Anda di halaman 1dari 343

Soal Prediksi

Ilmu Kesehatan Anak


Batch 2 Tahun 2019
Sumber Pustaka Sesuai Dengan Daftar Referensi Resmi Yang
Dikeluarkan Panitia Nasional UKMMPD Tahun 2016
• Nelson Essential of Pediatric Edisi ke 18
• Pedoman Pelayanan Medis IDAI (PPM IDAI) Buku I dan II Tahun
2011
• Pedoman Imunisasi Satgas Imunisasi IDAI tahun 2017
• Buku Ajar IDAI
• Konsensus dan Rekomendasi IDAI
• Buku Panduan Resusitasi Neonatus (Perinasia, AAP, AHA), 2011
• Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS (WHO, Kemenkes),
2009
• Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial (WHO,
Kemenkes), 2010
Disclaimer!
• Pembahasan kami sajikan bila ada tambahan
atau pelengkap dari materi yang sudah kami
sajikan saat fase intensif dan fase cepat.
• Bila kami rasa cukup jelas, lugas, sesuai
dengan materi yang sudah kami sajikan saat
FASE INTENSIF dan FASE CEPAT tidak akan
kami ulang kembali.
• Repetisilah materi yang sudah kami berikan!
1
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar oleh ibunya ke IGD RS
dengan keluhan penurunan kesadaran setelah kejang di rumah.
Pasien mengalami demam sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga
dikeluhkan berat badan sulit naik sejak 1 tahun terakhir. GCS 335, TD
100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 28x/menit, suhu 38OC. Pemeriksaan
fisik didapatkan kaku kuduk (+), lain-lain dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan cairan lumbal pungsi ditemukan warna xantokrom dan
leukosit meningkat. Apakah kemungkinan diagnosisnya?
a. Meningoensefalitis bakteri
b. Meningitis virus
c. Meningitis tuberkulosis
d. Mengingitis jamur
e. Meningitis protozoa
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun diantar oleh ibunya ke IGD RS
dengan keluhan penurunan kesadaran setelah kejang di rumah.
Pasien mengalami demam sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga
dikeluhkan berat badan sulit naik sejak 1 tahun terakhir. GCS 335, TD
100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 28x/menit, suhu 38OC. Pemeriksaan
fisik didapatkan kaku kuduk (+), lain-lain dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan cairan lumbal pungsi ditemukan warna xantokrom dan
leukosit meningkat. Apakah kemungkinan diagnosisnya?
a. Meningoensefalitis bakteri
b. Meningitis virus
c. Meningitis tuberkulosis
d. Mengingitis jamur
e. Meningitis protozoa
Infeksi Sistem Saraf Pusat (3B)
Meningitis Encephalitis
• Demam, nyeri kepala, muntah, • Demam, kejang, penurunan
kejang, rewel, malas minum kesadaran, gejala serebral lain
• Bisa penurunan kesadaran (tonus spastik, hiperrefleks,
• Kaku kuduk/meningeal sign (+) refleks patologis)
pada anak usia > 1 thn • Penunjang : LP, CTscan, MRI,
• Pada bayi muda tanda khas EEG
adalah UUB membonjol • Terapi :
• Penunjang : Lumbal pungsi • Virus  suportif
• Terapi : • Bakterial  Ceftriaxon /
• Virus  suportif Cefotaxim
• Bakterial  Ceftriaxon / • TB  OAT
Cefotaxim • Kortikosteroid
• TB  OAT
Analisa Cairan Lumbal Pungsi
Bakteri TB Virus
Warna Keruh Xantochrom Serous/Jernih

Sel Dominan Sel PMN Sel MN Sel MN


(neutrofil >) (monosit (limfosit >)
limfosit >)
Protein ↑↑ ↑↑ Normal

Glukosa ↓↓ ↓↓ Normal
2
Seorang ibu membawa anak perempuan nya usia 4 tahun ke IGD
karena kejang 30 menit yang lalu. Kejang seluruh tubuh, berlangsung
selama 3-5 menit, dan setelah kejang anak menangis. Riwayat kejang
sebelumnya (-). Riwayat pasien batuk pilek demam sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, Nadi 94x/m, RR 26x/m,
Temp 39OC, status neurologis dalam batas normal. Apakah diagnosis
pasien?
a. Kejang Demam Kompleks
b. Kejang Demam Sederhana
c. Epilepsi
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Seorang ibu membawa anak perempuan nya usia 4 tahun ke IGD
karena kejang 30 menit yang lalu. Kejang seluruh tubuh, berlangsung
selama 3-5 menit, dan setelah kejang anak menangis. Riwayat kejang
sebelumnya (-). Riwayat pasien batuk pilek demam sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, Nadi 94x/m, RR 26x/m,
Temp 39OC, status neurologis dalam batas normal. Apakah diagnosis
pasien?
a. Kejang Demam Kompleks
b. Kejang Demam Sederhana
c. Epilepsi
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Kejang Demam (4A)
 Kejang akibat peningkatan suhu tubuh (proses ekstrakranial) 
sebelum/setelah kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis
normal
 Prevalesi >> usia 6 bulan – 5 tahun

Sederhana

• Lama kejang < 15 menit


• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure

Kompleks

• Lama kejang > 15 menit*


• Berulang dalam 24 jam*
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General*
3
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan badan kaku, malas menetek dan rewel sejak satu
hari ini. Riwayat bayi lahir di rumah ditolong dukun. Pemeriksaan
fisik ditemukan postur anak melengkung seperti busur panah,
mulut mencucu dan kemerahan di sekitar umbilikus dan berbau.
GCS 456, Nadi 140x/m, RR 32x/m, Tax 37.8OC. Apakah diagnosis
pasien?
a. Tetanus neonatorum
b. Meningitis
c. Menioensefalitis
d. Kejang demam
e. Sepsis neonatorum
3
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan badan kaku, malas menetek dan rewel sejak satu
hari ini. Riwayat bayi lahir di rumah ditolong dukun. Pemeriksaan
fisik ditemukan postur anak melengkung seperti busur panah,
mulut mencucu dan kemerahan di sekitar umbilikus dan berbau.
GCS 456, Nadi 140x/m, RR 32x/m, Tax 37.8OC. Apakah diagnosis
pasien?
a. Tetanus neonatorum
b. Meningitis
c. Menioensefalitis
d. Kejang demam
e. Sepsis neonatorum
Tetanus Neonatorum
Faktor resiko :
• Riwayat persalinan yang kurang higienis,
perawatan talu pusat yang tidak higienis

Pemeriksaan fisik :
• Bayi sadar, spasme otot berulang
• Mulut mencucu seperti ikan
• Trismus
• Perut teraba seperti papan
• Opistotonus
• Ekstremitas spastik (boxing position)

Tatalaksana :
• Diazepan IV 10mg/kgBB/hari
• Human tetanus imunoglobulin 500 IU atau
ATS 5000 IU
• Metronidazole atau Penicilin procaine
4
Anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke RS dengan
keluhan kejang 30 menit yang lalu. Kejang kelonjotan seluruh
tubuh berlangsung 10 menit. Tiga hari sebelumnya, pasien demam
dan kejang selama 3 menit yang kemudian berhenti spontan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, Nadi 115 kali/menit, laju
napas 28 kali/menit, suhu 39,5 oC. Berat badan 16 kg. Pasien sudah
dipasang akses intravena. Jika pasien kejang lagi di RS, terapi apakah
yang sebaiknya diberikan?
a. Diazepam rektal 5 mg
b. Diazepam intravena 5 mg
c. Diazepam intravena 10 mg
d. Fenitoin intravena 25 mg
e. Fenitoin oral 25 mg
Anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke RS dengan
keluhan kejang 30 menit yang lalu. Kejang kelonjotan seluruh
tubuh berlangsung 10 menit. Tiga hari sebelumnya, pasien demam
dan kejang selama 3 menit yang kemudian berhenti spontan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, Nadi 115 kali/menit, laju
napas 28 kali/menit, suhu 39,5 oC. Berat badan 16 kg. Pasien sudah
dipasang akses intravena. Jika pasien kejang lagi di RS, terapi apakah
yang sebaiknya diberikan?
a. Diazepam rektal 5 mg
b. Diazepam intravena 5 mg (0,2-0,5 mg/kgBB)
c. Diazepam intravena 10 mg
d. Fenitoin intravena 25 mg
e. Fenitoin oral 25 mg
ALGORITMA TATALAKSANA KEJANG, IDAI 2016
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg

0,2-0,5

ATAU
5
Seorang anak laki-laki umur 1 tahun dibawa ibunya ke IGD karena
kejang beberapa jam yang lalu. Kejang berlangsung sekitar 3 menit
kemudian setelah kejang pasien menangis. Didapatkan riwayat
demam sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik kesadaran kompos
mentis, nadi 120x/m, RR 30x/m, suhu 38OC. Saat di IGD pasien
kejang kembali. Apakah tatalaksana obat golongan benzodiazepine
yang dapat diberikan?

a. Fenitoin iv
b. Fenobarbital iv
c. Diazepam iv
d. Fenitoin im
e. Fenobarbital im
Seorang anak laki-laki umur 1 tahun dibawa ibunya ke IGD karena
kejang beberapa jam yang lalu. Kejang berlangsung sekitar 3 menit
kemudian setelah kejang pasien menangis. Didapatkan riwayat
demam sejak 3 hari ini. Pemeriksaan fisik kesadaran kompos
mentis, nadi 120x/m, RR 30x/m, suhu 38OC. Saat di IGD pasien
kejang kembali. Apakah tatalaksana obat golongan benzodiazepine
yang dapat diberikan?

a. Fenitoin iv
b. Fenobarbital iv
c. Diazepam iv
d. Fenitoin im
e. Fenobarbital im
ALGORITMA TATALAKSANA KEJANG, IDAI 2016
BB < 12 kg: 5 mg
BB ≥ 12 kg: 10 mg

0,2-0,5

ATAU
6
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD dalam
kondisi kejang. Sebelumnya pasien kejang di rumah sekitar 30
menit setelah kejang anak sulit dibangunkan. Ibu pasien telah
memberikan Diazepam supp kemudian menelepon ambulan. Pada
saat perjalanan menuju RS, sekitar 30 menit setelah kejang
pertama, pasien kejang lagi dan diberikan Diazepam supp lagi.
Riwayat pasien rutin minum obat Fenitoin namun seminggu
terakhir pasien tidak minum. Apakah tatalaksana yang diberikan
setelah pasien sampai di RS?
a. Pasang IV line + Lorazepam IV
b. Pasang IV line + Fenobarbital IV
c. Pasang IV line + Fenitoin IV
d. Pasang IV line + Fenobarbital Oral
e. Pasang IV line + Fenitoin Oral
Status Epileptikus
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa ibunya ke IGD dalam
kondisi kejang. Sebelumnya pasien kejang di rumah sekitar 30
menit setelah kejang anak sulit dibangunkan. Ibu pasien telah
memberikan Diazepam supp kemudian menelepon ambulan. Pada
saat perjalanan menuju RS, sekitar 30 menit setelah kejang
pertama, pasien kejang lagi dan diberikan Diazepam supp lagi.
Riwayat pasien rutin minum obat Fenitoin namun seminggu
terakhir pasien tidak minum. Apakah tatalaksana yang diberikan
setelah pasien sampai di RS?
a. Pasang IV line + Lorazepam IV
b. Pasang IV line + Fenobarbital IV
c. Pasang IV line + Fenitoin IV
d. Pasang IV line + Fenobarbital Oral
e. Pasang IV line + Fenitoin Oral
7
Seorang anak 15 tahun dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran. Tiga jam yang lalu pasien kejang, 3 kali dalam 30 menit.
Setelah kejang pasien tidak sadar. Pasien memiliki riwayat
meminum obat kejang, namun 3 hari yang lalu berhenti meminum
obat tersebut. Saat ini pasien kesadaran koma, TD 100/80, HR
80x/menit, RR 18x/menit, suhu 39.3°C. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam tifoid
b. Kejang demam kompleks
c. Epilepsi
d. Status epileptikus
e. Meningoencephalitis
Seorang anak 15 tahun dibawa ke UGD RS karena penurunan
kesadaran. Tiga jam yang lalu pasien kejang, 3 kali dalam 30 menit.
Setelah kejang pasien tidak sadar. Pasien memiliki riwayat
meminum obat kejang, namun 3 hari yang lalu berhenti meminum
obat tersebut. Saat ini pasien kesadaran koma, TD 100/80, HR
80x/menit, RR 18x/menit, suhu 39.3°C. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam tifoid
b. Kejang demam kompleks
c. Epilepsi
d. Status epileptikus
e. Meningoencephalitis
8
Anak laki-laki umur 15 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas
karena tidak sadarkan diri setelah kejang di rumah. Didapatkan
riwayat batuk pilek dan keluar cairan dari telinga sejak seminggu
terakhir. Pemeriksaan fisik GCS 334, TD 100/70 mmHg, Nadi 90x/m,
Suhu 39oC. Pemeriksaan neurologi didapatkan kaku kuduk (+) dan
Brudzinski (+). Apakah diagnosis pasien?
a. Meningoencephalitis
b. Encephalitis
c. Tumor otak
d. Status Epileptikus
e. Kejang Demam Kompleks
8
Anak laki-laki umur 15 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas
karena tidak sadarkan diri setelah kejang di rumah. Didapatkan
riwayat batuk pilek dan keluar cairan dari telinga sejak seminggu
terakhir. Pemeriksaan fisik GCS 334, TD 100/70 mmHg, Nadi 90x/m,
Suhu 39oC. Pemeriksaan neurologi didapatkan kaku kuduk (+) dan
Brudzinski (+). Apakah diagnosis pasien?
a. Meningoencephalitis
b. Encephalitis
c. Tumor otak
d. Status Epileptikus
e. Kejang Demam Kompleks
9
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa oleh ibunya ke RS karena
seluruh anggota gerak lumpuh sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat
pasien mengalami demam 1 minggu sebelumnya. Sejak 1 hari ini
pasien dikeluhkan kesulitan bernafas. Kesadaran compos mentis,
nadi 100x/m, RR 26x/m, Suhu 37.8. Pemeriksaan refleks fisiologis
pada keempat ekstremitas mengalami penurunan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Poliomyelitis tipe spinal
b. Poliomyelitis tipe bulbar
c. Poliomyelitis tipe bulbospinal
d. Poliomyelitis tipe non periodic
e. Poliomyelitis tipe periodic
9
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa oleh ibunya ke RS karena
seluruh anggota gerak lumpuh sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat
pasien mengalami demam 1 minggu sebelumnya. Sejak 1 hari ini
pasien dikeluhkan kesulitan bernafas. Kesadaran compos mentis,
nadi 100x/m, RR 26x/m, Suhu 37.8. Pemeriksaan refleks fisiologis
pada keempat ekstremitas mengalami penurunan. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. Poliomyelitis tipe spinal
b. Poliomyelitis tipe bulbar
c. Poliomyelitis tipe bulbospinal
d. Poliomyelitis tipe non periodic
e. Poliomyelitis tipe periodic
Poliomielitis
10
Anak laki-laki 3 tahun dibwa ke IGD oleh ibunya karena mengalami
kelemahan pada kedua tangan dan kedua kaki sejak satu hari ini.
Riwayat demam sejak 2 minggu yang lalu disertai nyeri kepala.
Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, nadi 110x/m, laju
napas 26x/m, suhu 37.8OC, kelemahan pada keempat ekstremitas.
Berapa hari masa inkubasi penyebab kelainan tersebut?
a. 3-15 hari
b. 3-20 hari
c. 3-25 hari
d. 3-30 hari
e. 3-35 hari
Poliomyelitis
Anak laki-laki 3 tahun dibwa ke IGD oleh ibunya karena mengalami
kelemahan pada kedua tangan dan kedua kaki sejak satu hari ini.
Riwayat demam sejak 2 minggu yang lalu disertai nyeri kepala.
Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, nadi 110x/m, laju
napas 26x/m, suhu 37.8OC, kelemahan pada keempat ekstremitas.
Berapa hari masa inkubasi penyebab kelainan tersebut?
a. 3-15 hari
b. 3-20 hari
c. 3-25 hari
d. 3-30 hari
e. 3-35 hari
11
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dibawa ibu dengan keluhan
perkembangan anak tampak lebih lambat dari usianya. Riwayat lahir
pada usia kehamilan 32 minggu dengan berat 2100 g. Saat lahir bayi
tidak langsung menangis dan sempat mengalami kebiruan.
Pemeriksaan tanda vital GCS 456, nadi 140x/m, RR 40x/m, suhu
36.7OC. Pemeriksaan neurologi ditemukan tetraplegi dengan tonus
otot meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy ataxic
b. Cerebral palsy spastic
c. Cerebral palsy athetoid
d. Enchephalitis
e. Meningoensephalitis
11
Bayi perempuan usia 5 bulan datang dibawa ibu dengan keluhan
perkembangan anak tampak lebih lambat dari usianya. Riwayat lahir
pada usia kehamilan 32 minggu dengan berat 2100 g. Saat lahir bayi
tidak langsung menangis dan sempat mengalami kebiruan.
Pemeriksaan tanda vital GCS 456, nadi 140x/m, RR 40x/m, suhu
36.7OC. Pemeriksaan neurologi ditemukan tetraplegi dengan tonus
otot meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Cerebral palsy ataxic
b. Cerebral palsy spastic
c. Cerebral palsy athetoid
d. Enchephalitis
e. Meningoensephalitis
Cerebral Palsy (2)
• Definisi : gangguan fungsi motorik
non-progesif akibat kelainan/lesi pada
otak yang terjadi pada awal kehidupan
• Etiologi : kelainan kongenital, genetik,
inflamasi, infeksi, anoksia, trauma,
metabolik pada masa pre natal, natal
atau post natal
• Terbanyak adalah tipe spastik dengan
klinis gait scissors/ kaki menggunting
• Gejala penyerta : retardasi metal,
gangguan penglihatan dan
pendengaran, gangguan bicara/bahasa
• Tatalaksana : Rehabilitasi medik untuk
meningkatkan ROM (menggerakkan
ekstremitas)
12
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 2 minggu. Batuk lebih dar 10 kali per hari, makin lama
makin sering. Ketika batuk, awalnya pasien menarik napas dalam
kemudian batuk melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar
dan mata membelalak. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam
batas normal, hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-),
ronki (-), wheezing (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Pneumonia
b. Bronkhitis
c. Pertusis
d. Croup
e. Epiglotitis
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya dengan keluhan
batuk sejak 2 minggu. Batuk lebih dar 10 kali per hari, makin lama
makin sering. Ketika batuk, awalnya pasien menarik napas dalam
kemudian batuk melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar
dan mata membelalak. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam
batas normal, hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-),
ronki (-), wheezing (-). Apakah diagnosis pasien?
a. Pneumonia
b. Bronkhitis
c. Pertusis
d. Croup
e. Epiglotitis
Pertusis (4A)
Etiologi :

• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)

Manifestasi Klinis

• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata merah


(fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal disertai
nada yang meninggi/melengking, batuk yang sering hingga anak
sulit bernafas/sianosis, pada akhir batuk anak menarik nafas
dengan cepat, pada bayi seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang

Antibiotik rekomendasi :

• Erythromycin 50 mg/kgBB/hari atau Ampisilin 100 mg/kgBB/hari


13
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2 hari.
Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan
obat warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi
gejala tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m, Tax
36OC, wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan sesuai
WHO namun tidak ada perbaikan gejala. Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
Anak 12 tahun datang ke IGD dengan batuk dan sesak selama 2
hari. Keluhan terutama dirasakan pada malam hari. Pasien sering
mengalami gejala yang serupa. Orangtua anak sudah memberikan
obat warung yang biasanya dapat menangani gejala tersebut, tapi
gejala tidak membaik. Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 40x/m,
Tax 36OC, wheezing (+/+). Di IGD, dokter melakukan penanganan
sesuai WHO namun tidak ada perbaikan gejala (artinya di nebul
SABA tidak ada perbaikan/respon buruk). Apa diagnosis pasien ini?
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
e. Asma episodik
14
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun diantar ibunya ke puskesmas
dengan keluhan batuk kering seperti menggonggong sejak 4 minggu
yang lalu. Batuk dirasakan mengganggu tidur pasien sehingga pasien
sering terbangun karena sesak napas. Ibu pasien menyangkal adanya
riwayat demam, sakit kepala atau nyeri telan. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 32x/m, Tax 37OC, sianosis (-), stridor
(+), rhonchi (-), wheezing (-). Apakah etiologi penyakit tersebut?
a. Bordetella pertusis
b. Haemophilus influenza
c. Staphylococcus aureus
d. Respiratory Syncitial Virus
e. Streptococcus pneumonia
Sindrom Croup
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun diantar ibunya ke puskesmas
dengan keluhan batuk kering seperti menggonggong sejak 4 minggu
yang lalu. Batuk dirasakan mengganggu tidur pasien sehingga pasien
sering terbangun karena sesak napas. Ibu pasien menyangkal adanya
riwayat demam, sakit kepala atau nyeri telan. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 32x/m, Tax 37OC, sianosis (-), stridor
(+), rhonchi (-), wheezing (-). Apakah etiologi penyakit tersebut?
a. Bordetella pertusis
b. Haemophilus influenza
c. Staphylococcus aureus
d. Respiratory Syncitial Virus
e. Streptococcus pneumonia
Sindroma Croup (3B)
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor

Meliputi Laring, Trachea, Bronkus

Etiologi Virus

X Ray Cervical AP tampak


penyempitan pada
daerah subglotis (steeple
sign)
Terapi • Nebul epinefrin
• Kortikosteroid
15
Seorang bayi perempuan usia 10 bulan dibawa ibunya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak satu hari ini. Didapatkan riwayat
demam dan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan sianosis (+), retraksi dinding dada (+), auskultasi
ditemukan wheezing dan pada hemithorax kanan didapatkan ronki.
Apakah etiologi tersering dari kasus tersebut?

a. Respiratori Syncitial Virus


b. Parainfluenza Virus
c. Streptococcus Grup B Hemoliticus
d. Adenovirus
e. Paramyxovirus
Bronkiolitis
Seorang bayi perempuan usia 10 bulan dibawa ibunya ke IGD
dengan keluhan sesak nafas sejak satu hari ini. Didapatkan riwayat
demam dan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan sianosis (+), retraksi dinding dada (+), auskultasi
ditemukan wheezing dan pada hemithorax kanan didapatkan ronki.
Apakah etiologi tersering dari kasus tersebut?

a. Respiratori Syncitial Virus


b. Parainfluenza Virus
c. Streptococcus Grup B Hemoliticus
d. Adenovirus
e. Paramyxovirus
Bronkiolitis (3B) Pneumonia (4A)
Usia < 2 tahun Segala usia
Etiologi Virus Bakteri
Tersering Respiratory Syncytial Tersering Streptococcus pneumonia
Virus
Gejala • Didahului demam, batuk, pilek • Demam, batuk, sesak
dan • Takipneu, merintih, sianosis • Takipneu, sianosis, retraksi
tanda • Wheezing (+), dapat juga • Ronki (+), wheezing dapat
ditemukan ronki ditemukan

Chest • Hiperinflasi paru • Infiltrat interstisial, alveolar, difus


X- Ray • Hiperaerasi paru • Konsolidasi
• Air trapping
• Diameter antero-posteriot
membesar, diafragma mendatar
• Patchy infiltrat
Terapi • O2 • O2
• Nebul SABA • Nebul SABA
• Kortikosteroid • Antibiotik
• Antipiretik • Antipireti
16
Pasien anak laki-laki usia 7 tahun datang ke IGD bersama
keluarganya karena sesak sejak 6 jam yang lalu. Tidak ada riwayat
demam, batuk, pilek sebelumnya. Pasien memiliki riwayat alergi
debu dan dingin. Sering menggunakan inhaler saat sesak. GCS 456,
nadi 110x/m, RR 40x/m, suhu 36OC. Pasien tampak duduk
membungkuk, nafas cuping hidung (+), retraksi substernal (+),
wheezing (+). Apakah diagnosis pasien?
a. Asma bronkial
b. Pneumonia
c. Bronkitis alergi
d. Bronkiolitis
e. Bronkopneumonia
Pasien anak laki-laki usia 7 tahun datang ke IGD bersama
keluarganya karena sesak sejak 6 jam yang lalu. Tidak ada riwayat
demam, batuk, pilek sebelumnya. Pasien memiliki riwayat alergi
debu dan dingin. Sering menggunakan inhaler saat sesak. GCS 456,
nadi 110x/m, RR 40x/m, suhu 36OC. Pasien tampak duduk
membungkuk, nafas cuping hidung (+), retraksi substernal (+),
wheezing (+). Apakah diagnosis pasien?
a. Asma bronkial
b. Pneumonia
c. Bronkitis alergi
d. Bronkiolitis
e. Bronkopneumonia
Asthma Bronchial (4A)

Diagnosis Asma
• Batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Bersifat episodik, reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
• Gejala timbul / memburuk terutama malam / dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus (alergen)
• Riwayat atopi, riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik : tachipneu, wheezing +
• X Ray : normal / hiperinflasi paru
17
Anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya
karena keluhan batuk lebih dari 4 minggu disertai demam 3 minggu
naik turun. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, lain-lain dalam
batas normal. Riwayat kontak TB serumah (-). Hasil tes mantoux
10mm. Pemeriksaan radiologi thorax ditemukan infiltrat tidak jelas
di apeks paru kanan. Apakah tatalaksana pasien?
a. Terapi profilaksis INH 6 bulan
b. Terapi antibiotik broadspektrum, lanjut evaluasi
c. Terapi OAT 2 bulan, lanjut evaluasi
d. Observasi 2 minggu karena belum tentu TB
e. Rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
Skor TB = 5 *tapi ada Mantoux (+)
Anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya
karena keluhan batuk lebih dari 4 minggu disertai demam 3 minggu
naik turun. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, lain-lain dalam
batas normal. Riwayat kontak TB serumah (-). Hasil tes mantoux
10mm. Pemeriksaan radiologi thorax ditemukan infiltrat tidak jelas
di apeks paru kanan. Apakah tatalaksana pasien?
a. Terapi profilaksis INH 6 bulan
b. Terapi antibiotik broadspektrum, lanjut evaluasi
c. Terapi OAT 2 bulan, lanjut evaluasi
d. Observasi 2 minggu karena belum tentu TB
e. Rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
“Skor TB Anak” Juknis Menejemen TB Anak, 2016
Juknis Manajemen
dan Tatalaksana TB
Anak, Kemenkes
2016
18
Seorang wanita usia 28 tahun datang periksa ke dokter dengan
keluhan batuk disertai darah selama 2 bulan, lemas dan berkeringat
di malam hari. Pasien juga mengalami penurunan BB 2 kg selama 2
bulan ini. Dari pemeriksaan dahak didapatkan hasil BTA (+). Pasien
mempunyai bayi berusia 5 bulan. Apakah terapi farmakologis untuk
pencegahan yang diberikan pada bayi tersebut?
a. INH 3 bulan
b. INH 6 bulan
c. INH 12 bulan
d. Rifampisin 4 bulan
e. Pirazinamid 12 bulan
Balita kontak dengan pasienTB BTA(+) 
profilaksis INH 6 bulan
Seorang wanita usia 28 tahun datang periksa ke dokter dengan
keluhan batuk disertai darah selama 2 bulan, lemas dan berkeringat
di malam hari. Pasien juga mengalami penurunan BB 2 kg selama 2
bulan ini. Dari pemeriksaan dahak didapatkan hasil BTA (+). Pasien
mempunyai bayi berusia 5 bulan. Apakah terapi farmakologis untuk
pencegahan yang diberikan pada bayi tersebut?
a. INH 3 bulan
b. INH 6 bulan
c. INH 12 bulan
d. Rifampisin 4 bulan
e. Pirazinamid 12 bulan
Alur Investigasi Kontak TB
Juknis Manajemen Anak berkontak dengan
pasien TB
dan Tatalaksana TB
Anak, Kemenkes Gejala TB
2016
Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau


HIV (-) HIV (+)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis


TB pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
19
Anak laki laki usia 12 tahun datang ke Puskesmas bersama ibunya
untuk konsultasi. Riwayat keluarga yang tinggal serumah menderita
TB dan saat ini sedang menjalani pengobatan. Saat ini tidak ada
gejala klinis. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, status gizi baik.
Tes tuberkulin pasien (-). Foto thorax dalam batas normal. Apakah
penatalaksanaan yang tepat untuk pasien ini?
a. Observasi
b. Tes tuberkulin 1 bulan kemudian
c. Berikan INH profilaksis
d. Berikan INH + Rifampisin
e. Berikan OAT
Kontak TB (+), Gejala (-), usia > 5 thn 
Observasi
Anak laki laki usia 12 tahun datang ke Puskesmas bersama ibunya
untuk konsultasi. Riwayat keluarga yang tinggal serumah menderita
TB dan saat ini sedang menjalani pengobatan. Saat ini tidak ada
gejala klinis. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, status gizi baik.
Tes tuberkulin pasien (-). Foto thorax dalam batas normal. Apakah
penatalaksanaan yang tepat untuk pasien ini?
a. Observasi
b. Tes tuberkulin 1 bulan kemudian
c. Berikan INH profilaksis
d. Berikan INH + Rifampisin
e. Berikan OAT
Alur Investigasi Kontak TB
Juknis Manajemen Anak berkontak dengan
dan Tatalaksana TB pasien TB
Anak, Kemenkes Gejala TB
2016
Tidak Ada

Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau


HIV (-) HIV (+)

Tidak perlu PP INH PP INH

Follow up rutin

Timbul gejala atau tanda TB YA Lihat alur diagnosis


TB pada Anak
TIDAK

Observasi Lengkapi
pemberian INH
selama 6 bulan
20
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 30x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?

a. Abses retroglotis
b. Croup disease
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
20
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun mengeluhkan sesak nafas dan
batuk seperti menggonggong sejak 1 minggu ini. Pasien tampak
gelisah karena sesak napas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
136x/menit, RR 30x/menit, suhu 37.8OC, stridor inspirasi (+).
Pemeriksaan radiologi cervical AP didapatkan Steeple sign. Apakah
diagnosis pasien tersebut?

a. Abses retroglotis
b. Croup disease
c. Trakeitis
d. Laringitis
e. Epiglotitis
Sindroma Croup (3B)
Gejala • Batuk menggonggong
• Sesak
• Demam
• Stridor

Meliputi Laring, Trachea, Bronkus

Etiologi Virus

X Ray Cervical AP tampak


penyempitan pada
daerah subglotis (steeple
sign)
Terapi • Nebul epinefrin
• Kortikosteroid
21
Pasien anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD RS karena
keluhan batuk dan nyeri telan sejak 1 minggu ini. Pasien juga
mengalami demam dan tidak nafsu makan. Riwayat imunisasi tidak
lengkap. Tanda vital nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC. Pada
pemeriksaan faring tampak hiperemis dan didapatkan membran
warna keabuan berdarah jika diangkat. Apakah pengobatan yang
tepat?
a. Pemberian ADS 50.000 IV tanpa skin test
b. Pemberian ADS 50.000 IV dengan skin test
c. Pemberian ADS 50.000 IV dengan skin test + Erythromycin
d. Pemberian Erythromycin
e. Pemberian antibiotik spectrum luas
Difteri
Pasien anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD RS karena
keluhan batuk dan nyeri telan sejak 1 minggu ini. Pasien juga
mengalami demam dan tidak nafsu makan. Riwayat imunisasi tidak
lengkap. Tanda vital nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu 38OC. Pada
pemeriksaan faring tampak hiperemis dan didapatkan membran
warna keabuan berdarah jika diangkat. Apakah pengobatan yang
tepat?
a. Pemberian ADS 50.000 IV tanpa skin test
b. Pemberian ADS 50.000 IV dengan skin test
c. Pemberian ADS 50.000 IV dengan skin test + Erythromycin
d. Pemberian Erythromycin
e. Pemberian antibiotik spectrum luas
22
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang bersama ibunya ke
Puskesmas datang dengan keluhan sesak sejak 2 jam yang lalu.
Keluhan diawali demam, batuk dan disertai nyeri telan.
Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 32x/m, suhu 38OC, hipersalivasi
(+), sianosis (-), stridor (-), ronki (-), wheezing (-). Pemeriksaan
radiologi cervical didapatkan thumb sign. Apakah diagnosis pasien?
a. Laringitis
b. Epiglotitis
c. Faringitis
d. Croup
e. Pertusis
Seorang anak laki-laki umur 5 tahun datang bersama ibunya ke
Puskesmas datang dengan keluhan sesak sejak 2 jam yang lalu.
Keluhan diawali demam, batuk dan disertai nyeri telan.
Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 32x/m, suhu 38OC, hipersalivasi
(+), sianosis (-), stridor (-), ronki (-), wheezing (-). Pemeriksaan
radiologi cervical didapatkan thumb sign. Apakah diagnosis pasien?
a. Laringitis
b. Epiglotitis
c. Faringitis
d. Croup
e. Pertusis
23
Bayi laki-laki usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
disertai kebiruan sejak 2 jam yang lalu. Riwayat tersedak kacang
beberapa jam yang lalu. Pemeriksaan fisik nadi 150x/m, RR 40x/m,
suhu 36OC, sianosis (+), ronki (+) dan wheezing (+) pada basal
hemithoraks kanan. Apakah diagnosis pasien?
a. Bronkiolitis
b. Asma bronkial
c. Aspirasi benda asing
d. Pneumonia
e. Bronkopneumonia
Bayi laki-laki usia 1,5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
disertai kebiruan sejak 2 jam yang lalu. Riwayat tersedak kacang
beberapa jam yang lalu. Pemeriksaan fisik nadi 150x/m, RR 40x/m,
suhu 36OC, sianosis (+), ronki (+) dan wheezing (+) pada basal
hemithoraks kanan. Apakah diagnosis pasien?
a. Bronkiolitis
b. Asma bronkial
c. Aspirasi benda asing
d. Pneumonia
e. Bronkopneumonia
24
Pasien laki-laki 2 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering
mengalami kebiruan pada ujung jari. Keluhan memberat saat
aktivitas dan membaik dalam posisi jongkok. Pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 120x/m, RR 30x/m, suhu 36OC, saturasi 80%,
sianosis (+), auskultasi didapatkan murmur sistolik area pulmonal.
Hasil EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kanan dan pemeriksaan
radiologi thorax didapatkan gambaran bootshape. Apakah diagnosis
yang tepat?
a. Atrio-Ventricular Septal Defect
b. Ventricular Septal Defect
c. Atrial Septal Defect
d. Tetralogi of Fallot
e. Persistent Ductus Asrteriosus
Pasien laki-laki 2 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering
mengalami kebiruan pada ujung jari. Keluhan memberat saat
aktivitas dan membaik dalam posisi jongkok. Pemeriksaan fisik
didapatkan Nadi 120x/m, RR 30x/m, suhu 36OC, saturasi 80%,
sianosis (+), auskultasi didapatkan murmur sistolik area pulmonal.
Hasil EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kanan dan pemeriksaan
radiologi thorax didapatkan gambaran bootshape. Apakah diagnosis
yang tepat?
a. Atrio-Ventricular Septal Defect
b. Ventricular Septal Defect
c. Atrial Septal Defect
d. Tetralogi of Fallot
e. Persistent Ductus Asrteriosus
Kelainan pada TOF :
• Ventricular septal defect (VSD) Tetralogy of Fallot
• Pulmonary stenosis
• Overriding aorta
• Right ventricular hypertrophy

Gejala :
• Sesak, terutama setelah aktivitas,
sianosis, sering jongkok setelah
aktivitas

Pemeriksaan fisik :
• Sianosis, jari tabuh, RVH, murmur
sistolik pada regio katup pulomnal

Pemeriksaan radiologis :
• Boot shape heart sign
The boot shape heart sign
25
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD RS
dengan keluhan sesak nafas hilang timbul dan semakin berat sejak 1
bulan ini. Tidak ada riwayat demam atau batuk pilek sebelumnya.
Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36.7OC, tidak
didapatkan sianosis, continuous machinery murmur derajat 4/6 di
bawah klavikula kiri. Pada hasil EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri
dan gambaran X ray dengan hipertrofi ventrikel kiri. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. ASD
b. VSD
c. PDA
d. AVSD
e. TOF
25
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD RS
dengan keluhan sesak nafas hilang timbul dan semakin berat sejak 1
bulan ini. Tidak ada riwayat demam atau batuk pilek sebelumnya.
Pemeriksaan fisik Nadi 110x/m, RR 32x/m, suhu 36.7OC, tidak
didapatkan sianosis, continuous machinery murmur derajat 4/6 di
bawah klavikula kiri. Pada hasil EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri
dan gambaran X ray dengan hipertrofi ventrikel kiri. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien?
a. ASD
b. VSD
c. PDA
d. AVSD
e. TOF
Patent Duktus Arteriosus (PDA)

Gejala Klinis :

• Sesak
• Kesulitan makan/minum
• Sering ISPA berulang

Pemeriksaan Fisik :

• Murmur kontinyu/machinery di
infraklavikula kiri atau subklavia kiri
atau ICS 2 midclavicular line kiri
26
Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD karena keluhan sesak
sejak 2 hari ini. Riwayat pasien sering batuk pilek disertai sesak
sebelumnya. Ibu juga mengeluhkan berat badan anak sulit naik.
Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 55x/menit, suhu 36.5OC. Tidak
didapatkan sianosis, auskultasi jantung terdengar murmur grade II/6 di
SIC 3 linea parasternal sinistra, hepatosplenomegali (+), edema tungkai
+/+. Hasil Ro thorax kardiomegali. Apakah diagnosis yang tepat?

a. Gagal jantung kongestif


b. Gagal jantung kanan
c. Gagal jantung kiri
d. Syok kardiogenik
e. Sindrom Eisenmenger
VSD + Gagal Jantung Kanan
Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD karena keluhan sesak
sejak 2 hari ini. Riwayat pasien sering batuk pilek disertai sesak
sebelumnya. Ibu juga mengeluhkan berat badan anak sulit naik.
Pemeriksaan fisik Nadi 120x/m, RR 55x/menit, suhu 36.5OC. Tidak
didapatkan sianosis, auskultasi jantung terdengar murmur grade II/6 di
SIC 3 linea parasternal sinistra, hepatosplenomegali (+), edema tungkai
+/+. Hasil Ro thorax kardiomegali. Apakah diagnosis yang tepat?

a. Gagal jantung kongestif


b. Gagal jantung kanan
c. Gagal jantung kiri
d. Syok kardiogenik
e. Sindrom Eisenmenger
Defek Septum Ventrikel (VSD)
Gejala Klinis :
• Gangguan pertumbuhan
• Sering ISPA berulang, sesak

Pemeriksaan Fisik :
• Murmur sistolik pada ICS 3-4
parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum
• Pada VSD besar dapat terjadi
peningkatan tahanan vaskuler
paru sehingga dapat
menyebabkan takipneu dan
retraksi
26
Seorang anak perempuan usia 18 bulan dibawa berobat ke PKM karena
berak encer. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 6-8 kali
sehari, jumlah sekitar ¼ gelas, konsistensi tinja cair sedikit ampas, tidak ada
darah dan lendir. Keluhan lain muntah sejak 2 hari yang dan demam selama
sakit ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB 10 kg, PB 80 cm, keadaan
umum anak tampak rewel dan kehausan. Tanda vital nadi 98 x/menit
regular kuat angkat, RR 24 x/menit, Tax 37,4oC, kedua mata tampak
cowong, mukosa bibir kering, bising usus meningkat dan turgor kulit
kembali lambat. Apakah diagnosis kasus di atas?
a. Diare akut dehidrasi berat
b. Diare kronik dehidrasi berat
c. Diare akut dehidrasi ringan-sedang
d. Diare kronik dehidrasi berat
e. Diare akut tanpa dehidrasi
Seorang anak perempuan usia 18 bulan dibawa berobat ke PKM karena
berak encer. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 6-8 kali
sehari, jumlah sekitar ¼ gelas, konsistensi tinja cair sedikit ampas, tidak ada
darah dan lendir. Keluhan lain muntah sejak 2 hari yang dan demam selama
sakit ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB 10 kg, PB 80 cm, keadaan
umum anak tampak rewel dan kehausan. Tanda vital nadi 98 x/menit
regular kuat angkat, RR 24 x/menit, Tax 37,4oC, kedua mata tampak
cowong, mukosa bibir kering, bising usus meningkat dan turgor kulit
kembali lambat. Apakah diagnosis kasus di atas?
a. Diare akut dehidrasi berat
b. Diare kronik dehidrasi berat
c. Diare akut dehidrasi ringan-sedang
d. Diare kronik dehidrasi berat
e. Diare akut tanpa dehidrasi
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa dehidrasi D. Ringan/Sedang Dehidrasi Berat

ringan/sedang
27
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya
ke dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan seperti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat
untuk pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
Amoebiasis
Seorang anak perempuan usia 5 tahun datang bersama orang tuanya
ke dokter dengan keluhan diare kurang lebih 8x perhari sejak 3 hari ini.
Diare disertai lendir darah. Mual muntah (+) dan demam (+). Pada
pemeriksaan fisik didapakan tanda vital normal, turgor kembali cepat
dan tenesmus. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan feses,
didapatkan seperti gambar dibawah ini. Apakah terapi yang tepat
untuk pasien tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Metronidazol
c. Albendazol
d. Mebendazol
e. Cotrimoxazole
Disentri (Diare Lendir-Darah)
Etiologi Gejala, Tanda, Diagnosis Terapi
Balantidium coli • Riwayat tinggal di sekitar peternakan sapi Metronidazole
• Napas atau muntah bau tinja
• Pemeriksaan feses : tropozoid dan kista berbentuk bulat
memiliki makro dan mikronukleus
Salmonella • Demam > 7 hari, Diare lendir-darah Cloramphenicole
• Penunjang : Widal, IgM anti Salmonella, Kultur Darah
Shigella dysentri • Diare lendir-darah disertai dehidrasi Cotrimoxazole
• Pasien tampak toksik
• Pemeriksaan feses : leukosit dan eritrosit meningkat,
bakteri gram negatif
Entamoeba • Diare lendir-darah, biasanya tanpa dehidrasi/ringan Metronidazole
hystolytica • Komplikasi: abses hepar
• Pemeriksaan feses:
- Kista: bulat dengan inti 4
- Tropozoit: bentuk iregular dengan psudopoda,
sitoplasma bergranular mengandung eritrosit, inti sel
dengan karyosome di tengah dan kromatin di perifer
EHEC, EIEC • Diare lendir darah Cotrimoxazole
• Kultur pada agar Mac Conkey: bakteri gram negatif,
koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallik,
halus, sedikit cembung
• Sifat biologis: fermentasi laktosa, tes indol (+)
Gambaran Mikroskopis Feses

