Anda di halaman 1dari 17

TUTOR KEP.

ANAK
KASUS 1

DISUSUN OLEH :

1. M. Jemy Setiawan ( 21119023 )


2. Mega Mustika ( 21119024 )
3. Muhammad Agusman ( 21119025 )
4. Muthiah Amanda ( 21119026 )
5. Nofta Viani ( 21119027 )
6. Novita Devi ( 21119028 )
7. Oktarina Putri ( 21119029 )
8. Peggya utami ( 21119030 )
9. Putri Utami Diyanti ( 21119031 )
10. Rahmania Sandika Rega ( 21119032 )
11. Rendi Afriansah ( 21119033 )

KELAS : PSIK 5 A

DOSEN PEMBIMBING : Septi Ardianty M.Kep

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Segala pujibagi Allah SWT karena berkat dan rahmat nyalah kami semua dapat
menyelesaikan makalah Tutorial Mata kuliah keperawatan Anak Glomerulonefritis.
Kami ucapkan terimakasih kepada orang tua yang telah memberi motivasi, dan dosen
pembimbing yang telah memberi arahan hingga makalah ini selesai tepat pada
waktunya. Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapt bermanfaat bagi
pembaca makalah.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Definisi.................................................................................................................6
B. Tanda dan Gejala Glomerulonefritis................................................................6

BAB III...........................................................................................................................8
A. SKENARIO KASUS I :......................................................................................8
B. THE SEVEN JUMPS METHOD......................................................................8

BAB IV..........................................................................................................................16
A. Kesimpulan........................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ yang penting karena terlibat dalam berbagai fungsi faal tubuh
manusia. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dibutuhkan ginjal yang dapat bekerja
dengan baik. Saat ini banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan fungsi faal ginjal, misalnya
kompleks imun, seperti pada Glomerulonefritis Akut (GNA) pasca streptococcus / acute
poststreptococcal glomerulonephritis (APSGN). Glomerulonefritis akut (GNA) merupakan
glomerulonefritis yang khas didahului oleh tonsilitis atau faringitis, dan ditandai oleh proteinuria,
oedem, hematuria, kegagalan ginjal, dan hipertensi (Dorland, 1994). Di Amerika, glomerulonefritis
merupakan 10- 15% dari kelainan glomerulus. GNA pasca infeksi merupakan penyakit ginjal
nonslfppurative yang paling sering ditemui. Glomerulonefritis akut merupakan penyakit ginjal yang
sering dijumpai pada anak tem1asuk di Indonesia
Terjadinya GNA pasca streptococcus didahului olch infeksi saluran pemafasan atas atau kulit. Fase
laten antara infeksi saluran pemafasan atau kulit dengan timbulnya GNA pasca streptococcus
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan antibodi. Sehingga proses imunologis
memegang peranan penting terjadinya GNA pasca streptococcus. Proses imunologis tersebut ialah
pembentukan kompleks imun antara antibodi spesifik dan antigen streptococcus. Kompleks imun
akan menetap di dinding kapiler glomerulus dan mengaktivasi sistem komplemen untuk
menghilangkan kompleks imun tersebut. Bila terjadi kegagalan untuk menghilangkan kompleks
imun, maka akan timbul kelainan yang dikenal sebagai GNA pasca streptococcus.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merumuskan


bagaimana penatalasanaan Asuhan keperawatan pada ankanya Ny.R dengan
gangguan system genitourinari
C. Tujuan

Mahasiswa mampu memecahkan masalah dan menyelesaikan kasus genitourinari,


Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada pengkajian, penegakkan
diagnosa, merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Glomerulonefritis (GN) adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh
peradangan saringan kecil dalam ginjal (diketahui sebagai glomeruli). Peran
glomeruli adalah untuk menghilangkan kelebihan limbah dan cairan dari aliran
darah yang dikeluarkan melalui urin.

B. Tanda dan Gejala Glomerulonefritis

Kondisi glomerulonefritis pada masing-masing penderita bisa berbeda-beda.


Ada yang mengalaminya dalam waktu singkat (akut) dan ada yang jangka
panjang (kronis). Penyakit ini juga bisa berkembang pesat sehingga
mengakibatkan kerusakan ginjal dalam beberapa minggu atau bulan.

