ISBN :......................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
i
Budidaya Ikan Hias Mandarin
i
Budidaya Ikan Hias
i
Budidaya Ikan Hias Mandarin
DAFTAR GAMBAR
v
Budidaya Ikan Hias
DAFTAR TABEL
v
Budidaya Ikan Hias
BAB I. PENDAHULUAN
Oleh : Nono Hartanto
1
Budidaya Ikan Hias
sangat indah sehingga mampu menarik minat para penghobi ikan hias laut. Tidak
mengherankan kalau ikan hias ini mempunyai harga jual yang tinggi yaitu dapat
mencapai $17 sampai $34. Negara tujuan ekspor ikan hias laut, seperti Singapura,
Malaysia, Hongkong, Cina, Taiwan dan sebagian ke Eropa. Ikan hias ini ditangkap
secara terus menerus dan saat ini hampir punah sehingga termasuk dalam
Apendiks Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Flora
and Fauna (CITES).
Untuk mengatasi kepunahannya, diperlukan upaya penyelamatan melalui
usaha budidaya. Selain melestarikan sumberdaya ikan hias di alam, ikan hias hasil
budidaya mempunyai berbagai keunggulan diantaranya, ikan tidak mudah stress
dan tidak mudah terserang penyakit karena telah mampu beradaptasi terhadap
lingkungan pemeliharaan, pakan, lalu-lalang orang dan kebisingan serta terbebas
dari racun sianida sehingga ikan tidak mudah mati setelah dipelihara dalam
aquarium.
Usaha budidaya ikan hias juga dapat melibatkan ribuan tenaga kerja baik
yang terkait langsung maupun yang tidak langsung seperti penyedia pakan,
tanaman air dan bebatuan penghias aquarium, aksesoris lainnya, pembuat dan
penjual aquarium, pengemasan dan transportasi ikan. Karena itu selain memberi
sumbangan devisa, suksesnya usaha budidaya ikan hias juga akan membantu
peningkatan taraf hidup masyarakat.
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sudah mulai merintis usaha budidaya
ikan hias laut Mandarin pada tahun 2010 bertepatan dengan event Sail Banda
dimana icon-nya adalah ikan Mandarin. Selama satu tahun kegiatan, mulai dari
domestifikasi induk serta perekayasaan pemijahan, maka ikan ini pada tahun 2011
telah berhasil dipijahkan. Dengan keberhasilan yang sudah diperoleh tersebut,
dilanjutkan dengan peningkatan produksinya sehingga secara bertahap kuantitas
maupun kualitas kebutuhan pasar dapat terpenuhi.
Dengan keberhasilan pemijahan dan peningkatan produksi, maka
disusunlah buku ini yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang teknik
2
Budidaya Ikan Hias
budidaya ikan hias laut Mandarin yang meliputi manjemen dan teknik
pemeliharaan mulai induk, larva, benih dan ikan menjadi pajangan di aquarium.
Harapan kami denga terbitnya buku ini dapat menambah variasi spesies
ikan hias yang dapat diekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara,
meningkatkan kesejahteraan masayarakat, meningkatkan gairah usaha di bidang
budidaya ikan hias, meningkatkan keuntungan usaha, turut menjaga kelestarian
ikan ini dari kepunahan, turut menjaga lingkungan akibat penangkapan ikan
menggunakan bahan berbahaya dan turut mendukung pembangunan perikanan
yang berkelanjutan.
3
Budidaya Ikan Hias
2.1. Taksonomi
4
Budidaya Ikan Hias
Fhylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Family : Callionymidae
Genus : Synchiropus
Species : Synchiropus splendidus
2.2. Morfologi
Ikan Mandarin mempunyai duri keras 4 dan duri lunak 8 pada sirip
punggungnya. Tidak memiliki duri keras tetapi mempunyai 6-8 duri lunak pada
sirip duburnya. Pada ikan jantan, duri tulang punggung pertama pertama sangat
memanjang, kadang-kadang hampir mencapai pangkal sirip ekor.
Ikan Mandarin mempunyai ciri-ciri fisik bentuknya yang unik dan warnanya
yang bagus. Ikan ini memiliki kepala agak lebar, badan cenderung compresed, dan
tubuhnya dipenuhi perpaduan warna yang bagus seperti biru dengan oranye,
merah dan kuning dengan motif garis bergelombang. Sisik ikan Mandarin sangat
sedikit dan sebagai gantinya memiliki lapisan lendir tebal yang memiliki bau yang
tidak menyenangkan.
5
Budidaya Ikan Hias
2.3. Habitat
2.4. Penyebaran
6
Budidaya Ikan Hias
7
Budidaya Ikan Hias
menjauhkan dirinya dari predator atau pesaing lainnya. Perbedaan yang jelas
diantara garis-garis warna tidak diketahui penyebabnya. Namun, itu mungkin ada
hubungannya dengan makanan dan pemijahan atau mungkin sebuah signal
peringatan.
2.7. Reproduksi
8
Budidaya Ikan Hias
kompetisi diantara ikan jantan dan yang menang akan melakukan pemijahan. Ikan
jantan yang paling besar dan yang kuat melakukan pemijahan lebih sering karena
ikan betina lebih memilihnya. Sepasang ikan Mandarin akan naik ke permukaan
dan bersentuhan diantara keduanya dimana telur dan sperma keluar secara
bersamaan pada saat pemijahan.
Ikan Mandarin memijah di permukaan. Pembuahan terjadi bila antara
jantan dan betina berada pada jarak yang paling dekat saat berenang ke atas.
Pemijahan terjadi seminggu sekali dengan sekitar 200 telur yang dikeluarkan.
Pemijahan terjadi untuk beberapa bulan. Ikan Mandarin memijah sepanjang
tahun. Populasinya akan meningkat dua kali lipat kurang dari 15 bulan.
Di alam ikan Mandarin memijah pada saat matahari terbenam. Ikan jantan
akan mencari ikan betina. Ikan betina yang terpilih akan naik bersamaan ke
permukaan dan melakukan pemijahan. Sedangkan di aquarium, prosesnya diawali
satu jam sebelum matahari terbenam. Ikan jantan akan mendekati ikan betina.
Ikan jantan selalu berada di depan ikan betina dan berenang beriringan sambil
mengembangan siripnya. Jika sore telah tiba, ikan betina yang telah siap maka
ikan jantan akan berenang mendekati ikan betina tersebut sambil mengipaskan
siripnya. Selanjutnya jika ikan betina menerima maka secara berpasangan akan
berenang ke atas dan dengan saling berhadapan maka akan terjadi pemijahan.
Setelah terjadi pemijahan pasangan ini turun kembali ke dasar dengan jantan
terus mengikuti betina, dengan proses yang sama akan terjadi pemijahan
berikutnya sampai benar-benar cahaya tidak ada.
Telurnya berukuran kecil, sekitar 1 mm. Dalam satu kali pemijahan dapat
mengeluarkan telur lebih dari 600 butir. Telur terapung dipermukaan air. Tidak
begitu terlihat butiran minyak pada kuning telurnya. Telur akan menetas setelah
12-16 jam setelah pembuahan pada suhu 28°C. Ukuran larva sekitar 2 mm.
Telur ikan Mandarin mudah rusak jika terkena arus yang kuat atau
gangguan lainnya. Telur dapat dipindahkan ke tempat lain dengan menggunakan
serokan telur atau pipet dari permukaan air.
