“Manajmen UMKM”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan Makalah yang berjudul “Mengelola
Aspek Keuangan Dalam UMKM”.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Isyrohil Muyassaroh, SE,. MSA. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Manajemen UMKM dan
temanteman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Dan penulis
berharap dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan juga
kepada seluruh pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kompetensi
Kompetensi adalah Kompetensi hanya merupakan aspek – aspek pribadi yang dapat diukur
dan esensial untuk pencapaian kinerja yang berhasil. Adapun indikator - indikator yang
mempengaruhi kompetensi seperti :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu
dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
b. Keterampilan (skill)
c. Prilaku (attitude)
Prilaku Attitude adalah hal ini erat hubungannya dengan kebiasaan dan prilaku. Jika
kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dengan hubungan dengan prilaku
pekerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya jika kebiasaan pegawai adalah baik, seperti
tepat waktu, displin, simple, maka prilaku kerja juga baik.
2. Motivasi
Motivasi yaitu energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri pegawai yang
berpengaruh, membangkitkan,mengarahkan dan memelihara perilaku, tenaga dan waktunya
berdasarkan lingkungan kerja..
a. Pemberian penghargaan:
Pemberian reward atau penghargaan merupakan salah satu metode dalam memotivasi
seseorang untuk terus melakukan yang terbaik demi kemajuan perusahaan, dalam konsep
manajemen secara umum, metode ini bisa mengarahkan perbuatan pegawai ke arah perasaan yang
senang sehingga pegawai akan melakukan perbuatan yang baik secara berulang-ulang dan membuat
sorang pegawai lebih giat dalam memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah diterimanya.
b. Situasi pekerjaan:
Situasi pekerjaan disini yang dimaksud adalah kondisi hubungan pekerja dalam manajemen
baik secara hirarki horizontal,maupun vertikal, sehingga mampu menciptakan iklim tau situasi kerja
yang baik.
4
c. Pekerjaan yang dikerjakan:
Yang ditekankan pada bagian ini adalah sejauh mana seorang pekerja memiki pemahaman
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Seorang pekerja dengan kualitas
SDM yang baik tentunya akan memiliki pemahaman dan tanggung jawab yang baik dengan
tugasnya.
d. kebijakan organisasi
3. Loyalitas
Loyalitas, yaitu sikap dan perbuatan mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin serta jujur dalam bekerja, menciptakan
hubungan yang baik dengan atasan, rekan kerja serta bawahan dalam menyelesaikan tugas, menjaga
citra perusahaan dan bersedia bekerja dengan jangka waktu yang panjang.
Ketaatan yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan yang berlaku
dan mentaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar
larangan yang ditentukan.
b. Tanggung jawab:
Tanggung jawab dalam hal ini adalah dimana seorang pegawai seharusnya dapat
menyelesaikan tugas dan kewenanganya dengan baik, mempu bekerja secara optimal, efektif,
dan efesien, profesional dan mampu memprioritaskan kepentingn perusahaan dibandingkan
kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
c. Pengabdian:
Pengabdian disini diartikan sebagai sikap pegawai untuk senantiasa loyal atau memberikan
sepenuhnya waktu, tenaga, dan pikiran sesuai dengan tanggung jawab dan hak yang pantas diterima
oleh seorang pegawai kepada perusahaanya.
d. Kejujuran
Kejujuran lebih pada prihal terkait etika dan moral dari seorang pegawai, dimana seorang
pegawai bekerja sesuai keadaan dan tanggung jawab yang sebenarnya.
4. Disiplin Krja
Disiplin Kerja, yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
5
Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi displin kerja seperti :
Pada bagian ini, setiap pekerja hendaknya dapat bersikap dan bertindak secara profesional,
hal ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan dan posisi pada manajemen.
Ketaatan pada jam kerja menyangkut aspek kedisplinan waktu pekerja, antarai lain apakah
para pekerja datang tepat pada watunya, apakah para pekerja juga pulang sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan.
Pada umumnya setiap pekerja dalam melakukan seluruh rangkaian aktivitasnya telah
memiliki klarifikasi kerja dengan batasan prosedural yang jelas.