Gejala Glomerulonefritis
Glomerulonefritis jarang menyebabkan gejala yang spesifik. Apabila bertambah
parah, kondisi ini bisa memicu munculnya darah pada urine. Beberapa
indikasi lain yang mungkin menyertai gejala utama tersebut meliputi:
 Urine yang berbuih.
 Hipertensi.
 Pembengkakan pada wajah, tangan, kaki, dan perut.
 Kelelahan karena anemia atau gagal ginjal.
Penyebab Glomerulonefritis
Para pakar menduga bahwa glomerulonefritis merupakan kondisi autoimun, di
mana sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menyerang sel-sel
yang sehat. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang mungkin bisa memicu
inflamasi dan kerusakan pada glomeruli:
 Komplikasi dari infeksi-infeksi tertentu, misalnya infeksi tenggorok oleh bakteri
streptokokus, HIV, hepatitis B dan hepatitis C, serta endocarditis (radang katup
jantung).
 Mengidap kondisi autoimun lain yang biasanya diturunkan, contohnya lupus,
vaskulitis (inflamasi pada dinding pembuluh darah), atau nefropati immunoglobulin

6
A (IgA) yaitu penumpukan jenis immunoglobulin A pada glomeruli ginjal.
 Mengidap penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes.

7
BAB III

A. SKENARIO KASUS I :
Ny.R mengeluhkan kondisi anaknya, An.D (5 tahun) yang sudah beberapa hari ini
tampak kurang sehat kepada Ners A. An.D masuk ke RS dengan proteinuria 2+ dan edema.
Ny.R menyampaikan bahwa anaknya mengalami infeksi pada tenggorokannya sejak kira-
kira 2 minggu yang lalu, anak tampak lelah, tidak ada keinginan untuk bermain dan hanya
ingin tidur. Sejak beberapa hari yang lalu An.D juga mengalami output urin yang sedikit.
Hasil pengkajian Ners A mengindikasikan adanya bilateral edema 1+ di kedua ekstrimitas
bawah, periorbital edema, hematuria, dan kepucatan. Tanda vital An.D diperoleh : T = 38°C,
N = 88x/mnt RR = 28 x/mnt T/D = 100/66 mmHg Data lab: ▪ Urinalisis - Proteinuria – 2+;
sel darah merah, ▪ BUN – 22 mg/dl (N=5-18 mg/dl) ▪ Kreatine – 1.0 mg/dl (N=0.3-0.7mg/dl)
▪ ASO titer – menigkat ▪ Serum albumin, Kolesterol, trigliserid dalam batas normal ▪ Hgb
10.5 g/dl; HCT 33 Ners A mengatakan bahwa An.D mengalami gangguan system
genitourinaria. Ners A menyampaikan kepada Ny.R bahwa akan memberikan informasi
lebih lanjut terkait kondisi An.D setelah dipastikan apa masalah klinis An.D yang
sesungguhnya.

B. THE SEVEN JUMPS METHOD

1. STEP I – Clarify Unfamiliar Term (Mengklarifikasi Istilah atau Identifikasi


kata-Kata Sulit )

1. (mega) periobital edema


2. (muthia) hematuria
3. (novita)proteinuria
4. (rendi) tanda vital
5. ( nofta ) serum albumin
6. (mega ) trigleserit
7. ( muthia ) Kolestrol
8. ( mega ) pemeriksaan BUN
9. ( novita ) urinalisis
8
10. (mutia ) kreatin