9
Budidaya Ikan Hias
Ukuran diameter telur antara 0.7 sampai 0.8 mm, tidak berwarna, seperti
spiral, dan mengapung. Telur pertama kali menempel satu sama lain dan
kemudian perlajhan-lahan memisah menjadi bagian yang kecil.
Penetasan telur dilakukan pada wadah yang besar untuk mempertahankan
kestabilan suhu. Air penetasan telur hendaknya telah disterilisasi atau dapat juga
berasal dari air bak pemijahan. Ikan Mandarin memiliki waktu inkubasi yang tidak
lama atau sekitar 12 jam setelah pembuahan, larvanya kecil dan berkembang
sangat cepat. Setelah menetas larva akan menyebar di kolom air.
10
Budidaya Ikan Hias
Ikan Mandarin termasuk jenis ikan yang berukuran kecil karena hanya
mempunyai panjang total 6,0 cm.Ukuran ikan jantan lebih besar dibandingkan
dengan yang betina. Di alam bebas ikan Mandarin hidup selama 10 hingga 15
tahun. Di tempat pemeliharaan aquarium masa hidupnya lebih pendek yang
disebabkan karena ketidaksesuain kebutuhan pakan. Rata-rata ikan Mandarin
hidup dalam lingkungan pemeliharaan antara 2-4 tahun .
DAFTAR PUSTAKA
Baensch, H.A. and H. Debelius 1997 Meerwasser atlas. Mergus Verlag GmbH,
Postfach 86, 49302, Melle, Germany. 1216 p. 3rd edition.
Delbeek, C. 1989. The Mandarin Fish: Synchiropus splendidus. Seascope.
Lieske, E. and R. Myers 1994 Collins Pocket Guide. Coral reef fishes. Indo-Pacific &
Caribbean including the Red Sea. Haper Collins Publishers, 400 p.
Mai, W. 2000 Nachzucht des Mandarinfisches gelungen. Datz 53(7):8-9.
Randall, J.E., G.R. Allen and R.C. Steene 1990 Fishes of the Great Barrier Reef and
Coral Sea. University of Hawaii Press, Honolulu, Hawaii. 506 p.
Randall, J., A. G.R, S. R.C. 1990. "Fishbase" (On-line).
Sadovy, Y., J. Randall, M. Raotto. 2004. Skin structure in six dragonet species
(Gobiesociformes; Callionymidae): interspecific differences in glandular cell
types and mucus secretion.. Journal of Fish Biology, 66: 1411-1418.
Sadovy, Y., G. Mitcheson, M. Rasotto. 2001. Early development of the ikan
Mandarin, Synchiropus splendidu (Callionymidae), with notes on its fishery
and potential for culture.. Aquarium Sciences and Conservation, 3: 253-263.
Sale, P. 2002. Coral Reef Fishes : dynamics and diversity in a complex ecosystem.
San Diego, CA: Academic Press.
WEB
http://www.wetwebmedia.com/Mandarins.htm
http://eol.org/pages/205990/details
http://www.marinebreeder.org/forums/viewtopic.php?t=128
http://www.theaquariumwiki.com/Synchiropus_splendidus
http://www.aquaticcommunity.com/Dragonets/greenikan Mandarin.php
11
Budidaya Ikan Hias
http://www.twofishdivers.com/2012/04/introducing-the-incredible-Mandarin-
fish/
http://life-sea.blogspot.com/2011/12/life-of-Mandarin-fish.html
http://www.reefcorner.com/SpecimenSheets/ikan Mandarin.htm
http://piratefx.hubpages.com/hub/Mandarin-Fish
http://www.georgiaaquarium.org/animalguide/tropicaldiverpresentedbysouthwe
st/ikan Mandarin.aspx
http://animal-world.com/encyclo/marine/Mandarins/Ikan Mandarin.php
http://en.wikipedia.org/wiki/Ikan Mandarin
http://www.fishbase.org/summary/Synchiropus-splendidus.html
http://www.dive-the-world.com/creatures-ikan Mandarin.php
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Synchiropus_splendidus/
http://news.nationalgeographic.com/news/2001/04/0423_ikan Mandarin_2.html
http://reefkeeping.com/issues/2008-09/fish/index.php
12
Budidaya Ikan Hias
Ikan Mandarin, saat ini merupakan salah satu ikan hias yang banyak di
diminati, sampai saat ini untuk ikan hias laut masih mengandalkan penangkapan
di alam, kendala ketersediaan benih ikan Mandarin dari suatu unit pembenihan
merupakan alternatif yang paling tepat. Tepat tidaknya dalam pemilihan lokasi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan pembenihan.
Serangkaian kegiatan untuk memproduksi benih melalui beberapa
perlakuan sampai dihasilkan benih ikan Mandarin Kegiatan pembenihan ikan
Mandarin seperti juga kegiatan pembenihan ikan laut lainnya. Namun tanpa
didukung oleh pemlihan lokasi yang tepat maka kegiatan tersebut tidak akan ada
artinya. Rancang bangun prasarana pembenihan seperti bak tandon, filterisasi air,
pompa dan sebagainya akan dapat lebih sederhana dan dapat menekan biaya
dalam usaha pembangunan pembenihan apabila faktor sudah dipenuhi
13
Budidaya Ikan Hias
Baku Mutu
No Parameter Satuan Metode Analisa
Diperbolehkan Diinginkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. FISIKA
1 Warna Cu, Color unit ≤ 50 ≤ 30 Kolorimetrik/
Spektrofotometrik
2 Bau Alami Nihil Organoleptik
3 Kecerahan Meter 3 5 Visual
4 Kekeruhan Nephelometri C 30 ≤5 Nephelometric/
c Turbidy Unit Helige
turbidimetrik
5 Padat Mb/l ≤ 80 ≤ 25 Penimbangan
tersuspensi
6 Benda - Nihil Nihil Visual
terapung
7 Lapisan Minyak - Nihil Nihil Vsual
8 Suhu 0
c Alami Alami Pemuaian
B. KIMIA
1 pH - 6-9 6.5-8.5 Elektrometrik
2 Salinitas 0/
00 ± 10 % Alami Alami Konduktivitimetrik/
Argentometrik
14
Budidaya Ikan Hias
15
Budidaya Ikan Hias
Dari tabel tersebut diatas ada beberapa parameter Kimia, Fisika dan
Biologi yang menjadi parameter utama dalam menentukan dalam
pemilihan lokasi anara lain: kecerahan, salinitas, logam berat, pH, suhu,
BOD, Nitrit, Amoniak, Oksigen terlarut, Bahan organic dan sumber
pencemaran.
a. Kecerahan
b. Salinitas
16
Budidaya Ikan Hias
c. Logam Berat
17
Budidaya Ikan Hias
e. Suhu
18
Budidaya Ikan Hias
rendah. Bila keadaan ini berlangsung lama maka kesehatan ikan akan
terganggu antara lain kurang nafsu makan, sering terkena bakteri atau
parasit.sedangkan secara tidak langsung suhu air yang tinggi menyebabkan
oksigen dalam air menguap akibatnya ikan akan kekurangan oksigen.
19
Budidaya Ikan Hias
h. Oksigen terlarut
20
Budidaya Ikan Hias
i. Bahan Organik
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah sifat fisik tanah, sifat
partikel tanah kalau mendirikan suatu bangunan untuk kegiatan
pembenihan ikan Mandarin. Sifat kimia tanah hanya perlu diukur jika akan
21
Budidaya Ikan Hias
22
Budidaya Ikan Hias
Terjadinya konflik atau masalah yang biasanya timbul tidak akan mengancam
operasi pembenihan apabila hal lain yang dapat mendukungkelangsungan usaha
adalah dukungan pemerintah setempat terutama masyarakat sekitar lokasi.
