Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

MENDESKRIPSIKAN TENAGA KERJA EKONOMI (LABOR ECONOMIC)

DISUSUN OLEH:
Kelompok : 4
Kelas : Akuntansi C
Nama Anggota :
1. Abdan Faqih Izzudin (1706622088)
2. Abdul Aziz Shobirin (1706622074 )
3. Ahmad Fikri Mustafa (1706622049 )
4. Arya Jaya (1706622041)
5. Farhan Guntur (1706622034)
6. Lutfiatul Khasanah (1706622121)
7. Nadya Annida (1706622102)

AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Yang Maha Kasih, atas segala
rahmat-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah bertemakan ekonomi makro
dengan judul “Mendeskripsikan Tenaga Kerja Ekonomi”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi,
Program Studi S1 Akuntansi, Universitas Negeri Jakarta.

Dalam melakukan penyusunan makalah ini penulis telah banyak sekali mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, terutama Prof. Dr. Sapparudin Mukhtar, S.E, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi serta teman-teman kelas S1 Akuntansi C
yang telah memberikan masukan terkait pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik, koreksi, dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukannya.

Jakarta, 27 November 2022

Penulis

Kelompok 4 PIE
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU
No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Tenaga kerja dalam pembangunan mutlak diperlukan, karena merekalah yang


akan melaksanakan pembangunan ekonomi itu. Karena bagaimanapun lengkapnya
serta modernnya alat peralatan yang dipergunakan harus selalu didampingi oleh
tenaga kerja manusia, supaya alat peralatan itu dapat bermanfaat. Jadi dalam
pembangunan masalah tenaga kerja dan sumber daya manusia (human resources)
perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Tenaga kerja adalah setiap
orang yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan dan mampu untuk bekerja serta
memenuhi persyaratan peraturan perburuhan suatu negara.

Di dalam ilmu ekonomi yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja mausia
(labour) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji,
bertukang, dan segala kegiatan fisik lainnya. hal yang dimaksudkan disini memang
bukanlah sekedar labour atau tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi yaitu, human
resources (sumber daya manusia).

Istilah yang tersebut terakhir itu nyata lebih luas artinya daripada hanya
sekedar labour saja. Di Dalam istilah human resources atau sumber daya manusia itu,
tercapailah tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga kemampuan
mental atau kemampuan non fisiknya, tidak saja tenaga terdidik tetapi tenaga yang
tidak terdidik, tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga yang tidak terampil. Pendek
kata dalam istilah atau pengertian human resources itu terkumpullah semua atribut
atau kemampuan manusia yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan
dilakukannya proses produksi barang dan jasa. Oleh karena itu, benarlah jika ada
orang yang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia suatu bangsa itu
tergantung pada kualitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan, kekuatan fisik, pendidikan,
serta kecakapan penduduknya.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Human Capital


2.1.1 Pengertian Human Capital
Secara harfiah, pengertian human capital atau HC adalah dapat diartikan sebagai
modal manusia.

Lalu beberapa ahli juga menjelaskan pengertian istilah ini sebagai berikut:

● Menurut Gary S. Becker, human capital artinya modal manusia yang akan terlibat
secara langsung dan berguna dalam proses produksi. HC ini adalah berguna untuk
meningkatkan produktivitas pekerja dalam tugas, organisasi, dan berbagai situasi di
dalam proses produksi.
● Lalu Howard Gardner menyebutkan kalau HC artinya bukan hanya sebagai
“keterampilan” yang berasal dari kemampuan mental dan fisik saja. Namun
menurutnya HC ini adalah bersifat individu dan masuk dalam ranah kecerdasan
ganda. Dimana seorang yang terampil di satu bidang belum tentu memiliki
kemampuan di bidang atau dimensi pekerjaan yang lain.
● Terakhir, Samuel Bowles dan Herbert Gintis menyebut kalau human capital HAC ini
artinya merupakan sebuah kemampuan individu manusia untuk bekerja dalam
organisasi dan mematuhi aturan atau perintah dalam sebuah organisasi.

