Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Judul: Hakikat dan Dampak 2 Kalimat Syahadat Dalam

Disusun Oleh:

1. Urhulaivi

2. Nila

3. Sigit Widodo

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, maka timbullah tanda
tanya dalam hatinya sendiri tentang banyak hal, di dalam lubuk hati yang
terdalam, memancar kecenderungan untuk ingin tahu berbagai rahasia yang masih
merupakan misteri yang terselubung. Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain, dari
mana saya ini, mengapa saya tiba-tiba ada, hendak kemana saya.

Dari arus pertanyaan yang mengalir dalam bisikan lubuk yang terdalam,
terdapat suatu cetusan yang mempertanyakan tentang Penguasa tertinggi alam
raya ini yang harus dijawab. Ketika pandangan diarahkan ke lazuardi biru, maka
hatipun bergetar, siapa yang menata langit dan membangunnya sedemikian kekar
dan indah.

Ketika malam kelam, langit dihiasi dengan cahaya bintang, mengalirlah


perasaan romantis mengagumkan. Tetapi di balik kekaguman akan romantika itu,
hati mencoba menelusuri siapa Dia yang menempatkan letak-letak bintang yang
begitu permai, serasi dan memukau.

Tatkala seseorang beranjak lebih dewasa dan mengenyam lebih banyak


pengalaman, maka kecenderungan untuk ingin tahu itu lebih keras lagi. Nampak
kian banyak misteri yang terselubung di balik kehidupan ini. Banyak keinginan
tidak selamanya terpenuhi. Sebaliknya banyak kejadian yang mendadak tak
diduga sebelumnya, maka siapakah penguasa di balik iradah dan kemampuan
insan yang terbatas ini.

Pada tahap ini, bukan saja naluri yang bergolak tetapi otak dan logika mulai
main untuk membentuk pengertian dan mengambil kesimpulan tentang adanya
Tuhan. Demikianlah fitrah manusia bergolak mencari dan merindukan Tuhan,
mulai dari bentuk yang dangkal dan bersahaja berupa perasaan sampai ke tingkat
yang lebih tinggi berupa penggunaan akal.

Boleh jadi fitrah ini sekali-kali tertutup kabut kegelapan sehingga nampak
manusia tidak mau tahu siapa penciptanya, namun kekuatan fitrah ini tidak dapat
dihapuskan samasekali. Dia Prosiding Seminar Hasil Penelitian sewaktu-waktu
muncul kepermukaan lautan kesadaran memanifestasikan kecenderungannya
merindukan Tuhannya yang begitu lembut.

Pengertian dan pemahaman manusia tentang Tuhan akan memberikan corak


kepada perilaku dalam hidup beragama dan berbangsa. Kedangkalan dan
kekeliruan dalam memahami konsep ketuhanan akan membawa akibat pula
kepada kehidupan beragama dan bernegara. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengertian yang lebih mendasar, agar dapat dibedakan secara filosofis.

Dalam ajaran Islam, pemahaman tentang Tuhan ini berawal dari pernyataan
umat Islam tentang dua kalimah syahadat, yang pernah diungkap ketika seseorang
menyatakan dirinya Islam. Karena itu, setiap umat Islam sangat perlu memahami
dua kalimah syahadat secara filosofis, karena semua persoalan aktivitas kehidupan
umat Islam tidak dapat dilepaskan dari dua kalimah Syahadat ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Dampak Dua Kalimat Syahadat Dalam Pandangan Islam


1. Hakikat Dan Dampak Dua Kalimat Syahadat

Iqrar La Ilaha Illallah tidak akan dapat diwujudkan secara benar tanpa
mengikuti petunjuk yang disampaikan Rasululllah SAW. Karena itu Iqrar La
Ilaha Illallah tidak dapat dipisahkan dari iqrar Muhammad Rasulullah.Dua iqrar
inilah yang dikenal dengan Dua Kalimat Syahadat (Syahadatain). Kata asyhadu
secara etimologi berakar dari kata syahadat, yang mempunyai tiga pengertian :

a. musyahadah (menyaksikan), terdapat dalam Al-Qur‟an (Al-Muthaffifin:21)

“Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).”