Shigella dysenteriae
Leukosit dan eritrosit
meningkat

Entamoeba hystolitica
• Kista : bulat berinti 4
• Trophozoit : bentuk iregular dengan psudopoda, dapat bergerak,
sitoplasma bergranular dan mengandung eritrosit, inti sel
dengan karyosome di tengah dan kromatin di perifer
28
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri
perut hebat sejak 3 jam lalu. Keluhan disertai suara parau, mulut kering
dan mual. Riwayat mengonsumsi makanan kaleng 4 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, RR 30x/m, Nadi 140x/m,
afebris, pupil tampak midriasis, distensi abdomen dan kelemahan pada
kedua ekstremitas bawah. Apakah etiologi yg paling mungkin dari
kasus tersebut?
a. Clostridium tetani
b. Clostridium botulinum
c. Escherichia coli
d. Pseudomonas cocovenenans
e. Pseudomonas aeruginosa
Food-borne Botulism
Anak perempuan usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri
perut hebat sejak 3 jam lalu. Keluhan disertai suara parau, mulut kering
dan mual. Riwayat mengonsumsi makanan kaleng 4 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, RR 30x/m, Nadi 140x/m,
afebris, pupil tampak midriasis, distensi abdomen dan kelemahan pada
kedua ekstremitas bawah. Apakah etiologi yg paling mungkin dari
kasus tersebut?
a. Clostridium tetani
b. Clostridium botulinum
c. Escherichia coli
d. Pseudomonas cocovenenans
e. Pseudomonas aeruginosa
29
Anak perempuan umur 5 tahun datang diantar kedua orang tuanya
ke Puskesmas dengan keluhan BAB berdarah sejak 4 hari yang lalu.
Orang tua pasien menjelaskan bahwa dari lubang anus pasien
terdapat benjolan yang dapat keluar dan dapat masuk sendiri. Nadi
92x/m, RR 24x/m, suhu 36OC. Pada pemeriksaan fisik bagian anus
pasien terlihat adanya benjolan bertangkai dengan ukuran 6x3x2
cm, berwarna merah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hemorroid interna
b. Hemorroid eksterna
c. Polip juvenile
d. Abses perianal
e. Prolaps rekti
Juvenile Colonic Polyps
Anak perempuan umur 5 tahun datang diantar kedua orang tuanya
ke Puskesmas dengan keluhan BAB berdarah sejak 4 hari yang lalu.
Orang tua pasien menjelaskan bahwa dari lubang anus pasien
terdapat benjolan yang dapat keluar dan dapat masuk sendiri. Nadi
92x/m, RR 24x/m, suhu 36OC. Pada pemeriksaan fisik bagian anus
pasien terlihat adanya benjolan bertangkai dengan ukuran 6x3x2
cm, berwarna merah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hemorroid interna
b. Hemorroid eksterna
c. Polip juvenile
d. Abses perianal
e. Prolaps rekti
Juvenile Colonic Polyps
• Epidemiology : also known as
retention or inflammatory polyps, are
the most common childhood bowel
tumors, most present between 2 and
10 yr of age
• Clinical manifestations : bright red,
painless rectal bleeding during or
immediately after defecation,
prolapsed polyps appear as dark,
beefy red, pedunculated masses, in
contrast to the lighter pink mucosal
appearance of rectal prolapse
• Diagnosis : history, examination,
colonoscopy
• Treatment : polypectomy
30
Anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan keluhan BAB encer sejak
3 hari terkahir. Orang tua pasien mengeluhkan BAB encer >3x/hari,
konsistensi lembek, warna coklat kekuningan, tidak ada darah.
Keluhan juga disertai demam ringan. Pada pemeriksaan fisik pasien
tampak sadar, nadi 90x/m, RR 26x/m, suhu 36.7OC, tidak ada mata
cowong, turgor kulit kembali cepat, CRT <2 detik. Berapa kebutuhan
cairan yang diperlukan pasien tersebut?
a. 50-100 ml tiap BAB cair
b. 100-200 ml tiap BAB cair
c. 200-250 ml tiap BAB cair
d. 250-300 ml tiap BAB cair
e. 300-400 ml tiap BAB cair
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan keluhan BAB encer sejak
3 hari terkahir. Orang tua pasien mengeluhkan BAB encer >3x/hari,
konsistensi lembek, warna coklat kekuningan, tidak ada darah.
Keluhan juga disertai demam ringan. Pada pemeriksaan fisik pasien
tampak sadar, nadi 90x/m, RR 26x/m, suhu 36.7OC, tidak ada mata
cowong, turgor kulit kembali cepat, CRT <2 detik. Berapa kebutuhan
cairan yang diperlukan pasien tersebut?
a. 50-100 ml tiap BAB cair
b. 100-200 ml tiap BAB cair
c. 200-250 ml tiap BAB cair
d. 250-300 ml tiap BAB cair
e. 300-400 ml tiap BAB cair
Rencana Terapi A/Tanpa Dehidrasi
• Cairan oralit :
< 1 tahun : 50 – 100 cc tiap diare
1 – 5 tahun : 100 – 200 cc tiap diare
> 5 tahun : semaunya

• Zinc
< 6 bulan : ½ tablet (10 mg)
> 6 bulan : 1 tablet (20 mg)

• Lanjutkan ASI/makanan

• Edukasi/ Nasihat
BAWA KEMBALI BILA :
 Diare bertambah parah, anak tidak bisa minum atau menyusu, atau
malas minum, atau timbul demam, atau ada darah di dalam tinja, ATAU
 Tidak ada tanda-tanda tersebut tapi tidak ada perbaikan dalam 5 hari
31
Anak perempuan usia 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan
muntah-muntah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri
perut dan demam tinggi yang muncul sekitar 4 hari yang lalu. Tidak
ada gangguan BAB. Riwayat pasien sering jajan di sekolah.
Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, HR 100x/m, RR 20x/m, T 38.5OC,
didapatkan nyeri tekan pada perut kanan atas. Apakah pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan?
a. HBsAg
b. Anti-HBs
c. Anti-HAV
d. Anti-HCV
e. Anti-HBe
Hepatitis A
Anak perempuan usia 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan
muntah-muntah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri
perut dan demam tinggi yang muncul sekitar 4 hari yang lalu. Tidak
ada gangguan BAB. Riwayat pasien sering jajan di sekolah.
Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, HR 100x/m, RR 20x/m, T 38.5OC,
didapatkan nyeri tekan pada perut kanan atas. Apakah pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan?
a. HBsAg
b. Anti-HBs
c. Anti-HAV
d. Anti-HCV
e. Anti-HBe
Hepatitis A (4A)
Etiologi HAV

Transmisi Fecal-Oral
Gejala Klinis • Demam
• Mual, muntah, anoreksia, nyeri perut kanan atas
• Ikterik, urin seperti teh

Progresivitas • Sembuh dalam < 1 bulan


• Memburuk  hepatitis A fulminan (ikterus berat,
koagulopati, ensefalopati)
Diagnosis • IgM Anti-HAV
• Peningkatan ALT dan AST
Terapi Suportif dan simptomatik
32
Bayi perempuan usia 1 bulan dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan BAB berwarna pucat seperti dempul sejak dua minggu ini.
Ibu pasien juga mengeluhkan badan pasien semakin kuning. Bayi
tampak aktif, nadi 140x/m, RR 36x/m, T 36.6OC, sclera ikterik,
abdomen distensi, ikterus Kramer IV. Hasil laboratorium terjadi
peningkatan bilirubin direk, SGOT dan SGPT. Apakah gold standard
untuk diagnosis pasien?
a. Cholecystography
b. Xray
c. USG
d. MRCP
e. MRI
Atresia Bilier
Bayi perempuan usia 1 bulan dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan BAB berwarna pucat seperti dempul sejak dua minggu ini.
Ibu pasien juga mengeluhkan badan pasien semakin kuning. Bayi
tampak aktif, nadi 140x/m, RR 36x/m, T 36.6OC, sclera ikterik,
abdomen distensi, ikterus Kramer IV. Hasil laboratorium terjadi
peningkatan bilirubin direk, SGOT dan SGPT. Apakah gold standard
untuk diagnosis pasien?
a. Cholecystography
b. Xray
c. USG
d. MRCP
e. MRI
Atresia Bilier
• Etiologi : infeksi, malformasi kongenital,
autoimun dll
• Atresia bilier dapat menyebabkan
kerusakan pada duktus biliaris
intra/ekstrahepatal karena obstruktif
kolangiopati yang dapat berlanjut pada
kondisi fibrosis, sirosis dan kegagalan hati
• Gejala dan tanda : ikterus, tinja pucat
seperti dempul (akolik), urin seperti teh
• Lab :
• Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5
mg/dl atau Bil direk > 20% dari bil total
bila bil total > 5 mg/dl
Pencitraan : USG (Triangular Cord Sign) --?
GOLD STANDART
Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011
33
Seorang ibu datang ke Poli dengan membawa hasil serologi anak
laki-laki nya usia 6 bulan ke dokter. Ibu pasien pernah menderita
penyakit kuning, ibu pasien lupa apakah sudah memberikan
vaksinasi ke anaknya atau belum. Dari hasil pemeriksaan lab anak
didapatkan Anti HBs (+), HBsAg (-) Anti HBc (+), Anti HAV (-). Maka
diagnosa pada pasien ini adalah?
a. Post infeksi hepatitis B
b. Sekarang terkena hepatitis B
c. Infeksi hepatitis B kronik
d. Sudah imunisasi hepatitis B
e. Infeksi Hepatitis A
Seorang ibu datang ke Poli dengan membawa hasil serologi anak
laki-laki nya usia 6 bulan ke dokter. Ibu pasien pernah menderita
penyakit kuning, ibu pasien lupa apakah sudah memberikan
vaksinasi ke anaknya atau belum. Dari hasil pemeriksaan lab anak
didapatkan Anti HBs (+), HBsAg (-) Anti HBc (+), Anti HAV (-). Maka
diagnosa pada pasien ini adalah?
a. Post infeksi hepatitis B
b. Sekarang terkena hepatitis B
c. Infeksi hepatitis B kronik
d. Sudah imunisasi hepatitis B
e. Infeksi Hepatitis A
(-)

(-)
34
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan diare lebih dari 2 minggu. Keluhan kadang diselingi
kesulitan buang air besar. Penderita juga mengeluh kembung dan nyeri
ulu hati. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dbn, didapatkan nyeri tekan
pada regio epigastrik dan bising usus meningkat. Hasil pemeriksanaan
feses: tinja berwarna pucat, disertai lendir dan lemak, pemeriksaan
mikroskopis menunjukkan adanya mikroorganisme berbentuk seperti
jambu mete pipih dorso-ventral dengan 2 inti, 4 pasang flagela dan 2
benda parabasal. Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Balantidiasis
b. Giardiasis
c. Amoebiasis
d. Shigelosis
e. Salmonelosis
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan diare lebih dari 2 minggu. Keluhan kadang diselingi
kesulitan buang air besar. Penderita juga mengeluh kembung dan nyeri
ulu hati. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dbn, didapatkan nyeri tekan
pada regio epigastrik dan bising usus meningkat. Hasil pemeriksanaan
feses: tinja berwarna pucat, disertai lendir dan lemak, pemeriksaan
mikroskopis menunjukkan adanya mikroorganisme berbentuk seperti
jambu mete pipih dorso-ventral dengan 2 inti, 4 pasang flagela dan 2
benda parabasal. Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Balantidiasis
b. Giardiasis
c. Amoebiasis
d. Shigelosis
e. Salmonelosis
Diare Lemak
Jenis Nausea Fever Abd Terapi Keterangan Lain
Vomit Pain
Giardia Parasit + + + Metronidazole Diare cair + berlemak
lamblia Pemeriksaan feses :
kista oval berinti 4,
tropozoit berbentuk
seperti jambu
monyet/buah
pir/layang-layang

Kista Giardia lamblia Trophozoit Giardia lamblia


35
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan diare berulang sejak 1 bulan terakhir. Riwayat anak
sering bermain di tanah, jarang mencuci tangan, dan kadang gatal-
gatal pada anus. Pemeriksaan fisik tampak pucat pada konjungtiva
palpebra, perut buncit, pruritus ani. Apakah pemeriksaan
penunjang yang tepat untuk menegakkan diagnosis?
a. Darah rutin
b. Feses rutin
c. Feses konsentrat
d. Ureum
e. Elektrolit
Infeksi Cacing
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan diare berulang sejak 1 bulan terakhir. Riwayat anak
sering bermain di tanah, jarang mencuci tangan, dan kadang gatal-
gatal pada anus. Pemeriksaan fisik tampak pucat pada konjungtiva
palpebra, perut buncit, pruritus ani. Apakah pemeriksaan
penunjang yang tepat untuk menegakkan diagnosis?
a. Darah rutin
b. Feses rutin
c. Feses konsentrat
d. Ureum
e. Elektrolit
36
Pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala dan
nyeri perut dan diare lendir darah. Pemeriksaan fisik TD 120/70
mmHg, Nadi 88x/m, Suhu 37.7OC, bising usus meningkat, nyeri
tekan abdomen, lain-lain dalam batas normal. Pada hasil
pemeriksaan feses didapatkan telur berbentuk bulat, dengan duri,
tanpa operculum dan mirasidium. Bagaimanakan cara penularan
penyakit tersebut?
a. Telur termakan oleh manusia
b. Telur menetas menjadi cacing dewasa di usus halus
c. Larva filariform masuk melalui kulit
d. Larva serkaria menembus kulit
e. Larva mirasidium menjadi sporokista
Schistosomiasis
Pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri kepala dan
nyeri perut dan diare lendir darah. Pemeriksaan fisik TD 120/70
mmHg, Nadi 88x/m, Suhu 37.7OC, bising usus meningkat, nyeri
tekan abdomen, lain-lain dalam batas normal. Pada hasil
pemeriksaan feses didapatkan telur berbentuk bulat, dengan duri,
tanpa operculum dan mirasidium. Bagaimanakan cara penularan
penyakit tersebut?
a. Telur termakan oleh manusia
b. Telur menetas menjadi cacing dewasa di usus halus
c. Larva filariform masuk melalui kulit
d. Larva serkaria menembus kulit
e. Larva mirasidium menjadi sporokista
Trematoda - Schistosomiasis

Schistosoma sp.

Port d Kulit
entry
Bentuk Serkaria
Infektif
Habitat Pleksus
venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput

Gejala Diare darah,


hematuria
Terapi Praziquantel
37
Wanita usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual muntah
sejak 1 minggu terakhir. Keluhan disertai rasa tidak nyaman pada
perut dan konstipasi. TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/m, Suhu 36OC,
nyeri tekan abdomen (+), lain-lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan feses didapatkan telur berbentuk bulat dan
proglotid. Apakah terapi yang perlu diberikan kepada pasien?
a. Prazikuantel
b. Albendazole
c. Mebendazole
d. Ketokonazole
e. Itrakonazole
Taeniasis
Wanita usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual muntah
sejak 1 minggu terakhir. Keluhan disertai rasa tidak nyaman pada
perut dan konstipasi. TD 120/80 mmHg, Nadi 84x/m, Suhu 36OC,
nyeri tekan abdomen (+), lain-lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan feses didapatkan telur berbentuk bulat dan
proglotid. Apakah terapi yang perlu diberikan kepada pasien?
a. Prazikuantel
b. Albendazole
c. Mebendazole
d. Ketokonazole
e. Itrakonazole
Cestoda (Tapeworm) - Taeniasis
Taenia saginata Taenia solium
Riwayat makan daging sapi Riwayat makan daging babi yang terinfeksi larva
yang terinfeksi larva
Gejala di saluran cerna: nyeri Gejala di saluran cerna: Gejala larva ektopik
perut, mual, kembung, nafsu nyeri perut, mual, (cysticercosis): kejang,
makan turun, BB turun, diare kembung, nafsu makan penurunan kesadaran, defisit
turun, BB turun, diare neurologis
Pemeriksaan feses: Pemeriksaan biopsi organ atau
Proglotid dengan uterus bersegmen panjang atau telur lumbal pungsi
bulat dengan striae radier

Terapi : Praziquantel
38
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang ke Puskesmas karena keluhan
mual muntah sejak 1 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan mudah
lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien bekerja di kebun dan sering
tanpa menggunakan alas kaki. Tanda vital normal, pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis dan nyeri tekan abdomen.
Organisme apakah kemungkinan yang menjadi penyebab keluhan
pasien?
a. Ascaris lumbricoides
b. Trichuris trichuria
c. Necator americanus
d. Enterobius vermicularis
e. Ancylostoma braziliensis
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang ke Puskesmas karena keluhan
mual muntah sejak 1 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan mudah
lelah saat beraktivitas. Riwayat pasien bekerja di kebun dan sering
tanpa menggunakan alas kaki. Tanda vital normal, pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis dan nyeri tekan abdomen.
Organisme apakah kemungkinan yang menjadi penyebab keluhan
pasien?
a. Ascaris lumbricoides
b. Trichuris trichuria
c. Necator americanus
d. Enterobius vermicularis
e. Ancylostoma braziliensis
Hookworm
- Ancylostoma
duodenale
Spesies
- Necator
americanus
Anemia,
mual/muntah,
Gejala gangguan
Klinis pertumbuhan

Bentuk Filariform larva


Infektif
Telur dinding tipis
transparan berisi
Diagnostik ovum/morula
pada bersegmen,
Feses rhabditiform atau
filariform larva
39
Anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan pucat sejak 1 bulan ini. Anak juga dikeluhkan
mudah lelah saat aktivitas. Keluhan kadang disertai nyeri perut. Ibu
pasien pernah melihat cacing berukuran 15 cm keluar saat anak
BAB. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan
konjungtiva anemis. Apakah organisme yang menjadi penyebab
keluhan pasien?
a. Trichuris trichiura
b. Ascariasis lumbricoides
c. Necator americanus
d. Diphyllobothrium latum
e. Enterobius vermicularis
Anak perempuan umur 5 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan pucat sejak 1 bulan ini. Anak juga dikeluhkan
mudah lelah saat aktivitas. Keluhan kadang disertai nyeri perut. Ibu
pasien pernah melihat cacing berukuran 15 cm keluar saat anak
BAB. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, didapatkan
konjungtiva anemis. Apakah organisme yang menjadi penyebab
keluhan pasien?
a. Trichuris trichiura
b. Ascariasis lumbricoides
c. Necator americanus
d. Diphyllobothrium latum
e. Enterobius vermicularis
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar
cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
40
Laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan
nyeri kepala sejak 3 hari. Keluhan disertai diare berdarah 3-4 kali
per hari sejak 2 hari ini. Pasien juga mengaku pernah mengalami
gatal dan ruam di kaki kiri 3 hari sebelumnya. Riwayat pasien
pekerjaan sehari-hari di peternakan di dekat Danau Lindu.
Pemeriksaaan fisik TD 110/80 mmHg, N 88x/m, RR 22x/m, S 38OC.
Pemeriksaan feses ditemukan telur oval dengan duri di lateral.
Apakah diagnosis pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator americanus
c. Schistosoma japonicum
d. Ascaris lumbrocoides
e. Schistosoma mansoni
Laki-laki usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam dan
nyeri kepala sejak 3 hari. Keluhan disertai diare berdarah 3-4 kali
per hari sejak 2 hari ini. Pasien juga mengaku pernah mengalami
gatal dan ruam di kaki kiri 3 hari sebelumnya. Riwayat pasien
pekerjaan sehari-hari di peternakan di dekat Danau Lindu.
Pemeriksaaan fisik TD 110/80 mmHg, N 88x/m, RR 22x/m, S 38OC.
Pemeriksaan feses ditemukan telur oval dengan duri di lateral.
Apakah diagnosis pasien?
a. Ancylostoma duodenale
b. Necator americanus
c. Schistosoma japonicum
d. Ascaris lumbrocoides
e. Schistosoma mansoni
Trematoda - Schistosomiasis

Schistosoma sp.

