Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Psikologi Pendidikan berjudul “Teori Psikologi dan Perkembangan” dan bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penyusun Makalah
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun demikian, pengalaman yang didapatkan seorang anak baik itu positif
maupun negative dapat mempengaruhi diri anak. Demikian hal positif sifatnya dapat
mempengaruhi perkembangan anak, manakala pengaruh negative sifatnya dapat
menghambat perkembangan anak. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan
kognisi individu dalam menyikapi informasi-informasi yang diterima dari luar diri
individu, tidak pula ditentukan oleh umur. Perkembangan anak yang terkadang
mengalami penyimpangan itu adalah pengaruh dari beberapa faktor, yaitu; keluarga,
sekolah, lingkungan sekitar dan teman sebaya. Tingkah laku dan moral anak pada
dasarnya merupakan sesuatu yang dapat dipelajari oleh anak itu sendiri. Anak
seringkali meniru seseorang yang dianggapnya sebagai idola. Sehingga tingkah
laku, moral dan bahkan life style juga meniru sang idola.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Psikologi merupakan konsep atau ide yang dapat diuji. Melalui
pengumpulan bukti dan penelitian empiris, berbagai konsep dan ide diasah hingga dapat
diterima sebagai teori.Teori dalam psikologi memberikan penjelasan tentang perilaku
manusia yang didukung bukti dan riset. Tujuan lainnya adalah untuk menghasilkan
model dalam memahami emosi, pikiran, dan perilaku manusia.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu tentang perkembangan manusia dari
sejak dia dilahirkan sampai kelak lanjut usia. Contoh tentang tahap pertumbuhan bayi.
Contoh lainnnya tentang perkembangan karakter, didunia ini mustahil seseorang
mempunyai karakter yang sama dengan orang lain, pasti akan mempunyai perbedaan,
misal ada orang yang pemberani, pemalu, keras kepala, dan lain sebagainya. Didalam
ilmu psikologi ini kelak kedepannya akan menjelaskan mengapa karakter-karakter itu
bisa tertanam pada orang tersebut.
Misal ketika seseorang mempunyai karakter pemalu dan pendiam, apakah waktu
kecilnya ia jarang diperhatikan, jarang diajak komunikasi atau mungkin pernah
mendapatkan kekerasan sehingga ia menjadi trauma? Nah, di ilmu ini penyebab-
penyebab itu digali lebih dalam mengapa sampai bisa terjadi.
1. Teori psikodinamik
Menurut Erick Erikson, teori ini lebih cenderung menjelaskan tentang
perkembangan kepribadian sesorang yang diketahui dari aspek-aspek internal seperti
emosi, motivasi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Sigmud Freud, teori ini lebih
berfokus pada masalah alam bawah sadar sebagai salah satu aspek kepribadian yang
menunjang tumbuh kembangnya kepribadian seseorang. Freud menyebutkan bahwa
kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yakni id, egosentris, dan superego.
1
https://ginandardoxten.wordpress.com/2014/07/03/teori-psikologi/ (diakses pada senin 05/12/2022)
3
2. Teori kognitif
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu
yang fundamental atau mendasar atau hal pokok dalam membimbing tingkah laku
individu. Teori ini lebih menekankan pada pikiran-pikiran sadar.
3. Teori kontekstual
Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk
transaksi timbal balik antara anak dengan konteks perkembangan sistem fisik, sosial,
kultural, dan historis dimana interaksi tersebut terjadi. Ada teori etologis dan ekologis
dalam teori kontekstual tersebut. Pendekatan etologis lebih memfokuskan pada asal usul
evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan
alamiah sedangkan pendekatan ekologis lebih berfokus kiepada sistem lingkungannya
dimana berlangsung perkembangan individu, baik kognitifnya, sosioemosional,
kapasitas dan karakteristik motivasional.
4. Teori behavior
Menurut J.B.Watson, asumsi teori ini lebih menkankan dan berfokus kepada
perilaku yang dapat diamati, dipelajari, melalui pengalaman dan lingkungan.
1. Prenatal
4
Mereka juga melihat kemungkinan permasalahan seperti down syndrome,
penggunaan narkoba selama mengandung, atau penyakit bawaan yang mampu
memengaruhi perkembangan anak.
2. Early Childhood
Periode dari masa bayi sampai awal anak-anak merupakan waktu saat
pertumbuhan dan perubahan terhebat terjadi. Para psikolog pertumbuhan mengamati
pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional yang terjadi pada masa kritis ini.
Selain menyediakan intervensi kepada potensial penghambat perkembangan pada
periode ini, para psikolog juga terfokus untuk membantu anak-anak mencapai potensi
penuh mereka.
Orangtua beserta ahli kesehatan selalu siaga untuk menjamin bahwa anak-anak
berkembang dengan baik, menerima nutrisi yang cukup, dan mencapai milestone
kognitif sesuai umur mereka.
5
Setelah si Kecil melewati tahap trust dan mistrust dari usia 0 -1 tahun, si Kecil
akan memasuki tahap psikologi anak yang bernama tahapan kemandirian dan sikap
malu serta ragu. Tahapan psikologi perkembangan anak ini terkenal dengan nama tahap
autonomy and (shame and doubt). Tahapan ini terjadi pada saat usia si Kecil menginjak
1-3 tahun. Pada tahapan ini si Kecil akan belajar konsep kemandirian dan konsep malu-
malu serta ragu. Pada tahapan ini si Kecil mulai belajar untuk buang air kecil secara
perlahan. Kita juga bisa mengajarkan hal-hal kemandirian sederhana seperti belajar
makan sendiri, cuci tangan serta tidur sendiri. Jika si Kecil tidak diberikan kepercayaan
dan kita mengontrol si Kecil secara berlebihan, si Kecil tidak akan menjadi anak yang
mandiri dan berani.
