpangan semu Hukum Mendel :
interaksi-interaksi di dalam tubuh
makhluk hidup yang menghasilkan
perbandingan yang tidak sesuai dengan
Hukum Mendel
12. Persilangan Monohibrid : perkawinan 2
individu dengan satu sifat beda yang
menyolok.
13. Persilangan Dihibrid : Persilangan 2
individu yang mempunyai 2 sifat beda
(dengan dua alel yang berbeda)
14. Kromosom homolog : kromosom dengan
bentuk, ukuran, dan komposisi yang
sama atau hampir sama karena berasal
dari induk yang sama
15. Persilangan inbreeding : persilangan
satu individu dengan sesamanya
16. Homozigot resesif : 2 alel pada 1 lokus
dan keduanya memiliki sifat resesif,
biasanya ditulis dengan huruf kecil
17. Heterozigot : 2 alel pada 1 lokus yang
memiliki sifat berbeda, biasanya ditulis
dengan huruf besar dan huruf kecil
18. Homozigot dominan : 2 alel pada 1 lokus
dan keduanya memiliki sifat dominan,
biasanya ditulis dengan huruf kapital
19. Back cross : persilangan antara
keturunan F1 yang heterozigot dengan
induknya (baik jantan atau betina) yang
homozigot dominan
20. Test cross : persilangan antara hibrid
(individu F1) dengan salah satu induk
homozigot resesif
21. Persilangan resiprok :persilangan yang
merupakan kebalikan dari persilangan
sebelumnya
22. Dominansi tidak sempurna :kondisi
dimana alel dominan tidak dapat
menutupi alel resesif sepenuhnya
sehingga individu heterozigot bersifat
setengah dominan dan setengah resesif
23. Kodominan : Dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan
alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel
yang lain
24. Alel ganda : Adanya tiga atau lebih alel
dari suatu gen yang terjadi sebagai
akibat dari mutasi
25. Alel letal : Alel yang dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang
memilikinya pada saat masih menjadi
embrio awal atau beberapa saat setelah
kelahiran
26. Alel letal resesif : alel yang dalam
keadaan homozigot resesif dapat
menyebabkan kematian
27. Alel letal dominan : alel yag dalam
keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian.
28. Epistasis : Gen dominan yang menutup
ekspresi gen dominan lainnya
29. Hipostasis : gen dominan yang tertutup
oleh ekspresi gen dominan lainnya
30. Atavisme: interaksi antar gen yang
menghasilkan filia atau keturunan
dengan fenotip yang berbeda dari
induknya
31. Kriptomeri : interaksi komplementasi
yang terjadi, karena munculnya hasil
ekspresi suatu gen yang memerlukan
kehadiran alel tertentu pada lokus lain.
32. Polimeri : persilangan heterozigot dengan
banyak sifat beda yang berdiri sendiri,
tetapi memengaruhi bagian yang sama
dari suatu organisme
33. Epistasis dominan : peristiwa sebuah
gen dominan mengalahkan pengaruh
gen lain yang bukan alelnya
34. Epistasis resesif : peristiwa gen resesif
mengalahkan pengaruh gen dominan
dan resesif yang bukan alelnya
35. Epistasis dominan resesif : peristiwa
suatu gen menghambat ekspresi fenotip
yang disebabkan oleh gen mutan yang
bukan alelnya.
36. Komplementer : interaksi antara gen-
gen dominan yang berbeda, sehingga
saling melengkapi. Jika kedua gen
tersebut terdapat bersama-sama dalam
genotip, maka akan saling membantu
dalam menentukan fenotip. Jika salah
satu gen tidak ada, maka pemunculan
fenotip menjadi terhalang.