Namun jika dideskripsikan lebih lanjut, modal manusia ini merupakan sekumpulan
aspek pengetahuan, keahlian, kemampuan, hingga keterampilan yang mana
menjadikan seorang manusia sebagai aset di dalam perusahaan. Ia menjadi nilai
tambah bagi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya setiap hari melalui
motivasi, kompetensi, serta kerja sama antar tim. Kontribusi yang diberikan oleh
karyawan dapat berupa pengembangan skill karyawan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan, pemindahan pengetahuan yang dimiliki karyawan ke
perusahaan, serta perubahan budaya yang ada di perusahaan.

Ke depan, apabila karyawan sudah tidak lagi bekerja, perusahaan tetap bisa
menggunakan segala pengetahuan yang dimiliki karyawan tersebut. Dari sini kita bisa
lihat bahwa perusahaan menganggap karyawan sebagai modal (capital) yang berharga
untuk perusahaan. Seorang karyawan juga merasa dihargai karena jerih payahnya
dijadikan legacy oleh perusahaan yang akan diimplementasi dan dikembangkan agar
kinerja perusahaan dapat menjadi lebih baik lagi.
2.1.2 Perbedaan Human Capital dan Human Resource Management.

Human resource management adalah manajemen sumber daya manusia melalui


berbagai program yang bisa memfasilitasi karyawan agar baik mereka maupun
perusahaan bisa mencapai tujuannya.

Human resource juga melihat sumber daya manusia sebagai aset yang berfungsi
sebagai pendukung untuk mencapai tujuan atau target perusahaan.

Namun ketika kita berbicara mengenai modal manusia, konsep ini melihat manusia
sebagai kunci di dalam perusahaan, bukan hanya sekadar pendukung untuk mencapai
tujuan.

Di dalamnya, ia akan fokus untuk memaksimalkan kemampuan karyawan atau


sumber daya manusia agar strategi perusahaan berjalan sebagaimana mestinya.
Sehingga, karyawan sebagai salah satu aset perusahaan tidak dapat dengan mudah
tergantikan oleh orang lain.

2.1.3 Perbedaan Fungsi Human Capital dan Human Resource Management.

Fungsi Human Resource Management


Secara umum, fungsi HR sendiri adalah mengelola SDM, mulai dari onboarding,
memberikan pelatihan, evaluasi, serta kompensasi.

Di perusahaam, HR sendiri harus bisa menyusun strategi agar SDM yang dimiliki
perusahaan dapat memiliki performa yang baik. Jika diringkas, fokus HR adalah
memperhatikan hal-hal yang sifatnya teknis dan administratif terkait performa SDM
serta apa yang mereka bisa capai untuk perusahaan.

Fungsi Human Capital Management


Sementara itu, human capital development punya fungsi untuk membuat strategi di
perusahaan.

Tujuan dari strategi adalah untuk meningkatkan engagement (keterikatan), loyalitas


karyawan, serta menurunkan turnover (pergantian).

Perkembangan karyawan nantinya akan terus dipantau berdasarkan performa,


pencapaian KPI, kontribusi yang telah mereka berikan, serta peningkatan skill
karyawan. Jadi singkatnya, HC lebih fokus pada perkembangan karyawan agar dapat
memajukan perusahaan.
2.1.4 Jenis-Jenis dari Human Capital (HC).

1. General Management Human Capital


Pengertian human capital jenis ini dikembangkan untuk para SDM dengan level
tertinggi. Ia meliputi kompetensi-kompetensi di bidang manajerial seperti
kepemimpinan, pengambilan keputusan, serta keahlian fungsional lainnya. Termasuk
di dalamnya ketika harus mengelola keuangan, operasional, hingga SDM. Ini sangat
dibutuhkan oleh seorang yang berada di level eksekutif sehingga mereka mampu
berinteraksi dengan investor atau pebisnis lain agar perusahaan dapat maju.

2. Strategic Human Capital


Pada jenis ini, SDM diharuskan memiliki keahlian yang sifatnya strategis yang akan
mereka peroleh dari pengalaman ketika menghadapi kondisi tertentu. Misalnya di
bagian finance, karyawan dituntut untuk dapat menyusun strategi keuangan ketika
terjadi efisiensi, misalnya gara-gara kondisi keuangan sedang tidak bagus. Sehingga,
strategic human capital ( strategic HC ) artinya sangat dibutuhkan dalam perusahaan
agar bisa beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang tidak bisa diprediksi.

3. Industry Human Capital


Jenis ini menuntut seseorang untuk memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan
industri tertentu, baik dari segi teknis, regulasi, dan lain sebagainya. Misalnya, segala
pengetahuan tentang industri otomotif, industri makanan, industri retail, dan lain-lain.