A. Pengadaan
Menurut Wursanto (2003), pengadaan tenaga kerja adalah proses kegiatan yang dilakukan
oleh manajer personalia untuk mendapatkan dan menarik tenaga kerja dari sumber-sumber tenaga
kerja untuk mengisi jabatan yang lowong. Sedangkan menurut Hasibuan (2004), pengadaan tenaga
kerja adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan
karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan. Di sisi lain, Milkovich
dan Nystrom (dalam Anwar, 2005) mendefinisikan pengadaan tenaga kerja sebagai suatu proses
menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,
pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan rencana
organisasi agar tercipta jumlah karyawan, penempatan karyawan secara tepat dan bermanfaat secara
ekonomis.
B. Pengembangan
1
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil A Scientific Journal Of Civil Engineering Vol. 20 No. 2 Juli 2016
6
Dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi, baik lingkungan mikro maupun
lingkungan makro yang semakin cepat dan kompleks, perusahaan harus bersikap dinamis dan dapat
mengantisipasi atau dapat menyesuaikan diri, yaitu salah satunya dengan cara melakukan
pengembangan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kualitas karyawannya.
Menurut Soeprihanto (2005), beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam mengembangkan karyawan agar berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Adanya dorongan motivasi dari trainer, misalnaya persiapan transfer atau promosi.
7. Trainer yang selektif (mau dan mampu) Diusahakan training method yang sesuai Menurut
Carrel dkk. (dalam Dessler, 2006) tujuan umum pelatihan dan pengembangan bagi karyawan
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja
2) Memperbaharui keterampilan
karyawan Manajer diharuskan tanggap pada perkembangan teknologi yang akan membuat
fungsi organisasinya lebih efektif.
C. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian imbalan tertentu dari perusahaan kepada karyawan atas
kinerjanya. Biasanya kondisi ini adalah salah satu pengeluaran terbesar untuk bisnis pada
karyawan. Jenis imbalan ini lebih dari sekedar gaji yang secara rutin dibayarkan. Ini juga mencakup
banyak jenis upah dan tunjangan, istilah lain untuk imbalan atau pembayaran ini adalah
remunerasi.Secara detail, yang termasuk dalam kategori kompensasi adalah sebagai berikut :
- Komisi penjualan
7
- Upah lembur
- Tip pendapatan
- Pembayaran bonus
- Pilihan Persediaan
Tujuan Kompensasi
Kompensasi diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja baik dengan berbagai
macam tujuan diantaranya :
Kompensasi diberikan kepada pekerja yang memiliki prestasi kinerja baik agar karyawan
atau pekerja tersebut merasa dihargai kerja kerasnya sehingga hal ini akan semakin meningkatkan
kinerja kedepannya.
Dengan adanya kompensasi dalam suatu perusahaan, maka hal tersebut membuat karyawan-
karyawan yang memiliki kualitas kerja bagus akan cenderung mempertahankan pekerjaan dalam
perusahaan tersebut. Hal ini membuat karyawan tidak akan berpikir untuk pindah kerja ke
perusahaan lain yang belum tentu mempunyai kompensasi yang sama.
Disebut demikian, karena alasan utama kompensasi diberikan adalah adanya hubungan
timbal balik atas kinerja atau prestasi yang diberikan oleh karyawan. Hal ini merupakan upaya
penjamin keadilan antara hubungan karyawan dengan manajemen perusahaan. Itu sebabnya, baik
dari gaji, upah, kompensasi dan juga bonus, semua dihitung dengan adil oleh perusahaan.
4. Efisiensi Biaya
Dengan adanya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan akan
membuat semangat kerja karyawan meningkat atau paling tidak stabil. Hal ini tentu saja berefek
besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, kompensasi mengefisiensi biaya perusahaan guna
mempertahankan sumber daya manusia dalam perusahaan tersebut. Tentunya dengan upah, gaji,
bonus dan lain-lain yang diberikan secara layak.
Jenis Kompensasi
Umumnya, komponen kompensasi dari perusahaan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Kompensasi langsung
8
Kompensasi langsung berarti kompensasi finansial secara langsung yang diberikan oleh
perusahaan. Beberapa hal yang termasuk dalam kompensasi finansial secara langsung adalah
bayaran pokok, termasuk juga bayaran insentif seperti komisi, bonus, dan laba, serta bayaran
tertangguh.