Port d Kulit
entry
Bentuk Serkaria
Infektif
Habitat Pleksus
venosus
intestine dan
vesika urinaria
Pembawa Siput

Gejala Diare darah,


hematuria
Terapi Praziquantel
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat kontak dengan siput (berenang di sungai, danau Toba, danau Lindu)

Gejala : diare berdarah Gejala : diare berdarah Gejala : hematuria

Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan Diagnosis : pemeriksaan urin


feses didapatkan telur feses didapatkan telur didapatkan telur lonjong
bulat lonjong dengan duri di tepi dengan duri di tengah

Terapi : Praziquantel 60 mg/kg/hari dibagi 2 dosis untuk S. japonicum


40 mgljg/hari dibagi 2 dosis untuk S.mansoni dan S.hematobium
41
Anak laki-laki umur 10 tahun diantar orangtua nya ke Puskesmas
karena keluhan demam, mual, muntah sejak 1 minggu. Pasien juga
tampak lemas dan mudah lelah. Pemeriksaan fisik TD 100/70
mmHg, Nadi 90x/m, RR 24x/m, Suhu 37.8OC, lain-lain dalam batas
normal. Hasil lab darah ditemukan leukosistosis dengan
eosinophilia. Pemeriksaan hapusan feses ditemukan telur bulat,
dinding tebal, berhialin dan berenda. Organisme apakah yang
menjadi penyebab kondisi pasien?
a. Ascaris lumbricoides
b. Trichuris trichuria
c. Necator americanus
d. Enterobius vermicularis
e. Ancylostoma duodenale
Anak laki-laki umur 10 tahun diantar orangtua nya ke Puskesmas
karena keluhan demam, mual, muntah sejak 1 minggu. Pasien juga
tampak lemas dan mudah lelah. Pemeriksaan fisik TD 100/70
mmHg, Nadi 90x/m, RR 24x/m, Suhu 37.8OC, lain-lain dalam batas
normal. Hasil lab darah ditemukan leukosistosis dengan
eosinophilia. Pemeriksaan hapusan feses ditemukan telur bulat,
dinding tebal, berhialin dan berenda. Organisme apakah yang
menjadi penyebab kondisi pasien?
a. Ascaris lumbricoides
b. Trichuris trichuria
c. Necator americanus
d. Enterobius vermicularis
e. Ancylostoma duodenale
Ascariasis
Spesies Ascaris
lumbricoides
• Mual, muntah,
kembung, nafsu
makan menurun,
Gejala Klinis BAB keluar
cacing
• Gejala Loeflr
Syndrome (batuk
dan sesak)
Bentuk
Telur
Infektif
Telur dinding tebal
3 lapis, lapisan luar
Diagnostik bergelombang
pada Feses (albuminoid), telur
decorticated,
cacing ukuran cm
Temuan FL pada
Askariasis:
• Cacing ukuran
panjang
• Telur dinding
tebal 3 lapis
• Lapisan luar
albuminoid/ tidak
rata
• Telur
decorticated
42
Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
kedua kaki bengkak sejak 1 minggu terakhir dan semakin berat.
Bengkak juga dirasakan di bagian kemaluan sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik TD 125/80 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m, Suhu
36.5OC, edema scrotal (+), non-pitting edema pada kedua ekstremitas
bawah (+). Dari pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan mikrofilaria
dengan warna transparan, halus, terminal nuclei (-), rasio panjang dan
lebar kepala 1:1. Apakah parasite yang menjadi etiologi?
a. Brugia malayi
b. Brugia timori
c. Wucheria bancrofti
d. Schistosoma mansoni
e. Taenia solium
Filariasis
Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
kedua kaki bengkak sejak 1 minggu terakhir dan semakin berat.
Bengkak juga dirasakan di bagian kemaluan sejak 3 hari ini.
Pemeriksaan fisik TD 125/80 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m, Suhu
36.5OC, edema scrotal (+), non-pitting edema pada kedua ekstremitas
bawah (+). Dari pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan mikrofilaria
dengan warna transparan, halus, terminal nuclei (-), rasio panjang dan
lebar kepala 1:1. Apakah parasite yang menjadi etiologi?
a. Brugia malayi
b. Brugia timori
c. Wucheria bancrofti
d. Schistosoma mansoni
e. Taenia solium
Nematoda - Filariasis
- Wucheria
Spesies bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
Gejala Bengkak pada kaki,
Klinis skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Pembuluh dan
Habitat kelenjar limfatik
Hapusan darah tepi
Diagnostik pada malam hari
 mikrofilaria
Terapi DEC atau
Ivermectin
Filariasis
Pembeda Wucheria bancrofti Brugia malayi Brugia timori

Manifestasi Khas Khas bengkak genital/ Edema tungkai Edema tungkai


skrotal, chyluria

Sarung pucat merah (giemsa) pucat

Lekuk badan halus kaku halus


Rasio panjang 1:1 2:1 3:1
dan lebar kepala

Inti Halus dan teratur Tidak teratur Tidak teratur

Inti di ekor/ Tidak ada 1-2 inti tambahan 2 inti tambahan


terminal nuclei
Wucheria bancrofti Brugia timori

Brugia malayi
43
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema pada ekstremitas dan kulit
mengelupas. Apakah terapi yang tepat?
a. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB dosis tunggal
d. Ivermectin 200-400 µg/kg selama 6 hari
e. Ivermectin 200-400 µg/kg/hari selama 12 hari
Filariasis
Anak perempuaan 12 tahun datang dengan keluhan kaki kanan
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak dirasakan semakin lama
semakin bertambah berat. Tetangga pasien juga memiliki riwayat
keluhan yang sama. Pada pemeriksaan lokalis didapatkan
limfadenopati inguinal, non-pitting edema pada ekstremitas dan kulit
mengelupas. Apakah terapi yang tepat?
a. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 6 hari
b. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
c. Diethylcarbamazine citrate 6 mg/kgBB dosis tunggal
d. Ivermectin 200-400 µg/kg selama 6 hari
e. Ivermectin 200-400 µg/kg/hari selama 12 hari
Nematoda - Filariasis
- Wucheria
Spesies bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
Gejala Bengkak pada kaki,
Klinis skrotum
Bentuk Larva III
Infektif
Pembawa Nyamuk
Pembuluh dan
Habitat kelenjar limfatik
Hapusan darah tepi
Diagnostik pada malam hari
 mikrofilaria
Terapi DEC atau
Ivermectin
44
Seorang anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke RS karena
mengeluh lemas dan tidak bertenaga sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik tampak anemis, didapatkan pembesaran hepar
dan lien. Pemeriksaan lab Hb 8 g/dl, eritrosit 4.000.000 sel/mm3,
leukosit 8.000 sel/mm3, trombosit 300.000 sel/mm3. Dari
pemeriksaan hapusan darah ditemukan sel target dan eritrosit
berfragmentasi. Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menentukan diagnosis?
a. Serum Fe
b. Ferritin
c. Tes Coomb
d. Hb elektroforesa
e. Analisa sumsum tulang
Talasemia
Seorang anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke RS karena
mengeluh lemas dan tidak bertenaga sejak 1 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik tampak anemis, didapatkan pembesaran hepar
dan lien. Pemeriksaan lab Hb 8 g/dl, eritrosit 4.000.000 sel/mm3,
leukosit 8.000 sel/mm3, trombosit 300.000 sel/mm3. Dari
pemeriksaan hapusan darah ditemukan sel target dan eritrosit
berfragmentasi. Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menentukan diagnosis?
a. Serum Fe
b. Ferritin
c. Tes Coomb
d. Hb elektroforesa
e. Analisa sumsum tulang
Etiologi :
• Kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
Anamnesa :
• Riwayat keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang
Pemeriksaan Fisik :
• Pucat, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley/rodent
face, gangguan tumbuh kembang
Lab :
• Hapusan darah tepi : hipokrom, mikrositer, anisotosis,
poikilositosis, target cell, retikulosit meningkat
• Gold standard: Hb Elektroforesa/Analisa Hb
Terapi :
• Transfusi PRC
• Splenektomi
45
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar oleh ibunya dengan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Keluhan juga disertai sesak napas dan
mudah lelah. Dari pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemis, sklera
ikterik dan splenomegali. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 8 mg/dl,
leukosit 11.000, trombosit 170.000, MCV 78, MCH 28, HbF 70%, HbA
20%. Apa diagnosis pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Talasemia beta
c. Talasemia alfa
d. Anemia aplastik
e. Anemia autoimun
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar oleh ibunya dengan keluhan
pucat sejak 1 bulan terakhir. Keluhan juga disertai sesak napas dan
mudah lelah. Dari pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemis, sklera
ikterik dan splenomegali. Pemeriksaan lab didapatkan Hb 8 mg/dl,
leukosit 11.000, trombosit 170.000, MCV 78, MCH 28, HbF 70%, HbA
20%. Apa diagnosis pasien ini?
a. Anemia hemolitik
b. Talasemia beta
c. Talasemia alfa
d. Anemia aplastik
e. Anemia autoimun
Hb Elektroforesa
Individu Normal
• HbA (α2β2) : 95%-98%
• HbA2 (α2ϑ2) : 1,5%-3,5%
• HbF (α2ɣ2) : < 2%
Hemoglobin NORMAL
Talasemia Alfa
• HbA, HbA2 , HbF : turun
• Terdapat HbH (β4) atau Hb Bart’s
(ɣ4)

Talasemia Beta
• HbA turun Talasemia Talasemia
• HbA2 dan/atau HbF meningkat MINOR MAYOR
46
Seorang anak perempuan 8 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas sejak 1 bulan terakhir.
Anak juga dikeluhkan sering mengantuk saat di sekolah. Tanda vital TD
110/70mmHg, Nadi 92x/menit, RR 22x/menit, Suhu aksila 36.5OC.
Konjungtiva anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Hasil lab
Hb 9.0, Leukosit 5.600, Trombosit 215.000. Pada apusan darah tepi
terlihat eritrosit hipokrom mikrositik. Bagaimanakah farmakokinetik
medikamentosa yang diberikan pada pasien ini?
a. Absorpsi ion fero di duodenum
b. Absorpsi ion feri di duodenum
c. Absorpsi ferritin di proksimal ileum
d. Absorpsi ferrrous sulfate di proksimal ileum
e. Absorpsi transferrin di proksimal ileum
Anemia Defisiensi Fe
Seorang anak perempuan 8 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas sejak 1 bulan terakhir.
Anak juga dikeluhkan sering mengantuk saat di sekolah. Tanda vital TD
110/70mmHg, Nadi 92x/menit, RR 22x/menit, Suhu aksila 36.5OC.
Konjungtiva anemis, tidak didapatkan hepatosplenomegali. Hasil lab
Hb 9.0, Leukosit 5.600, Trombosit 215.000. Pada apusan darah tepi
terlihat eritrosit hipokrom mikrositik. Bagaimanakah farmakokinetik
medikamentosa yang diberikan pada pasien ini?
a. Absorpsi ion fero (Fe3+)di duodenum
b. Absorpsi ion feri (Fe2+) di duodenum
c. Absorpsi ferritin di proksimal ileum
d. Absorpsi ferrrous sulfate di proksimal ileum
e. Absorpsi transferrin di proksimal ileum
Etiologi :
• Asupan Fe yang rendah, Riwayat infeksi cacing

Gejala :
• Pucat, mudah lelah, pica

Pemeriksaan Fisik :
• Anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis),
stomatitis angularis, takikardi, murmur, gagal jantung

Lab :
• DL: Hb↓, MCV↓, MCH ↓, MCHC ↓
• Hapusan darah tepi: hipokrom, mikrositer, anisotosis,
poikilositosis, pencil/cigar cell
• Gold Standard: Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Saturasi
Transferin↓, TIBC ↑
• Preparat Fe dosis 3-5 mg/kgBB/hari
• Pemberian terapi Fe minimal selama 3
Terapi bulan
• Transfusi PRC hanya diberikan pada anemia
berat dengan kadar Hb < 6 g/dL

Diagnosis ADB
1 bulan 2 bulan
Mulai Terapi Fe Respon (+) Evaluasi
Bila Hb ≥ 2 g/dL
Metabolisme Fe
47
Bayi laki-laki usia 2 bulan dibawa ibunya ke IGD RS karena keluhkan
darah merembes dan tidak kunjung berhenti di bagian paha setelah
disuntik imunisasi. Bayi juga dikeluhkan sering muncul memar di kulit.
Riwayat bayi lahir normal cukup bulan dan langsung menangis. Tanda
vital dalam batas normal, anemis (-), ikterik(-), organomegali (-). Hasil
lab Hb 11 g/dl, Hct 39%, Leukosit 9500, Trombosit 235.000.
Pemeriksaan BT normal, CT memanjang, PT normal, APTT memanjang,
kadar Faktor VIII 2 % dan Faktor IX normal. Apakah diagnosis pasien?
a. Von Willdebrand Disease
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi Vitamin K
e. Disseminate Intravascular Coagulation
Bayi laki-laki usia 2 bulan dibawa ibunya ke IGD RS karena keluhkan
darah merembes dan tidak kunjung berhenti di bagian paha setelah
disuntik imunisasi. Bayi juga dikeluhkan sering muncul memar di kulit.
Riwayat bayi lahir normal cukup bulan dan langsung menangis. Tanda
vital dalam batas normal, anemis (-), ikterik(-), organomegali (-). Hasil
lab Hb 11 g/dl, Hct 39%, Leukosit 9500, Trombosit 235.000.
Pemeriksaan BT normal, CT memanjang, PT normal, APTT memanjang,
kadar Faktor VIII 2 % dan Faktor IX normal. Apakah diagnosis pasien?
a. Von Willdebrand Disease
b. Hemofilia A
c. Hemofilia B
d. Defisiensi Vitamin K
e. Disseminate Intravascular Coagulation
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler

ITP Henoch Schonlein


Hemofili Defisiensi Vit. K Purpura
• Riwayat post • H. A  Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie • H. B  Defisiensi K saat lahir bawah atau
pada kulit dan Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
mukosa • Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopeni linked recessive • Bayi kecil penekanan
< 150.000 • Riw. keluarga laki- • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Bleeding time laki II, VII, IX, X nyeri perut
>> • Memar, • PT >> APTT >> • Autoimun
• Coombs Test (+) perdarahan paska Vaskulitis
• Clotting time >>
• Terapi : Steroid, trauma, bengkak • Terapi : Steroid,
• Terapi : Injeksi
Imunosupresan, sendi Imunosupresan
Vitamin K,
Transfusi TC • APTT >> Transfusi FFP
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Konsentrat Faktor
Pembekuan VIII/IX
48
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa ibunya ke klinik karena
keluhan kedua lutut bengkak sejak 2 hari ini. Sebelumnya anak
terjatuh dari sepeda. Riwayat pasien sering mengalami gusi
berdarah dan memar pada kulitnya. Paman pasien juga mengalami
hal yang sama. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, Nadi 90x/m, RR
26x/m, Suhu 36.7OC, didaptakan hemarthrosis genu D/S, lain-lain
dbn. Apakah terapi yang tepat?
a. Tranfusi konsentrat pembekuan darah
b. Transfusi FFP
c. Transfusi WB
d. Tranfusi cryopresipitat
e. Asam traneksamat
Hemofili
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun dibawa ibunya ke klinik karena
keluhan kedua lutut bengkak sejak 2 hari ini. Sebelumnya anak
terjatuh dari sepeda. Riwayat pasien sering mengalami gusi
berdarah dan memar pada kulitnya. Paman pasien juga mengalami
hal yang sama. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, Nadi 90x/m, RR
26x/m, Suhu 36.7OC, didaptakan hemarthrosis genu D/S, lain-lain
dbn. Apakah terapi yang tepat?
a. Tranfusi konsentrat pembekuan darah
b. Transfusi FFP
c. Transfusi WB
d. Tranfusi cryopresipitat
e. Asam traneksamat
Kelainan Hemostasis dan Koagulasi
Trombosit Faktor Koagulasi Vaskuler

ITP Henoch Schonlein


Hemofili Defisiensi Vit. K Purpura
• Riwayat post • H. A  Defisiensi • Riwayat belum • Purpura di
infeksi Faktor VIII disuntik vitamin ekstremitas
• Purpura/ ptekie • H. B  Defisiensi K saat lahir bawah atau
pada kulit dan Faktor IX • Riwayat ASI daerah yang
mukosa • Diturunkan X- kurang terkena
• Trombositopeni linked recessive • Bayi kecil penekanan
< 150.000 • Riw. keluarga laki- • Defisiensi faktor • Nyeri sendi/otot,
• Bleeding time laki II, VII, IX, X nyeri perut
>> • Memar, • PT >> APTT >> • Autoimun
• Coombs Test (+) perdarahan paska Vaskulitis
• Clotting time >>
• Terapi : Steroid, trauma, bengkak • Terapi : Steroid,
• Terapi : Injeksi
Imunosupresan, sendi Imunosupresan
Vitamin K,
Transfusi TC • APTT >> Transfusi FFP
• Clotting time >>
• Terapi : Transfusi
Konsentrat Faktor
Pembekuan VIII/IX
49
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun dibawa ke IGD karena darah
tidak berhenti dari luka post sirkumsisi. Riwayat pasien saat usia 9
tahun pernah mengalami memar-memar dan bengkak pada sendi.
Pemeriksaan fisik TD 110/75 mmHg, Nadi 92x/m, RR 26x/m, Suhu
36OC, anemis (+), ikterik (-), organomegali (-), darah merembes dari
luka post sirkumsisi (+). Hasil lab DL Hb. 10, Hct 37%, Leukosit
5.600, Trombosit 250.000. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hemofilia
b. ITP
c. Inkompatibilitas golongan darah
d. Von Willebrand Disease
e. Anemia hemolitik
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun dibawa ke IGD karena darah
tidak berhenti dari luka post sirkumsisi. Riwayat pasien saat usia 9
tahun pernah mengalami memar-memar dan bengkak pada sendi.
Pemeriksaan fisik TD 110/75 mmHg, Nadi 92x/m, RR 26x/m, Suhu
36OC, anemis (+), ikterik (-), organomegali (-), darah merembes dari
luka post sirkumsisi (+). Hasil lab DL Hb. 10, Hct 37%, Leukosit
5.600, Trombosit 250.000. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Hemofilia
b. ITP
c. Inkompatibilitas golongan darah
d. Von Willebrand Disease
e. Anemia hemolitik
50
Anak perempuan usia 13 tahun diantar ibunya ke RS dengan keluhan
lemas sejak 1 bulan ini. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit
serupa. Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, Nadi 84x/m, RR 24x/m, T
36OC, anemis (+), ikterik (-), hepar dan lien tidak teraba. Hasil Lab Hb
7g/dl, Hct 36%, Leukosit 2.800, Trombosit 88.000, MCV 96, MCHC 35.
Apakah diagnosis pasien?
a. Anemia Aplastik
b. Anemia Hemolitik
c. Anemia Sideroblastik
d. Anemia Penyakit Kronis
e. Anemia Megaloblastik
Anak perempuan usia 13 tahun diantar ibunya ke RS dengan keluhan
lemas sejak 1 bulan ini. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit
serupa. Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, Nadi 84x/m, RR 24x/m, T
36OC, anemis (+), ikterik (-), hepar dan lien tidak teraba. Hasil Lab Hb
7g/dl, Hct 36%, Leukosit 2.800, Trombosit 88.000, MCV 96, MCHC 35.
Apakah diagnosis pasien?
a. Anemia Aplastik
b. Anemia Hemolitik
c. Anemia Sideroblastik
d. Anemia Penyakit Kronis
e. Anemia Megaloblastik
Anemia Aplastik (2)
• Pansitopenia akibat gangguan pembentukan
Definisi
sel induk hematopoietik pada sumsum tulang

• Kelaianan herediter dan didapat (obat, radiasi,


Etiologi
infeksi dll)
Diagnosis GOLD
• Biopsi sumsum tulang
STANDARD
• Transfusi, Imunosupresan, hematopoietic
Terapi
growth factors/transplantation