Daftar Pustaka
23
Budidaya Ikan Hias
4.1. Pendahuluan
Sarana dan prasarana sangat penting dalam kegiatan budidaya ikan. Untuk
itu, sebelum memulai kegiatan budidaya ikan perlu diketahui sarana dan
prasarana yang dibutuhkan sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat terlaksana
dengan baik dan lancar. Sarana yang dibutuhkan dalam budidaya ikan Ikan
Mandarin terbagi menjadi sarana pokok dan penunjang. Sarana pokok tersebut
termasuk gedung, pengelolaan air, aerasi, wadah pemeliharaan induk hingga
pembesaran dan pakan alami maupun buatan. Sedangkan sarana penunjang
termasuk peralatan kerja dan kualitas air, laboratorium, gudang, freezer,
perahu/freezer dan mesin semprot jaring. Selain itu, prasarana yang dibutuhkan
untuk menunjang kegiatan ini antara lain : listrik (PLN/Genset), jalan, komunikasi,
mobil pengangkut dan air tawar.
Sarana dan prasarana yang sesuai dengan faktor biologis ikan yang
dipelihara, kemudahan pengadaan, pengelolaan, faktor efisiensi dan keamanan
perlu diperhatikan untuk keberhasilan kegiatan budidaya yang akan dilaksanakan.
a. Sarana Gedung
Gedung diperlukan untuk menempatkan sarana produksi terutama
pemeliharaan induk, larva, dan pendederan. Untuk keperluan tersebut
sebaiknya dibuat bangunan yang tertutup rapat (indoor hatchery) yang
berguna untuk mencegah fluktuasi suhu akibat pengaruh cuaca di luar dan
angin. Namun demikian semi indoor hatchery masih dapat dipergunakan.
Sebagian atap bangunan ini di buat transparan agar cahaya matahari masuk
24
Budidaya Ikan Hias
- Sumber air
- Pompa
25
Budidaya Ikan Hias
perlu diperhatikan bahan harus tahan karat dan kuat terhadap tekanan.
Sebaiknya untuk pipa pompa air laut harus dipilih yang benar-benar
berkualitas dan tebal.
- Filter
Kondisi air yang jernih merupakan faktor mutlak dalam produksi ikan
hias. Kejernihan air dipengaruhi oleh partikel terlarut dalam air. Air yang
kandungan partikelnya tinggi akan mengakibatkan efek yang kurang baik
terhadap larva atau organisme yang dipelihara, karena mengganggu proses
pernafasan dan merangsang pertumbuhan organisme lain seperti bakteri
dan jamur. Selain dari pada itu, air yang keruh biasanya mengandung
senyawa yang tidak diinginkan seperti amoniak dan hidrogen sulfida.
Dewasa ini, akibat eksploitasi tanah daratan dan pantai yang
berlebihan menyebabkan penurunan kualitas air termasuk menurunnya
kejernihan air. Kekeruhan sangat tinggi terutama pada saat turun hujan.
Demikian juga akibat adanya arus laut atau gelombang pasang sehingga
mengaduk kembali endapan lumpur.
Untuk mengurangi kekeruhan, dipergunakan filter. Secara sederhana
pengertian filter adalah sebuah unit untuk memisahkan partikel tersuspensi
pada media cair dengan cara melewati medium atau lapisan berpori. Air
26
Budidaya Ikan Hias
27
Budidaya Ikan Hias
Tipe yang ketiga adalah filter pasir sistem terbuka (gambar 7). Arah
aliran air kebalikan dari sistem gravitasi. Filter ini harganya murah dan
dapat dicuci ulang namun debit air yang diperoleh kecil, karena apabila
volume air terlalu kencang masuk kedalam wadah filter maka media filter
akan teraduk sehingga tidak efektif lagi dalam memfilter.
Air Bersih
Pasir
P d Pasir
PAS
Kran
Air masuk
28
Budidaya Ikan Hias
c. Aerasi
29
Budidaya Ikan Hias
sangat penting karena pemeliharaan benih ikan pada bak terbatas dan
dengan kepadatan yang tinggi sehingga oksigen terlarut perlu ditambahkan.
Beberapa jenis aerator adalah hiblower, vortex blower dan root
blower. Highblower biasanya digunakan pada pembenihan kecil atau kultur
algae skala laboratorium. Blower jenis ini sangat praktis dan ekonomis
karena bentuknya yang kecil dan daya yang diperlukan juga sangat kecil.
Untuk usaha skala menengah dan besar blower yang cocok untuk
digunakan adalah vortex blower maupun root blower. Ukuran diameternya
bervariasi antara 1-4 inchies dengan kekuatan motor 1-10 HP. Kedua jenis
blower ini mempunyai kekuatan yang besar dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Dalam sebuah hatchery sebaiknya dipergunakan lebih dari satu
blower yang pemakaiannya bisa bergantian, atau untuk menghadapi ketika
terjadi permasalahan pada salah satu blower.
30
Budidaya Ikan Hias
31
Budidaya Ikan Hias
32
Budidaya Ikan Hias
lingkungan walaupun masih dapat dilakukan pada ruang semi outdoor atau
outdoor.
33
Budidaya Ikan Hias
g. Pakan Alami
Pakan awal larva sampai saat ini belum dapat tergantikan oleh pakan
buatan, sehingga kultur zooplankton menjadi bagian yang sangat vital dari
usaha produksi ikan Ikan Mandarin. Pada pembenihan ini ada dua jenis
kultur zooplankton yaitu kultur rotifer, penetasan cyste artemia dan kultur
artemia dewasa.
Sarana untuk kultur rotifer berupa bak semen atau fiberglass dengan
volume 1-10 m3. Bak kultur rotifer harus dibangun agak berjauhan dengan
bak kultur fitoplankton, untuk menghindari kontaminasi.
Bak penetasan artemia terbuat dari fiberglass atau kaca, volume 500-
3.000 liter, mempunyai bentuk bulat dengan desain mengerucut di bagian
dasar, hal ini dibuat guna memudahkan dalam proses pemanenannya.
34
Budidaya Ikan Hias
Bak kultur artemia terbuat dari semen atau fiberglass, volume 500-
5000 liter, mempunyai bentuk bulat atau persegi. Bak ini dilengkapi dengan
aerasi yang cukup kuat.
35
Budidaya Ikan Hias
c. Gudang
36
Budidaya Ikan Hias
a. Pembesaran di Bak
37
Budidaya Ikan Hias
a. Pembesaran di Bak
38
Budidaya Ikan Hias
4.4. Prasarana
Usaha pembenihan tidak terlepas dari listrik baik tenaga listrik berasal dari
Perusahan Listrik Negara (PLN) atau genetaror listrik (genset). Listrik dipergunakan
untuk penerangan terutama pada malam hari, untuk pompa air laut,
blower/aerasi. peralatan laboraturium , freezer serta peralatan elektrik lainnya.
Pergunakan kabel standar PLN untuk instalasi dalam dan pergunakan
standard khusus untuk air laut apabila dipergunakan di laut atau instalasi luar.
Pergunakan aksesoris seperti panel, cok, terminal dan lain-lain yang anti karat,
kuat dan aman untuk dipergunakan untuk air laut. Sebuah generator sangat
penting untuk cadangan listrik apabila listrik dari pembangkit listrik negara mati.
Energi listrik sangat diperlukan untuk menjalankan peralatan dalam suatu hachery
seperti: pompa air laut, blower, dan lain-lain.