37. Tautan (linkage) : peristiwa terjadinya
dua gen atau lebih terletak pada satu
kromosom yang sama dan tidak dapat
memisahkan diri secara bebas pada
waktu meiosis
38. Tautan autosomal : gen-gen yang
terletak pada kromosom yang sama,
tidak dapat bersegregasi secara bebas
cenderung diturunkan bersama
39. Tautan kelamin : gen yang terletak pada
kromosom kelamin dan sifat yang
ditimbulkan gen pada kromosom ini
bersama dengan jenis kelamin
40. Hemofilia: kelainan yang menyebabkan
darah sukar membeku
41. Gen tertaut tidak sempurna : gen-gen
yang terletak pada bagian homolog,
yaitu Gen tertaut kromosom X
42. Gen tertaut sempurna : gen-gen yang
terletak pada bagian yang tidak
homolog, yaitu Gen tertaut kromosom Y
43. Carrier : seorang perempuan jika dia
memilki gen resesif buta warna atau
hemofilia hanya pada salah satu
kromosom X-nya (heterozigot)
44. Keratoma dissipatum : kelainan yang
menyebabkan penebalan kulit pada
tangan dan kaki
45. Pindah silang : peristiwa bertukarnya
bagian kromosom satu dengan
kromosomlainnya yang homolog,
ataupun dengan bagian kromosom yang
berbeda (bukan homolognya)
46. Pindah silang tunggal : Pindah silang ini
hanya terjadi pada satu tempat saja
47. Pindah silang ganda : Pindah silang ini
terjadi pada 2 tempat (kiasmata).
48. Nilai pindah silang : angka yang
menunjukkan persentase kombinasi
baru yang dihasilkan akibat terjadinya
pindah silang. Nilai pindah silang
(satuan dalam %) sama dengan jarak
gen. Nilai pindah silang juga sama
dengan nilai rekombinasi gen berpautan
49. Kombinasi parental (KP) : peristiwa
asortasi bebas dan hasil segregasi gen
menghasilkan genotype yang sama
dengan kombinasi induk aslinya
50. Kombinasi rekombinan (RK) : peristiwa
asortasi bebas dan hasil segregasi gen
menghasilkan genotype selain dari
kombinasi induk aslinya
51. Gagal berpisah (Nondisjunction) :
peristiwa gagalnya satu kromosom atau
lebih untuk berpisah kearah kutub yang
berlawanan pada saat anafase meiois I
maupun meiosis II, perhatikan gambar 1
52. Gen letal : gen yang dalam keadaan
homozigot menyebabkan kematian
individu
53. Gen dominan letal : gen dominan yang
apabila dalam keadaan homozigot
menyebabkan kematian individu.
54. Determinasi seks : penentuan jenis
kelamin, yang diwariskan secara bebas
oleh gamet parentalnya kepada
keturunan dalam peristiwa meiosis
55. Homogametik : kromosom kelamin yang
sama pada betina atau wanita
56. Herogametik : kromosom kelamin yang
berbeda pada betina atau wanita
57. Albino : Kelainan ini terjadi karena
tubuh seseorang tidak mempunyai gen
yang mampu membentuk enzim untuk
mengubah tirosin menjadi pigmen
melanin (pembentuk warna kulit)
58. Fenilketonuria : kelainan adanya
senyawa FKU dalam urin yang
disebabkan tidak adanya enzim
pengubah asam amino fenilalanin
menjadi tirosin
59. Brachydactily : keadaan seseorang yang
mempunyai jari-jari pendek atau tidak
normal
60. Cystinuria : keadaan seseorang yang
mempunyai kelebihan asam amino
sistein yang sukar larut, diekskresikan
dan ditimbun menjadi batu ginjal
61. Galaktosemia : kelainan dimana tidak
mampu mengubah galaktosa menjadi
glukosa, yang merupakan sumber
energi, karena tidak memiliki enzim
yang
disebut GALT
62. Polidaktili : kelainan diman keadaan
seseorang yang mempunyai kelebihan
(tambahan) jari pada tangan atau kaki
63. Huntington : suatu penyakit degeneratif
yang menyerang sistem saraf dimana
penderita menggelengkan kepala pada
satu arah
64. Anodontia : kelainan pada seseorang
yang tidak mempunyai benih gigi pada
rahangnya, sehingga gigi tidak dapat
tumbuh selamanya
65. Eugenetika : upaya perbaikan sosial
yang meliputi penerapan
(implementasi) hukum-hukum
pewarisan sifat
66. Amniosentesis : cara untuk mengetes
kemungkinan adanya kelainan
kromosom pada bayi yang masih
dikandung oleh ibu
67. Eutenika : upaya perbaikan dilakukan
melalui pengelolaan lingkungan seperti
pendidikan, peningkatan gizi, perbaikan
tempat tinggal, olah raga, dan rekreasi
68. Eufenika: penyembuhan gejala dari
penyakit-penyakit genetis.