4. Relationship Human Capital


Salah satu kemampuan yang harus dimiliki banyak karyawan adalah berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi. Ketika Anda dapat menjalin komunikasi yang baik,
entah kepada sesama karyawan, atau kenalan bisnis lainnya, berarti ini termasuk
kepada relationship human capital. Kemampuan ini penting dimiliki oleh seorang
karyawan karena ketika mereka memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan baik,
hal tersebut akan mendukung tercapainya objektif pekerjaan mereka.

5. Company Specific Human Capital


Jenis ini berkaitan dengan struktur serta kebijakan dari perusahaan masing-masing di
mana semua memiliki keunikannya masing-masing. Terlepas di mana saja mereka
bekerja, setiap karyawan harus mampu beradaptasi dengan segala ketentuan yang ada
di perusahaan. Ketika mereka telah memahami budaya serta ketentuan perusahaan,
mereka akan lebih mudah bekerja sesuai dengan visi misi perusahaan.
2.1.5 Manfaat Human Capital Management.

1. Meningkatkan Kepuasan Karyawan


Ketika perusahaan bisa fokus dan berinvestasi pada SDM yang mereka miliki, hal
tersebut bisa meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan. Maka dari itu, dengan
memberikan berbagai program pengembangan karier yang baik serta kompensasi
yang memuaskan, karyawan akan merasa bahwa diri mereka dihargai. Dampaknya,
kepuasan mereka akan tercermin pada hasil kerja yang memuaskan.

2. Membuat Proses Rekrutmen Jadi Lebih Baik


Ketika perusahaan memiliki benefit yang baik untuk karyawan dari segi apapun, hal
tersebut bisa menjadi nilai plus serta daya tarik tersendiri untuk para calon kandidat
yang hendak melamar. Kompensasi yang baik, jenjang karier yang jelas, dan
kesempatan untuk berkembang akan menjadi pertimbangan yang sangat dipikirkan
oleh calon karyawan.

3. Meningkatkan Budaya yang Lebih Positif di Perusahaan


Salah satu contoh manfaat lain dari human capital adalah ia dapat membentuk budaya
yang positif. Dengan lingkungan yang positif di mana perusahaan senantiasa
mendukung perkembangan karyawan, mereka juga akan merasa lebih diterima di
tempat kerja. Hal ini membuat mereka akan lebih bahagia, produktif, dan turut serta
menyebarkan positivisme tersebut ke karyawan yang lain.

2.1.6 Contoh Fungsi dan Tugas Human Capital.

1. Merekrut Karyawan
Salah satu contoh bagian paling penting dari human capital ( HC ) adalah merekrut
karyawan dan mencari kandidat terbaik. Proses ini dilakukan mulai dari membuat
lowongan pekerjaan, menyortir calon karyawan, melakukan proses wawancara,
hingga ke proses penandatanganan kontrak kerja. Perannya di sini adalah mencari
kandidat terbaik yang dapat bertahan lama di perusahaan dan tidak semudah itu
digantikan oleh orang lain.

2. Orientasi atau Onboarding Karyawan


Orientasi atau onboarding karyawan haruslah efektif dan efisien guna pengelolaan
sumber daya manusia yang baik. Kegiatan orientasi atau onboarding ini biasanya
adalah kegiatan untuk memperkenalkan karyawan kepada jobdesk pekerjaan, budaya
perusahaan, peraturan, hingga membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan
peran mereka di perusahaan.
3. Menentukan Tanggung Jawab Pekerjaan dari Masing-Masing Karyawan
Setiap karyawan di posisinya masing-masing pasti memiliki tanggung jawab yang
berbeda-beda. Ketika Anda sudah mendapatkan karyawan-karyawan baru yang siap
bekerja, langkah selanjutnya adalah membuat tanggung jawab tersebut. Sehingga,
nantinya karyawan telah memiliki job description yang jelas dalam bekerja.

4. Manajemen Beban Kerja Karyawan


Ketika perusahaan sedang berkembang pesat, Anda harus menentukan strategi apa
yang harus dilakukan. Pada human capital Anda dapat menentukan apakah Anda
perlu merekrut orang baru atau memberikan beban kerja lebih banyak pada karyawan
yang ada. Misalnya, dengan menerapkan sistem lembur atau overtime. Tidak ada yang
salah dengan keduanya, hanya saja sebagai perusahaan, Anda harus memastikan
bahwa beban pekerjaan mereka tidak melebihi kapasitas yang seharusnya.