(Al-Muthaffifin:21)

b. syahadah (kesaksian), terdapat dalam Al-Qur‟an(Al-Thalaq:2)

“…dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil diantara kamu.” Al
Qur‟an(Al-Thalaq:2)

c. half (sumpah), terdapat dalam Al-Qur‟an (Al-Munafiqun:1)

“Apabila orang -orang munafik datang kepadamu, mereka


berkata:”Kamibersumpah bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya;
dan Allah bersaksi bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
pendusta.” Al-Qur an (Al-Munafiqun:1)

Dari ketiga pengertian di atas terdapat relevansi yang kuat yaitu :“seseorang akan
bersumpah,bila dia memberi kesaksian,dan dia akan memberikan kesaksian bila
dia menyaksikan ”.6 [6]

Inti dari Syahadatain yaitu; beribadah hanya kepada Allah SWT semata, dan
menjadikan Rasulullah SAW sebagai titik uswatun hasanah. Hal ini terdapat
dalam Al-qur‟an (Al-Ahzab:21) :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
(uswatunhasanah) bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzab:21).

Jika setiap muslim memahami dan mengiqrarkan secara benar Syahadatain,


InsyaAllah akan memberikan dampak yang besar, antara lain dapat diukur dari
sikap yang dilahirkan (cinta) terhadap Allah SWT, dan Rasul-Nya. Hal ini
terdapat dalam Al-qur‟an (Al-Baqarah:165, dan At-Taubah:24)

“…Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…”

(Al-Baqarah:165)

“Katakanlah: Jika bapak -bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri,


keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintaidaripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya.”. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”(At-Taubah:24).

Berdasarkan ayat diatas, Abdullah Nasih „ulwan, membagi cinta (mahabbah)


kepada tiga tingkatan :

a. Al-Mahabbatul Ula, mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah

b. Al-Mahabbatul Wustha, mencintai segala sesuatu yang dibolehkan Allah dan


Rasul-Nya dengan cara yang diizinkan-Nya, seperti cinta kepada anak-anak, ibu-
bapak, suami-istri, harta, dan sebagainya.

c. Al-Mahabbatul Adna, mencintai anak-anak, ibu-bapak, suami-istri, harta, dan


sebagainya melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah
Contoh : mencintai seorang kakek yang mempunyai ilmu agama yang tinggi
sewaktu beliau masih hidup (Al-Mahabbatul Wustha), akan tetapi sesudah sang
kakek meninggal, pergi kekuburnya untuk mengantarkan sesajen agar mendapat
syafa‟at dari si kakek (Al-Mahabbatul Adna).

Marilah kita kaum muslimin masuk Islam secara kaffah (total) dalam setiap lini
kehidupan. Karena penghambaan kita secara kaffah akan melahirkan dampak-
dampak dari penghambaan itu. Sebagai dampak dari penghambaan / Syahadatain,
terdapat tiga unsur pokok yang dimiliki manusia: hati, jasad, dan akal yang akan
mendapatkan “ shibghah”(celupan, identitas) Allah SWT.

Firman AllahSWT dalam Al-qur‟an surat Al-Baqarah:138,

“Shibgah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya

kepada- Nyalah kami menyembah.”(Al-Baqarah:138).

Shibghah dari Allah ini akan melahirkan :

a. Dari hatinya lahirlah keyakinan yang benar, lalu akan melahirkan motivasi
(niat) yang ikhlas.
b. Dari akalnya lahirlah pikiran-pikiran yang islami, melairkan system yang
islami.

c. Dari jasadnya lahirlah amal shalih, sebagai tanfiz dari keinginan hati dan
rancangan akal.

B. Rukun Syahadat

1. Rukun Laa ilaaha illallah

Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun :

a) An'-Naf yu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengansegala


bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain
Allah.

b) Al'tsbat (penetapan): “illallah”menetapkan bahwa tidak ada yang berhak


disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuaidengan
konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an seperti firman Allah
SWT

Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri'man
kepada Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa'da buhultali yang
amat kuat... (Al Ba0arah :259).

2. Rukun” Muhammad Rasulullah”

Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat “abduhuwa rasuluh
“(hamba dan utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath(berlebih'lebihan) dan
tafrith (meremehkan) pada hak RasulullahShallal SW. Beliau adalah hamba dan
rasulNya. Beliauadalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang
mulia ini,

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al KaFi : 223

.Artinya : Katakanlah : Sesungguhnya Aku !ni manusia biasa seperti kamu,yang


diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya tuhan kamu itu adalah tuhan yang
esa”. barangsiapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan perbuatan yang baik dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada tuhannya”. (QS. Al'kahfi : 223)

Syaikh muhammad bin Shalih A1 utsaimin menjelaskan: Dalam ayat di


atas Allah memerintahkan NabiNya untuk mengumumkan kepadamanusia bahwa
saya hanyalah seorang hamba sama dengan kalian, bukan Rabb (tuhan).
Sebagaimana tertulis dalam hadist yang
artinya :”Saya hanya seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah
danRasulNya”. (QR. Al'Bukhari dan Muslim).