69. Mitosis : pembelajan sel yang terjadi
pada sel tubuh (somatis) dan
menghasilkan sel anak dengan jumlah
kromosom sama dengan sel induk
70. Meiosis : pembelahan sel yang terjadi
pada sel gamet dan menghasilkan sel
anak dengan jumlah kromosom
setengah dari dengan sel induk

KB 2
Materi Genetik dan Regulasi Ekspresi Gen
71. Istilah kromosom diambil dari bahasa
Yunani chroma = warna dan soma =
badan. Kromosom terdapat pada nukleus
(inti sel) setiap sel.
72. Pada saat tidak membelah diri,
kromosom dalam bentuk benang-
benang yang terurai yang disebut
benang kromatin.
73. Kromosom tubuh (Autosom) adalah
kromosom yang mengendalikan sifat-
sifat tubuh.
74. Kromosom seks (gonosom) adalah
kromosom yang menentukan jenis
kelamin.
75. Kariotipe adalah pola tampilan
kromosom suatu spesies.
76. kromosom homolog adalah kromosom
yang berpasangan di dalam sel tubuh
pada suatu individu.
77. Struktur Kromosom.

- Matriks pada lengan kromosom berisi


cairan bening yang mengisi seluruh
bagian lengan.
- Kromonema adalah benang halus
berpilin yang terdapat di dalam
matriks.
- Bagian kromonema (jamak =
kromonemata) yang mengalami
pembelahan disebut kromomer yang
berfungsi untuk membawa sifat
keturunan sehingga disebut sebagai
lokus gen.
- Telomer terletak di bagian ujung
kromosom yang berfungsi untuk
menghalangi agar tidak terjadi
perlekatan antar kromosom dan
menjaga agar DNA di dalamnya tidak
mudah terurai.
- Pada bagian ujung kromosom
terdapat suatu tambahan yang
disebut satelit.
78. Kromosom berdasar jumlah sentromer:
a. Asentrik, kromosom yang tidak memiliki
sentromer.
b. Monosentris, kromosom yang hanya
memiliki sebuah sentromer.
c. Disentris, kromosom yang memiliki dua
sentromer.
d. Polisentris, kromosom yang memiliki
banyak sentromer.
79. Kromosom berdasarkan letak sentromer:
a. Metasentris, sentromer terletak di
tengah-tengah kromosom sehingga
kromosom berbentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, sentromer terletak
submedian atau kira-kira ke arah salah
satu ujung kromosom. Bentuk
kromosom seperti huruf J.
c. Akrosentris, sentromer terletak pada
subterminal atau di dekat ujung
kromosom.
d. Telosentris, sentromer terletak pada
ujung kromosom. Kromosom hanya
memiliki satu lengan saja.
80. Kromosom berfungsi membawa sifat
individu dan membawa informasi
genetika, karena di dalam kromosom
mengandung gen.
81. Gen adalah unit terkecil dari materi
genetik yang mengendalikan sifat-sifat
hereditas suatu organisme.
82. Alel adalah pasangan gen yang terdapat
pada kromosom homolog. Alel yang
mempunyai tugas yang sama disebut alel
homozigot. Sedangkan, alel yang
tugasnya berbeda disebut alel
heterozigot.
83. Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) atau Asam
Deoksiribo Nukleat merupakan senyawa
kimia yang terdapat di dalam inti sel.
84. DNA merupakan suatu polimer yang
terdiri atas nukleotida-nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri dari 1 gugus
fosfat, 1 basa nitrogen, dan 1 gula
pentosa.

85. Fungsi DNA:


- Membawa informasi genetik
- Berperan dalam duplikasi diri dan
pewarisan sifat
- Ekspresi informasi genetik
- Sebagai heterokatalis, yaitu
kemampuan DNA untuk dapat
mensintesis senyawa lain.