Selain itu, untuk mempermudah kegiatan budidaya ini diperlukan akses
jalan yang memadai, perangkat komunikasi yang baik, mobil pengangkut dan air
tawar.
Daftar Pustaka
Balai Budidaya Laut Lampung. 1999. Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer, Bloch). Departemen Pertanian Direktorat Janderal Perikanan.
Balai Budidaya Laut. Lampung. 83p.
Balai Budidaya Laut Lampung. 1999. Pembenihan Ikan Kerapu Tikus (Chromileptis
altivelis). Departemen Pertanian Direktorat Janderal Perikanan. Balai
Budidaya Laut. Lampung. 87p.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. 2002. Leaflet. Hatchery Skala
Rumah Tangga. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. Jepara.
39
Budidaya Ikan Hias
Balai Budidaya Air Payau Situbondo. 2002. Leaflet. Hatchery Kerapu Tikus Skala
Rumah Tangga. Balai Budidaya Air Payau Situbondo.
Junianto, N.M., A.H. Wibowo. S. Laga dan F.J. Simanjuntak. 2005. Manajemen
Pembesaran Banal Bintang (Trchinotus blochii, Lacepede) di Keramba
Jaring Apung. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Departemen
Kelautan dan Perikanan. 49 hal.
Kungvankij ,P. 1988. Hatchery design. Report on the training course on seabass
breeding and culture. Satul, Thailand, 1–21 August 1988.
http://www.fao.org/docrep/field/003/AC420E/AC420E01.htm
Kungvankij, P., L.B. Tiro, Jr., B.J. Pudadera, Jr., and I.O. Potesta. 1985.Training
ManualBiology and Culture of Sea Bass (Lates calcarifer). Regional Lead
Centre in the Philippines. Aquaculture Department, Southeast Asian
Fisheries Development Center. Network of Aquaculture Centres in Asia
Bangkok, Thailand, September 1985
40
Budidaya Ikan Hias
Sunyoto, P., Mustahal. 2000. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis. Kerapu, Kakap,
Beronang. Penebar Swadaya. Jakarta. Cet 2. 84 Hal.
41
Budidaya Ikan Hias
42
Budidaya Ikan Hias
jantan mempunyai sirip punggung lebih panjang dari betina dan ukuran jantan
lebih besar dari betina.
Pemilihan calon induk/induk memegang peranan yang penting dan
menentukan dalam keberlangsungan kegiatan pembenihan. Dimana calon
induk/induk yang digunakan mempunyai kualitas terbaik, tidak cacat dan sehat
sehingga diharapkan benih-benih yang nanti dihasilkan memiliki kualitas yang baik
pula.
Ikan Mandarin merupakan golongan ikan yang tidak tergolong hermaprodit
karena tidak ditemukan adanya perubahan kelamin mulai dari kecil sampai ia
mati. Untuk membedakan jenis kelamin ikan Mandarin dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti melihat sirip punggungnya, dimana ikan jantan mempunyai
duri sirip punggung yang lebih panjang dibandingkan dengan yang betina.
Beberapa spesies memperlihatkan warna yang berbeda terutama pada tulang
sirip punggungnya, ikan jantan mempunyai sirip punggung oranye sedangkan yang
betina berwarna lebih gelap.
Fase reproduksi ikan Mandarin mulai memasuki masa dewasa setelah ikan
berukuran 3 cm. ukuran ikan jantan memiliki ukuran badan lebih besar (sampai 6
cm) dibandingkan ikan betina. Ikan betina juga dapat ditandai pada saat matang
gonad yaitu dengan perut yang buncit.
43
Budidaya Ikan Hias
Gambar 20. Seleksi calon induk dan calon induk yang sesuai kriteria
Penanganan induk ikan Mandarin dapat dilakukan dengan atau tanpa
sirkulasi air laut, hal ini dikarenakan ikan Mandarin cenderung lebih senang pada
kondisi air yang tenang. Pergantian air dilakukan jika dirasa kondisi air media telah
mengalami penurunan kualitas air. Padat penebaran induk yang ideal yaitu 30 –
50 ekor per m3, perbandingan jantan dan betina adalah 1:1 Atau 1:2 ( 1 jantan : 1
betina atau 2 betina).
Perlu juga diperhatikan kondisi kesehatan induk, sehingga perlu
penanganan yang cepat terhadap induk yang sakit agar tidak terjadi penularan
penyakit dari induk satu ke induk yang lain.
5.3.1. Aklimatisasi
44
Budidaya Ikan Hias
45
Budidaya Ikan Hias
5.3.3. Pengontrolan/pemantauan
46
Budidaya Ikan Hias
47
Budidaya Ikan Hias
dan tidak memijah lagi untuk beberapa hari. Terdapat kompetisi diantara
ikan jantan dan yang menang akan melakukan pemijahan. Ikan jantan yang
paling besar dan yang kuat melakukan pemijahan lebih sering karena ikan
betina lebih memilihnya. Sepasang ikan Mandarin akan naik ke permukaan
dan bersentuhan diantara keduanya dimana telur dan sperma keluar secara
bersamaan pada saat pemijahan.
Ikan Mandarin memijah dipermukaan. Pembuahan terjadi bila antara
jantan dan betina berada pada jarak yang paling dekat saat berenang ke
atas. Pemijahan terjadi seminggu sekali dengan sekitar 200 telur yang
dikeluarkan. Ikan Mandarin dapat memijah sepanjang tahun.
ikan Mandarin memijah pada saat matahari terbenam. Ikan jantan
akan mencari ikan betina. Ikan betina yang terpilih akan naik bersamaan ke
permukaan dan melakukan pemijahan. Ikan jantan selalu berada di depan
ikan betina dan berenang beriringan sambil mengembangan siripnya. Jika
sore telah tiba, ikan betina yang telah siap maka ikan jantan akan berenang
mendekati ikan betina tersebut sambil mengipaskan siripnya. Selanjutnya
jika ikan betina menerima maka secara berpasangan akan berenang keatas
dan dengan saling berhadapan maka akan terjadi pemijahan. Setelah terjadi
pemijahan pasangan ini turun kembali ke dasar dengan jantan terus
mengikuti betina, dengan proses yang sama akan terjadi pemijahan
berikutnya sampai benar-benar cahaya tidak ada
Pemijahan ikan Mandarin di wadah pemeliharaan dapat dilakukan
secara alami dan pemijahan terjadi secara massal. Biasanya terjadi disaat
menjelang matahari terbenam dimana induk jantan merayu induk betina
dan kemudian keduanya berlahan-lahan naik kepermukaan, induk betina
melepaskan telur dan dibuahi oleh jantan (pembuahan secara eksternal),
telur yang bagus biasanya mengapung dipermukaan air. Telur yang baru
keluar saling terikat memanjang seperti rantai dan akan terpisah oleh
gerakan air.
48
Budidaya Ikan Hias
Telur ikan Mandarin mudah rusak jika terkena arus yang kuat atau
gangguan lainnya. Telur dapat dipindahkan ke tempat lain dengan
menggunakan serokan telur atau pipet dari permukaan air.