Anemia
Trombositopenia PANSITOPENIA (KHAS!)
Leukopeni
51
Bayi laki-laki usia 8 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena keluhan
pucat sejak 2 minggu. Pasien dikeluhkan tampak lemas dan menyusu
sedikit. Berat badan pasien juga sulit naik. Pada pemeriksaan
didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 140x/menit, RR 40x/m,
suara napas vesikuler, lendir +/+, rhonki -/-, whezzing-/-, murmur
grade II/6 di apex, hepatomegali (+). Hasil lab: Hb 10,7 Ht 39%,
Leukosit 7.500, Trombosit 168.000. Apusan darah tepi mikrositer
hipokrom, anisositosis, dan poikilositosis. Apakah diagnosis pasien ?
a. Leukemia
b. Anemia hemolitik
c. Talasemia
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia defisiensi B12
Bayi laki-laki usia 8 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena keluhan
pucat sejak 2 minggu. Pasien dikeluhkan tampak lemas dan menyusu
sedikit. Berat badan pasien juga sulit naik. Pada pemeriksaan
didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 140x/menit, RR 40x/m,
suara napas vesikuler, lendir +/+, rhonki -/-, whezzing-/-, murmur
grade II/6 di apex, hepatomegali (+). Hasil lab: Hb 10,7 Ht 39%,
Leukosit 7.500, Trombosit 168.000. Apusan darah tepi mikrositer
hipokrom, anisositosis, dan poikilositosis. Apakah diagnosis pasien ?
a. Leukemia
b. Anemia hemolitik
c. Talasemia
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia defisiensi B12
52
Seorang bayi usia 2 hari dibawa ke Puskesmas karena keluhan
kuning sejak satu hari yang lalu. Riwayat bayi lahir normal
pervaginam di bidan, usia cukup bulan, BBL 2900 gram dan
langsung menangis. Pemeriksaan fisik bayi aktif, HR 150x/m, RR
48x/m, T 36.5OC, anemis (+), ikterik Kramer III. Diketahui ibu
golongan darah O+ dan bayi AB+. Apakah immunoglobulin yang
mendestruksi sel eritrosit bayi?
a. IgA
b. Ig M
c. Ig E
d. Ig G
e. Ig D
Inkompatibilitas ABO
Seorang bayi usia 2 hari dibawa ke Puskesmas karena keluhan
kuning sejak satu hari yang lalu. Riwayat bayi lahir normal
pervaginam di bidan, usia cukup bulan, BBL 2900 gram dan
langsung menangis. Pemeriksaan fisik bayi aktif, HR 150x/m, RR
48x/m, T 36.5OC, anemis (+), ikterik Kramer III. Diketahui ibu
golongan darah O+ dan bayi AB+. Apakah immunoglobulin yang
mendestruksi sel eritrosit bayi?
a. IgA
b. Ig M
c. Ig E
d. Ig G
e. Ig D
53
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan sering demam, tubuh mudah lebam dan
sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak pucat dan
hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, Hct 35%, leukosit
67.000, trombosit 130.000, hapusan darah tepi didapatkan sel
limfoblast 26%. Apakah diagnosis pasien?
a. Leukimia limfoblastik kronik
b. Leukimia limfoblastik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan tampak pucat sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan sering demam, tubuh mudah lebam dan
sering mimisan. Pada pemeriksan fisik ditemukan tampak pucat dan
hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium Hb 9, Hct 35%, leukosit
67.000, trombosit 130.000, hapusan darah tepi didapatkan sel
limfoblast 26%. Apakah diagnosis pasien?
a. Leukimia limfoblastik kronik
b. Leukimia limfoblastik akut
c. Leukimia myeloblastik akut
d. Leukimia myeloblastik kronik
e. Anemia aplastik
Leukemia
• Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
• Pemeriksaan penunjang :
– DL : Leukositosis, bisa disertai anemia atau trombositopenia
– Hapusan darah tepi
– Analisa sumsum tulang (gold standard)

Lymphoblast (+) Myeloblast (+), Auer rods Smudge Cells Hypercelluler


54
Pasien anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan bersama ibunya ke
dokter dengan keluhan pucat dan mudah lelah sejak 3 bulan terakhir.
Pasien juga dikeluhkan kadang mengeluh muncul bintik-bintik merah di
kulit. Pada pemeriksaan fisik status gizi kurang, didapatkan anemis,
ptekie pada ekstremitas, dan pembesaran hepar. Pemeriksaan lab Hb
7,4 gr%, Hct 30%, leukosit 74.200/mm3, trombosit 34.000/mm3.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien?
A. Pet scan
B. FNAB kelenjar
C. Hapusan darah tepi
D. Pemeriksaan sumsum tulang
E. Marker tumor ganas
Leukemia
Pasien anak laki-laki usia 4 tahun datang dengan bersama ibunya ke
dokter dengan keluhan pucat dan mudah lelah sejak 3 bulan terakhir.
Pasien juga dikeluhkan kadang mengeluh muncul bintik-bintik merah di
kulit. Pada pemeriksaan fisik status gizi kurang, didapatkan anemis,
ptekie pada ekstremitas, dan pembesaran hepar. Pemeriksaan lab Hb
7,4 gr%, Hct 30%, leukosit 74.200/mm3, trombosit 34.000/mm3.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien?
a. Pet scan
b. FNAB kelenjar
c. Hapusan darah tepi
d. Pemeriksaan sumsum tulang
e. Marker tumor ganas
Leukemia
• Gejala dan Tanda : pucat, lemas, perdarahan, demam, BB turun, nyeri
sendi, hepato-slenomegali, pembesaran KGB
• Pemeriksaan penunjang :
– DL : Leukositosis, bisa disertai anemia atau trombositopenia
– Hapusan darah tepi
– Analisa sumsum tulang (gold standard)

Lymphoblast (+) Myeloblast (+), Auer rods Smudge Cells Hypercelluler


55
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya karena keluhan
buang air kecil berwarna merah dan sedikit sejak 3 hari. Riwayat 2
minggu yang lalu pasien mengalami demam, batuk, pilek dan nyeri
telan, namun saat ini sudah sembuh. TD 140/100 mmHg, N 100 x/m,
RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Pemeriksaan fisik didapatkan anemis dan
edema palpebra. Hasil Lab darah: Hb 9,5, Hct 32%, Leukosit 11.800,
Trombosit 350.000, Ureum 79, Kreatinin 2,5. Hasil Urinalisis: nitrit (-),
leukosit 4-5/lpb, eritrosit 30/lpb, albumin +2. Apakah diagnosis pasien?
a. Sindroma nefrotik
b. Sindorma nefritik
c. GNAPS
d. GGA prerenal
e. GGA postrenal
Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ke RS oleh ayahnya karena keluhan
buang air kecil berwarna merah dan sedikit sejak 3 hari. Riwayat 2
minggu yang lalu pasien mengalami demam, batuk, pilek dan nyeri
telan, namun saat ini sudah sembuh. TD 140/100 mmHg, N 100 x/m,
RR 42 x/m, suhu 36,5⁰C. Pemeriksaan fisik didapatkan anemis dan
edema palpebra. Hasil Lab darah: Hb 9,5, Hct 32%, Leukosit 11.800,
Trombosit 350.000, Ureum 79, Kreatinin 2,5. Hasil Urinalisis: nitrit (-),
leukosit 4-5/lpb, eritrosit 30/lpb, albumin +2. Apakah diagnosis pasien?
a. Sindroma nefrotik
b. Sindorma nefritik
c. GNAPS
d. GGA prerenal
e. GGA postrenal
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet
fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Penicillin
• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
56
Anak laki-laki umur 4 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak sejak 5 hari. Bengkak awalnya di kelopak mata, perut
kemudian seluruh tubuh. Pasien juga terkadang sesak terutama
saat tidur. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan serupa
namun sembuh sendiri. Pemeriksaan fisik TD 100/65 mmHg, Nadi
92x/m, RR 34x/m, Suhu 36.6OC, didapatkan edema anasarka dan
asites. Hasil UL: proteinuria +4, eritrosit -, sedimen eritrosit -, oval
fat bodies +. Hasil lab darah albumin 1,2 mg/dl. Apakah penyebab
terjadinya edema anasarka pada pasien ini?
a. Peningkatan tekanan intravaskular
b. Peningkatan tekanan osmotik
c. Penurunan tekanan onkotik intravaskular
d. Sumbatan aliran limfatik
e. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Sindrom Nefrotik
Anak laki-laki umur 4 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak sejak 5 hari. Bengkak awalnya di kelopak mata, perut
kemudian seluruh tubuh. Pasien juga terkadang sesak terutama
saat tidur. Riwayat pasien pernah mengalami keluhan serupa
namun sembuh sendiri. Pemeriksaan fisik TD 100/65 mmHg, Nadi
92x/m, RR 34x/m, Suhu 36.6OC, didapatkan edema anasarka dan
asites. Hasil UL: proteinuria +4, eritrosit -, sedimen eritrosit -, oval
fat bodies +. Hasil lab darah albumin 1,2 mg/dl. Apakah penyebab
terjadinya edema anasarka pada pasien ini?
a. Peningkatan tekanan intravaskular
b. Peningkatan tekanan osmotik
c. Penurunan tekanan onkotik intravaskular
d. Sumbatan aliran limfatik
e. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Sindrom Nefrotik (2)
Proteinuria masif Gejala Klinis :
(dipstick >+2) • Bengkak pada kelopak mata, tungkai,
asites, edema anasarka
• BAK keruh
Hipoalbuminemia
(<2,5 g/dl) Terbanyak pada anak :
• Sindroma Nefrotik Idiopatik dengan
temuan Histopatologi paling banyak
adalah minimal-change nephropathy
Edema
Terapi :
• Prednison, Imunosupresan
Hiperlipidemia (>200 • Diuretik (furosemid atau spironolakton)
mg/dl), oval fat bodies • Albumin
57
Seorang anak perempuan berumur 8 tahun dibawa ke puskesmas karena
kencing berwarna merah seperti air cucian daging sejak 6 hari yang lalu.
Keluhan juga disertai dengan bengkak pada kelopak mata. Mual, muntah,
penurunan nafsu makan juga dirasakan oleh pasien. Riwayat pasien
pernah batuk dan pilek 3 minggu yang lalu. Tidak ada riwayat keluarga
dengan keluhan yang sama. Pemeriksaan fisik TD 140/80 mmHg, Nadi
84x/m, RR 26x/m, Tax 37OC. Urinalisis didapatkan protein +1, eritrosit +3,
silinder eritrosit +. Pemeriksaan penunjang apakah yang disarankan untuk
menegakkan diagnosis?
a. Albumin serum
b. Komplemen C3
c. CRP
d. LED
e. USG ginjal
GNAPS
Seorang anak perempuan berumur 8 tahun dibawa ke puskesmas karena
kencing berwarna merah seperti air cucian daging sejak 6 hari yang lalu.
Keluhan juga disertai dengan bengkak pada kelopak mata. Mual, muntah,
penurunan nafsu makan juga dirasakan oleh pasien. Riwayat pasien
pernah batuk dan pilek 3 minggu yang lalu. Tidak ada riwayat keluarga
dengan keluhan yang sama. Pemeriksaan fisik TD 140/80 mmHg, Nadi
84x/m, RR 26x/m, Tax 37OC. Urinalisis didapatkan protein +1, eritrosit +3,
silinder eritrosit +. Pemeriksaan penunjang apakah yang disarankan untuk
menegakkan diagnosis?
a. Albumin serum
b. Komplemen C3
c. CRP
d. LED
e. USG ginjal
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet
fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Penicillin
• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
58
Anak laki-laki usia 6 tahun datang bersama orangtuanya ke IGD
dengan keluhan bengkak pada kelopak mata sejak 3 hari ini. Keluhan
juga disertai BAK berwarna seperti air cucian daging, namun tidak
nyeri. Riwayat pasien dua minggu sebelumnya sempet sakit dan
didiagnosis faringitis oleh dokter. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 24x/m,uhu 36,5OC, edema palpebral
bilateral (+). Apakah terapi definitive untuk kondisi pasien?
a. Prednisone 2 mg/kgBB/hari
b. Furosemide 20 mg IV
c. Amoxicilin 50 mg/kgBB/hari
d. Amliodipine 10 mg PO
e. Spironolakton 25 mg PO
GNAPS
Anak laki-laki usia 6 tahun datang bersama orangtuanya ke IGD
dengan keluhan bengkak pada kelopak mata sejak 3 hari ini. Keluhan
juga disertai BAK berwarna seperti air cucian daging, namun tidak
nyeri. Riwayat pasien dua minggu sebelumnya sempet sakit dan
didiagnosis faringitis oleh dokter. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 24x/m,uhu 36,5OC, edema palpebral
bilateral (+). Apakah terapi definitive untuk kondisi pasien?
a. Prednisone 2 mg/kgBB/hari
b. Furosemide 20 mg IV
c. Amoxicilin 50 mg/kgBB/hari
d. Amliodipine 10 mg PO
e. Spironolakton 25 mg PO
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet
fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Antibiotik - Penicillin


• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
59
Anak laki-laki umur 10 tahun datang bersama ibunya ke Poli Umum
dengan keluhan BAK berwarna merah sejak 2 hari ini, BAK sedikit
kurang lebih satu gelas per hari. Riwayat pasien dua minggu yang lalu
mengalami bisul-bisul bernanah di kulit dan tidak berobat ke dokter.
Pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis, TD 150/90 mmHg, Nadi
90x/m, RR 24x/m, Suhu 36OC, edema palpebra (+), nyeri ketok CVA (+).
Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 50/lpb, leukosit 1-
3/lpb, protein +2. Bagaimana patofisiologi penyakit yang pasien?
a. Infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A
b. Endotoksin Streptococcus beta hemolyticus group A
c. Eksotoksin Streptococcus beta hemolyticus group A
d. Peningkatan aktivasi jalur komplemen
e. Destruksi glomerulus akibat deposit kompleks imun
GNAPS
Anak laki-laki umur 10 tahun datang bersama ibunya ke Poli Umum
dengan keluhan BAK berwarna merah sejak 2 hari ini, BAK sedikit
kurang lebih satu gelas per hari. Riwayat pasien dua minggu yang lalu
mengalami bisul-bisul bernanah di kulit dan tidak berobat ke dokter.
Pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis, TD 150/90 mmHg, Nadi
90x/m, RR 24x/m, Suhu 36OC, edema palpebra (+), nyeri ketok CVA (+).
Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 50/lpb, leukosit 1-
3/lpb, protein +2. Bagaimana patofisiologi penyakit yang pasien?
a. Infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A
b. Endotoksin Streptococcus beta hemolyticus group A
c. Eksotoksin Streptococcus beta hemolyticus group A
d. Peningkatan aktivasi jalur komplemen
e. Destruksi glomerulus akibat deposit kompleks imun
Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus
(GNAPS)
Sindrom Nefritik + Riwayat Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A (scarlet
fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Infeksi Streptococcus Beta Hemolyticus Group A  Reaksi Antigen-


Antibodi  molecular mimicry  “kompleks imun”  inflamasi 
merusak glomerulus ginjal

Diagnosis • PHAROH (Proteinuria, Hematuria, Azotemia, Red blood cast,


Oliguria, Hipertensi)
• ASTO meningkat
• C3 menurun
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi • Antibiotik - Penicillin


• Anti hipertensi
• Furosemid bila edema
60
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke klinik dengan
keluhan nyeri pada saat BAK. Keluhan dialami sejak 1 minggu ini.
Dari heteroanamnesis didapatkan ujung penis menggelembung
pada saat BAK. Pemeriksaan tanda vital Nadi 92x/m, RR 26x/m,
Suhu 36.5OC, pemeriksaan status lokalis didapatkan preputium
tidak dapat ditarik ke posterior. Apakah tatalaksana definitif?
a. Obat anti-inflamasi
b. Profilaksis antibiotik
c. Kortikosteroid
d. Sirkumsisi
e. Observasi
Phymosis
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke klinik dengan
keluhan nyeri pada saat BAK. Keluhan dialami sejak 1 minggu ini.
Dari heteroanamnesis didapatkan ujung penis menggelembung
pada saat BAK. Pemeriksaan tanda vital Nadi 92x/m, RR 26x/m,
Suhu 36.5OC, pemeriksaan status lokalis didapatkan preputium
tidak dapat ditarik ke posterior. Apakah tatalaksana definitif?
a. Obat anti-inflamasi
b. Profilaksis antibiotik
c. Kortikosteroid
d. Sirkumsisi
e. Observasi
61
Seorang anak perempuan usia 4 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan demam naik turun sejak 1 bulan ini, pasien juga dikeluhkan
batuk tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat anak
sulit makan, sehari-hari hanya makan 1-2 sendok, tidak suka minum
susu. Pemeriksaan fisik anak tampak kurus BB 12 kg, TB 80 cm,
lingkar lengan atas 10 cm, iga gambang (+), atrofi otot (+). Kesadaran
komposmentis, TD 90/60 mmHg, Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu
35.7OC. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Lakukan pemeriksaan Lab
b. Rujuk ke RS
c. Rawat jalan dan edukasi
d. Rawat inap dan tatalaksana gizi buruk
e. Pemberian Modisco
Marasmus
Seorang anak perempuan usia 4 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan demam naik turun sejak 1 bulan ini, pasien juga dikeluhkan
batuk tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat anak
sulit makan, sehari-hari hanya makan 1-2 sendok, tidak suka minum
susu. Pemeriksaan fisik anak tampak kurus BB 12 kg, TB 80 cm,
lingkar lengan atas 10 cm, iga gambang (+), atrofi otot (+). Kesadaran
komposmentis, TD 90/60 mmHg, Nadi 100x/m, RR 30x/m, Suhu
35.7OC. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Lakukan pemeriksaan Lab
b. Rujuk ke RS
c. Rawat jalan dan edukasi
d. Rawat inap dan tatalaksana gizi buruk
e. Pemberian Modisco
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)
MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


10 langkah tatalaksana gizi buruk
62
Anak perempuan usia 5 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh
ibunya dengan keluhan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan
usianya. Anak sering rewel dan tidak mau makan. BB 13 kg, TB 82
cm. Pada pemeriksaan tanda vital nadi 94x/m, RR 26x/m, Suhu
36OC, ditemukan rambut tipis berwarna merah mudah rontok, kulit
kering, asites, edema ekstremitas. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Marasmus
b. Kwashiorkor
c. Tipe Mixed
d. Stunting
e. Global Developmental Delay
Anak perempuan usia 5 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh
ibunya dengan keluhan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan
usianya. Anak sering rewel dan tidak mau makan. BB 13 kg, TB 82
cm. Pada pemeriksaan tanda vital nadi 94x/m, RR 26x/m, Suhu
36OC, ditemukan rambut tipis berwarna merah mudah rontok, kulit
kering, asites, edema ekstremitas. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Marasmus
b. Kwashiorkor
c. Tipe Mixed
d. Stunting
e. Global Developmental Delay
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)
MARASMUS KWARSHIORKOR

Defisiensi karbohidrat/energi Defisiensi protein


• Terlihat SANGAT KURUS • Edema simetris pada punggung
• Wajah seperti orang tua kaki atau seluruh tubuh
• Kulit kering, dingin, kendor, • Asites
keriput • Hepatomegali
• Atrofi otot • Crazy Pavement Dermatosis
• Iga gambang • Rambut warna seperti rambut
• Subkutan lemak hilang (baggy jagung dan mudah rontok
pants)

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


63
Bayi 6 bulan dibawa ibu ke IGD karena muntah 10 kali berupa cairan bening
kecoklatan bercampur ASI. Awalnya anak masih mau minum namun 3 jam
terakhir anak tidak mau minum. Riwayat anak lahir cukup bulan, normal,
langsung menangis, ditolong bidan, BB lahir 2,7 kg. Pasien tidak
mendapatkan ASI maupun susu formula, diberikan air rebusan kacang hijau.
Sudah 3 bulan terakhir BB pasien tidak naik. Pada pemeriksaan fisik anak
tampak lemas, nadi 150x/m, RR 40x/m, suhu 36OC, iga gambang, baggy
pants, turgor kulit menurun. TB:62 cm, BB:3,2 kg, LLA:9cm. Apa tatalaksana
awal pasien?
a. Suplementasi Fe selama 3 bulan
b. Memberikan makanan tambahan F75
c. Memberi cairan resomal 100-200ml tiap BAB/muntah per oral/NGT
d. Memberi protein dan energi tambahan 25%dari AKG
e. Memberi larutan glukosa 10% 50ml dengan NGT
Marasmus
Bayi 6 bulan dibawa ibu ke IGD karena muntah 10 kali berupa cairan bening
kecoklatan bercampur ASI. Awalnya anak masih mau minum namun 3 jam
terakhir anak tidak mau minum. Riwayat anak lahir cukup bulan, normal,
langsung menangis, ditolong bidan, BB lahir 2,7 kg. Pasien tidak
mendapatkan ASI maupun susu formula, diberikan air rebusan kacang hijau.
Sudah 3 bulan terakhir BB pasien tidak naik. Pada pemeriksaan fisik anak
tampak lemas, nadi 150x/m, RR 40x/m, suhu 36OC, iga gambang, baggy
pants, turgor kulit menurun. TB:62 cm, BB:3,2 kg, LLA:9cm. Apa tatalaksana
awal pasien?
a. Suplementasi Fe selama 3 bulan
b. Memberikan makanan tambahan F75
c. Memberi cairan resomal 100-200ml tiap BAB/muntah per oral/NGT
d. Memberi protein dan energi tambahan 25%dari AKG
e. Memberi larutan glukosa 10% 50ml dengan NGT
10 langkah tatalaksana gizi buruk
Tata Laksana Awal Gizi Buruk
ATASI HIPOGLIKEMI !