Tanggapan :
1.( Nofta Viani ) periorbital edema merupakan Mata berkantung dapat disebabkan oleh hal-
hal di luar penyakit. Contohnya meliputi penuaan, bawaan keturunan, alergi, retensi cairan
dari asupan garam dalam jumlah besar, trauma, atau kurang tidur.
2. (peggya utami) Hematuria adalah kencing berdarah. Darah di dalam urine ini dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit, mulai dari infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga
kanker prostat.
3. (novita) Protein nuria adalah Kandungan protein tinggi dalam urin.
4. (Oktariana putri ) tanda vital adalah pengukuran fungsi tubuh yang paling mendasar.
Empat tanda vital utama yang dipantau secara rutin oleh profesional medis dan penyedia
layanan kesehatan, meliputi suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.
5. (Rahmania ) Bilateral Edema merupakan peningkatan volume cairan interstitium jaringan
lunak biasanya terjadi pada daerah perifer, yaitu ekstremitas atas atau bawah.
6. ( M jemy setiawan)Trigliserid adalah salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di
dalam darah. Trigliserida dihasilkan oleh organ hati, namun sebagian besar berasal dari
makanan, seperti daging, keju, susu, nasi, minyak goreng, dan mentega.
7. ( Putri Utami) Kolesterol adalah lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya di
dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan mengganggu
aliran darah.
8.(Rendi Afriansah) Blood urea nitrogen (BUN) adalah tes medis yang mengukur jumlah
nitrogen urea yang ditemukan dalam darah. Hati menghasilkan urea dalam siklus urea
sebagai produk limbah dari pencernaan protein. Darah manusia dewasa normal harus
mengandung 6 hingga 20 mg/dL (2,1 hingga 7,1 mmol/L) nitrogen urea.
9. ( mega mustika ).Urinalisis adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sampel
urine di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi atau mendiagnosis
penyakit serta memantau kondisi kesehatan dan fungsi ginjal.
10. ( Muhammad agusman ) . Kreatinin merupakan produk hasil reaksi hidrolisis pada
fosfokreatina yang terjadi di otot, yang terjadi dengan ritme yang cukup konstan. Sejumlah
besar kreatinin yang terdapat dalam sirkulasi darah akan disaring keluar bersama dengan
urin, dan tidak diserap kembali ke dalam darah

9
2. STEP II – Define the Problems (Membuat Pertanyaan) 5W1H

1. (Peggya utami ) apa penyebab terjadinya gangguan system genitourinaria ?


2. ( Nofta Viani ) Apa saja tanda-tanda dan gejala hematuria?
3. ( Muthiah Amanda ) apa yang terjadi jika ASO titer meningkat?
4. (Novita devi) Bagaimana cara mengobati atau mencegah gangguan system genitourinaria?
5.(Mega mustika) masalah apa sajakah yang dapat terjadi pada sistem genitourinaria ?
6.( Rendi Afriansah ) Apa ciri ciri kolesterol?
7. (Putri Utami) apa penyebab terjadinya hematuria ?

3. STEP III – Brainstorm Possible Hypothesis (Menjawab Pertanyaan


sementara)
1. (Meuthiah ) Infeksi kandung kemih akibat bakteri terjadi ketika bakteri dari luar masuk ke
dalam saluran kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak. Pada sebagian besar
kasus, infeksi ini disebabkan oleh bakteri E. coli. Bakteri E. coli normalnya hidup di usus
dan tidak menimbulkan masalah, kecuali bila masuk ke kandung kemih.
2. (Peggya utami ) Gejala utama hematuria adalah perubahan warna urine menjadi merah
muda, kemerahan, atau kecokelatan. Meski demikian, jika jumlah darah yang masuk ke
urine tidak banyak, warna urine mungkin tidak berubah. Selain perubahan warna urine,
hematuria dapat disertai gejala lain, tergantung pada penyebab utamanya.
3.(rahmania)Peningkatan kadar titer ASO dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada
jantung dan persendian. Dalam kebanyakan kasus, penisilin digunakan untuk mengobati
pasien dengan peningkatan kadar titer ASO.
4. (Oktariana Putri)Cara pengobatannya
1. Konsumsi obat-obatan
2. Terapi dan pemakaian alat medis
3. Operasi batu kandung kemih
Pencegahan
1. Minum air yang cukup. Air adalah minuman terbaik untuk kandung kemih. Cukupi
kebutuhan air Anda dengan minum sedikitnya delapan gelas air sehari.
2. Tidak merokok. Jika Anda merokok, cobalah menguranginya mulai sekarang.