3. Middle Childhood
Masa ini ditandai oleh kedewasaan secara fisik dan meningkatnya tingkat
kepentingan pengaruh sosial saat anak-anak melewati masa sekolah dasar.
Anak-anak mulai menandai keberadaan mereka di dunia ini melalui pertemanan,
meningkatkan kompetensi melalui tugas sekolah, dan terus menerus membangun “sense
of self” mereka. Para orangtua dapat meminta bantuan psikolog perkembangan untuk
membantu anak-anak menangani potensial hambatan. Hambatan yang bermunculan
pada periode ini berupa isu sosial, emosi, dan kesehatan mental.
6
4. Adolescence
Masa remaja kadang menjadi topik yang menarik karena anak-anak melalui
berbagai macam kekacauan dan transisi yang sering menemani periode perkembangan
ini. Psikolog seperti Erik Erikson sangat tertarik untuk mengetahui cara periode ini
menuntun kepada pembentukan identitas. Pada umur ini, anak-anak cenderung menguji
batas mereka dan menjelajahi identitas baru ketika mereka mencari jawaban dari
“siapakah aku, dan mau jadi apa ya aku?” Para psikolog dapat membantu para remaja
ini dalam menangani pemasalahan menantang yang unik kepada setiap periode remaja
(Pubertas, kekacauan emosional, dan tekanan sosial).
5. Early Adulthood
Para anak-anak ingin menjadi remaja. Mereka yang menjadi remaja ingin menjadi
orang dewasa, tetapi begitu mereka melihat kenyataan yang pahit banyak yang ingin lari
ke masa kanak-kanak mereka.
Periode ini diisi oleh manusia yang membuat dan mempertahankan hubungan.
Milestones ini sangatlah kritis karena mengenai penciptaan hubungan, keintiman,
pertemanan dekat, dan memulai sebuah rumah tangga. Mereka yang bisa membangun
dan menjaga hubungan cenderung merasa “terhubung” dan mendapatkan dukungan
sosial. Sementara mereka yang kesusahan dalam menciptakan hubungan sering merasa
diasingkan dan kesepian.
Orang yang menghadapi masalah seperti itu mungkin memerlukan bantuan dari
psikolog perkembangan agar bisa membangun hubungan yang lebih baik, dan
menangani perselisihan emosional.
6. Middle Adulthood
Fase ini cenderung berpusat pada mengembangkan sense terhadap tujuan dan
kontribusi terhadap lingkungan. Erikson mendeskripsikan fase ini sebagai generativity
and stagnation.
7
Mereka di fase ini ingin terlibat di dunia, berkontribusi kepada hal-hal yang akan
bertahan setelah mereka berpulang, dan meninggalkan jejak untuk generasi berikutnya.
Aktivitas seperti karir, keluarga, keanggotaan di kelompok, serta keterlibatan di
kelompok merupakan semua hal yang bisa berkontribusi pada perasaan ini. Fase-fase ini
dapat dilihat pada tindakan para aktivis yang mempertaruhkan nyawa mereka demi
masa depan yang lebih indah dan cerah bagi generasi selanjutnya.
7. Older Adults
Masa Lansia sering dilihat sebagai puncaknya kesehatan yang memburuk, tetapi
ada banyak lansia yang tetap aktif dan sibuk pada usia 80-90 tahun. Meningkatnya
keprihatinan terhadap kesehatan menjadi penanda periode ini, dan beberapa individu
bahkan mengalami penurunan pada kemampuan mental (lebih dikenal dengan
demensia). Mereka yang mampu melihat kejadian-kejadian yang terjadi selama hidup
mereka tanpa penyesalan akan merasa lebih bijak dan lebih siap untuk menghadapi
akhir perjalanan mereka. Sedangkan para indvidu yang menyesal karena tidak
melakukan hal tertentu selama hidupnya akan merasa putus asa dan kecewa.
Psikolog perkembangan bisa ikut membantu para lansia untuk membantu mereka
menangani masalah yang berhubungan dengan proses penuaan.
Dapat terhindar dari pemahaman yang salah tentang anak, khususnya tentang
keragaman yang mempengaruhi kemampuannya dalam belajar. Ada anak yang
cepat dan ada anak yang lambat perkembangan kemampuannya.Sebagai contoh :
memperlakukan anak di dalam kelas tidaklah sama, karena pada prinsipnya akan
8
kita jumpai paling tidak tiga kelompok anak taraf kemampuanyang berbeda
yaitu anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
9
bagaimana hidup kita kelak ketika kita bertumbuh sepanjang tahun menjadi
seseorang yang dewasa mempelajari psikologi perkembangan akan memberikan
banyak informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini dan
kemana masa depan akan membawa kita.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
3.2. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap kepada pembaca, khususnya para
mahasiswa berikutnya dapat mengembangkan makalah ini supaya lebih sederhana dan
lebih mudah dimengerti.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun,
agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://ginandardoxten.wordpress.com/2014/07/03/teori-psikologi/
https://sma1sukodono.sch.id/index.php?id=artikel&kode=128#:~:text=Dengan
%20mengetahui%20pola%20normal%20perkembangan,belajar%20yang%20tepat
%20pada%20anak
https://kampuspsikologi.com/psikologi-perkembangan-7-tahap/?amp
13