JIKA PASIEN SADAR


50 cc larutan D10% oral atau larutan gula 10%

JIKA PASIEN TIDAK SADAR / TIDAK BISA MINUM


5cc/kgBB larutan D10% bolus iv

JIKA PASIEN SYOK


5cc/kgBB D10% bolus iv  Infus RLD5% 15cc/kgBB 1 jam
64
Seorang anak perempuan 15 tahun datang dengan ibunya ke IGD
dengan keluhan gemetaran, disertai keringat dingin sejak 4 jam
yang lalu. Riwayat pasien menderita DM (+). Pemeriksaan fisik GCS
456, Nadi 112x/menit, RR 26x/m, Suhu 36OC, akral hangat,
pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil GDS 62 g/dL. Apakah
diagnosis pasien?
a. Hipoglikemia Ringan
b. Hipoglikemia Sedang
c. Hipoglikemia Berat
d. Hipoglikemia Asimptomatik
e. Syok Hipoglikemia
Seorang anak perempuan 15 tahun datang dengan ibunya ke IGD
dengan keluhan gemetaran, disertai keringat dingin sejak 4 jam
yang lalu. Riwayat pasien menderita DM (+). Pemeriksaan fisik GCS
456, Nadi 112x/menit, RR 26x/m, Suhu 36OC, akral hangat,
pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil GDS 62 g/dL. Apakah
diagnosis pasien?
a. Hipoglikemia Ringan
b. Hipoglikemia Sedang
c. Hipoglikemia Berat
d. Hipoglikemia Asimptomatik
e. Syok Hipoglikemia
Hipoglikemia (3B)
Manifestasi Gemetar, lemah, berkeringat dingin, tremor, rewel, agitasi,
klinis gangguan perilaku, penurunan kesadaran, kejang

Penunjang GDA ≤ 70 mg/dL

Terapi • Hipoglikemia ringan/sedang:


- Glukosa oral (gula, permen, jus, sirup)
- Untuk meningkatkan kadar glukosa darah sebanyak
45-65 mg/dL diperlukan glukosa 0,3 g/kgBB
• Hipoglikemia berat:
- Dekstrosa 10% intravena dengan dosis 2 mL/ kgBB
diikuti infus dekstrosa untuk menstabilkan kadar
glukosa darah antara 100-180 mg/dL
- Injeksi Glukagon 10-30 mcg/kgBB (sc/im/iv)

IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015


65
Seorang anak perempuan usia 10 tahun diantar keluarganya ke IGD
karena penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki
riwayat DM dan menggunakan insulin. Pasien sedang pergi berlibur
dan telat menggunakaninsulin. Pada pemeriksaan didapatkan
kesadaran apatis, TD 110/70 mmHg, Nadi 92x/m, RR 28x/m, Suhu
36.5OC, pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
GDS 470 g/dL. Apakah etiologi yang berkaitan dengan kasus pasien?
a. Defisiensi insulin absolut
b. Mutasi gen
c. Infeksi
d. Kelainan genetik
e. Kelainan kongenital
Seorang anak perempuan usia 10 tahun diantar keluarganya ke IGD
karena penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki
riwayat DM dan menggunakan insulin. Pasien sedang pergi berlibur
dan telat menggunakaninsulin. Pada pemeriksaan didapatkan
kesadaran apatis, TD 110/70 mmHg, Nadi 92x/m, RR 28x/m, Suhu
36.5OC, pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
GDS 470 g/dL. Apakah etiologi yang berkaitan dengan kasus pasien?
a. Defisiensi insulin absolut
b. Mutasi gen
c. Infeksi
d. Kelainan genetik
e. Kelainan kongenital
Diabetes Melitus Tipe -1 (4A)
Gejala klinis :
• Polidipsi, poliuri, polifagi
• Penurunan BB dalam waktu cepat
• Mudah lelah
Etiologi
• Destruksi sel β pancreas  defisiensi insulin absolut
Penunjang :
• GDA , GDP, GD2hPP
• HbA1c
• Kadar C peptide <<
• Petanda imunologi : ICAs, GAD, IAA
Terapi :
• Insulin
• Pengaturan makan, olahraga dan edukasi
Komplikasi :
• KAD, Hipoglikemia
66
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Riwayat sebelumnya
pasien demam batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan kesadaran apatis, nadi 120x/m, rr 36x/m, suhu 38.5OC.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS: 350. Pemeriksaan
urin didapatkan glukosa +3, keton +2. Pemeriksaan analisa gas
darah pH 7.2, bikarbonat 10. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Koma hiperosmolar non ketotik
b. Diabetes tipe 1
c. Diabetes tipe 2
d. Ketoasidosis diabetikum
e. Hiperglikemia
Seorang anak perempuan umur 5 tahun dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Riwayat sebelumnya
pasien demam batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan kesadaran apatis, nadi 120x/m, rr 36x/m, suhu 38.5OC.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS: 350. Pemeriksaan
urin didapatkan glukosa +3, keton +2. Pemeriksaan analisa gas
darah pH 7.2, bikarbonat 10. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Koma hiperosmolar non ketotik
b. Diabetes tipe 1
c. Diabetes tipe 2
d. Ketoasidosis diabetikum
e. Hiperglikemia
Ketoasidois Diabetik (3B)
Manifestasi Tanda dehidrasi, takikardi, hipotensi, syok, penurunan
klinis kesadaran, nyeri perut, mual, muntah, pernafasan cepat dan
dalam (Kussmaul), nafas bau aseton, gejala klasik DM

Penunjang • GDA ≥200 mg/dl


• BGA : pH < 7,3 atau bikarbonat < 15 mmol/L
• Ketonemia dan atau ketonuria

Terapi • Amankan ABC


• Rehidrasi dengan cairan kristaloid (NaCl 0,9%/RL/RA) 10-
20 cc/kgBB/1 jam
• Insulin rapid acting 0,05 – 0,1 U/kgBB/jam (iv)
• Koreksi gangguan elektrolit, asidosis, observasi

IDAI- Konsensus DM Tipe 1, 2015


67
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke Puskesmas
karena keluhan gigi belum tumbuh sama sekali. Anak juga
dikeluhkan lebih pendek dibanding anak seusianya. Riwayat anak
tidak mau minum susu dan jarang keluar rumah. BB 10 kg, TB 76
cm. Pemeriksaan fisik didapatkan erupsi gigi (-), kedua kaki
melengkung, serta penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah
terapi yang tepat?
a. Vitamin D2 50.000 IU selama 1 bulan
b. Vitamin D2 50.000 IU selama 2 bulan
c. Vitamin D2 50.000 IU selama 3 bulan
d. Vitamin D2 50.000 IU 1x/bulan
e. Vitamin D2 50.000 IU 2x/bulan
Rachitis
Seorang anak perempuan umur 2 tahun dibawa ke Puskesmas
karena keluhan gigi belum tumbuh sama sekali. Anak juga
dikeluhkan lebih pendek dibanding anak seusianya. Riwayat anak
tidak mau minum susu dan jarang keluar rumah. BB 10 kg, TB 76
cm. Pemeriksaan fisik didapatkan erupsi gigi (-), kedua kaki
melengkung, serta penebalan pada pergelangan tangan dan kaki. Apakah
terapi yang tepat?
a. Vitamin D2 50.000 IU selama 1 bulan
b. Vitamin D2 50.000 IU selama 2 bulan
c. Vitamin D2 50.000 IU selama 3 bulan
d. Vitamin D2 50.000 IU 1x/bulan
e. Vitamin D2 50.000 IU 2x/bulan
Rachitis
• Definisi: gangguan mineralisasi
dan kalsifikasi tulang sebelum
menutupnya lempeng epifisis
yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium atau fosfor
• Faktor resiko : Intake vitamin D
kurang saat pre natal maupun
post natal, malabsorbsi
• Gejala dan tanda: pendek, dahi
menonjol, deformitas tulang dan
sendi (bowed leg/“O”, knocked
knee, dll)
• Tatalaksana: makanan, paparan
sinar matahari, suplementasi
vitamin D, operatif
68
Anak perempuan usia 8 tahun diantar ibunya ke dokter dengan
keluhan sudah menstruasi dan payudara membesar. Pemeriksaan
fisik status gizi baik, tanda vital dalam batas normal, didapatkan
pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut pubis . Hormon
apakah yang mungkin menjadi faktor utama penyebab kondisi
pasien?
a. GnRH
b. FSH
c. LH
d. Prolaktin
e. Oksitosin
Pubertas Prekoks
Anak perempuan usia 8 tahun diantar ibunya ke dokter dengan
keluhan sudah menstruasi dan payudara membesar. Pemeriksaan
fisik status gizi baik, tanda vital dalam batas normal, didapatkan
pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut pubis . Hormon
apakah yang mungkin menjadi faktor utama penyebab kondisi
pasien?
a. GnRH
b. FSH
c. LH
d. Prolaktin
e. Oksitosin
Pubertas Prekoks
• Definisi : munculnya tanda seks sekunder pada anak usia < 9 tahun
(laki-laki) dan < 8 tahun (perempuan)
• Manifestasi klinis : akselerasi pertumbuhan liner, majunya usia
tulang, munculnya tanda seks sekunder
• Etiologi :
1. Pubertas prekoks sentral (GnRH dependent)
2. Pubertas prekoks perifer (GnRH independent)
Pubertas prekoks sentral (GnRH dependent)
• Stimulasi hormon gonad berasal dari sekresi
GnRH oleh hipotalamus (aksis hipotalamus-
hipofisis - gonad)
• Kadar estrogen/testosteron meningkat akibat
peningkatan LH/FSH dan GnRH

Pubertas prekoks perifer (GnRH independent)


• Stimulasi hormon gonad bukan akibat sekresi
gonadotropin hipofisis akan tetapi berasal dari
sebab endogen (gonad atau ekstragonad) atau
sebab eksogen.
• Kadar estrogen/testosteron meningkat tanpa
disertai peningkatan LH/ FSH dan GnRH
69
Seorang anak perempuan 16 tahun diantar ibunya ke dokter
dengan keluhan belum pernah menstruasi, kakak perempuannya
menstruasi usia 12 tahun. BB 42 kg, TB 127 cm. Pasien mengaku
tidak sedang stress atau diet. Pertumbuhan payudara dan rambut
pubis sesuai dengan Taner 1. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk kasus ini?
a. Kadar estrogen
b. Kadar progesteron
c. FSH
d. Prolaktin
e. GH
Seorang anak perempuan 16 tahun diantar ibunya ke dokter
dengan keluhan belum pernah menstruasi, kakak perempuannya
menstruasi usia 12 tahun. BB 42 kg, TB 127 cm. Pasien mengaku
tidak sedang stress atau diet. Pertumbuhan payudara dan rambut
pubis sesuai dengan Taner 1. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk kasus ini?
a. Kadar estrogen
b. Kadar progesteron
c. FSH
d. Prolaktin
e. GH
Pubertas prekoks sentral (GnRH dependent)
• Stimulasi hormon gonad berasal dari sekresi
GnRH oleh hipotalamus (aksis hipotalamus-
hipofisis - gonad)
• Kadar estrogen/testosteron meningkat akibat
peningkatan LH/FSH dan GnRH

Pubertas prekoks perifer (GnRH independent)


• Stimulasi hormon gonad bukan akibat sekresi
gonadotropin hipofisis akan tetapi berasal dari
sebab endogen (gonad atau ekstragonad) atau
sebab eksogen.
• Kadar estrogen/testosteron meningkat tanpa
disertai peningkatan LH/ FSH dan GnRH
70
Seorang anak perempuan usia 15 tahun dibawa ibunya ke dokter
karena tinggi badan tidak naik sejak usia 11 tahun. Pasien belum
pernah menstruasi, pertumbuhan payudara tidak membesar, rambut
aksila maupun pubis tidak tumbuh. Riwayat kuning, konstipasi, sulit
tidur, dan pucat disangkal. Riwayat pubertas terlambat pada
orangtua disangkal. Pemeriksaan fisik kesadaran CM, tanda vital dbn,
tidak ditemukan gambaran dismorfik. BB: 31 kg, TB: 129 cm, IMT:18.
Apakah penyebab kondisi pasien?
a. Hipogonadisme
b. Intrauterine growth retardation
c. Obesitas
d. Hipotiroidisme
e. Hipersekresi kelenjar adrenal
Pubertas Terlambat
Seorang anak perempuan usia 15 tahun dibawa ibunya ke dokter
karena tinggi badan tidak naik sejak usia 11 tahun. Pasien belum
pernah menstruasi, pertumbuhan payudara tidak membesar, rambut
aksila maupun pubis tidak tumbuh. Riwayat kuning, konstipasi, sulit
tidur, dan pucat disangkal. Riwayat pubertas terlambat pada
orangtua disangkal. Pemeriksaan fisik kesadaran CM, tanda vital dbn,
tidak ditemukan gambaran dismorfik. BB: 31 kg, TB: 129 cm, IMT:18.
Apakah penyebab kondisi pasien?
a. Hipogonadisme
b. Intrauterine growth retardation
c. Obesitas
d. Hipotiroidisme
e. Hipersekresi kelenjar adrenal
Pubertas Terlambat
• Pubertas terlambat adalah munculnya tanda-tanda perkembangan
sek sekunders pada usia > 13 tahun (perempuan) dan > 14 tahun
(laki-laki)
• Tanda pertama pubertas pada wanita adalah penonjolan payudara
(kriteria Tanner) sedangkan pada laki-laki adalah pembesaran testis
• Terdapat 3 klasifikasi :
- Constitutional (Idiophatic Delayed of Growth and Puberty)
- Hipogonadotropik Hipogonadisme
- Hipergonadotropik Hipogonadisme
• Untuk membedakannya perlu dicek hormon LH dan FSH

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


71
Bayi laki-laki umur 5 hari dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan
lemas, bayi juga tidak kuat menetek. Riwayat lahir normal pervaginam,
usia kehamilan 43 minggu, BBL 3000 gram. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, nadi 150x, RR 40x/m, Suhu 36OC,
didapatkan hipotoni, makroglosi dan hernia ulbilikal. Pemeriksaan lab
didapatkan kadar TSH tinggi dan FT4 rendah. Kapan pengobatan mulai
diberikan untuk mencegah terjadinya kerusakan otak permanen?
a. 1 bulan
b. 2 bulan
c. 3 bulan
d. 4 bulan
e. 1 tahun
Bayi laki-laki umur 5 hari dibawa ibunya ke dokter dengan keluhan
lemas, bayi juga tidak kuat menetek. Riwayat lahir normal pervaginam,
usia kehamilan 43 minggu, BBL 3000 gram. Pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, nadi 150x, RR 40x/m, Suhu 36OC,
didapatkan hipotoni, makroglosi dan hernia ulbilikal. Pemeriksaan lab
didapatkan kadar TSH tinggi dan FT4 rendah. Kapan pengobatan mulai
diberikan untuk mencegah terjadinya kerusakan otak permanen?
a. 1 bulan (segera setelah diagnosis  terapi)
b. 2 bulan
c. 3 bulan
d. 4 bulan
e. 1 tahun
Hipotiroid Kongenital
72
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas sejak 3 hari ini. Riwayat pasien sulit
makan sejak 3 bulan terakhir. Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm.
Tanda vital nadi 94x/m, RR 30x/m, suhu 36OC. Pasien tampak kurus,
didapatkan mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva
pertumbuhan BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah nutrisi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. F75 dengan kalori 100 kkal/kgBB/hari
b. F100 dengan kalori 100 kkal/kgBB/hari
c. F75 dengan kalori 200 kkal/kgBB/hari
d. F100 dengan kalori 75 kkal/kgBB/hari
e. F75 dengan kalori 150 kkal/kgBB/hari
Marasmus
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter
dengan keluhan badan lemas sejak 3 hari ini. Riwayat pasien sulit
makan sejak 3 bulan terakhir. Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm.
Tanda vital nadi 94x/m, RR 30x/m, suhu 36OC. Pasien tampak kurus,
didapatkan mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva
pertumbuhan BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD. Apakah nutrisi
yang tepat diberikan pada pasien ini?
a. F75 dengan kalori 100 kkal/kgBB/hari
b. F100 dengan kalori 100 kkal/kgBB/hari
c. F75 dengan kalori 200 kkal/kgBB/hari
d. F100 dengan kalori 75 kkal/kgBB/hari
e. F75 dengan kalori 150 kkal/kgBB/hari
Kebutuhan Energi, Protein dan Cairan sesuai
Fase-fase Tatalaksana Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Medis IDAI, 2011


73
Seorang anak perempuan umur 4 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
karena keluhan tubuhnya lebih kecil dibanding teman seusianya.
Riwayat anak sulit makan, makan hanya 2-3 sendok per hari, serta
tidak suka minum susu. Pemeriksaan antropometri didapatkan BB 11
kg, TB 80 cm. Setelah dilakukan ploting ke kurva pertumbuhan,
didapatkan BB/U <-3SD, TB/U<-3SD, BB/TB<-3SD. Apakah diagnosis
pasien?
a. Gizi kurang, perawakan pendek
b. Gizi buruk, perawakan pendek
c. Gizi kurang, stunting
d. Gizi buruk, stunting
e. Underweight, stunting
Seorang anak perempuan umur 4 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
karena keluhan tubuhnya lebih kecil dibanding teman seusianya.
Riwayat anak sulit makan, makan hanya 2-3 sendok per hari, serta
tidak suka minum susu. Pemeriksaan antropometri didapatkan BB 11
kg, TB 80 cm. Setelah dilakukan ploting ke kurva pertumbuhan,
didapatkan BB/U <-3SD, TB/U<-3SD, BB/TB<-3SD. Apakah diagnosis
pasien?
a. Gizi kurang, perawakan pendek
b. Gizi buruk, perawakan pendek
c. Gizi kurang, stunting
d. Gizi buruk, stunting
e. Underweight, stunting
Indikator Pertumbuhan (WHO)
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese Obese


(kegemukan) (kegemukan)
Di atas +2 Overweight Overweight
+2 (BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk
overweight of overweight
(Berisiko (Berisiko
BB lebih) BB lebih)
Median (nol)
Perawakan, Berat Badan,
Di bawah -1
Gizi Baik
-2
Di bawah -2 Perawakan BB kurang Gizi kurang Gizi kurang
pendek

Di bawah -3 Perawakan BB sangat Gizi buruk Gizi buruk


sangat pendek kurang
74
Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 2 tahun dengan keluhan
utama terdapat bercak merah pada seluruh tubuh sejak 1 hari yang
lalu. Awal mula keluar bercak pada belakang telinga dan menyebar ke
wajah, badan, lengan dan tungkai. Seminggu sebelumnya pasien
mengeluh demam, batuk-pilek dan badan terasa lemas. Ditemukan lesi
kulit makula eritematosa dan bercak koplik di mulutnya. Apakah terapi
yang paling sesuai?
a. Kortikosteroid yang setara dengan prednison 1mg/KbBB
b. Paracetamol 10 mg/KgBB + Vitamin A + tirah baring
c. Kortikosteroid yang setara dengan prednison 1mg/KbBB + Vitamin A
d. Penicillin 200.000-300.000 IU intravena
e. Penicillin 200.000-300.000 IU intramuskular
Campak
Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 2 tahun dengan keluhan
utama terdapat bercak merah pada seluruh tubuh sejak 1 hari yang
lalu. Awal mula keluar bercak pada belakang telinga dan menyebar ke
wajah, badan, lengan dan tungkai. Seminggu sebelumnya pasien
mengeluh demam, batuk-pilek dan badan terasa lemas. Ditemukan lesi
kulit makula eritematosa dan bercak koplik di mulutnya. Apakah terapi
yang paling sesuai?
a. Kortikosteroid yang setara dengan prednison 1mg/KbBB
b. Paracetamol 10 mg/KgBB + Vitamin A + tirah baring
c. Kortikosteroid yang setara dengan prednison 1mg/KbBB + Vitamin A
d. Penicillin 200.000-300.000 IU intravena
e. Penicillin 200.000-300.000 IU intramuskular
Viral Eksantema (4A)
Campak/Morbili/ Rubella
Measles/Rubeola (German Measles)
Gejala dan • Demam • Demam
Tanda • Ruam makulo-papular dari • Ruam makulo-papular dari
leher/muka ke bawah, ruam leher/muka ke bawah, ruam
confluenent tidak confluenent
• 3C (cough, coryza, • Limfadenopati
conjungtivitis) • Ruam hilang 3-4 hari
• Koplik spot
• Ruam hilang 7 hari

Komplikasi Diare, Otitis Media, Jarang


Bronkopneumonia

Terapi Tirah Baring, Cairan Dan Nutrisi Cukup, Antipiretik, Vitamin A


75
Anak laki-laki usia 14 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
bengkak pada bagian bawah telinga kiri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
juga disertai demam. TD 110/70 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Suhu
37.7OC. Pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran di daerah
preaurikular, konsistensi lunak dan nyeri tekan (+). Apakah komplikasi
yang dapat muncul dari penyakit tersebut?
a. Faringitis
b. Orchitis
c. Otitis
d. Mastoiditis
e. Pyelonefritis
Anak laki-laki usia 14 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
bengkak pada bagian bawah telinga kiri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
juga disertai demam. TD 110/70 mmHg, Nadi 88x/m, RR 24x/m, Suhu
37.7OC. Pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran di daerah
preaurikular, konsistensi lunak dan nyeri tekan (+). Apakah komplikasi
yang dapat muncul dari penyakit tersebut?
a. Faringitis
b. Orchitis
c. Otitis
d. Mastoiditis
e. Pyelonefritis
Mumps/Parotitis Epidemika (4A)
Etiologi :
• Infeksi akut pada kelenjar parotis yang
disebabkan oleh famili virus
Paramyxovirus