Kebalikan dari kompensasi langsung, kompensasi kedua ini tidak diberikan secara langsung
kepada karyawan yang menerima dalam bentuk uang. Biasanya, kompensasi ini disalurkan lewat
program proteksi seperti asuransi, cuti berbayar, fasilitas tempat parkir, fasilitas kendaraan dari
perusahaan, dan lain sebagainya.
Seperti namanya, kompensasi yang ketiga ini sama sekali tidak berhubungan dengan
finansial. Kompensasi non-finansial ini bisa berupa pekerjaan/proyek yang menarik dan menantang,
lingkungan kerja yang nyaman, dan sebagainya.
D. PENGINTEGRASIAN
Definisi Pengintegrasian
Integrasi adalah menyatukan keinginan karyawan yang memiliki tujuan serta visi misi
organisasi. Hal ini penting sekali agar karyawan dalam bekerja merasa nyaman dan aman. Bila
kondisi ini tidak jelas, bisa berakibat konflik antara karyawan dengan pihak manajemen organisasi.
Guna mempengaruhi perilaku serta sikap pekerja kepada yang diinginkan, manajer harus
mengetahui sifat serta motif apa yang mendukung mereka mau bekerja di suatu organisasi.
Dasarnya orang mau bekerja sebab didukung keinginan guna bisa memenuhi kebutuhan
fisik serta rohaninya. Di sinilah proses pengintegrasian dibutuhkan. Maka pengintegrasian adalah
aktivitas memadukan keinginan pekerja serta kepentingan organisasi supaya tercipta kerja sama
yang memberikan kepuasan. Pekerja bisa memenuhi kebutuhannya dengan senang hati serta
organisasi mendapatkan keuntungan dengan tanpa beban moral.
Pentingnya Pengintegrasian
Pekerja memiliki keinginan yang bersifat dinamis yang memiliki perilaku, membawa latar
belakang, sifat, harga diri, perasaan, pikiran, serta kebutuhan yang berbeda-beda pada suatu
organisasi. Organisasi terus bergerak secara dinamis, bersaing serta mengikuti perkembangan
zaman. Organisasi menentukan sebuah visi serta misi supaya bisa mewujudkan tujuannya, dan
kemampuan itu bisa diraih apabila pekerja memaksimalkan bekerja, mengerahkan kompetensinya
ketika menyelesaikan pekerjaan, dan memiliki keinginan guna meraih kinerja yang optimal.
Apabila pekerja kurang berkompetensi dalam bekerja, maka tidak mudah untuk organisasi bisa
mendapatkan hasil yang optimal. Hal ini sulit mengharuskan atasan memakai kewenangannya guna
9
mengubah sikap serta tingkah laku pekerja agar bekerja rajin serta memiliki keinginan guna
mewujudkan hasil yang maksimal.2
Konsep Pengintegrasian
Konsep melakukan integrasi antara manajer organisasi dengan semua karyawan sebagaimana
digambarkan di bawah ini :
Dengan demikian hubungan kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha adalah merupakan bentuk
perjanjian kerja yang pada dasarnya memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Jadi pemeliharaan
hubungan kerja adalah kegiatan untuk memelihara atau untuk meningkatkan hubungan antara pekerja dan
pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan.
2
M.S.P. Hasibuan, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h.130
10
pengusaha berhak memberikan perintah kepada pekerja dan pekerja berkewajiban mentaati perintah
tersebut.
B. Pengaturan pemeliharaan hubungan kerja
Hubungan kerja diatur dalam suatu perjanjian kerja yang disetujui oleh kedua belah pihak. Perjanjian
kerja tidak harus secara tertulis, artinya perjanjian juga dapat dibuat secara lisan. Namun demikian untuk
perjanjian kerja tertentu diharuskan membuat secara tertulis, contoh perjanjian hubungan kerja sebagai berikut:
1. Perjanjian Kerja Laut (PKL)
Perjanjian kerja laut dibuat antara awak kapal dengan perusahaan atau dengan nahkoda
yang mewakili pengusaha. Perjanjian kerja ini harus dibuat secara tertulis dan tidak sah
apabila hanya secara lisan.
