KELOMPOK 2
RIAN RIFALDO SINAGA
RODYTONA SINAGA
SAMUEL ANUGRAH B. R. MANALU
TEO PRANATA
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur dipanjatkan penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah juga ini dibuat untuk menambah wawasan
dari penulis dan pembaca tentang peraturan desa yang merupakan implementasi dari nilai-nilai
Pancasila
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan
membagikan pengetahuannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, Ibu Gartima Sitanggang, M.Pd.,
S.Ag.
Penulis menyadari bahwasannya m23akalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
i
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I. Pendahuluan ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II. Pembahasan ............................................................................................ 3
A. Aturan Desa dan Pancasila .............................................................. 3
B. Contoh Peraturan Desa yang merupakan Implementasi
dari Nilai-Nilai Pancasila ................................................................ 4
BAB III. Penutup .................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ...................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500
jiwa dengan ciri ciri sebagai berikut : mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antara ribuan jiwa, ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan, dan cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
Masyarakat adalah sekelompok makhluk hidup yang terjalin erat karena sistem
tertentu, tradisi tertentu, konvensi, dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada
kehidupan kolektif. Sistem dalam masyarakat saling berhubungan antara satu manusia
dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Kepribadian masyarakat
terbentuk melalui penggabungan individu-individu dan aksi-reaksi budaya mereka.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang karena tuntutan kebutuhan dan
pengaruh keyakinan, pikiran, serta ambisi tertentu dipersatukan dalam kehidupan
kolektif. Sistem dan hukum yang terdapat dalam suatu masyarakat mencerminkan
perilaku-perilaku individu karena individu-indivu tersebut terikat dengan hukum dan
sistem tersebut.
Lingkungan desa merupakan contoh masyarakat karena orang orang yang menjadi
bagian didalamnya dapat mengenal dan terikat pada suatu sistem dan hukum tertentu
yang sama. Masyarakat desa terikat pada hukum hukum yang mungkin berlaku khusus di
desa mereka yang dinamakan aturan aturan desa. Seluruh warga desa wajib untuk
menjalankan dan mematuhi aturan aturan ini. Jika ada yang tidak menjalankannya akan
dikenakan sanksi mulai dari yang ringan sampai yang berat.
1
Aturan aturan yang ada di desa biasanya berasal dari budaya dan adat istiadat
masyarakat setempat. Aturan aturan ini sudah ada sejak zaman dulu karena sudah
diturunkan dari generasi ke generasi ataupun baru ada di masa sekarang untuk mengikuti
aturan aturan dari penyelenggara pemerintahan yang lebih tinggi.
Sejalan dengan Pancasila yang nilai nilainya digali dari nilai nilai luhur dari
masyarakat Indonesia, aturan aturan desa secara langsung merupakan sebuah
implementasi dari nilai nilai Pancasila itu sendiri. Dalam aturan aturan desa biasanya
memuat aturan yang merupakan aplikasi dari masing masing sila, yakni sila Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja contoh aturan yang ada di desa tempatmu tinggal?
2. Apakah aturan aturan tersebut sesuai dengan nilai nilai Pancasila?
3. Apakah ada aturan yang tidak sejalan dengan Pancasila?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja contoh aturan yang ada di desa tempatmu tinggal.