86. Replikasi DNA:
a. Model Konservatif
Kedua untai polinukleotida induk atau
yang lama tidak berubah dan berfungsi
sebagai cetakan. Heliks ganda DNA baru
tidak mengandung polinukleotida lama.
b. Model Semikonservatif
Double heliks DNA induk terpisah,
kemudian mensintesis pita DNA yang
baru dengan cara melengkapi
(komplementasi)
pada masing-masing pita DNA induk
tersebut.
c. Model Dispersif
Kedua pita double heliks induk terputus
membentuk segmen-segmen pita DNA
yang baru, kemudian segmen pita DNA
induk akan disambung dengan segmen
pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa
ini hasil akhirnya adalah segmen pita DNA
induk dengan segmen pita DNA yang baru
yang tersebar pada pita double heliks
DNA yang terbentuk.
87. Replikasi DNA dikatalis oleh beberapa
enzim, antara lain sebagai berikut.
a. Helikase, berfungsi memutuskan
ikatan-ikatan hidrogen untuk membuka
heliks ganda DNA menjadi dua untai
tunggal.
b. Singel-strand binding protein, menjaga
agar hidrogen yang dipisah oleh helikase
tidak bersatu kembali.
c. RNA primase, untuk menggabungkan
nukleotida-nukleotida RNA agar dapat
membentuk primer
d. DNA polimerase, berfungsi
menggabungkan nukleotida-nukleotida
menjadi polimer DNA yang panjang.
e. DNA ligase, berfungsi menyambungkan
fragmen-fragmen DNA (fragmen Okazaki)
yang baru terbentuk sehingga menjadi
untaian DNA yang lengkap.

88. RNA (ribonucleic acid) adalah


makromolekul polinukleotida yang
berbentuk untai tunggal.
89. Komponen penyusun RNA, yaitu sebagai
berikut.
a. Gula ribosa berkarbon 5
b. Gugus fosfat
c. Basa nitrogen, terdiri atas dua jenis:
Purin, ada dua macam: guanin (G) dan
adenin (A), Pirimidin, ada dua macam:
urasil (U) dan sitosin (S atau C)
90. Fungsi RNA
1. Menyampaikan informasi genetik dalam
bentuk kode-kode genetik dalam inti ke
ribosom dan sebagai pola cetakan dalam
membentuk polipeptida.
2. Sebagai mesin perakit dalam sintesis
protein yang bergerak ke satu arah
sepanjang RNA duta.
3. Mengangkut asam-asam amino ke
ribosom.
91. Tipe RNA:
- RNA duta/RNA messenger adalah RNA
yang menjadi model cetakan dalam
proses penyusunan asam amino pada
rantai polipeptida atau sintesis
protein.
- RNA-t disebut RNA pemindah
berfungsi menerjemahkan kode-kode
(kodon) yang dibawa oleh RNA-m.
- RNA ribosom (RNA-r) berfungsi
membentuk struktur ribosom yang
mengatur proses translasi.
92. Sintesis protein adalah proses
pembentukan partikel protein yang
dilakukan oleh sel-sel hidup untuk
membuat protein dengan melibatkan
sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA.
93. Pembentukan protein atau sintesis
protein mengalami dua tahap yakni
transkripsi dan translasi.
94. Transkripsi merupakan sintesis RNA
dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau template, sedangkan rantai
komplemennya disebut rantai non
template.
- Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase
melekat dan mengawali transkripsi
disebut sebagai promoter. Suatu
promoter menentukan di mana
transkripsi dimulai, juga menentukan
yang mana dari kedua untai heliks
DNA yang digunakan sebagai cetakan.
- Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA,
RNA membuka pilinan heliks ganda
DNA, sehingga terbentuklah molekul
RNA yang akan lepas dari cetakan
DNA-nya.
- Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA
polimerase mentranskripsi urutan
DNA yang disebut terminator.
Terminator yang ditranskripsi
merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal terminasi
yang sesungguhnya.
95. Translasi adalah perakitan protein dari
asam amino dalam urutan tertentu
sesuai dengan petunjuk dari mRNA.
mRNA bergerak keluar dari inti ke
ribosom sel ketika translasi dimulai.