2. Perjanjian Kerja Antara Kerja Antar Negara (AKAN)
Perjanjian kerja antara kerja antar Negara dibuat antara perrusahaan pengerah tenaga kerja
dengan tenaga kerja yang dikirim keluar negeri. Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan tidak boleh
secara lisan. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan-persyaratan yang rumit dapat dituangkan secara
tertulis dan diketahui oleh semua pihak.
3. Perjanjian Kerja Antara Kerja Antar Daerah (AKAD)
Perjanjian ini dibuat antara tenaga kerja dengan perusahaan pemakai yang memuat persyaratan-
persyaratan baik dalam pengerahan maupun yang berlaku sewaktu pekerja sudah bekerja. Perjanjian
kerja ini diwajibkan dibuat secara tertulis.
4. Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu (Kontrak)
Perjanjian ini dibuat antara pekerja dengan perusahaan yang memuat persyaratan dan kondisi di dalam
bekerja. Perjanjian kerja ini harus dibuat secara tertulis agar tidak rancu dengan perrjanjian kerja untuk
waktu tidak tertentu.
PHK merupakan pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha . PHK terjadi diprakasai
atau berasal dari pengusaha, karena adanya pelanggaran atau kesalahan yang fatal dilakukan
3
Surajiyo dkk., Penelitian Sumber Daya Manusia, Pengertian, Teori, dan Aplikasi, (Yogjakarta: Deepublish, 2020), 5.
11
perkerja atau mungkin karena faktor-faktor lain, seperti perusahaan tutup karena merugi,
perubahan status dan sebagainya sehingga terjadilah pemutusan hubungan kerja tersebut.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya PHK, antara lain :
1. Dengan adanya pemutusan hubungan kerja, bagi karyawan telah kehilangan mata pencaharian.
2. Untuk mencari pekerjaan yang baru sebagai penggantinya, harus banyak mengeluarkan biaya
(keluar masuk perusahaan, disamping biaya-biaya lain seperti pembuatan surat-surat untuk
keperluan lamaran dan foto copy surat-surat lain).
3. Dengan adanya pemutusan hubungan kerja, berarti kehilangan biaya hidup untuk diri dan
keluarganya sebelum mendapatkan pekerjaan yang baru sebagai penggantinya. 4
4
Imam Bisri, “Pertukaran Digital Asset Prespektif Ekonomi Syariah (Studi kasus di Market Indonesia Digital Asset
Exchange (INDODAX) Footnote Surabaya)”, (Skipsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri, 2019), 56
12
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Dalam mengelola aspek Dalam UMKM perlu memperhatikan beberapa poin yakni pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubung kerja, Jika
UMKM sudah berkembang dengan baik, maka perekonomian masyarakat Indonesia akan lebih
baik juga dan produk-produk buatan UMKM Indonesia dapat dibeli dan dinikmati oleh
masyarakat asing diluar negeri. Hal tersebut membuat Indonesia dalam sektor usaha maupun
bisnis akan dipandang lebih maju daripada sebelumnya, yang hanya membutuhkan produk-
produk impor. Padahal Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan manusia yang
sangat banyak sekali. Maka dari itu kita sebagai generasi muda, harus mulai mencintai dan
mendukung penuh UMKM agar perekonomian bangsa menjadi lebih maju daripada
sebelumnya.
D. Saran
Semoga dengan selesainya pembuatan makalah ini kami sebagai penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kesalahan, baik dalam penulisan maupun materi yang kami
sajikan. Dengan demikian, kami memerlukan saran yang membangun untuk pembuatan
makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil A Scientific Journal Of Civil Engineering Vol. 20 No. 2 Juli 2016.
Surajiyo dkk., Penelitian Sumber Daya Manusia, Pengertian, Teori, dan Aplikasi, (Yogjakarta:
Deepublish, 2020)
Imam Bisri, “Pertukaran Digital Asset Prespektif Ekonomi Syariah (Studi kasus di Market
Indonesia Digital Asset Exchange (INDODAX) Footnote Surabaya)”, (Skipsi Sarjana, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri, 2019)
14