Ukuran diameter telur antara 0.7 sampai 0.8 mm, tidak berwarna,
seperti spiral, dan mengapung. Telur pertama kali menempel satu sama
lain dan kemudian perlajhan-lahan memisah menjadi bagian yang kecil
Daftar Pustaka
49
Budidaya Ikan Hias
6.1. Persiapan
50
Budidaya Ikan Hias
Gambar 23. Larva ikan Mandarin dengan ukuran panjang total 1.58 mm
51
Budidaya Ikan Hias
Pakan awal larva adalah rotifera (Brachionus plicatilis) diberikan pada saat
kuning telur pada larva akan habis, yaitu pada hari ke-tiga. Pada hari ini mulut
larva ikan Mandarin sudah mulai terbuka dengan ukuran bukaan mulut 0.18 mm,
panjang total larva 1.98 mm, saluran pencernaan dan anus sudah terbentuk serta
telah mulai beradaptasi dengan makanan dari luar. Rotifera diberikan sampai
dengan larva telah beradaptasi dengan baik terhadap pakan buatan. Dosis
pemberian rotifera disesuaikan kepadatan larva. Pada umumnya kepadatan
rotifera yang diberikan adalah 5-10 ind/ml.
52
Budidaya Ikan Hias
Naupli Artemia
0 3 20 35
Hari
Gambar 25. Skema pemberian pakan larva
Tingkah laku dan sifat makan ikan Mandarin adalah makan secukupnya,
sifat kanibalnya rendah, makanan yang jatuh di dasar bak baru dimakan, malas
mengikuti makanan yang bergerak pada kolom air dan cara mematuk untuk
mengambil makanan.
6.6. Panen
53
Budidaya Ikan Hias
Ikan diseser atau diserok dan dimasukkan ke dalam baskom atau ember
dengan air mengalir secara pelan agar kotoran yang terikut pada saat panen
dapat terbuang.
Ikan-ikan yang telah dipanen, kemudian dihitung dalam satu wadah
penampungan sementara seperti baskom plastik atau ember yang telah
dialiri air laut dan aerasi.
Ikan yang telah dihitung kemudian ditebar pada wadah pemeliharaan yaitu
akuarium atau bak pendederan.
Daftar Pustaka
Effendi. M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan, Yayasan Dewi Sri Bogor.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Perikanan IPB. Yayasan Pustaka Nusatama,
Yogyakarta. 163 hal.
Gani A, Herlina T, Erdy Asmaul Basir dan Agus Darmawan, 2012., Pembenihan Ikan
Hias Laut Mandarin Fish (Synchiropus splendidus) Skala Rumah Tangga.
Jurnal Teknologi Budidaya Laut. Volume: 2 Tahun 2012, ISSN. 2089-3728
Iqbal, M.D. dan J. Herlinah. 2007. Pengaruh kejutan dingin terhadap masa
inkubasi, derajat penetasan dan sintasan prelarva ikan bandeng. Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan. Unversitas Hasanudin. Makasar.
54
Budidaya Ikan Hias
Satyani, D. 2007. Reproduksi dan Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Pusat Riset
Perikanan Budidaya. Jakarta.
Sedjati, I.F. 2002. Embriogenesis dan perkembangan larva ikan redfin shark (Labeo
erythropterus C.V). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan Fakuktas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Suharno, 2011. Perbedaan rasio jantan betina terhadap tingkat pembuahan dan
penetasan ikan blue devil (Crysiptera cyanea). Tesis. Program Pascasarjana.
Program Studi Ilmu Kelautan. Universitas Pattimura.
55
Budidaya Ikan Hias
7.2. Persiapan
56
Budidaya Ikan Hias
Gambar 26. Selter yang berasal dari ranting kayu dan potongan ban mobil.
57
Budidaya Ikan Hias
58
Budidaya Ikan Hias
Padaaa fase inipun benih juga sudah dapat diajarkan untuk mengkonsumsi pakan
buatan (pellet). Pemberian pakan yang tepat baik dari segi nutrisi, ukuran maupun
dosis dapat mempercepat laju pertumbuhan.
Frekuensi pemberian pakan dapat dilakukan 3 kali sehari dan ukuran pakan
disesuaikan dengan bukaan mulut benih. Pada saat pemberian pakan hidup
dilakukan, sirkulasi air sebaiknya dihentikan agar pakan tersebut tidak hanyut
terbawa oleh air pada saluran pembuangan dan setelah pakan habis baru di
alirkan kembali airnya. Pakan pellet yang digunakan untuk benih ikan Mandarin
sebaiknya tengelam di dalam air dan dapat bertahan lama di dalam air.
Daftar Pustaka
Fuiman, L. A. and Werner R.G. 2002. Fishery Science The Unique Contributions of
Early life stages. Blackwell Science Ltd. Oxford.
Gani, A. dan Bugis, C. 2012. Pembenihan ikan Mandarin. Laporan Tahunan 2012
BBL Ambon. Ambon.
Marwa. 2009. Pengaruh substitusi pakan buatan dengan Kuning telur terhadap
perkembangan larva kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Tesis. Program
Pascasarjana Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Pattimura. Ambon
Sadovy, Y., J. Randall, M. Raotto. 2004. Skin structure in six dragonet species
(Gobiesociformes; Callionymidae): interspecific differences in glandular cell types
and mucus secretion. Journal of Fish Biology, 66: 1411-1418.
59
Budidaya Ikan Hias
60
Budidaya Ikan Hias
kondisi kesehatan ikan menurun. Selter yang digunakan dapat berupa ranting
kayu yang kering, potongan pipa paralon atau bahan-bahan lain yang layak
digunakan. Untuk mengetahui layak tidaknya selter dapat dilakukan dengan
menempatkan beberapa bahan yang ingin dijadikan selter dan mengecek selter
yang lebih didominasi oleh ikan.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari baik itu pakan pellet maupun
pakan hidup seperti artemia, capepoda, udang renink cacing renik, jentik nyamuk,
dan pakan hidup lainnya yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Pemberian pakan
metodenya sama seperti tahap pendederan akan tetapi ukuran pakan yang
diberikan sedikit lebih besar ukurannya atau disesuaikan dengan bukaan mulut
ikan dan jumlah pakan pellet dapat ditingkatkan agar ikan yang diproduksi sudah
terbiasa dengan pakan buatan sehingga mudah dipelihara oleh konsumen dimana
ikan Mandarin hasil tangkapan alam banyak dikeluhkan oleh konsumen karena
ikan hasil tangkapan alam terkadang tidak mau merespon pakan pellet sedangkan
untuk mendapatkan pakan hidup bukanlah hal yang mudah didapatkan setiap
harinya sehingga kebanyakan mandarifish yang mereka pelihara mengalami
kematian akibat kurang makan.
61
Budidaya Ikan Hias
(a) (b)
Pakan alami (a) cacing renik dan (b) artemia dewasa
62
Budidaya Ikan Hias
63
Budidaya Ikan Hias
64
Budidaya Ikan Hias
65
Budidaya Ikan Hias
apabila ikan kecil ini dapat tumbuh lebih cepat dari benih yang ditebar maka
dapat menjadi predator, untuk mengantisipasi hal tersebut maka apabila melihat
bibit ikan lain berada didalam jaring sebaiknya cepat diangkat dan dibuang. Jenis
predator lain yang sangat berbahaya adalah kepiting karena dapat masuk dengan
cara memanjat jaring dan menyantap ikan yang dipelihara. Untuk menghindari
masuknya kepiting ke dalam jaring sebaiknya diberikan penutup pada bagian atas
jaring.
Masa pemeliharaan di KJA dari 1 cm untuk menjadi ukuran panen yaitu
minimal 3 cm dapat berkisar atara 3 sampai 4 bulan tergantung ukuran benih
yang ditebar, ketersediaan pakan alami dan manajemen penanganan.