5. Memberikan Penilaian Dan Feedback Kinerja Karyawan


Disini HC haruslah bisa menciptakan sistem yang tepat untuk mengukur kinerja
karyawan. Tujuan akhirnya tidak lain adalah untuk efisiensi dan peningkatan kinerja
hingga produktivitas karyawan. Penilaian kinerja karyawan bisa membantu
perusahaan untuk melakukan identifikasi keperluan pelatihan dan pengembangan
karyawan. Hasil penilaian juga bisa digunakan untuk dasar pemberian feedback
kepada karyawan untuk tujuan yang lebih baik pada semua pihak.

6. Mengimplementasi Efisiensi Lewat Teknologi


Harus diakui bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan modal manusia sangatlah besar
bebannya, terutama dari sisi HR. Namun hal ini sebenarnya dapat diminimalisir
dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya dengan menggunakan software HRIS.
Dengan memanfaatkan software HRIS seperti Talenta, Anda dapat mengurus
manajemen HR di perusahaan dengan lebih mudah.
2.2 Struktur Upah

Ada banyak hal yang mempengaruhi struktur upah atau gaji di pasar tenaga kerja
beberapa faktor tersebutnya antara lain permintaan dan penawaran. Pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan yang tinggi serta sedikit posisi yang bisa di tempati biasanya
memiliki gaji yang lebih tinggi. Berbanding terbalik dengan pekerjaan yang
membutuhkan banyak tenaga kerja yang cenderung rendah.

Diindonesia sendiri aturan tentang pengupahan dan kesejahteraan pekerja ada di


Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
pasal 88 sampai dengan 101. Selain itu mengikuti pula ketentuan dan peraturan tentang
Upah Minimum (UM) yang dikeluarkan oleh pemerintah baik Provinsi, Kota atau
Kabupaten.

2.2.1 Distribusi Pendapatan

Distribusi Pendapatan adalah pembagian atau pemerataan pendapatan


penduduk pada suatu wilayah geografis. Distribusi Pendapatan juga menjadi indeks
ketimpangan suatu daerah atau negara. Distribusi pendapatan dikatakan efektif apabila
diterima dengan merata dan adil ke seluruh lapisan masyarakat yang berhak
menerimanya. Dengan pembagian distribusi pendapatan yang merata akan
menciptakan perubahan dan perbaikan pada suatu negara seperti meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, memberantas kemiskinan, dapat mengurangi pengangguran
dan lain sebagainya

2.2.1.1 Tujuan distribusi pendapatan

● Agar taraf hidup masyarakat meningkat ke arah yang lebih baik.


● Memberikan hak dan keadilan bagi setiap warga negara sehingga semua orang
bisa menikmati fasilitas yang sama dan setara.
● Sebagai salah satu bentuk solidaritas sosial.
● ·Sebagai bentuk pemerataan pendapatan dan kesejahteraan.

2.2.1.2 Jenis jenis distribusi Pendapatan

● Distribusi Pendapatan Perorangan


Yaitu distribusi yang didapatkan individu maupun perorangan maupun rumah
tangga.

● Distribusi Pendapatan Fungsional

Distribusi pendapatan berdasarkan pendapatan ekonomi pemilik pemilik faktor


produksi dibedakan dalam bentuk upah, sewa, bungan dan laba.

● Distribusi Pendapatan Regional

Distribusi Pendapatan yang didasarkan pada wilayah atau antar daerah.


2.2.2 Mengukur Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Ketimpangan pendapatan adalah salah satu masalah ekonomi yang


dialami banyak negara. Pendapatan masyarakat yang tidak didistribusikan dengan
merata adalah penyebab dari ketimpangan tersebut. Masyarakat dengan pendapatan
tinggi menerima pendapatan lebih banyak daripada masyarakat berpendapatan rendah.
Hal ini dikenal pula dengan kalimat “Si Kaya semakin kaya dan Si Miskin semakin
miskin. “Pembagian yang pendapatan yang merata harus di barengin dengan
pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.