- Inisiasi
mRNA yang keluar dari nukleus
menuju sitoplasma didatangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke
dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA
masuk ke ribosom, ribosom
“membaca” kodon yang masuk. Ketika
kodon I terbaca ribosom (misal
kodonnya AUG), tRNA yang membawa
antikodon UAC dan asam amino
metionin datang. tRNA masuk ke celah
ribosom.
- Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi,
asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam
amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNA lebih
masuk, guna membaca kodon II.
- Terminasi
Tahap ini ditandai dengan kodon stop
mencapai ribosom. Triplet basa kodon
stop adalah UAA, UAG, dan UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu
asam amino melainkan bertindak
sinyal untuk menghentikan translasi.
Polipeptida yang dibentuk kemudian
“diproses” menjadi protein.
96. Ekspresi gen merupakan rangkaian
proses penerjemahan informasi genetik
dalam bentuk urutan basa pada DNA
atau RNA menjadi protein.
97. Regulasi ekspresi gen adalah suatu
pengendalian gen yang berfungsi untuk
memunculkan fenotipe dari genotipe.
98. Mutasi adalah perubahan substansi
genetik. Mutasi bisa terjadi pada gen
atau koromosom.
99. Mutagenesis adalah proses terjadinya
mutasi.
100. Mutan adalah Suatu individu yang
mengalami perubahan sifat akibat
mutasi.
101. Mutagen adalah Bahan-bahan atau
proses yang menyebabkan atau
meningkatkan laju terjadinya mutasi.
Berdasarkan sifat-sifatnya, mutagen
digolongkan menjadi mutagen kimia,
mutagen fisika, dan mutagen biologis.
102. Mutasi alami (mutasi spontan) adalah
mutasi yang terjadi di alam secara acak
(random), tanpa diketahui sebabnya
secara pasti.Beberapa faktor yang dapat
memicu terjadinya mutasi alami, yaitu
sinar kosmik dari matahari atau dari
luar angkasa, sinar ultraviolet matahari,
bahan-bahan radio aktif, dan bahan-
bahan kimia.
103. Mutasi buatan adalah peristiwa
perubahan materi genetik makhluk
hidup yang sengaja dilakukan manusia
dengan tujuan-tujuan tertentu.
104. Mutasi gen atau disebut juga mutasi titik
(point mutations) adalah perubahan
urutan suatu atau dua pasang basa DNA
yang menyusun gen.
- Subtitusi basa
 Transisi merupakan subsitusi
atau pertukaran antara basa
sejenis. Misalnya antara purin
dan purin (A↔G) atau antara
pirimidin ke pirimidin (C↔T).
 Tranversi merupakan subsitusi
antara basa nitrogen yang tidak
sejenis mislanya antara purin
dan pirimidin atau sebaliknya
(A/G↔C/T).
- Mutasi pergeseran kerangka
 Insersi terjadi penambahan
nukleotida (basa nitrogen)
dalam potongan DNA yang
memengaruhi seluruh urutan
asam amino. Penambahan
tersebut disebabkan oleh
penyisipan basa nitrogen baru
ataupun oleh penggandaan
(duplikasi) basa nitrogen.
 Delesi terjadi kehilangan atau
pengurangan nukleotida (basa
nitrogen) tertentu yang
memngaruhi pengodean atau
penyandian suatu protein yang
menggunakan potongan DNA
ini.
105. Mutasi kromosom adalah perubahan
yang terjadi pada kromosom yang meliputi
perubahan struktur ataupun perubahan
jumlah kromosom. Mutasi kromosom
disebut juga aberasi kromosom.
- Perubahan struktur kromosom
 Delesi kromosom merupakan
hilangnya sebagian segmen
kromosom karena patah.
Akibatnya kromosom
kehilangan gen-gen tertentu.
 Duplikasi adalah peristiwa
sebagian segmen kromosom
mengalami penggandaan,
akibatnya dalam satu
kromosom akan terdapat lebih
dari satu segmen (dengan gen-
gen) yang sama.