66
Budidaya Ikan Hias
Daftar Pustaka
Nusatama,
Yogyakarta. 163 hal.
http://aquaticf.blogspot.com/2012/04/ikan-Mandarin.html
http://www.aboutfishonline.com/articles/Mandarinfish.html
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Synchiropus_splendidus/
Lieske, E. and R. Myers 1994 Collins Pocket Guide. Coral reef fishes. Indo-Pacific &
Caribbean including the Red Sea. Haper Collins Publishers, 400 p.
Sadovy, Y., J. Randall, M. Raotto. 2004. Skin structure in six dragonet species
(Gobiesociformes; Callionymidae): interspecific differences in glandular cell
types and mucus secretion.. Journal of Fish Biology, 66: 1411-1418.
67
Budidaya Ikan Hias
9.1. Pendahuluan
Peranan pakan alami belum dapat digantikan oleh pakan buatan, hingga
saat ini belum ada pakan buatan untuk pemeliharan larva ikan yang dapat
sepenuhnya menggantikan peranan pakan alami. Terutama pada masa awal
kehidupannya, ikan membutuhkan pakan yang persyaratannya sangat spesifik dan
kompleks, sebab pencernaan larva masih sederhana sehingga memerlukan
masukkan zat gizi dan enzim dari luar (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Dalam
pembuatan pakan buatan untuk larva ikan, beberapa persyaratan tersebut telah
diupayakan untuk dipenuhi, tetapi belum tercapai secara sempurna. Sehingga
pakan alami menjadi salah satu faktor pembatas dalam usaha pembenihan ikan
khususnya pada tahap pemeliharaan larva.
Secara alamiah pakan alami terdiri dari dua golongan besar yaitu
fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Fitoplankton
dalam pembenihan dapat berperan ganda, selain digunakan sebagai pakan dalam
kultur zooplankton, juga digunakan secara langsung dalam bak pemeliharaan
larva. Penambahan fitoplankton dalam media pemeliharaan larva tidak hanya
berfungsi sebagai pakan larva, tetapi juga berfungsi sebagai penyangga kualitas air
dan stok pakan zooplankton dalam bak pemeliharaan larva. Dengan adanya
fitoplankton tersebut maka kualitas nutrisi zooplankton dapat dipertahankan.
Beberapa jenis mikroalga/fitoplankton diketahui efektif menyerap beberapa
senyawa yang bersifat racun bagi larva, dapat meningkatkan oksigen terlarut
karena aktivitas fotosintesis dan mengendalikan kandungan CO 2. Sedangkan
zooplankton dapat dimanfaatkan sebagai “Bioenkapsulasi” untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan kualitas nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
dan kelangsungan hidup larva ikan, terutama vitamin yang tidak dapat diproduksi
oleh tubuh larva ikan dan kandungan asam lemak tak jenuh. Permasalahan dapat
68
Budidaya Ikan Hias
timbul pada kondisi budidaya ketika ketersediaan pakan alami tidak memenuhi
kebutuhan oleh karena itu, penguasaan teknik kultur pakan alami merupakan
salah satu aspek penting dalam melakukan pembenihan ikan.
9.2. Fitoplankton
9.2.1. Biologi
69
Budidaya Ikan Hias
70
Budidaya Ikan Hias
71
Budidaya Ikan Hias
72
Budidaya Ikan Hias
Air laut yang telah steril dan diatur salinitasnya (30 ppt) dimasukkan
kedalam wadah kultur, kemudian pupuk dimasukkan sesuai dengan volume
kultur. Inokulum dimasukkan hingga mecapai kepadatan awal yang
diinginkan. Keberhasilan kultur murni selain dipengaruhi oleh sterilisasi alat
dan media yang digunakan, kepadatan awal kultur juga berpengaruh
terhadap kepadatan maksimum dan waktu pencapaian puncak
pertumbuhan. Marwa, dkk. (2012) menghasilkan kepadatan maksimum
populasi Nannochloropsis oculata tertinggi pada kultur skala laboratorium
dengan kepadatan awal inokulum 345 x 10 4 sel/ml, yaitu 89.416.700
sel/mL pada hari ke-6 periode kultur. Setelah inokulum dimasukkan, diberi
aerasi dan wadah kultur diletakkan pada rak yang dilengkapi dengan
pencahayaan lampu.
73
Budidaya Ikan Hias
74
Budidaya Ikan Hias
9.2.4. Pemanenan
75
Budidaya Ikan Hias
9.3. Zooplankton
76
Budidaya Ikan Hias
9.3.1. Biologi
77
Budidaya Ikan Hias
78
Budidaya Ikan Hias
1. Rotifer
Kultur semi massal dalam produksi zooplankton (Brachionus sp.)
dilakukan untuk mengantisipasi adanya kematian pada produksi massal
Brachionus sp. wadah kultur berupa aquarium volume 100 liter
memerlukan pengatapan untuk menghindari perubahan suhu dan salinitas
secara ekstrim akibat cuaca. sedangkan skala massal dilakukan pada bak
fiber 1-4 m3 secara outdoor.
Kultur rotifer dimulai dengan mempersiapkan wadah kultur dalam
keadaan steril, kemudian diisi dengan fitoplankton sebanyak 1/3 volume
bak, kemudian benih Rotifer (Brachionus sp.) dimasukkan dengan
kepadatan awal 20-50 ind/ml. Ketersediaan pakan di dalam media kultur
dikontrol setiap hari (secara visual jika pakan telah habis media kultur
rotifer berwarna bening) dalam kondisi ini harus segera ditambah pakan.
Cara menambah pakan adalah dengan menambah/memberikan
langsung fitoplankton ke media kultur rotifer sampai media berwarna hijau
atau memanen rotifer terlebih dahulu dengan metode saring buang untuk
mengurangi volume media dan mengembalikan rotifer ke media kulturnya
kemudian manambahkan fitoplankton, hal ini dilakukan jika kepadatan
rotifer masih rendah. Jenis pakan yang diberikan berupa fitoplankton
(Nannochloropsis sp, dan Chlorella sp., dan lain-lain), dengan perkiraan
jumlah pakan (Nannochloropsis sp.) yang dibutuhkan oleh rotifer selama
satu hari sebanyak 50-100 ribu sel/ml per individu/hari (Ismi, 1996).
Namun jika fitoplankton tersedia dalam jumlah terbatas dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka pakan alternatif yang dapat digunakan adalah
ragi roti. Jika pakan yang diberikan adalah ragi roti, maka sebelum diberikan
ragi harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air tawar sebelum disebarkan
79
Budidaya Ikan Hias
2. Artemia sp.
Kultur artemia dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap penetasan kista
artemia dan tahap budidaya artemia.
a. Tahap Penetasan Kista Artemia
Penetasan kista dapat dilakukan secara langsung atau dilakukan
dekapsulasi terlebih dahulu untuk menipiskan/menghilangkan lapisan luar
tanpa mempengaruhi kelangsungan hidup embrio menggunakan bahan
yang bersifat oksidasi seperti larutan chlorin (NaOCl atau Ca(OCl)2) dan soda
api (NaOH). Tahapan dekapsulasi adalah: hidrasi, perendaman dengan
larutan hypochlorit 100 ml/100 gr kista atau soda api 35ml/100 gr kista
selama 5-15 menit dengan suhu < 40 oC, kemudian dibilas sampai bau
chlorin hilang. Untuk penetasan langsung, sebelum dimasukkan ke dalam
80
Budidaya Ikan Hias
81
Budidaya Ikan Hias
yang baik untuk budidaya artemia menurut Sorgeloos, et.al. (1983) berkisar
antara 15-20 cm.