10
3. Batasi konsumsi alkohol dan kafein.Pilihlah minuman bebas kafein seperti air, jus buah
tanpa gula, atau minuman herbal.
4. Jaga berat badan tetap sehat.Makanlah sesuai porsi yang diperlukan dan cek berat badan
Anda secara berkala.
5. Lebih banyak bergerak. Lakukan olahraga ringan dan terutama latihan kegel untuk
menguatkan otot-otot kandung kemih.
6. Tidak menunda buang air kecil.Usahakan untuk buang air kecil setiap 3 – 4 jam sekali.
Jangan terburu-buru saat buang air kecil.
7. Membersihkan vagina dari depan ke belakang usai buang air kecil. Lakukan ini agar bakteri
dari anus tidak masuk ke vagina.
5. (rahmania)Masalah yang sering terjadi yaitu
-.infeksi saluran kemih. -. Batu saluran kemih.
-. Inkontinensia urine. -. Uretritis. Sindrom nefrotik.
-. Sindrom nefritik. -. Gagal ginjal.
6. (Novita devi )Nyeri Dada. Nyeri dada menjadi pertanda bahwa kadar LDL Anda tinggi.
Nyeri di Tengkuk. Nyeri pada leher bisa menjadi pertanda gejala kolesterol naik
Sering Kesemutan. Sering mengalami tangan kebas atau kesemutan
7. ( Nofta Viani ) penyebab terjadinya hematuria sangat beragam. Ada beberapa kondisi yang
dapat menyebabkan hematuria, yaitu:
- infeksi saluran kemih.
- Batu saluran kemih, termasuk batu kandung kemih.
- Penyakit ginjal, misalnya batu ginjal, peradangan (glomerulonefritis) atau akibat penyakit
diabetes (nefropati diabetik).
- Pembesaran kelenjar prostat (BPH).
- Kanker ginjal, kanker kandung kemih, atau kanker prostat.
- Kelainan darah, seperti hemofilia dan anemia sel sabit.
- Obat-obatan, antara lain penisilin, cyclophosphamide, dan pengencer darah, seperti aspirin,
warfarin, atau heparin.

11
4. STEP IV – Main Mapping / Pathway PATWAY PASIEN
Infeksi/penyakit

(Streptococurs dan hemaliticus grup A)

Migrasi sel-sel radang ke dalam glomenular

Pembentukan kompleks antigen-antibiodi dalam dinding kapiler

Deposit, complement dan antrassnetrofit netrofil dan monosit

Fibrimogen dan plasma Enzim Hisosomal Merusak


Protein lain bermigrasi Membran dasar glomenular
Melalui dinding sel
Mamifestasi klinis Enitrosit bermigrasi melalui Dinding
Proteinuria sel yang rusak manifestasi hernatusia
Perbuhan, elimanasi, urine.

Nutrisi Hypoabumnemia prolifirasi sel A Fibirin Anemia


Kurang dari
Kebutuhahan Tekanan onkonik yamg terakumulasi dalam
Plasma kapsula bowmans Kelelahan
( Fatique )
Hypovolermia
Menurunya perfusi kapiler
Aktif Renin Glomerular manifestasi Klinis
Angiotensin Kekurangan Meningkatnya BUN dan Intoleran
Volume cairan aktifitas
Creatimin retensi cairan
Vasokontruksi

Hipertensi Odema

Meningkatkan Sekret
ADH dan aldosterone
Kerusakan Gangguan
integritas kulit kesimbangan
cairan

12
5. STEP V – Learning Objective (Merumuskan Tujuan Pembelajaran)
(Merumuskan Tujuan Pembelajaran)
1.Mahasiswa mampu mengetahui bahaya penyakit glomerulonefritis akut
2. Mampu mengetahui penyebab terjadinya penyakit glomerulonefritis.
3. Mampu mengetahui penatalaksanaan pada gangguan glomerulonefritis
4. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala pada sistem genitourinaria ?
5. Mahasiswa mampu dan mengetahui diagnosis keperawatan glomerulonefritis?

6. STEP VI – Belajar Mandiri

7. STEP VII (Mensintesis & Menguji Informasi Baru)

1. Mega Mustika 21119024


pengkajian GN:
Pengkajian
a.Genitourinaria
-1)Urine berwarna coklat keruh
-2)Proteinuria
-3)Peningkatan berat jenis urine
-4)Penurunan haluaran urine
-5)Hematuria
b. Kardiovaskular
-1)Hipertensi ringan
c. Neurologis
-1)Letargi
-2)Iritabilitas
-3)Kejang
d.Gastro Intestinal
-1)Anoreksia
-2)Muntah
-3)Diaree.
e. Mata,Telinga, hidung dan tenggorokan
Edema periorbital sedang
13
F. Hematologis
-1)Anemia sementara
-2)Azotemia
-3)Hiperkalemiag.
G.Integumen
-1)Pucat
- 2)Edema menyelu