 Inversi merupakan peristiwa
pembalikan sebagian segmen
kromosom sehingga
menyebabkan perpindahan
lokus suatu gen. a) Inversi
parasentrik; jika segmen yang
terbalik tidak mencakup
sentromer. b) lnversi
perisentrik; jika segmen yang
terbalik mencakup sentromer.
 Translokasi terjadi jika patahan
segmen suatu kromosom
berpindah ke kromosom lain
yang bukan kromosom
homolognya.
 Katenasi ialah mutasi
kromosom yang terjadi pada
dua kromosom non homolog
yang pada waktu membelah
menjadi empat kromosom,
saling bertemu ujung-ujungnya
sehingga membentuk
lingkaran.
- Perubahan jumlah kromosom
 Euploidi meliputi perubahan
jumlah seperangkat genom
(seluruh set kromosom)
sehingga jumlahnya
merupakan kelipatan set
kromosom haploidnya.
Organisme euploidi dapat
dibedakan menjadi monoploid,
diploid, triploid, tetraploid, dan
poliploid.
 Aneuploidi adalah perubahan
jumlah kromosom dalam satu
perangkat atau satu genom
kromosom. Ada beberapa
macam bentuk aneuploidi,
yaitu nulisomi, monosomi,
trisomi dan tetrasomi.
106. Mutasi somatik adalah mutasi yang
terjadi pada sel-sel tubuh (somatik)
selama proses pembelahan sel.
107. Mutasi germinal adalah mutasi yang
terjadi pada sel-sel kelamin (gamet).
Mutasi germinal mengakibatkan
perubahan genetik gamet.
108. Dampak mutasi:
- Resistansi Antibiotik pada Bakteri
- Terbentuknya Produsen Antibiotik
yang Lebih Efektif
- Resistansi Sel Sabit terhadap Malaria
- Meningkatkan Keanekaragaman
Genetik
-
KB 3
Mekanisme evolusi
109. Generationspontanea berarti
penciptaan yang terjadi secara spontan.
Artinya bahwa kehidupan berasal dari
benda tak hidup yang terjadi secara
spontan
110. Teori abiogenesis menyatakan,
makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup.
111. Teori biogenesis menyatakan jika
makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup.
112. Setiap makhluk hidup berasal dari
telur = omne vivum ex ovo
113. Setiap telur berasal dari makhluk
hidup = omne ovum ex vivo
114. Setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya = omne
vivum ex vivo.
115. Teori evolusi kimia menyatakan bahwa
asal-usul kehidupan diawali oleh
terbentuknya senyawa-senyawa organik
di atmosfer
116. Teori Kreasionisme menyatakan
penciptaan kehidupan terjadi sekaligus
lengkap, kemudian selesai dan tidak ada
lagi evolusi atau perubahan
117. Teori Katastropisme menyatakan
bahwa makhluk hidup setiap strata tidak
ada hubungan kekerabatan
118. Teori Gradualisme menyatakan
bahwa perubahan geologis berlangsung
pelan tetapi pasti
119. Teori Uniformitarianisme menyatakan
bahwa proses geologis ternyata menuruti
pola yang seragam sehingga kecepatan
dan pengaruh perubahan selalu seimbang
dalam kurun waktu tertentu
120. Menurut lamarck bagian tubuh yang
beradaptasi memiliki ciri yang berbeda
dengan aslinya bagian ini dinamakan sifat
perolehan dan diwariskan
121. Menurut Lamarck, makhluk hidup
mengembangkan ciri khusus melalui
organ yang digunakan dan tidak
digunakan (use and disuse).
122. “Spesies yang ada sekarang
merupakan hasil evolusi dari spesies
nenek moyangnya (pewarisan dengan
modifikasi)” dan “Seleksi alam
merupakan mekanisme terjadinya
evolusi tersebut” hal ini dikenal sebagai
“Teori Darwin (Darwinisme)”.
123. Seleksi alam merupakan hasil dari
interaksi antara populasi dan
lingkungannya
124. Darwin mengungkapkan bahwa hanya
individu yang sesuai dengan
lingkungannya saja yang akan bertahan
dan menghasilkan keturunan atau
“survival of the fittest” (individu yang
sesuai bertahan hidup).