2.2.2.1Adapun Penyebab dari ketimpangan tersebut antara lain :

· Tingginya pertumbuhan penduduk yang menyebabkan menurunnya


pendapatan perkapita.

· Kenaikan harga barang dan jasa (Inflansi)

· Tidak meratanya pembangunan antar daerah

· Investasi lebih banyak untuk proyek padat modal yang menyebabkan


banyaknya pengangguran

·Kebijakan substitusi impor sehingga negara berkembang mengalami


penurunan ekspor dan dapat menyebabkan hancurnya industri rumah tangga.

Dengan adanya ketimpangan distribusi pendapatan dapat menyebabkan


kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin. Selain itu akan semakin
sulit untuk mengatasi kemiskinan yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan
ekonomi. Contoh ketimpangan distribusi pendapatan adalah yang terjadi di negara
Amerika Serikat. Pada tahun 2014 1% orang terkaya disana menerima 22% dari total
pendapatan. Dan pada tahun 2013 5% orang kaya di AS menguasai 62,5% aset di
seluruh negara tersebut. (Intitute Hudson 2017). Sedangkan secara global dapat dilihat
pada data Bank Dunia pada tahun 2012 yakni hampir 13% masyarakat dunia
mendapat kurang dari $1.90 perhari.

2.2.2.2 Cara Mengatasi Ketimpangan

· Penerapan Pajak Progresif

Yaitu pajak berdasarkan jumlah atau kuantitas serta harga dan nilai objek
pajak. Metode mengacu pada kemampuan wajib pajak dalam membayar pajak,
mereka yang berpenghasilan tinggi sudah pasti menanggung pajak yang lebih tinggi.

· Tunjangan pengangguran

Dengan adanya bantuan tunjangan ini pengangguran dapat untuk tetap hidup
sampai mereka mendapatkan pekerjaan baru.
· Membuka banyak pelatihan untuk keterampilan kerja dan lapangan
pekerjaan.

Banyak orang berada pada garis kemiskinan karena menganggur. Hal ini
disebabkan tidak sesuainya keterampilan yang mereka miliki dengan permintaan
pasar. Dengan adanya pelatihan diharapkan mereka dapat mengasah kemampuan
menjadi lebih tinggi dan terbebas dari pegangguran.

· Meningkatkan Upah Minimum

Upah atau gaji yang lebih tinggi akan membantu masyarakat mendapat
pendidikan yang lebih layak, gizi yang memadai serta akses untuk pelatihan
keterampilan. Hal ini akan membuat mereka bisa bersaing dengan yang lainnya.

2.2.3 Indikator Pengukur ketidakmerataan Distribusi Pendapatan

· Koefisien Gini/Rasio Gini

Koefisien gini adalah suatu koefisien yang digunakan untuk mengukur


kesenjangan pendapatan atau kekayaan dari suatu negara atau wilayah.

Keterangan:

G = Gini Ratio

Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i

Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas-i

Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i

k = Banyaknya kelas pendapatan

Nilai Koefisien (X) Distribusi Pendapatan

X=0 Merata sempurna

0< x <0,4 Tingkat Ketimpangan Rendah

0,4< x <0,5 Tingkat Ketimpangan Sedang


0,5< x <1 Tingkat Ketimpangan Tinggi

1 Tidak Merata (Dikuasai satu pihak)

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data indeks gini Indonesia yakni 0,384 pada
bulan maret 2022. Angka dari rasio gini menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran
penduduk Indonesia.

· Kurva Lorentz

Nilai dari koefisien gini biasanya ditampilkan dalam bentuk Kurva Lorenz yaitu
kurva yang menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang diperoleh dengan
persentase jumlah penduduk.

· Berdasarkan Bank Dunia

Menurut bank dunia, ketimpangan pendapatan dapat diukur dengan menghitung


presentase jumlah dari pendapatan masyarakat dari kelompok yang memiliki pendapatan
rendah daripada dengan total pendapatan penduduk. Ada 3 kategori ketimpangan
pendapatan menurut bank dunia yaitu:

Distribusi Pendapatan Tingkat


Ketimpangan

Kelompok 40% penduduk termiskin Tinggi


pengeluarannya<12% dari seluruh pengeluaran

Kelompok 40% penduduk termiskin Sedang


pengeluarannya 12%-17% dari seluruh Pengeluaran
Kelompok 40% penduduk termiskin Rendah
pengeluarannya > 17% dari seluruh pengeluaran