Gejala :
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis dapat
terjadi unilateral atau bilateral, lunak
dan nyeri tekan
• Komplikasi : orchitis, pancreatitis,
encephalitis, meningitis, hilangnya
pendengaran, inflamasi ovarium

Terapi :
• Simptomatis dan suportif
(antipiretik/analgetik dan vitamin)
76
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa orangtuanya ke dokter dengan
keluhan demam disertai nyeri sendi sejak 4 hari yg lalu. Demam tinggi
terus-menerus, turun dengan obat penurun panas namun demam
naik lagi setelahnya. Pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 88x/m, TD
110/70mmHg, RR 20x/m, Tax 38OC, petechie di lengan kanan bawah.
Hasil lab darah Hb 16, Hct 49%, Leukosit 3.200, Trombosit 95.000.
Apakah diagnosis pasien?
a. DHF grade 1
b. DHF grade 2
c. DHF grade 3
d. DHF grade 4
e. Dengue Shock Syndrome
Anak perempuan usia 10 tahun dibawa orangtuanya ke dokter dengan
keluhan demam disertai nyeri sendi sejak 4 hari yg lalu. Demam tinggi
terus-menerus, turun dengan obat penurun panas namun demam
naik lagi setelahnya. Pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 88x/m, TD
110/70mmHg, RR 20x/m, Tax 38OC, petechie di lengan kanan bawah.
Hasil lab darah Hb 16, Hct 49%, Leukosit 3.200, Trombosit 95.000.
Apakah diagnosis pasien?
a. DHF grade 1
b. DHF grade 2
c. DHF grade 3
d. DHF grade 4
e. Dengue Shock Syndrome
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
77
Anak perempuan usia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan demam tinggi terus menerus sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
juga disertai nyeri sendi dan nyeri perut. Pasien juga mengaku mimisan
sejak hari ini. TD 80/60 mmHg, Nadi 130x/m, RR 30x/m, Tax 37OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak lemah dan ekstremitas dingin.
Hasil lab Hb. 17, Hct 52%, leukosit 2.900, trombosit 62.000, AST dan ALT
meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam Berdarah Dengue derajat I
b. Demam Berdarah Dengue derajat II
c. Demam Dengue
d. Dengue Shock Syndrome
e. Demam Scarlet
DHF grade III (DSS)
Anak perempuan usia 9 tahun dibawa ke IGD oleh ibunya dengan
keluhan demam tinggi terus menerus sejak 5 hari yang lalu. Keluhan
juga disertai nyeri sendi dan nyeri perut. Pasien juga mengaku mimisan
sejak hari ini. TD 80/60 mmHg, Nadi 130x/m, RR 30x/m, Tax 37OC.
Pemeriksaan fisik didapatkan KU tampak lemah dan ekstremitas dingin.
Hasil lab Hb. 17, Hct 52%, leukosit 2.900, trombosit 62.000, AST dan ALT
meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Demam Berdarah Dengue derajat I
b. Demam Berdarah Dengue derajat II
c. Demam Dengue
d. Dengue Shock Syndrome
e. Demam Scarlet
WHO classification of dengue infections and grading of severity of DHF (2011)
Dengue Shock Syndrome (DHF Grade III & IV)

• Criteria for dengue haemorrhagic fever as above with sign of


shock including
• Tachycardia, cool extremities, delayed capillary refill, weak
pulse, lethargy or restlessness, which may be a sign of reduced
brain perfusion
• Pulse pressure ≤ 20 mmHg with increased diastolic pressure, e.g
100/80 mmHg
• Hypotension by age, defined as systolic pressure <80 mmHg for
those aged <5 years or 80 to 90 mmHg for older children and
adults
78
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena
keluhan demam sejak 7 hari. Demam terutama saat sore atau malam
diikuti menggigil. Keluhan disertai nyeri perut dan tidak nafsu makan.
Pemeriksaan fisik TD 100/65 mmHg, Nadi 74x/m, RR 26x/, Suhu 37.7OC,
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah pemeriksaan penunjang
yang tepat untuk membantu menegakan diagnosis?
a. IgM anti Dengue
b. NS1
c. Tubex
d. Urinalisis
e. Kultur darah
Demam Tifoid
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena
keluhan demam sejak 7 hari. Demam terutama saat sore atau malam
diikuti menggigil. Keluhan disertai nyeri perut dan tidak nafsu makan.
Pemeriksaan fisik TD 100/65 mmHg, Nadi 74x/m, RR 26x/, Suhu 37.7OC,
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah pemeriksaan penunjang
yang tepat untuk membantu menegakan diagnosis?
a. IgM anti Dengue
b. NS1
c. Tubex – Rapid test yang mendeteksi antibodi (IgM) terhadap Salmonella)
d. Urinalisis
e. Kultur darah
Demam Tifoid (4A)
Etiologi :
• Salmonella typhi

Gejala dan Tanda :


• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam
hari), kadang disertai mengigau
• Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah,
hepatomegali kadang ditemukan, bradikardi relatif, Rose Spot

Pemeriksaan Penunjang :
• Diagnosis : Tes Widal, IgM/IgG Anti Salmonella
• Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2

Terapi
• Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama
10-14 hari
• Tifoid berat  cefixime atau ceftriaxone
79
Seorang anak perempuan 8 tahun diantar oleh ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam dirasakan tinggi
terutama malam hari. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan
dan diare. Pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir jalan. Pada
pemeriksaan fisik TD: 100/70mmHg, N: 80x/m, R: 18x/m, S: 38,5OC,
teraba pembesaran hepar 1 jari di bawah arcus costae, lidah eritema dan
tremor. Kapan pemeriksaan kultur darah dapat dilakukan?
a. Hari ke-3
b. Hari ke-5
c. Minggu 1-2
d. Minggu 3-4
e. Minggu ke-4
Demam Tifoid
Seorang anak perempuan 8 tahun diantar oleh ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Demam dirasakan tinggi
terutama malam hari. Keluhan disertai dengan penurunan nafsu makan
dan diare. Pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir jalan. Pada
pemeriksaan fisik TD: 100/70mmHg, N: 80x/m, R: 18x/m, S: 38,5OC,
teraba pembesaran hepar 1 jari di bawah arcus costae, lidah eritema dan
tremor. Kapan pemeriksaan kultur darah dapat dilakukan?
a. Hari ke-3
b. Hari ke-5
c. Minggu 1-2
d. Minggu 3-4
e. Minggu ke-4
Demam Tifoid (4A)
Etiologi :
• Salmonella typhi

Gejala dan Tanda :


• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (terutama malam
hari), kadang disertai mengigau
• Lidah tifoid (tengah kotor bagian tepi hiperemis), nyeri perut,
kembung, mual muntah, konstipasi, diare lendir darah,
hepatomegali kadang ditemukan, bradikardi relatif, Rose Spot

Pemeriksaan Penunjang :
• Diagnosis : Tes Widal, IgM/IgG Anti Salmonella
• Gold Standard : Kultur darah pada minggu ke 1-2

Terapi
• Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama
10-14 hari
• Tifoid berat  cefixime atau ceftriaxone
80
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa ke Puskesmas oleh ibunya karena
pada kedua mata tampak bintik berwarna putih sejak lahir. Bayi juga
dikeluhkan terlihat tenang saat terdengar suara pintu tertutup dengan
kencang. Riwayat persalinan normal pevaginam, cukup bulan, berat
badan lahir 2800 gram, AS 7-9. Pemeriksaan fisik bayi didapatkan ODS
katarak, auskultasi jantung murmur (+). Apakah kemungkinan
penyebab kondisi bayi tersebut?
a. Infeksi Rubella
b. Infeksi Toxoplasma
c. Infeksi Cytomegalovirus
d. Infeksi HPV
e. Infeksi Varicella Zooster Virus
Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa ke Puskesmas oleh ibunya karena
pada kedua mata tampak bintik berwarna putih sejak lahir. Bayi juga
dikeluhkan terlihat tenang saat terdengar suara pintu tertutup dengan
kencang. Riwayat persalinan normal pevaginam, cukup bulan, berat
badan lahir 2800 gram, AS 7-9. Pemeriksaan fisik bayi didapatkan ODS
katarak, auskultasi jantung murmur (+). Apakah kemungkinan
penyebab kondisi bayi tersebut?
a. Infeksi Rubella
b. Infeksi Toxoplasma
c. Infeksi Cytomegalovirus
d. Infeksi HPV
e. Infeksi Varicella Zooster Virus
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS TRIAS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 minggu • Penyakit jantung bawaan
Resiko rendah > 16 • Katarak
minggu • Tuli sensorineural

Cytomegalovirus Bulan ketiga-keempat • Hepatosplenomegali


• Purpura
• Ikterik

Toxoplasmosis Resiko 12% : 6-17 • Hidrosefalus


minggu • Kalsifikasi intrakarnial
Resiko 60% : 17-18 • Korioretinitis
minggu
Buku Ajar Neonatologi IDAI 2012, Bab Kelainan Kongenital
81
Seorang ibu membawa anaknya usia 2 minggu ke RS karena kepala
anaknya lebih besar dari ukuran normal. Riwayat anak lahir kurang
bulan 34 minggu dengan berat 2000 gram. Riwayat ibu saat hamil
sering makan sate kambing. Pada pemeriksaan fisik, lingkar kepala >2
SD dan pada hasil USG kepala didapatkan kalsifikasi intrakranial.
Pemeriksaan mata tampak korioretinitis ODS. Apakah proses yang
menyebabkan kondisi pasien?
a. Toksoplasmosis kongenital
b. Tuberkulosis kongenital
c. Infeksi HIV kongenital
d. Infeksi CMV kongenital
e. Infeksi Rubella kongenital
Seorang ibu membawa anaknya usia 2 minggu ke RS karena kepala
anaknya lebih besar dari ukuran normal. Riwayat anak lahir kurang
bulan 34 minggu dengan berat 2000 gram. Riwayat ibu saat hamil
sering makan sate kambing. Pada pemeriksaan fisik, lingkar kepala >2
SD dan pada hasil USG kepala didapatkan kalsifikasi intrakranial.
Pemeriksaan mata tampak korioretinitis ODS. Apakah proses yang
menyebabkan kondisi pasien?
a. Toksoplasmosis kongenital
b. Tuberkulosis kongenital
c. Infeksi HIV kongenital
d. Infeksi CMV kongenital
e. Infeksi Rubella kongenital
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS TRIAS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 minggu • Penyakit jantung bawaan
Resiko rendah > 16 • Katarak
minggu • Tuli sensorineural

Cytomegalovirus Bulan ketiga-keempat • Hepatosplenomegali


• Purpura
• Ikterik

Toxoplasmosis Resiko 12% : 6-17 • Hidrosefalus


minggu • Kalsifikasi intrakarnial
Resiko 60% : 17-18 • Korioretinitis
minggu
Buku Ajar Neonatologi IDAI 2012, Bab Kelainan Kongenital
82
Seorang ibu melahirkan bayinya dengan kondisi kepala bayi kecil dan
tidak berespon terhadap suara-suara di sekitarnya. Pemeriksaan fisik
didapatkan mikrosefali, kulit nampak gambaran neonatal blueberry
muffin, serta didapatkan tuli sensorineural. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
A. Infeksi korio-amnio
B. Hipoksia
C. Infeksi TORCH
D. Defisiensi asam folat
E. Defisiensi B12
82
Seorang ibu melahirkan bayinya dengan kondisi kepala bayi kecil dan
tidak berespon terhadap suara-suara di sekitarnya. Pemeriksaan fisik
didapatkan mikrosefali, kulit nampak gambaran neonatal blueberry
muffin, serta didapatkan tuli sensorineural. Apakah kemungkinan
penyebab kondisi pasien?
A. Infeksi korio-amnio
B. Hipoksia
C. Infeksi TORCH
D. Defisiensi asam folat
E. Defisiensi B12
Kelainan Kongenital Akibat Infeksi saat Kehamilan
ETOLOGI PERIODE KRITIS TRIAS MALFORMASI
Rubela Resiko tinggi 6 minggu • Penyakit jantung bawaan
Resiko rendah > 16 • Katarak
minggu • Tuli sensorineural

Cytomegalovirus Bulan ketiga-keempat • Hepatosplenomegali


• Purpura
• Ikterik

Toxoplasmosis Resiko 12% : 6-17 • Hidrosefalus


minggu • Kalsifikasi intrakarnial
Resiko 60% : 17-18 • Korioretinitis
minggu
Buku Ajar Neonatologi IDAI 2012, Bab Kelainan Kongenital
83
Bayi perempuan umur 3 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam sejak 2 hari ini. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi
lebih kuning. Anak terlihat lemah dan malas menetek sejak 1 hari ini.
Riwayat persalinan pervaginam di bidan usia cukup bulan, BBL 2.800
gram, AS 7-9 dengan riwayat ketuban sudah pecah 1 hari sebelum
persalinan. Pemeriksaan fisik bayi tampak lemah, HR 146x/m, frekuensi
napas 42x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5, lain-lain dalam batas normal.
Hasil DL Hb 15 g/dl, Hct 47%, Leukosit 21.000, Trombosit 456.000.
Apakah penyebab ikterus pada bayi ini?
a. Fisiologis
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis
Bayi perempuan umur 3 hari dibawa ibunya ke puskesmas karena
demam sejak 2 hari ini. Ibu pasien mengeluhkan kulit anaknya menjadi
lebih kuning. Anak terlihat lemah dan malas menetek sejak 1 hari ini.
Riwayat persalinan pervaginam di bidan usia cukup bulan, BBL 2.800
gram, AS 7-9 dengan riwayat ketuban sudah pecah 1 hari sebelum
persalinan. Pemeriksaan fisik bayi tampak lemah, HR 146x/m, frekuensi
napas 42x/m, suhu 38OC, ikterus Kramer 5, lain-lain dalam batas normal.
Hasil DL Hb 15 g/dl, Hct 47%, Leukosit 21.000, Trombosit 456.000.
Apakah penyebab ikterus pada bayi ini?
a. Fisiologis
b. Inkompatibilitas Rhesus
c. Sindroma Criggler Najjar
d. Dehidrasi
e. Sepsis
Ikterus Patologis
Cephal Hematoma
C Benjolan di kepala akibat trauma lahir, bil indirek >>
Hemolitik Anemia
H c/ inkompatibilitas golongan darah
Hipotiroid Kongenital
H Fontanela menonjol, makroglosi, hernia umbilikal, konstipasi, bil
indirek >>, T4 turun, TSH meningkat
Atresia Biliaris
A BAB pucat (acholis), BAK seperti teh, bil direk >>
Breast Milk Jaundice
M ASI eksklusif
Sepsis
S MODS
SEPSIS NEONATORUM (3B)
Bayi usia 0-3 • Ibu dengan riwayat infeksi rahim, demam
intrapartum, ketuban pecah dini
hari (Early • Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
Onset Sepsis) gejala kategori B

Bayi usia > 3


• Bayi dengan ≥ 2 gejala kategori A atau ≥ 3
hari (Late gejala kategori B
Onset Sepsis)

TERAPI AWAL :
Ampisilin (50 mg/kgBB 2x1) dan Gentamisin (5 mg/kgBB 1x1)
Kategori A (2) Kategori B (3)

Kesulitan bernapas (apneu, takipneu, Tremor


retraksi, merintih saat ekspirasi, sianosis
sentral)

Kejang Lethargi atau lunglai

Penurunan kesadaran Mnegantuk, aktivitas berkurang

Suhu tubuh tidak normal Rewel, muntah, perut kembung

Persalinan di lingkungan yang kurang Tanda-tanda muncul sesudah hari ke


higienis empat

Perburukan kondisi dengan cepat Air ketuban bercampur mekoneum

Malas minum, sebelum nya minum


dengan baik
84
Seorang bayi usia 1 hari dibawa ibu nya ke IGD RS karena sesak napas.
Riwayat lahir normal pervaginam di bidan, usia kehamilan saat itu 28
minggu, ketuban jernih. Pada pemeriksaan frekuensi nadi 160x/m, RR
70x/m, Suhu 36OC, didapatkan pernapasan cuping hidung, sianosis,
retraksi subkostal dan pemeriksaan jantung dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
a. Pneumonia
b. Aspirasi mekonium
c. Bronkhiolitis
d. Penyakit membran hialin
e. Transient Tachypneu syndrome
Seorang bayi usia 1 hari dibawa ibu nya ke IGD RS karena sesak napas.
Riwayat lahir normal pervaginam di bidan, usia kehamilan saat itu 28
minggu, ketuban jernih. Pada pemeriksaan frekuensi nadi 160x/m, RR
70x/m, Suhu 36OC, didapatkan pernapasan cuping hidung, sianosis,
retraksi subkostal dan pemeriksaan jantung dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
a. Pneumonia
b. Aspirasi mekonium
c. Bronkhiolitis
d. Penyakit membran hialin
e. Transient Tachypneu syndrome
Respiratory Distress in Neonates
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)

Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia


Aterm

Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC  sisa Infeksi


Ketuban keruh surfaktan cairan paru tidak intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum

X Ray Infiltrat, garis - Air bronchogram, Normal Infiltrat,


garis kasar pada reticulogranular konsolidasi
kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
85
Seorang bayi baru lahir secara pervaginam tidak langsung
menangis, bayi merintih dan tonus otot lemah. Tidak didapatkan
ketuban mekoneum. Bayi lahir pada usia kehamilan 32 minggu, BBL
2100 gram, PB 42 cm. Pemeriksaan fisik bayi didapatkan sianosis,
tonus lemah, HR 140x/m, RR 30x/m, suhu 36.4OC, retraksi subcostal
dan substernal dalam, Rh (-), Wh (-). Apakah etiologi yang mungkin
menyebabkan kondisi pasien?
a. Infeksi intrauterin
b. Aspirasi mekonium
c. Defisiensi surfaktan
d. Cairan paru yang belum teresorbsi
e. Kelainan kongenital
Hyaline Membrane Disease
Seorang bayi baru lahir secara pervaginam tidak langsung
menangis, bayi merintih dan tonus otot lemah. Tidak didapatkan
ketuban mekoneum. Bayi lahir pada usia kehamilan 32 minggu, BBL
2100 gram, PB 42 cm. Pemeriksaan fisik bayi didapatkan sianosis,
tonus lemah, HR 140x/m, RR 30x/m, suhu 36.4OC, retraksi subcostal
dan substernal dalam, Rh (-), Wh (-). Apakah etiologi yang mungkin
menyebabkan kondisi pasien?
a. Infeksi intrauterin
b. Aspirasi mekonium
c. Defisiensi surfaktan
d. Cairan paru yang belum teresorbsi
e. Kelainan kongenital
Respiratory Distress in Neonates
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)

Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia


Aterm

Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC  sisa Infeksi


Ketuban keruh surfaktan cairan paru tidak intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum

X Ray Infiltrat, garis - Air bronchogram, Normal Infiltrat,


garis kasar pada reticulogranular konsolidasi
kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
86
Bayi lahir dari ibu G4P3Ab0 usia kehamilan 40 minggu secara
pervaginam. Bayi lahir tidak menangis, merintih dan kebiruan, dengan
Apgar Score 4-6. Ketuban berwarna hijau keruh. Riwayat ibu
mengalami demam tinggi saat sebelum persalinan. BBL 2600 gram,
PB 52 cm. HR 180x/m, RR 78x/m, suhu 36OC, SaO2 70%. Pemeriksaan
fisik bayi tampak lemah, sianosis, retraksi dinding dada, ronki kasar
pada paru. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pneumonia neonatal
b. Sindroma aspirasi mekonium
c. Penyakit membran hialin
d. Transient Tachypneu syndrome
e. Pneumoperitoneum
Bayi lahir dari ibu G4P3Ab0 usia kehamilan 40 minggu secara
pervaginam. Bayi lahir tidak menangis, merintih dan kebiruan, dengan
Apgar Score 4-6. Ketuban berwarna hijau keruh. Riwayat ibu
mengalami demam tinggi saat sebelum persalinan. BBL 2600 gram,
PB 52 cm. HR 180x/m, RR 78x/m, suhu 36OC, SaO2 70%. Pemeriksaan
fisik bayi tampak lemah, sianosis, retraksi dinding dada, ronki kasar
pada paru. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
a. Pneumonia neonatal
b. Sindroma aspirasi mekonium
c. Penyakit membran hialin
d. Transient Tachypneu syndrome
e. Pneumoperitoneum
Respiratory Distress in Neonates
Sindroma Aspirasi Hyalin Transient Pneumonia
Mekoneum Membrane Tanchypnea of
(MAS) Disease (RDS) Newborn (TTN)

Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia


Aterm

Patofis Menghisap Defisiensi Lahir SC  sisa Infeksi


Ketuban keruh surfaktan cairan paru tidak intrauterin/
hijau keluar Intrapartum/
postpartum