Pemanenan artemia dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan,
artemia setengah dewasa dapat dipanen pada umur 4-10 hari, sedangkan
artemia dewasa setelah 14 hari. Pemanenan dilakukan dengan terlebih
dahulu mematikan aerasi dan ditunggu beberapa saat. Karena artemia
kekurangan oksigen maka akan naik ke permukaan air. Selanjutnya artemia
dapat dipanen dengan menggunakan scope net atau menyipon air pada
bagian permukaan dan disaring dengan saringan berbentuk kantong. Hasil
panen kemudian dibilas dengan air laut bersih, dimasukkan dalam wadah
berisi air laut, di aerasi dan siap digunakan sesuai kebutuhan. Sebelum
diberikan sebagai pakan, artemia ini diperkaya nutrisinya dengan
menggunakan enrichment yang diinginkan sesuai kebutuhan.
Salah satu jenis pakan alami yang memilki kandungan nutrisi tinggi
dan pigmen karoten yang penting untuk menunjang keberhasilan budidaya
ikan terutama pada ikan hias adalah Larva Chironomus sp. yang dikenal
sebagai cacing darah, dimana Kandungan protein bloodworm dapat
mencapai 56,60% dan lemak 2,80%, selain itu juga bloodworm mengandung
pigmen karoten berupa astaxanthin (Priyambodo dan Wahyuningsih, 2003).
Larva Chironomus banyak terdapat di perairan yang mengandung bahan
organik tinggi sehingga diperlukan pemupukan baik organik maupun
anorganik untuk merangsang petumbuhannya. Dalam wikipedia,
encyclopedia klasifikasi ilmiah chirinomus sp. sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
82
Budidaya Ikan Hias
Suborder : Nematocera
Infraorder : Culicomorpha
Superfamily : Chironomoidea
Family : Chironomidae
Subfamily : Chironominae
Tribe : Chironomini
Genus : Chironomus (Meigen, 1803)
Sama halnya dengan kultur chlorella sp. atau Brachionus plicatilis.
Larva Chironomus Sp. biasanya terdapat pada saat kita mengkultur
Brachionus plicatilis. Ada beberapa persiapan & tahapan yang harus
dilakukan dalam mengkultur, proses tersebut diantaranya adalah sterilisasi
wadah, yang akan digunakan sebagai media budidaya, kemuddian Kultur
larva chironomus Sp. dilakukan di dalam bak ukuran 3-4 m3. Bak diisi
Mikroalga yang siap dipanen (usia minimum lima hari) sebanyak ⅓ bagian
dari ukuran volume bak. Pada awal pemeliharaan diberikan bibit Rotifer
bertujuan sebagai penunjang dalam pertumbuhan larva Chironomus,
Pinder. (1986), Krisanti (2012) dalam http: //indonesia4fisheries.
blogspot.com /2013/07 menjelaskan bahwa ada beberapa cara makan yang
dilakukan oleh larva chironomida diantaranya adalah ada yang bersifat
detrivor yaitu memakan organisme atau alga yang sudah mati, grazer yaitu
memakan algae dan fitoplankton, dan beberapa ada yang bersifat predator
atau memangsa avertebrata lain yang lebih kecil. Pakan berupa Mikroalga
diberikan setiap hari, dimana jenis yang diberikan adalah Chlorella sp.
Pemanenan biasanya dilakukan dengan cara dipanen total dengan plankton
net setelah usia kultur minimal enam hari, indikator secara visualnya adalah
warna perairan media mulai transparan hingga kecoklatan.
83
Budidaya Ikan Hias
Daftar Pustaka
84
Budidaya Ikan Hias
10.1. Pendahuluan
10.2. Panen
Panen dapat dilakukan secara total atau parsial tergantung pada banyaknya
permintaan pasar, ukuran wadah dan keragaman ukuran ikan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan pada kegiatan perencanaan panen antara lain:
1. Kondisi ikan yang akan dipanen
2. Penetapan waktu panen, waktu panen dapat disesuaikan dengan jadwal
pengiriman namun waktu yang terbaik adalah pagi, sore dan malam hari.
3. Waktu penampungan setelah dipanen, pada waktu tertentu ikan bisa
langsung dikemas atau sementara waktu di simpan pada bak
penampungan.
Panen yang dilakukan pada bak terkontrol maka sebelum dipanen bak
pemeliharaan ikan dikeringkan dengan membuang sebagian air hingga ketinggian
air 15 cm. Ikan yang terkumpul kemudian diangkat dengan menggunakan tanggo
(seser) kemudian disimpan pada bak penampungan yang telah disiapkan.
Sedangkan jika panen di lakukan di Karamba Jaring Apung adalah dengan
mengangkat jaring kepermukaan dengan ketinggian air + 15 cm, hal ini dilakukan
untuk memudahkan pemanenan. Ikan yang terkumpul selanjutnya diambil secara
hati – hati dengan menggunakan seser dan ditampung kedalam ember untuk
diangkut ke wadah penampungan. Sebelum dikemas ikan yang ada di bak
85
Budidaya Ikan Hias
10.4. Pengemasan/Packing
86
Budidaya Ikan Hias
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan packing ikan hias
Mandarin agar menghindari kematian ikan yang dikirim, diantaranya :
87
Budidaya Ikan Hias
a. Plastik
b. Isi Plastik
c. Pengelolaan Pengepakan
88
Budidaya Ikan Hias
Daftar Pustaka
89
Budidaya Ikan Hias
Satu masalah terbesar bagi hobiis ikan hias air laut adalah penyakit.
Kematian yang ditimbulkan akibat penyakit yang sering dialami selama
pemeliharaan merupakan alasan minimnya penggemar ikan hias air laut tidak
melanjutkan kegiatannya memelihara ikan hiasnya di akuarium. Namun tidak
menutup peluang bagi pecinta berat ikan hias air laut untuk terus melanjutkan
pemeliharaan ikan hias air laut pada ekosistem yang terbatas. Pengetahuan
mengenai budidaya ikan hias air laut tidak hanya sebatas ketersediaan air laut dan
wadah pemeliharaan, tetapi yang terpenting adalah menciptakan ekosistem mini
dalam wadah yang terbatas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan ekosistem mini tersebut antara lain jenis ikan, kepadatan, ukuran
ikan, ketersediaan pakan, luas wilayah ekosistem dan kualitas air. Kondisi
ekosistem yang memadai bagi ikan hias air laut akan menekan tingkat stress yang
dialaminya.
Tidak semua ikan hias air laut sulit dipelihara. Salah satu jenisnya adalah
Mandarinfis (Synchiropus splendidus). Jenis yang dikenal sebagai salah satu dari 10
ikan hias tercantik didunia karena corak warna yang memenuhi sekujur tubuhnya
termasuk yang gampang di pelihara karena tidak memerlukan pemeliharaan
dengan sistem air mengalir maupun resirkulasi. Disamping itu, ikan Mandarin
sangat jarang terserang penyakit. Meskipun ada yang berpendapat bahwa ikan
Mandarin sulit beradaptasi jika dipelihara di akuarium, sebagian besar
dikarenakan ketidaktersediaan pakan hidup yang diinginkannya. Alasan tersebut
mungkin bila ikan Mandarin yang akan dipelihara merupakan hasil tangkapan
alam.