2. Untuk mengetahui apakah aturan aturan tersebut sesuai dengan nilai nilai Pancasila.
3. Untuk mengetahui apakah ada aturan yang tidak sejalan dengan Pancasila.
4. Untuk mengetahui apa saja peraturan yang ada di desa tempat tinggal Mahasiswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
desa. Secara kasar dapat dikatakan bahwa mereka tidak mau menanggung malapetaka
yang didatangkan oleh dua orang saja sehingga daripada mengorbankan seluruh desa
dengan tetap memperbolehkan pelaku tinggal, mereka lebih memilih untuk mengusir
pelaku dari desa. Jika dilihat dari sudut pandang Pancasila, peraturan ini secara tidak
langsung telah menjalankan sila Pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa karena
tidak ada satupun agama yang memperbolehkan perzinahan
3. Gotong Royong membersihkan atau memperbaiki desa
Gotong royong merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Gotong royong adalah sebuah usaha yang dilakukan secara bersama sama
oleh sekelompok orang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu contohnya
adalah kegiatan gotong royong membersihkan atau memperbaiki desa yang dilakukan
masyarakat desa Pengkolan. Kegiatan ini biasanya dilakukan di hari Sabtu atau
Minggu (hari libur kerja) agar seluruh anggota masyarakat dapat berpartisipasi dalam
kegiatan ini. Biasanya bapak bapak remaja yang akan bekerjasama untuk
memperbaiki fasilitas fasilitas desa yang rusak sedangkan ibu ibu bertugas untuk
menyiapkan makanan dan minuman yang nantinya akan dinikmati bersama setelah
pekerjaan selesai. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan sila Ketiga, yaitu
Persatuan Indonesia karena dalam kegiatan gotong royong ini masyarakat diharuskan
untuk bersatu dan bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kegiatan
ini juga berguna untuk mempererat persaudaraan diantara warga desa.
4. Musyawarah mufakat untuk mencapai kesepakatan
Musyawarah adalah kegiatan yang dilakukan untuk membicarakan suatu
permasalahan dan mencari jalan keluarnya bersama. Kegiatan ini biasa ditemui di
masyarakat pedesaan. Permasalahan yang dibahas beragam. Mulai dari permasalahan
perorangan antar anggota masyarakat hingga permasalahan yang menyangkut seluruh
desa. Musyawarah biasanya dipipimpin oleh tetua desa sebagai penengah. Salah
seorang perwakilan dari peserta musyawarah akan menyampaikan permasalahan yang
ada dan anggota lainnya akan mengemukakan pendapat mereka mengenai jalan
5
keluar dari permasalahan tersebut. Kemudian mereka akan mempersempit pendpat
pendapat itu hingga akhirnya didapat sebuah keputusan yang dapat diterima oleh
semua orang. Kegiatan ini sesuai dengan sila Keempat, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Menjenguk warga desa yang sakit
Kegiatan ini sudah biasa dilakukan walaupun bukan dalam lingkup desa. Biasanya
para warga atau perwakilannya akan menjenguk seorang warga desa yang sedang
sakit. Yang datang menjenguk akan datang dengan membawa buah tangan dengan
harapan orang yang dijenguk dapat segera sembuh. Ini merupakan implementasi dari
nilai Pancasila terutama sila Kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aturan adalah segala yang harus ditaati dan dijalankan. Wujud aturan adalah
petunjuk, perintah, ketentuan, dan patokan yang ditujukan untuk mengatur kehidupan.
Aturan desa adalah aturan yang diturunkan dari generasi ke generasi artinya peraturan ini
sudah ada sejak zaman dahulu dan aturan ini terus dilestarikan demi kebaikan masyarakat
desa tersebut.
Pancasila memiliki nilai nilai di tiap silanya yang merupakan hasil serapan dari
kearifan lokal dan nilai nilai luhur masyarakat tradisional di indonesia. Artinya setiap
aturan aturan desa yang ada seharusnya sudah sejalan dan merupakan pengaplikasian
konkrit dari nilai nilai Pancasila. Walaupun mungkin ada beberapa aturan yang sedikit
banyaknya ada yang sedikit melenceng dari nilai nilai Pancasila, setidaknya secara garis
besar aturan aturan ini biasanya mengatur hal hal dengan pandangan yang sama dengan
Pancasila.
Contoh aturan aturan yang ada di Desa Pengkolan yang merupakan implementasi
dari nilai nilai Pancasila adalah:
1. Bagi yang ketahuan mencuri akan diusir dari desa
2. Bagi yang ketahuan berzinah akan diusir dari desa
3. Gotong Royong membersihkan atau memperbaiki desa
4. Musyawarah mufakat untuk mencapai kesepakatan
5. Menjenguk warga desa yang sakit