X Ray Infiltrat, garis - Air bronchogram, Normal Infiltrat,


garis kasar pada reticulogranular konsolidasi
kedua paru pattern/ground
glass appearance,
white lung
87
Bayi lahir SC dari ibu G1P0Ab0 usia kehamilan 38 minggu, bayi tidak
menangis dan tidak bernapas. Kemudian dokter melakukan resusitasi
berupa memberikan kehangatan, membersihan jalan nafas,
mengeringkan dan melakukan rangsang taktil. Setelah resusitasi awal
30 detik didapatkan bayi tetap tidak bernapas dan frekuensi jantung
50x/menit. Tindakan apakah selanjutnya yang paling tepat dilakukan?
a. Hisap lender
b. Berikan oksigen
c. Ventilasi tekanan positif
d. Kompresi jantung
e. Ventilasi tekanan positif + kompresi jantung
Bayi lahir SC dari ibu G1P0Ab0 usia kehamilan 38 minggu, bayi tidak
menangis dan tidak bernapas. Kemudian dokter melakukan resusitasi
berupa memberikan kehangatan, membersihan jalan nafas,
mengeringkan dan melakukan rangsang taktil. Setelah resusitasi awal
30 detik didapatkan bayi tetap tidak bernapas dan frekuensi jantung
50x/menit. Tindakan apakah selanjutnya yang paling tepat dilakukan?
a. Hisap lender
b. Berikan oksigen
c. Ventilasi tekanan positif
d. Kompresi jantung
e. Ventilasi tekanan positif + kompresi jantung
88
Bayi usia 1 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan kuning. Saat
lahir bayi langsung menangis, berat lahir bayi 2750 gram, panjang
badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, langsung diberikan ASI on
demand. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi lethargi, tidak aktif
dan ikterus kramer 4. Pada pemeriksaan lab didapatkan bilirubin total
19, bilirubin indirek 18.5. Diketahui golongan darah ibu O+, golongan
darah bayi AB+. Hasil pemeriksaan laboratorium manakah yang
mungkin ditemukan pada pasien ini?
a. Retikulosit turun
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Didapatkan sel target
d. Test coomb direk dan indirek positif
e. Eritrosit abnormal pada pemeriksaan ADT
HDN - ABO
Bayi usia 1 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan kuning. Saat
lahir bayi langsung menangis, berat lahir bayi 2750 gram, panjang
badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, langsung diberikan ASI on
demand. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi lethargi, tidak aktif
dan ikterus kramer 4. Pada pemeriksaan lab didapatkan bilirubin total
19, bilirubin indirek 18.5. Diketahui golongan darah ibu O+, golongan
darah bayi AB+. Hasil pemeriksaan laboratorium manakah yang
mungkin ditemukan pada pasien ini?
a. Retikulosit turun
b. Anemia hipokrom mikrositer
c. Didapatkan sel target
d. Test coomb direk dan indirek positif
e. Eritrosit abnormal pada pemeriksaan ADT
Hemolytic Disease of the Newborn (2)
HDN - Rhesus

• Gejala berat/ lethal


• Erythroblastosis foetalis (hydrops foetalis)
• Ibu Rh (-) bertemu dengan Fetus/Ayah Rh (-)

HDN – AB0

• Gejala ringan (bayi baru lahir anemis + ikterik)


• Ibu O bertemu dengan Fetus/Ayah A, B, atau AB
• Ibu A bertemu dengan Fetus/Ayah B atau AB
• Ibu B bertemu dengan Fetus/Ayah A atau AB

Pemeriksaan penunjang: Coombs Test (+)


89
Seorang bayi umur 1 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena keluar
benjolan dari pusarnya sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada keluhan
demam maupun keluhan gangguan pencernaan. Bayi minum ASI
dengan baik. Benjolan lunak hilang timbul. Benjolan timbul terutama
saat anak menangis atau mengejan. Pemeriksaan fisik anak tampak
aktif, nadi 150x/m, RR44x/m, suhu 36OC, didapatkan masa bulat
tertutup kulit pada umbilikus dengan ukuran diameter 1,5 cm. Apakah
etiologi kasus tersebut?
a. Otot dinding perut tidak menutup sempurna
b. Kelemahan otot dinding perut
c. Kelemahan cincin umbilikus
d. Infeksi pada umbilikus
e. Kelainan kongenital pada umbilicus
Hernia Umbilical
Seorang bayi umur 1 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena keluar
benjolan dari pusarnya sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada keluhan
demam maupun keluhan gangguan pencernaan. Bayi minum ASI
dengan baik. Benjolan lunak hilang timbul. Benjolan timbul terutama
saat anak menangis atau mengejan. Pemeriksaan fisik anak tampak
aktif, nadi 150x/m, RR44x/m, suhu 36OC, didapatkan masa bulat
tertutup kulit pada umbilikus dengan ukuran diameter 1,5 cm. Apakah
etiologi kasus tersebut?
a. Otot dinding perut tidak menutup sempurna
b. Kelemahan otot dinding perut
c. Kelemahan cincin umbilikus
d. Infeksi pada umbilikus
e. Kelainan kongenital pada umbilicus
Kelainan pada Umbilical Cord
Omphalitis Granuloma Hernia Umbilical Omphalocele Gastroschisis

Etiologi Infeksi Gangguan Gangguan Kelainan Kelainan


epitelisasi dan penutupan atau kongenital kongenital
penyembuhan kelemahan cincin
luka pada umbilikus
umbilikus
Gejala periumbilical Jaringan Masa tertutup Kantung yang Kantung yang
Klinis erythema, granulasi pada kulit yang berisi organ berisi organ
demam, dasar umbilical menonjol intraabdomen intraabdomen
selulitis, cord, disertai terutama saat yang keluar yang keluar
sepsis cairan mukoid menangis, batuk, melalui melalui
atay mengejan dan umbilical umbilical cord
mukopurulen bisa masuk cord, tertutup TANPA tertutup
sendiri peritoneum peritoneum
tanpa kulit dan kulit
Terapi Perawatan Kauterisasi Biasanya hilang Operatif Operatif
aseptik dan dengan silver sendiri seiring
antibiotik nitrate dengan usia, jika
menetap maka
tindakan operatif
Omphalitis Granuloma

Hernia umbilical Omphalocele Gastroschisis


90
Seorang bayi laki-laki usia 11 jam dibawa ibunya ke Puskesmas karena
dirujuk oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, normal pervaginam di bidan,
BB normal, sesuai masa kehamilan. Pemeriksaan fisik tampak masa
keluar dari daerah umbilicus dan hanya tertutup selaput tipis, tidak
terdapat massa otot abdomen diatasnya. HR 150x/m, RR 34x/m, Suhu
36OC. Bagaimana tindakan yang paling tepat?
a. Segera rujuk ke RS terdekat
b. Pasang infus dan segera rujuk ke RS terdekat
c. Pasang infus, pasang NGT dan rujuk ke RS terdekat
d. Tutup dengan kasa NaCl, jaga kehangatan dan rujuk ke RS
e. Pasang infus, tutup dengan kasa NaCl dan rujuk ke RS
Omphalocele
Seorang bayi laki-laki usia 11 jam dibawa ibunya ke Puskesmas karena
dirujuk oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, normal pervaginam di bidan,
BB normal, sesuai masa kehamilan. Pemeriksaan fisik tampak masa
keluar dari daerah umbilicus dan hanya tertutup selaput tipis, tidak
terdapat massa otot abdomen diatasnya. HR 150x/m, RR 34x/m, Suhu
36OC. Bagaimana tindakan yang paling tepat?
a. Segera rujuk ke RS terdekat
b. Pasang infus dan segera rujuk ke RS terdekat
c. Pasang infus, pasang NGT dan rujuk ke RS terdekat
d. Tutup dengan kasa NaCl, jaga kehangatan dan rujuk ke RS
e. Pasang infus, tutup dengan kasa NaCl dan rujuk ke RS
Kelainan pada Umbilical Cord
Omphalitis Granuloma Hernia Umbilical Omphalocele Gastroschisis

Etiologi Infeksi Gangguan Gangguan Kelainan Kelainan


epitelisasi dan penutupan atau kongenital kongenital
penyembuhan kelemahan cincin
luka pada umbilikus
umbilikus
Gejala periumbilical Jaringan Masa tertutup Kantung yang Kantung yang
Klinis erythema, granulasi pada kulit yang berisi organ berisi organ
demam, dasar umbilical menonjol intraabdomen intraabdomen
selulitis, cord, disertai terutama saat yang keluar yang keluar
sepsis cairan mukoid menangis, batuk, melalui melalui
atay mengejan dan umbilical umbilical cord
mukopurulen bisa masuk cord, tertutup TANPA tertutup
sendiri peritoneum peritoneum
tanpa kulit dan kulit
Terapi Perawatan Kauterisasi Biasanya hilang Operatif Operatif
aseptik dan dengan silver sendiri seiring
antibiotik nitrate dengan usia, jika
menetap maka
tindakan operatif
Omphalitis Granuloma

Hernia umbilical Omphalocele Gastroschisis


91
Seorang bayi baru lahir secara normal pervaginam, cukup bulan,
menangis spontan. Tanda vital dan pemeriksaan fisik bayi dalam batas
normal. Namun status HbsAg ibu belum diketahui. Bagaimana
pemberian imunisasi Hepatitis B pada pasien ini?

a. Tunda, cek HbsAg ibu hingga 1 bulan


b. Tunda, cek HbsAg bayi jika positif suntik HbIg
c. Tunda, cek HbsAg bayi jika negatif suntik HbIg dan Hep B aktif
d. Tunda, cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg/Hep B aktif dalam 12
jam
e. Suntik Hep B aktif, kemudian cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg
dalam 7 hari
Seorang bayi baru lahir secara normal pervaginam, cukup bulan,
menangis spontan. Tanda vital dan pemeriksaan fisik bayi dalam batas
normal. Namun status HbsAg ibu belum diketahui. Bagaimana
pemberian imunisasi Hepatitis B pada pasien ini?

a. Tunda, cek HbsAg ibu hingga 1 bulan


b. Tunda, cek HbsAg bayi jika positif suntik HbIg
c. Tunda, cek HbsAg bayi jika negatif suntik HbIg dan Hep B aktif
d. Tunda, cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg/Hep B aktif dalam 12
jam
e. Suntik Hep B aktif, kemudian cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg
dalam 7 hari
Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir
92
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
Dipteri – Vaksin DPT
Seorang anak umur 3 tahun dibawa ibunya datang ke IGD dengan
keluhan demam dan nyeri telan. Pasien juga mengalami batuk pilek
sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tonsil T2/T3,
selaput membran putih yang mudah berdarah jika digores dengan
spatula lidah. Usia berapa pertama kalinya anak diberikan vaksin
untuk pencegahan penyakit tersebut?
a. 0 bulan
b. 1 bulan
c. 2 bulan
d. 3 bulan
e. 4 bulan
(18 Bln)
93
Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas untuk
imunisasi. Dari buku KMS diketahui riwayat imunisasi sebelumnya
adalah BCG. Ibu pasien mengatakan bahwa bayi saat ini sedang batuk
pilek sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, HR 140x/m, RR
40x/m, Suhu 36.6OC, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah
tindakan yang tepat?
a. Menunda imunisasi hingga batuk pilek sembuh
b. Menunda imunisasi tiga hari berikutnya
c. Melakukan imunisasi pada bulan berikutnya
d. Melakukan imunisasi sesuai jadwal karena tidak ada kontraindikasi
e. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan tidak ada
infeksi berat
Seorang bayi berusia 2 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas untuk
imunisasi. Dari buku KMS diketahui riwayat imunisasi sebelumnya
adalah BCG. Ibu pasien mengatakan bahwa bayi saat ini sedang batuk
pilek sejak 2 hari. Pemeriksaan fisik bayi tampak aktif, HR 140x/m, RR
40x/m, Suhu 36.6OC, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah
tindakan yang tepat?
a. Menunda imunisasi hingga batuk pilek sembuh
b. Menunda imunisasi tiga hari berikutnya
c. Melakukan imunisasi pada bulan berikutnya
d. Melakukan imunisasi sesuai jadwal karena tidak ada kontraindikasi
e. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan tidak ada
infeksi berat
Kontraindikasi Bukan Kontraindikasi
• Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya • Reaksi lokal ringan-sedang
(radang) di lokasi penyuntikan

• DEMAM TINGGI atau sakit berat yang • Sakit RINGAN (batuk pilek, diare,
perlu perawatan rawat inap di RS demam ringan)
• KALAU sudah pernah varicella TIDAK • Sedang terapi antibiotik
PERLU vaksin varicella • Masa penyembuhan
• Prematuritas
• KALAU diduga kena campak masih
• Terpajan penyakit menular
PERLU vaksin campak
• Riw alergi penisilin / lain yang
• Kontraindikasi BCG : pasien TB, spesifik
Mantoux test (+), pasien HIV, • Ibu hamil
imunodefisiensi, gizi buruk • Penghuni rumah tidak divaksin
94
Seorang bayi usia 1 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena ingin
imunisasi. Riwayat bayi lahir dari ibu HIV(+) dan sedang mendapatkan
terapi ARV semenjak hamil. Pemeriksaan fisik: bayi aktif, HR 140x/m,
RR 34x/m, Suhu 36OC, lain-lain dalam batas normal. Berat badan bayi
naik dari 2700 gram saat lahir dan saat ini 3200 gram. Apakah
tindakan yang tepat untuk bayi tersebut?
a. Menunda imunisasi BCG hingga diketahui status HIV bayi
b. Menunda imunisasi BCG hingga bayi mendapatkan ARV
c. Menunda imunisasi BCG hingga bayi berusia 6 bulan
d. Melakukan imunisasi BCG sesuai jadwal
e. Melakukan imunisasi BCG dengan melakukan tes Mantoux
terlebih dahulu
Seorang bayi usia 1 bulan dibawa ibunya ke Puskesmas karena ingin
imunisasi. Riwayat bayi lahir dari ibu HIV(+) dan sedang mendapatkan
terapi ARV semenjak hamil. Pemeriksaan fisik: bayi aktif, HR 140x/m,
RR 34x/m, Suhu 36OC, lain-lain dalam batas normal. Berat badan bayi
naik dari 2700 gram saat lahir dan saat ini 3200 gram. Apakah
tindakan yang tepat untuk bayi tersebut?
a. Menunda imunisasi BCG hingga diketahui status HIV bayi
b. Menunda imunisasi BCG hingga bayi mendapatkan ARV
c. Menunda imunisasi BCG hingga bayi berusia 6 bulan
d. Melakukan imunisasi BCG sesuai jadwal
e. Melakukan imunisasi BCG dengan melakukan tes Mantoux
terlebih dahulu
Imunisasi untuk Anak dengan HIV
Rekomendasi IDAI
Vaksin Dicurigai HIV atau HIV dengan Gejala
HIV Tanpa Gejala
BCG Ya Tidak

DPT Ya Ya

Hepatitis B Ya Ya

Polio OPV atau IPV (Ya) IPV

Campak Ya Tidak
95
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak pada daerah bawah rahang kanan sejak 1 hari ini. Keluhan
juga disertai demam dan nyeri saat menelan. Pemeriksaan nadi
120x/m, RR 28x/m, suhu 37.8OC, benjolan pada regio submandibular
dekstra, lunak, nyeri tekan, eritema. Apakah jenis imunisasi dan kapan
pemberiannya untuk pencegahan pernyakit tersebut?
a. Campak, usia 9 bulan
b. MMR, usia 15 bulan
c. MR usia 9 bulan
d. MR usia 18 bulan
e. DPT, usia 2,3,4 dan 18 bulan
Mumps
Anak perempuan umur 1 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
bengkak pada daerah bawah rahang kanan sejak 1 hari ini. Keluhan
juga disertai demam dan nyeri saat menelan. Pemeriksaan nadi
120x/m, RR 28x/m, suhu 37.8OC, benjolan pada regio submandibular
dekstra, lunak, nyeri tekan, eritema. Apakah jenis imunisasi dan kapan
pemberiannya untuk pencegahan pernyakit tersebut?
a. Campak, usia 9 bulan
b. MMR, usia 15 bulan
c. MR usia 9 bulan
d. MR usia 18 bulan
e. DPT, usia 2,3,4 dan 18 bulan
96
Travel immunization diperlukan terhadap wisatawan yang akan
mengunjungi negara tertentu. Berikut contoh travel immunization
adalah?
a. Meningococcal meningitis
b. Hepatitis A dan B
c. Japanese encephalitis
d. Rabies
e. Typhoid fever
Travel immunization diperlukan terhadap wisatawan yang akan
mengunjungi negara tertentu. Berikut contoh travel immunization
adalah?
a. Meningococcal meningitis
b. Hepatitis A dan B
c. Japanese encephalitis
d. Rabies
e. Typhoid fever
97
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh nyeri pada
hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna putih pada lidah.
Hasil pemeriksaan fisik TD 115/79 mmHg, Nadi 88x/m, Suhu 36.5OC,
didapatkan oral ulcer, pericarditis dan arthritis. Hasil lab ANA tes (+),
anti dsDNA (+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga sering mengeluh nyeri pada
hampir semua sendi serta sering sariawan berwarna putih pada lidah.
Hasil pemeriksaan fisik TD 115/79 mmHg, Nadi 88x/m, Suhu 36.5OC,
didapatkan oral ulcer, pericarditis dan arthritis. Hasil lab ANA tes (+),
anti dsDNA (+). Apakah diagnosis pada pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Reumatoid Arthritis
c. Juvenile Idiopathic Arthtritis
c. Henoch Schonlein Purpura
d. Sytemic Sklerosis
98
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (-), Rheumatoid
Factor (+), LED 120. Apakah diagnosis pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan
bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga
tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut
bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (-), Rheumatoid
Factor (+), LED 120. Apakah diagnosis pasien?
a. Systemic Lupus Erythematosus
b. Rheumatoid arthritis
c. Juvenil idiopathic arthritis
d. Osteomyelitis
e. Septic arthritis
Juvenil idiopathic arthritis (JIA)
Diagnosis JIA berdasarkan International League of
Association for Rheumatology (ILAR)
99
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan muncul bercak kemerahan di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan nyeri sendi, mual, muntah, dan BAB hitam.
Pasien pernah mengalami keluhan serupa 6 bulan yang lalu namun
keluhan saat ini lebih berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpable
purpura dan makula eritematosus pada kedua ekstremitas bawah. Hasil
lab Hb. 12 g/dl, Hct 36%, Leukosit 4.700, Trombosit 412.000, dan LED
meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Idiopathic thrombocytopenic purpura
b. Thrombotic thrombocytopenic purpura
c. Henoch schenloin purpura
d. Iritable bowel disease
e. Diseminate Intravascular Coagulation
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan muncul bercak kemerahan di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan nyeri sendi, mual, muntah, dan BAB hitam.
Pasien pernah mengalami keluhan serupa 6 bulan yang lalu namun
keluhan saat ini lebih berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpable
purpura dan makula eritematosus pada kedua ekstremitas bawah. Hasil
lab Hb. 12 g/dl, Hct 36%, Leukosit 4.700, Trombosit 412.000, dan LED
meningkat. Apakah diagnosis pasien?
a. Idiopathic thrombocytopenic purpura
b. Thrombotic thrombocytopenic purpura
c. Henoch schenloin purpura
d. Iritable bowel disease
e. Diseminate Intravascular Coagulation
Henoch-Schonlein Purpura
100
Seorang anak usia 10 tahun dibawa orangtuanya ke UGD karena
pingsan setelah disengat lebah 2 jam yang lalu. Pasien mengalami
penurunan kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan
darah 70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara
mengorok. Apakah penanganan awal yang harus diberikan?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
Syok Anafilaktik
Seorang anak usia 10 tahun dibawa orangtuanya ke UGD karena
pingsan setelah disengat lebah 2 jam yang lalu. Pasien mengalami
penurunan kesadaran, akral dingin, denyut nadi teraba lemah, tekanan
darah 70/palpasi, pasien nampak sesak dan terdengar suara
mengorok. Apakah penanganan awal yang harus diberikan?
a. Injeksi adrenalin 1:1000 (IM)
b. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IM)
c. Injeksi adrenalin 1:10.000 (IV)
d. Injeksi dexamethason (IV)
e. Injeksi methylprednisolon (IV)
TERAPI TAMBAHAN
• Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang, dan
pasien dengan asma
- Methyl prednisolone 125 – 250 mg IV
- Dexamethasone 20 mg IV
- Hydrocortisone 100 – 500 mg IV pelan
• Inhalasi short acting β2-agonist pada bronkospasme berat
• Vasopressor IV
• Antihistamin IV
• Bila keadaan stabil, dapat mulai diberikan kortikosteroid
dan antihistamin
KELAS TERBANG JAYAPURA

Years later we really hope you can look back and say,
“Yes! I Worked hard, I did every possible thing I
could have done, and I am where I deserve to be!”

Anda mungkin juga menyukai