2.2.2.1 Struktur Skala Upah

Struktur upah adalah tingkatan di dalam perusahaan yang menetapkan jumlah


upah dan tunjangan yang harus dibayar sesuai tingkat pekerjaan. Karyawan dengan
tingkat yang rendah tentu akan mendapat gaji yang rendah mereka harus bekerja keras
Seperti lembur dan lain sebagainya untuk meningkatkan pekerjaan mereka. Sedangkan
mereka dengan tingkatan yang lebih tinggi memiliki gaji yang lebih besar hal ini
disesuaikan dengan tanggung jawab mereka. Selain itu tentunya mereka juga memiliki
banyak keuntungan lainnya dibanding tingkatan dibawahnya. Kesenjangan upah
biasanya dikarenakan perbedaan Pendidikan, Pengalaman, Usia serta demografis dan
keterampilan.

Komponen penentu Struktur Pendapatan

· Kualifikasi Pendidikan

· Latar Belakang Pendidikan

· Keterampilan yang dimiliki

· Pengalaman yang dimiliki

Di Indonesia sendiri berdasarkan Peraturan Menteri No.1 Tahun 2017


mewajibkan setiap perusahaan

· Memiliki dokumen struktur dan skala gaji formal yang ditandatangani oleh
direktur.

· Menginformasikan secara individual kepada karyawan skala gaji masing


masing.

· Kewajiban menunjukkan dokumen struktur gaji kepada pihak yang berwenang


di kantor tenaga kerja pada saat mendaftarkan peraturan kepegawaian atau PKB.

Peraturan ini Dibuat untuk memastikan agar tidak pegawai Indonesia yang
dibayar rendah, dan gaji di bawah skala upah minimum yang berlaku.

Dalam penyusunan Struktur dan Skala Upah terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan oleh Pengusaha, antara lain metode rangking sederhana, metode dua
titik, dan metode poin faktor. Metode penyusunan Struktur dan Skala Upah tersebut
dapat dipilih oleh Perusahaan sesuai dengan kondisi Perusahaan masing-masing.
· Metode Rangking Sederhana
Perhitungan struktur dan skla upah berdasrkan kemampuan dan tingkat jabatan.
Alur
O

Tentukan Jabatan dan uraian tugas masing masing


jabatan.

Buat daftar jabatan dan urutkan berdasrkan uraian


tugasnya dari yang termudah sampai yang tersulit.

Buat tabel Struktur dan skla upah yang terdiri dari


Kolom Jabatan, Golongan Jabatan, Upah Terkecil dan upah
terbesar.

Tentukan Upah Terkecil untuk jabatan terendah.

Tentukan upah terbesar untuk jabatan terendah.

Tentukan upah terkecil dan upah terbesar untuk jabatan


jabatan selanjutnya dengan mengikuti Langkah 4 dan langkah
5

Masukan Ubah terkecil dan terbesar masing-masing


jabatan ke dalam Tabel Struktur dan Skala Upah.

Tentukan Golongan jabatan untuk masing masing


8 jabatan.

· Metode Dua Titik

Metode yang menghubungkan 2 akun titik dalam bidang kordinat sumbu absis
(X) yang merupakan golongan jabatan dan Sumbu Ordinat (Y) yang merupakan upah.
Sehingga membentuk sebuah garis lurus. Y= a+b (X)

· Metode Poin Faktor


Sesuai peraturan dari Permenaker berikut sistem Metode Poin Faktor
· Tahapan Analisa Jabatan
Laksanakan aktivitas analisa jabatan dengan mengumpulkan informasi jabatan,
menganalisanya, dan menuangkan hasil analisa dalam bentuk uraian jabatan.
Hasil analisa jabatan yaitu uraian jabatan.
· Tahapan Evaluasi Jabatan
Laksanakan aktivitas evaluasi jabatan untuk membobot atau menilai jabatan.
Hasil evaluasi jabatan yaitu Daftar Jabatan dan Total Poin.

2.2.4 Mengapa Ketimpangan Upah Meningkat?

· Tak ada faktor tunggal yang menyebabkan hal ini

· Meningkatnya ketimpangan tampaknya disebabkan oleh perubahan yang


terjadi bersamaan dalam fundamental ekonomi dan istitunsi tenaga kerja.

