Anda di halaman 1dari 2

Nama : Achmad Aris Syahrul Ramadhan

NPM : 21031010224
Romb./Group : D3 / H

PERBANDINGAN METODE SOMOGYI-NELSON DAN ANTHRONE-SULFAT PADA


PENETAPAN KADAR GULA PEREDUKSI DALAM UMBI CILEMBU (Ipomea batatas L.)

Umbi merupakan salah satu jenis pangan yang mengandung karbohidrat tinggi sebagai sumber energi seperti
nasi, oleh karena itu umbi sering dijadikan pengganti nasi sebagai makanan pokok. Umbi-umbian secara umum terbagi
atas empat jenis yaitu, umbi kayu, umbi kemayung, umbi manis, dan umbi jalar. Salah satu contoh umbi jalar adalah umbi
jalar kultivar Cilembu yaitu umbi jalar jenis rancing dimana memiliki kelebihan dari segi rasa, kualitas yang tahan
terhadap hama dan penyakit, serta harganya yang ekonomis. Jenis karbohidrat yang terkandung dalam ubi Cilembu ini
ialah pati, dimana ketika dalam mulut bertemu dengan enzim amilase akan terjadi pemecahan karbohidrat oleh enzim
amilase dan menghasilkan produk gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Umbi Cilembu memiliki gula pereduksi
yang memengaruhi rasa manis dari umbi Cilembu. Sehingga tingkat kemanisan dari umbi Cilembu tergantung dari kadar
gula pereduksinya. Untuk mengetahui kadar gula pereduksi dari umbi Cilembu dapat digunakan dua metode yaitu,
metode Somogyi-Nelson dan metode Anthrone-Sulfat.
Prinsip dari metode Somogyi-Nelson yaitu gula pereduksi dari umbi Cilembu akan mereduksi ion Cu 2+¿ ¿
(Tembaga) menjadi ion Cu +¿¿, kemudian ion Cu +¿¿ini akan mereduksi senyawa arsenomolibdat dan membentuk
kompleks berwarna biru kehijauan. Sedangkan prinsip dari metode Anthrone-Sulfat yaitu gula pereduksi atau non
pereduksi dari umbi Cilembu akan bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk furfural atau turunannya, kemudian
furfural tadi akan bereaksi membentuk kompleks berwarna kuning kehijauan dengan reagen anthrone. Penentuan kadar
gula pereduksi dengan metode Somogyi-Nelson yaitu dilakukan dengan menambahkan 1 mL larutan ekstrak sampel
konsentrasi 1,0 mg/mL. Cara membaca kadar glukosa dari umbi Silembu dilakukan dengan menambahkan 1mL larutan
ekstrak sampel konsentrasi 1,0 mg/mL dengan 1,0 mL reagen Cu alkalis, yaitu campuran antara reagen Nelson A dan
reagen Nelson B. Kemudian larutan dikocok dan dipanaskan di atas steambath dengan suhu 100o C selama 1200 detik.
Kemudian larutan dikocok kembali dan dipanaskan di atas steambath dengan suhu 100o C selama 600 detik. Kemudian
larutan ditambahkan dengan natrium hidroksida 1N sebanyak kurang lebih 4mL dengan pH larutan berkisar antara 7-8.
Tunggu sesuai OT yang didapat sebelumnya. Kemudian ditambahkan Aquadest sebanyak 7 mL dan baca larutan di
spektrofotometer visible pada panjang gelombang maksimal yang didapat 747,2 nm. Sehingga didapatkan nilai kadar gula
pereduki pada umbi Cilembu yaitu 3,42 ± 0,127 (% b/b) dan terdapat glukosa sebanyak 0,1798 gram dan nilai recovery
sebesar 99,8%, nilai LOD sebesar 1,67×10−3 (mg/mL), nilai LOQ sebesar 5,57×10−3 (mg/mL), dan nilai RSD sebesar
3,7%. Sedangkan penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Anthrone-Sulfat yaitu dilakukan dengan menambahkan
1 mL larutan ekstrak sampel konsentrasi 0,2 mg/mL dengan 5mL pereaksi anthrone di dalam lemari asam. Kemudian
tutup tabung dan kocok larutan agar tercampur rata. Kemudian dipanaskan di atas steambath dengan suhu 100o C selama
720 detik, setelah itu didinginkan dan ditunggu hingga OT yang didapat sebelumnya. Kemudian larutan dibaca
absorbansinya di spektrofotometer visible pada panjang gelombang maks yang didapat 623,8 nm. Sehingga didapatkan
nilai kadar gula pereduksi pada umbi Cilembu yaitu 14,99 ± 1,29 (%b/v) dan terdapat glukosa sebanyak 0,7497 gram dan
nilai recovery sebesar 74,7%, nilai LOD sebesar 1,98× 10−2 (mg/mL), nilai LOQ sebesar 6,6×10−2 (mg/mL), dan nilai
RSD sebesar 8,6%.
Terjadinya perbedaan yang signifikan antara metode Somogyi-Nelson dan Anthrone-Sulfat dikarenakan metode
Anthrone-Sulfat merupakan metode untuk menguji kadar gula total, dimana reaksi furfuralasi antara asam kuat tidak
hanya terjadi atau bereaksi dengan gula pereduksi saja namun juga dengan gula-gula non pereduksi. Sedangkan pada
metode Somogyi-Nelson, terjadi reaksi antara reagen cu alkalis spesifik dengan gula pereduksi menjadi endapan merah
bata. kemudian ketika ditambahkan arsenomolibdat endapan tersebut akan larut dan membentuk kompleks berwarna biru
kehijauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Somogyi-Nelson lebih disarankan untuk digunakan dalam
penetapan kadar gula pereduksi.

Anda mungkin juga menyukai