Anda di halaman 1dari 2

Kompetensi multikultural

Nama anggota kelompok :

1. GUSMARINA NUR FAUZIA (220111604244)


2. MUHAMMAD RIZQ AL MUTAWAKKIL (220111605837)
3. SEPTIAN WAHYU RIZKI NURCAHYA (220111600498)

Konselor dalam menghadapi perbedaan dan keragaman budaya tidak cukup hanya
dengan menggunakan pendekatan konvensional saja, tetapi perlu dimiliki oleh
seorang konselor kepekaan budaya di dalam melaksanakan konseling dengan konseli
yang berbeda budaya, dengan kata lain perlu adanya konseling multicultural.
Beberapa pengertian dari konseling multicultural yang disampaikan oleh beberapa
tokoh:

1. McAuliffe (2013), konseling multicultural “kesiapan yang konsisten untuk


mengidentifikasi dimensi budaya kehidupan klien dan integrasi budaya
berikutnya ke dalam pekerjaan konseling”.
2. Menurut VonTress (1988) dalam Dayaksini dan Yuniardi (2008:1975),
konseling multicultural “konselor dan konselinya berbeda secara kultural
karena proses sosialisasi yang berbeda dalam budaya, subkultur, rasial, etnik,
atau sosial ekonomi”.
3. Sue dan Torino (2005), konseling multicultural “… dapat didefinisikan sebagai
peran dan proses membantu yang menggunakan modalitas dan
mendefinisikan tujuan yang konsisten dengan pengalaman hidup dan nilai-
nilai budaya klien, menggunakan strategi dan peran membantu yang
universal dan spesifik budaya, mengenali identitas klien untuk memasukkan
dimensi individu, kelompok, dan universal, menyeimbangkan pentingnya
individualisme dan kolektivisme dalam penilaian diagnosis dan pengobatan
sistem klien.

Terutama yang wajib dimiliki adalah kompetensi multikultural yaitu kemampuan


konseling multibudaya yang harus dimiliki oleh konselor berupa self-awareness yang
terdiri dari attitudes and beliefs (sikap dan keyakinan), knowledge
(pengetahuan), skills (keterampilan). Keyakinan dan sikap konselor
berkaitan dengan bias pribadi, nilai, masalah yang dihadapi, dan kemampuan
menghadapi perbedaan budaya, sedangkan faktor pengetahuan penting untuk
memberikan layanan pemahaman kepada klien, berkaitan dengan kemampuan
membangun komunikasi profesional dan pribadi. latar belakang budaya yang
berbeda. Kemampuan yang sama pentingnya adalah kemampuan untuk
menggunakan metode dan strategi untuk secara konsisten menjelaskan tujuan
konseling dari berbagai perspektif budaya.

Cara pengembangannya :

Metode dan proses pengembangan kompetensi pengetahuan multikultural.


Konselor yang kompeten secara budaya adalah mereka yang secara aktif
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pandangan hidup, sehingga
dapat memperlakukan konseli yang berbeda latar belakang budaya dengannya tanpa
menghakimi secara negatif. Kompetensi ini sangat krusial bagi konselor karena
memahami dan berbagi pandangan hidup dengan konseli yang berbeda secara
budaya dapat meningkatkan penghargaan dan apresiasi positif.

Anda mungkin juga menyukai