125. Adaptasi merupakan setiap sifat yang
dikendalikan secara genetik yang
membantu suatu organisme atau spesies,
untuk dapat hidup dan berbiak pada
keadaan lingkungan dimana spesies itu
berada
126. Ontogeni adalah sejarah
perkembangan individu mulai zigot
sampai dewasa.
127. Filogeni adalah sejarah
perkembangan makhluk hidup dari
bentuk sederhana sampai dengan bentuk
yang paling sempurna (evolusi).
128. Bukti-bukti evolusi yaitu isolasi
geografi, fosil, perbandingan anatomi,
studi perkembangan embrionik, biologi
molekuler, studi perbandingan biokimia,
organ vestigial, dan domestifikasi
129. Teori seleksi alam yang dikemukakan
Darwin, yaitu: 1) Spesies memiliki
kemampuan untuk menghasilkan
keturunan yang banyak; 2) Sumber daya
alam di bumi terbatas, sehingga terjadi
kompetisi untuk bertahan hidup di antara
keturunan pada setiap generasi; 3)
terdapat variasi dalam populasi makhluk
hidup, dan variasi ini umumnya dapat
diwariskan; 4) Proses ini berlangsung
dari generasi ke generasi, sehingga
populasi lambat laun menjadi teradaptasi
lebih baik terhadap lingkungannya

KB 4
Evolusi Populasi
130. Evolusi populasi (dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
131. Peristiwa evolusi populasi dikaji
dalam cabang ilmu biologi, yaitu Genetika
populasi. Dalam Genetika Populasi,
dipelajari mengenai Sintesis evolusioner
(modern), struktur genetika suatu
populasi dan Teori Hardy-Weinberg.
132. SINTESIS MODERN : teori evolusi
komprehensif yang menekankan pada
populasi sebagai unit evolusi, peranan
seleksi alam sebagai mekanisme
terpenting dalam evolusi, dan ide
gradualisme untuk menjelaskan
bagaimana perubahan besar dapat
berkembang sebagai akumulasi
perubahan kecil yang terjadi selama
periode waktu yang panjang.
133. Struktur Genetik Suatu Populasi
Ditentukan oleh Frekuensi Alel dan
Genotipenya. Alel adalah pasangan gen
yang terletak dalam lokus yang
bersesuaian pada kromosom homolog
dengan tugas yang sama atau berlawanan
untuk suatu sifat tertentu. sedangkan
genotipe adalah susunan gen dan alelnya
dalam kromosom homolog.
134. Evolusi mempengaruhi setiap aspek
dari bentuk dan perilaku organisme. Oleh
karena itu, dampak/ akibat evolusi di
bagi dua, yaitu mikroevolusi (radiasi non
adaptif) dan makroevolusi (radiasi
adaptif).
135. Mikroevolusi merupakan perubahan
dari generasi ke generasi dalam alel atau
frekuensi genotipe suatu populasi
136. Penyebab mikroevolusi, yaitu
Hanyutan genetik (genetic drift), mutasi,
aliran gen, seleksi alam dan perkawinan
tidak acak.
137. Hanyutan genetik adalah perubahan
dalam kumpulan gen suatu populasi kecil
akibat kejadian acak.
138. Aliran gen adalah pertukaran genetik
akibat migrasi individu yang subur atau
perpindahan gamet antar populasi.
139. Mutasi adalah perubahan dalam DNA
suatu organisme.
140. Perkawinan yang tidak acak adalah
perkawinan dengan kerabat dekatnya, ini
biasanya terjadi pada populasi yang tidak
tersebar jauh.
141. Seleksi alam adalah tingkat
kelangsungan hidup dan reproduksi
individu organisme di alam, yang
menghasilkan kenaikan jumlah beberapa
sifat tertentu di samping menurunnya
jumlah sifat yang lain.
142. Secara umum, evolusi dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor genetik
berupa variasi genetik dan faktor
lingkungan yang berupa seleksi alam
143. Variasi genetik adalah variasi yang
terjadi pada genom suatu organisme baik
pada basa nukleotida, gen ataupun
kromosom. Variasi genetik dapat terjadi
karena proses mutasi dan rekombinasi.