Benarkah Hanya Mengucapkan Syahadat Masuk Surga?

Islam tidak hanya mengucapkan dua kalimat syahadat saja, akan tetapi wajib
mengimplementasikan syarat'sayarat yang tercakup dalam dua kalimatsyahadat
tersebut sehingga seseorang yang mengucapkan dua kalimat tersebutmenjadi
muslim yang sejati. Rukun !slam itu meliputi keyakinan, ucapan, dan perbuatan.

Dari ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa


sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak adasesembahan
yang hak kecuali Allah dan tidak ada sekutu baginya, juga bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah utusan'Nya, dan bahwasanya isaa dalah hamba Allah dan
anak dari budak wanita'nya serta kalimat'Nya yangia sampaikan kepada Maryam
dan ruh dari'Nya. Bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya. Allah akan
masukkan ke dalam surga lewat pintu surga yang delapan sekehendaknya.” (QR.
Bukhari, no.3252 dan Muslim, no.28)

C. Yang Membatalkan Syahadat

Banyak orang berpandangan bahwa apabila Syahadatain sudah ia iqrarkan, maka


tidak ada perbuatan yang dapat membatalkan Syahadatain itu. Sebenarnya itu
salah. Sa'id Hawwa dalam bukunya “ Al-Islam”7[7] menyebut 20 diantaranya
yang dapat membatalkan Syahadatain.

1. Bertawakkal bukan kepada Allah SWT

2. Tidak mengakui bahwa semua nikmat lahir dan bathin adalah karunia Allah
SWT.

3. Beramal dengan tujuan selain Allah SWT.

4. Memberikan hak menghalalkan dan mengharamkan, hak memerintah dan


melarang atau hak menentukan hukum pada umumnya kepada selain Allah SWT.
5. Ta‟at secara mutlak kepada selain Allah SWT dan Rasul-Nya.

6. Tidak menegakkan hukum Allah SWT.

7. Membeci Islam, seluruh maupun sebagiannya.

8. Mencintai kehidupan dunia melebihi akhirat atau menjadikan dunia segala-


galanya.

9. Memperolok-olok Al-Qur‟an dan Sunnah, atau orang-orang yang menegakkan


ke-2 nya, atau memperolok-olok hukum Allah atau syi‟ar Islam.
10. Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT, dan mengharamkan apa
yang dihalalkan Allah SWT.

11. Tidak beriman dengan seluruh nash-nash Al-Qur‟an dan Sunnah.

12. Mengangkat orang-orang kafir dan murtad menjadi pemimpin dan tidak
mencintai orang-orang yang berakidah islam.

13. Tidak beradab dalam bergaul dengan Rasulullah SAW.

14. Tidak menyenangi tauhid, malah menyenangi kemusyrikan.

15. Menyatakan bahwa makna tersirat dari suatu ayat bertentangan dengan makna
yang tersurat dalam Al-Qur‟an.

16. Memungkiri salah satu Asma, Sifat, dan Af‟al Allah SWT.

17. Memungkiri salah satu sifat Rasulullah SAW yang telah ditetapkan Allah
SWT, atau memberinya sifat yang tidak baik, atau tidak meyakininya sebagai
contoh teladan utamabagi umat manusia.

18. Mengkafirkan orang Islam atau menghalalkan darahnya, atau tidak


mengkafirkan orang kafir.

19. Beribadah bukan kepada Allah SWT.

20. Melakukan syirik kecil.


PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa:

Jika setiap muslim memahami dan mengiqrarkan secara benar Syahadatain,


InsyaAllah akan memberikan dampak yang besar, antara lain dapat diukur dari
sikap yang dilahirkan (cinta) terhadap Allah SWT, dan Rasul-Nya. Hal ini
terdapat dalam Al-qur‟an (Al-Baqarah:165, dan At-Taubah:24)

B. Saran

1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentangsyahadatnya.


Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakanitu, serta bersedia
menerima konsekuensi ucapannya.

2. Seseorang yang bersyahadat harus mendahulukan sabda Rasulullah atassegala


pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnyamerupakan bagian
yang tidak terpisah dari syahadat la ilaha illallah.orang'orang yang lebih
mengutamakan hukum atau perundang'undanganmanusia di atas petunjuk Nabi,
maka jelaslah dia telah keluar dari konsepsyahadatain. Bebas berprilaku dan
berekspresi walaupun bertentangan dengan sunnah Allah dan Rasul'Nya dengan
dalih bahwa setiap manusiamempunyai hak asasi masing'masing, maka bila dia
seorang muslim,keyakinan tersebut telah membatalkan syahadatnya.

Anda mungkin juga menyukai