2. Nofta Viani 21119027.


Diagnosis infeksi saluran kemih (ISK) dapat dibuat berdasarkan kombinasi anamnesis, gejala
klinis dan hasil positif dari analisa atau kultur urin. Kebanyakan ISK adalah simpleks/tanpa
penyulit (uncomplicated UTIs), diartikan sebagai sistitis pada wanita yang tidak hamil, tidak
memiliki gangguan sistem imun, tidak memiliki kelainan anatomi dan fungsi dari saluran kemih,
dan tidak menunjukkan gejala adanya invasi jaringan atau infeksi sistemik. Semua jenis ISK
yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi ISK simpleks digolongkan sebagai ISK rumit/dengan
penyulit (complicated UTIs). [5] Klasifikasi ISK berdasarkan sindroma klinis berupa ASB
(Asymtomatic Bacteriuria), Uncomplicated Sistitis (Infeksi pada kandung kemih), Pielonefritis
(Infeksi pada ginjal), Prostatitis (Infeksi pada prostat), dan Complicated ISK. Klasifikasi tersebut
dapat membantu klinisi dalam mendiagnosa dan memberikan terapi secara tepat. sumber :
alomedika.com
2).izin saya Mega Mustika 21119024 menanggapi jawaban dari nofta Viani
Diagnosa keperawatan GN yaitu:
- 1.kelebihan volume cairan Yang berhubungan dgn oliguria
- 2.gangguan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh yg berhubungan dengan anoreksi
- 3.intoleren aktivitas yg berhubungan dgn kelelahan
- 4.resiko kerusakan intergritas kulit yg berhubungan dgn imobilitas Dan edema
3. muthiah amanda 21119026.Prinsip penatalaksanaan glomerulonefritis sekunder adalah
menangani penyakit sistemik yang mendasari. Pada glomerulonefritis primer, tata laksana
umumnya bersifat suportif yang disertai dengan terapi imunosupresif.Medikamentosa
Beberapa golongan obat yang dapat diberikan antara lain antibiotik, antihipertensi,
kortikosteroid, imunosupresan, dan penurun lipid.

14
4. Rendi afriansah (21119033)
- 1.Kaji adanya edema pada area tergantung pada pasien, Pantau dan dokumentasikan asupan
dan haluaran pasien setiap 2 hingga 4 jam, ukur tanda – tanda vital, Pantau dan dokumentasikan
warna dan karakteristik urine pasien, Pantau berat jenis urine, kadar elektrolit serum, BUN, dan
kreatinin pasien, Observasi pola berkemih pasien, Berikan dopamin dosis rendah, sesuai
program, Jelaskan kepada pasien, anggota keluarga atau pasangan tentang alasan terapi dan efek
yang diharapkan.
- 2.Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran serta Ukur

dan catat masukan keluaran dengan akurat, Kaji perubahan

edema, ukur lingkar abdomen pada umbilikus, Obeservasi

edema disekitar mata dan area dependen, ukur tanda – tanda

vital, kolaborasi pemberian diuretik bila di indikasikan,

Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada pasien dan

anggota keluarga atau pasangan termasuk petunjuk tindakan

pencegahan

15
BAB IV
A. Kesimpulan
  Glomerulonefritis (GN) atau glomerulopati adalah penyakit akibat respon imunologik
berupa proses inflamasi dan proliferasi sel pada glomerulus, disertai dengan jejas yang dapat
meluas sampai ke tubulus, interstium dan pembuluh darah ginjal. Adanya proses  inflamasi
dan non inflamasi dapat sebagai dasar timbulnya penyakit, yang menyebabkan adanya
perubahan-perubahan permeabilitas, struktur dan fungsi glomerulus. Adanya inflamasi
ditandai dengan adanya infiltrasi sel lekosit, deposit antibodi atau kompleks imun, dapat 
disertai atau tanpa disertai dengan aktivasi komplemen

B. Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional kita harus menjaga kesehatan
kita lebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita
rawat.Sehingga kita dapat merawat pasien ataupun klien dengan dengan
semaksimal mungkin.

16
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. Moorhouse. Geissler, Rencana Asuhan Keperawatan, ed. 3. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.2002 Overdoff David. Kapita Selekta Kedokteran, ed. Revisi.
Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2001 Soeharso. Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi. Yayasan
Esentia Medica, Jakarta. 2002 Talley dan O’connor. Pemeriksaan Klinin Pedoman Diagnosis
Fisik. Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2000
http://repository.ump.ac.id/2460/2/USWATUN%20KHASANAH%20BAB%20I.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai