Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Irwan Budyarsana


……………………………………..............

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041950471


………………………………………..........

Kode/NamaMataKuliah :ADPU4332/Hukum Administrasi Negara


………………………………………………

Kode/NamaUPBJJ : UPBJJ : 86 / Ambon


………………………………………………

MasaUjian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jakarta, 12/06/2020 Kemenkeu - Krisis wabah COVID-19 yang penuh ketidakpastian lamanya baik di
bidang kesehatan maupun ekonomi membuat pemerintah menghitung ulang biaya yang diperlukan
untuk sekedar menahan dampaknya agar tidak makin dalam. Oleh karena itu, pemerintah
menganggarkan total Rp677,20 triliun yang mencakup biaya untuk Kesehatan penanganan COVID-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Situasi COVID-19 membuat kebutuhan anggaran berubah
sehingga pemerintah perlu bergerak cepat namun tetap hati-hati dengan mengubah postur APBN 2020
yang sudah diubah dalam Perpres 54/2020 menjadi postur APBN yang lebih baru dimana saat ini,
setelah Perppu No.1/2020 disahkan menjadi UU No.2/2020, postur APBN cukup disahkan melalui
Perpres saja untuk kecepatan merespon kondisi di lapangan. "Perubahan postur, perubahan defisit,
secara resmi kalau kondisi normal harus dilakukan dengan APBN dan APBN-P. Saat ini, di tahun
2020, dasar hukumnya Perppu No.1/2020 yang kemudian ditetapkan menjadi UU No.2/2020 dimana
pergantian postur dilakukan dengan Perpres. Secara resminya, kita mengubah postur baru sekali tahun
ini yaitu dengan Perpres 54/2020. Ini kita sedang melihat dengan prinsip kehatian-hatian dan perlu
bertindak cepat di lapangan, tenaga kerja, kemiskinan, dsb. Tujuan pemerintah dengan Perppu itu
ingin bergerak cepat dan responsif. Inilah kenapa kita merasa perlu mengubah postur dari Perpres 54
dengan postur yang lebih baru," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu
pada acara virtual Tanya BKF mengenai Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Isu Fiskal
Lainnya, Kamis (04/06) di Jakarta. Ia melanjutkan, penambahan anggaran tersebut berimplikasi juga
meningkatkan defisit menjadi 6,34% dari sebelumnya 5,07% sesuai Perpres 54/2020. "Kemarin sudah
ditetapkan dalam kabinet, defisitnya adalah 6,34%. Sebelumnya, 5,07%. Kalau ini cepat disahkan
(usulan perubahan postur APBN), maka kita sudah punya 3 postur tahun ini. Postur pertama adalah
APBN 2020, yang kedua perubahannya di Perpres 54 lalu Perpres berikutnya adalah perubahan
posturnya yang kedua," tuturnya. Ia menggambarkan, bahwa kecepatan pemerintah mengubah
anggaran cukup dengan menggunakan Perpres sebagai landasan hukum seperti yang diamanatkan UU
No.2/2020 merupakan respon terhadap cepatnya perubahan di kala pandemi yang segala sesuatunya
serba tidak normal, unprecedented (tidak pernah terjadi sebelumnya) sehingga perlu dicari solusi yang
tidak konvensional (unconventional) pula. "Ini sekedar mencerminkan kondisi yang tidak normal
yang membutuhkan kecepatan pengambil kebijakan untuk segera memberikan landasan hukum yang
kuat untuk perubahan yang cepat," pungkasnya.

Sumber :https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/perubahan-postur-apbn-merupakanrespon-
cepat-pemerintah-tangani-biaya-covid-19-dan-pen/

1 Pada artikel diatas masalah perubahan anggaran akibat wabah covid mengakibatkan keuangan negara
perlu melakukan perubahan berdasarkan atas peristiwa yang terjadi dilihat dari sisi tujuan, jelaskan
maksud dari sisi tujuan perubahan atas keuangan negara tersebut!

Sisi pendekatan tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum
yang berkaitan dengan pemilikan atau penguasaan objek sebagaimana tadi atas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan negara. Sisi tujuan yang dalam parameter keuangan negara
mengisyaratkan bahwa ukuran itu diletakkan pada aktivitas pengambilan kebijakan dimana pada
kasus diatas situasi COVID-19 membuat kebutuhan anggaran berubah, pemerintah perlu bergerak
cepat namun tetap hati-hati dengan mengubah postur APBN 2020 yang sudah diubah dalam Perpres
54/2020 menjadi postur APBN yang lebih baru dimana saat ini, setelah Perppu No.1/2020 disahkan
menjadi UU No.2/2020, postur APBN cukup disahkan melalui Perpres saja untuk kecepatan
merespon kondisi di lapangan. Tujuan pemerintah dengan Perppu itu ingin bergerak cepat dan
responsif terhadap situasi yang tidak normal ini (situasi COVID-19).

2 Negara sebagai pengelola keuangan membutuhkan hak dan kewenangan untuk menyelenggarakan
keuangan negara tersebut. Hak negara tersebut adalah:
1. Hak menarik sejumlah uang atau barang tertentu dari penduduk yang dapat dipasakan dengan
bentuk peraturan perundang-undangan, tanpa memberi imbalan secara labgsung kepada orang
yang bersangkutan
2. Hak monipoli mencatak uang dan menentukan mata uang sebagai alat tukar dalam masyarakat
3. hak untuk mengadakan pinjaman paksa kepada warga negara (obligasi, sanering uang, dan
dievaluasi nilai mata uang)
4. Hak territorial darat, laut, dan udara serta segala kekayaan yang terkandung didalamnya serta yang
merupakan sumber yang besar dalam penggunaannya yang dapat dinilai dengan uang.

3 Dalam merumuskan keuangan negara masing-masing pendekatan yang digunakan oleh Negara adalah
sisi objek, proses dan tujuan.
- Pendekatan dari sisi objek yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang
fiskal, moneter danpengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.

- Pendekatan dari sisi subjek yang dimaksud keuangan negara meliputi seluruh objek yang dimiliki
negara atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan
badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.

- Pendekatan dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek mulai dari proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
sampai dengan pertanggungjawaban.

- Pendekatan dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan
hukum yang berkaitan dengan pemilikan atau penguasaan objek sebagaimana tadi atas dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Anda mungkin juga menyukai