Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIA

PERTEMUAN 8

Disusun untuk memenuhi Mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia


Yang diampu oleh
Ibu Cicik Tri Jayanti, S.Pd.,M.A.

Oleh:
Veva Putra Ardi Setya
(210611609201)

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER
2022
A. MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS ILMIAH.
1. Membaca Kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan
(Rahardi, 2010). Ragam Membaca Kritis:
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi
seperti apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
 Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topic.
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang
dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian
pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara
sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita
mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.
 Membaca cepat untuk informasi khusus.
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi
khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-
bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi
yang tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.
 Membaca Teliti untuk Informasi Rinci.
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan
membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita
ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita
membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi
yang kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak
perlu dibaca lebih lanjut.

 Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah.

Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis


tulisan lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi
informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain
yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum
dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa
hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel
ilmiah (Rahardi, 2010).

 Menggali tesis atau pernyataan masalah


Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau
pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya
diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya
berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang
diajukan.
 Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu
dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung
pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu
lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi
dari artikel yang bersangkutan.
 Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan
teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu
dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan
memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga
dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam
tulisan.
 Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering
kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan
ilmiah juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan
kita.
 Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari
implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
 Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara
jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau
tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.

 Karakteristik Membaca Kritis.

Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir
dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi
(Nurhadi, 1987):

a. menginterpretasi secara kritis


b. menganalisis secara kritis
c. mengorganisasi secara kritis
d. menilai secara kritis
e. menerapkan konsep secara kritis

Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah


sebagai berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
a. Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh
cerita dan sifat-sifatnya.
b. Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
c. Kemampuan menganalisis
d. Kemampuan menilai isi bacaan
2. Menulis Kritis.
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar
pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan
pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus
disusun sesuai dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung
pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value. Sebagai
proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan
penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat 3 tahap, yaitu
( Badudu, 1981):
1) Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan,
mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah,
menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik
tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati dan lain-lain yang akan memperkaya masukan
kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2) Tahap inkubasi.
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah
dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada kemampuan untuk
menyelesaikan masalah.
3) Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul
secara tiba-tiba dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa
yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali,
diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan atau tulisan yang
diinginkan.

B. TEKNIK MENGENALI IDENITAS REFERENSI DAN MEMILIH BAHAN


TULISAN.
a) Teknik Mengenali Identitas Referensi
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan
ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di
dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan
dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai
ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus
menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh
pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi
(Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja
to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang
dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika,
pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan
referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di
perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di
sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut
ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku
penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh
setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan
bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan
tujuan penulisan. Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah
tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan
gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber
dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang
diakses melalui internet.

b) Cara menelaah buku yang telah ditemukan


Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi,
misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul buku
Belajar di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka daftar isi,
(2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di
bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang berkaitan dengan masalah
belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).

Anda mungkin juga menyukai