Ikan Mandarin hasil budidaya cenderung mudah dipelihara dalam
akuarium. Dengan pakan yang telah dialihkan dari yang bergantung pada pakan
hidup ke pakan buatan berupa pellet akan memudahkan hobiis memelihara jenis
90
Budidaya Ikan Hias
ini. Akan tetapi infeksi penyakit tetap memiliki peluang dalam menimbulkan
penyakit bilamana ekosistem mini tersebut mengalami gangguan. Beberapa
infeksi penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian bagi ikan.
Penyakit infeksi pada budidaya ikan Mandarin masih sedikit yang diketahui.
Dari pengalaman membudidayakan jenis ini, penyakit yang pernah menginfestasi
antara lain adalah ektoparasit dari kelompok protozoa dan copepodit. Meski
jarang kemunculannya, infestasi penyakit ini dapat menimbulkan kematian yang
cukup tinggi bagi Mandarin yang dipelihara. Tingkat ketahanan terhadap penyakit
juga berbeda tergantung pada ukuran ikan. Ikan yang telah mencapai dewasa
lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan ikan yang masih berukuran benih.
11.1.1. Crytocaryonosis
Penyakit in disebabkan oleh protozoa ciliata Cryptocaryon irritans
(gambar 1). Jenis dari famili Ichthyopthiridae menginfeksi kulit dan insang.
Gejala yang diperlihatkan adalah terdapatnya bintik-bintik putih ditubuh
ikan yang terinfeksi. Ikan mengalami rasa gatal yang diperlihatkan dengan
menggosok badannya pada permukaan karang atau substrat padat. Pada
beberapa kasus, ikan mengalami gangguan osmoregulasi, kehilangan nafsu
makan, terjadi produksi mukus berlebihan, sel ephitel insang dan kulit ikan
yang terinfeksi menjadi hyperplastik dan erosi.
Pada dasarnya ikan Mandarin jarang terinfeksi parasit dikarenakan
ikan jenis ini dilindungi oleh kulit lendir yang berlendir sebagai kompensasi
pelindung karena tidak memiliki sisik. Infestasi dapat terjadi adanya faktor
pendukung seperti ikan berada dalam kondisi stress maupun melimpahnya
nutrien yang dibutuhkan oleh ektoparasit ini. Ektoparasit ini mampu
menyerap nutrien dari lingkungan dengan cara meregulasi pertukaran ion K-
dan Na+ dengan lingkungannya demi mempertahankan kehidupannya pada
inang.
91
Budidaya Ikan Hias
11.1.2. Copepodisis
Disebabkan oleh copepode yang bersifat parasit (Gambar 2). Belum
banyak yang diketahui dari jenis parasit ini. Dari pengalaman jenis ini
pernah menginfeksi benih ikan Mandarin yang memperlihatkan gejala klinis
berupa terjadinya nekrosis pada jaringan kulit disekitar area parasit
menempel. Kulit yang terinfeksi terlihat memutih dan lembek. Infestasi
92
Budidaya Ikan Hias
jenis ini dapat terjadi lewat air masuk (inlet) pada saat pergantian air.
Proses penularan menjadi cepat dikarenakan kesulitan melakukan proses
pembersihan wadah pemeliharaan dan pergantian air. Ukuran benih yang
kecil menyulitkan dalam melakukan penyifonan dasar bak. Disamping itu,
ikan Mandarin menyukai pakan hidup dari jenis amphipode maupun
copepode yang ternyata beberapa jenis diantaranya adalah parasit.
Pengendalian jenis ini dilakukan dengan perendaman perendaman air tawar
5 – 10 menit yang diulangi selama 3 hari berturut-turut.
11.2.1. Malnutrisi
93
Budidaya Ikan Hias
pakannya. Kebiasaan yang lamban ini dapat menjadi masalah bila ikan
Mandarin dipelihara dengan jenis lainnya. Meski bukan dikategorikan ikan
yang agresif dalam menjaga daerah teritorialnya, ikan Mandarin akan
mengalami kelaparan karena kalah bersaing dengan jenis lain.
Bagi ikan Mandarin dewasa hasil budidaya, pakan yang diberikan
dapat diberikan dalam bentuk pakan pellet, sementara ukuran benih masih
sangat bergantung pada pakan hidup. Pemberian pakan hidup sebaiknya
diberikan dalam jumlah yang banyak untuk menghindari ikan kelaparan saat
pakan mulai habis. Ikan Mandarin kekurangan makanan ditandai dengan
tidak terlihatnya pakan hidup yang berenang dalam kolom air atau perut
ikan terlihat kempis.
94
Budidaya Ikan Hias
Daftar Pustaka
95
Budidaya Ikan Hias
Jump up^ Ris Dewi. "Mendulang Dolar Dari Si Jelita". Agrina-online.com. Diakses 3
April 2014.
Jump up^ "Mandarin Fish". E.Wikipedia.org. Diakses 3 April 2014.
Jump up^ "Koleksi Ikan-Ikan Hias Tercantik". Kicauburung.net. Diakses 3 April
2014.
Möller, H. and K. Anders. 1986. Disease and Parasites of Marine Fishes
Noga , E. J. 2000. Fish Disease. Diagnosis ang Treatment. First Iowa State
University Press.
96
Budidaya Ikan Hias
12.1. Pendahuluan
97
Budidaya Ikan Hias
merupakan patokan yang aplikasinya dapat berbeda dari satu daerah dengan
daerah lainnya.
Secara umum bentuk analisa yang biasa dipakai adalah Analisa titik impas
usaha (Break Even Point), Analisa tingkat kemampuan untuk menghasilkan
keuntungan (Return On Investment) dan Analisa nilai waktu uang terhadap
pendapatan dengan biaya yang digunakan (Benefit Cost Ratio).
Sebagaimana usaha pembenihan komoditas perikanan lain, usaha budidaya
ikan Mandarin dapat dilakukan dalam skala besar, menengah dan kecil/rumah
tanngga. Pemilihan besarnya skala usaha tergantung pada besarnya modal yang
akan ditanamkan dan target produksi yang ingin dicapai. Dalam buku ini analisa
usaha dilakukan pada budidaya skala kecil dalam jangka waktu perhitungan 1
tahun dengan 2 siklus produksi.
Dalam membuat analisa usaha pembenihan ikan Mandarin ini asumsi yang
digunakan untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan, antara lain
adalah :
Pembenihan Mandarin dilakukan di bak terkontrol
pembesaran dilakukan di Keramba Jaring Apung (KJA)
Harga jual benih ikan Mandarin size 3-4 cm Rp. 10,000,-
Jumlah induk yang digunakan sebanyak 200 pasang
Jumlah produksi benih per siklus = 5,000 ekor/siklus x 2 = 10,000 ekor
12.2. Pembiayaan
98
Budidaya Ikan Hias
99
Budidaya Ikan Hias
10
Budidaya Ikan Hias
10
Budidaya Ikan Hias
Analisis BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu
metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume
produksi. Usaha dinyatakan layak bila nilai BEP produksi lebih besar dari
jumlah unit yang sedang di produksi saat ini. Sementara BEP harga harus
lebih rendah dari harga yang berlaku saat ini (Rangkuti, 2012).
10
Budidaya Ikan Hias
10
Budidaya Ikan Hias
Laba Usaha
ROI =
Modal Produksi
Rp. 47,425,000
ROI =
Rp. 52,575,000
ROI = 0.90
Angka tersebut berarti bahwa dari Rp. 100 modal yang diinvestasikan
akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0.90 dalam satu ekor Mandarin
fish yang diproduksi.
10
Budidaya Ikan Hias
Daftar Pustaka
10