144. Polimorfisme banyak muncul di alam
dan terkait dengan biodiversitas, variasi
genetik, serta adaptasi. Fungsi lazimnya
adalah untuk menjaga variasi bentuk
dalam populasi yang berdiam di
lingkungan yang bervariasi. Sebagai hasil
dari proses evolusi, polimorfisme dapat
diwariskan dan dimodifikasi oleh seleksi
alam polimorfisme adalah ketika dua atau
beberapa fenotip yang berbeda ada dalam
populasi suatu spesies - atau, dalam kata
lain, kemunculan lebih dari satu bentuk.
145. Seleksi alam adalah pemilihan yang
dilakukan oleh alam untuk memilih
makhluk hidup yang dapat terus
bertahan hidup dan makhluk hidup yang
tidak dapat bertahan hidup. Seleksi alam
terjadi melalui interaksi diantara
keragaman individu dalam populasi
dengan lingkungan. Produk seleksi alam,
yaitu adaptasi suatu makhluk hidup
sehingga dapat bereproduksi
146. Salah satu bentuk seleksi alam, yaitu
seleksi seksual atau generatif. Seleksi
generatif (seksual) adalah proses seleksi
yang melibatkan pemilihan sifat
berdasarkan peran mereka dalam proses
kawin. Dengan kata lain, mereka yang
berhasil kawin dapat
meneruskan/mewariskan sifatnya
kepada keturunannya sehingga tidak
akan terjadi kepunahan sifat dari individu
pada populasi tersebut.
147. Seleksi generatif terbagi dua aspek
yaitu seleksi intervegetatif dan seleksi
intergeneratif.
1) Seleksi intervegetatif, melibatkan
persaingan antara anggota jenis
kelamin yang sama bagi individu dari
lawan jenis.
2) Seleksi intergeneratif ialah pilihan
preferensial pasangan dengan satu
jenis kelamin relatif terhadap jenis
kelamin lain
148. Seleksi alam tidak dapat membentuk
organisme sempurna. Seleksi alam hanya
dapat memperkuat atau menghilangkan
sifat-sifat bawaan yang diwariskan yang
berbeda dengan individu lain dalam
suatu populasi. Jika semua individu
dalam suatu populasi secara genetik
memiliki
sifat bawaan tersebut, evolusi secara
seleksi alam tidak dapat terjadi
2 Daftar materi yang sulit 1. Menghitung persilangan pada penerapan
dipahami di modul ini penyimpangan semu Hukum Mendel
2. Menghitung nilai pindah silang
3. Menentukan genotip dan fenotip
berdasarkan pedigree
4. Regulasi ekspresi gen
5. Memahami berbagai macam teori asal
usul kehidupan dan evolusi dari pra
darwin, dst
6. Sintesis evolusioner
7. Penyebab mikroevolusi (Hanyutan
genetik dan aliran gen)
8. Gene Pool
3 Daftar materi yang sering 1. Hereditas pada manusia
mengalami miskonsepsi 2. Penyimpangan semu Hukum Mendel
3. Mekanisme sintesis protein
4. Memahami perbedaan teori
darwin, lamarck dan weisman
5. Organ homologi dan analogi
6. Seandainya saja spesies berasal dari
spesies lain dalam waktu yang lama,
tentunya kita di mana-mana melihat
bentuk transisi yang tak terhitung
banyaknya.
mengapa hal ini tidak terjadi?
7. Hal yang dianggap sangat mustahil,
misalnya,
struktur dan kebiasaan hewan tertentu,
dapat dibentuk oleh modifikasi beberapa
hewan lain dengan kebiasaan dan
struktur yang sangat berbeda.
8. Ketika berkaitan dengan mikro evolusi,
bagaimana kemudian gen flow dan
genetic drift bisa dianggap sebagai proses
evolusi. Sedangkan selama ini, kelainan
atau perubahan dari bentuk asalnya
selalu menjadi lebih buruk (tidak menuju
kesempurnaan) atau cacat?
9. Asal usul kehidupan sampai dengan
evolusi pada manusia

Anda mungkin juga menyukai