Kemungkinan faktor yang memperlebar kesenjangan upah.

· Permintaan akan pekerja terampil meningkat relatif lebih banyak daripada


peningkatan permintaan untuk pekerja tidak terampil.

· Penngkatan modal fisik membantu meningkatkan produktivitas pekerja


terampil.

· Penurunan atau peningkatan pasokan tenaga kerja terampil.

Faktor yang dapat merubah struktur upah

· Pergeseran pasokan permintaan tenaga kerja

· Perdagangan Internasional.

· Perubahan teknologi berbasis keterampilan.

· Perubahan lembaga ketenagakerjaan.


2.2.5 Pendapatan Superstar

Fenomena superstar yaitu orang orang dalam beberapa profesi yang mendapat
gaji yang sangat tinggi dan mendominasi bidang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun memiliki pekerjaan yang sama namun setiap orang memiliki keterampilan
yang berbeda. Hal tentu membuat pekerja yang lebih terampil mendapat penghasilan
lebih banyak daripada yang kurang terampil. Namun tidak semua pekerjaan memiliki
fenomena ini.

2.2.6 Ketimpangan Ekonomi Antar Generasi

Ada hubungan yang positif antara keterampilan prang tua dan anaknya.
Orang tua berpenghasilan tinggi akan memberikan banyak dana untuk pendidikan anak
anak mereka dibandingkan orang tua berpenghasilan rendah. Namun kecenderungan
pendapatan antar keluarga dari waktu ke waktu semakin kecil. Kualitas tempat seorang
anak tinggal dan tumbuh membantu menentukan sumber daya yang dimiliki.

Beberapa bukti yang mempengaruhi tingkat modal manusia seorang anak

· Kualitas Lingkungan.

· Pentingnya organisasi keagamaan.

· Latar belakang ekonomi teman sekelas.

2.3 Mobilitas Tenaga Kerja


2.3.1 Pendahuluan Mobilitas Kerja

Mobilitas tenaga kerja berkaitan dengan perpindahan tenaga kerja dari


satu lokasi ke lokasi yang lain. Hal yang melatarbelakangi mobilitas tenaga
kerja, yaitu antara lain:

● Alokasi pekerja dan perusahaan dalam pasar TK tidak efisien karena adanya
asimetri informasi antar keduanya.
● Terdapat alokasi lain yang mungkin dapat meningkatkan pendapatan
nasional.
● Oleh karena itu, terjadi mobilitas tenaga kerja yakni mekanisme yang
digunakan pasar TK untuk pasar TK dapat meningkatkan alokasi pekerja ke
perusahaan.
● Mobilitas ini didasari oleh faktor fundamental bahwa pekerja ingin
meningkatkan situasi ekonominya dan perusahaan ingin mempekerjakan
pekerja yang lebih produktif.

2.3.2 Migrasi Geografis sebagai Investasi Modal Manusia

Faktor yang mempengaruhinya yaitu adanya perbedaan dalam


keuntungan ekonomi, terutama perbedaan upah. Perbedaan upah inilah yang
menjadi alasan utama terjadinya migrasi. Keputusan migrasi dilakukan dengan
membandingkan nilai sekarang dari pendapatan seumur hidup sebagai peluang
kerja alternatif. Caranya adalah dengan menghitung keuntungan bersih dari
migrasi tersebut,yakni dengan rumus sebagai berikut:

Keuntungan bersih migrasi = PV¹ - PV⁰ – M

Dimana:

● PV¹ : nilai sekarang dari pendapatan seumur hidup di daerah tujuan


● PV⁰ : nilai sekarang dari pendapatan seumur hidup di daerah asal
● M : biaya migrasi (pengeluaran aktual dan biaya fisik)
● Pekerja akan migrasi jika keuntungan bersih tersebut bernilai positif

Implikasinya adalah:

➢ Peningkatan peluang ekonomi yang tersedia di daerah tujuan akan


meningkatkan keuntungan bersih dari migrasi dan meningkatkan
probabilitas terjadinya migrasi.
➢ Peningkatan peluang ekonomi di daerah asal akan mengurangi
keuntungan bersih dari migrasi dan menurunkan probabilitas terjadinya
migrasi.

Peningkatan pada biaya migrasi akan mengurangi keuntungan bersih dari


migrasi dan menurunkan kemungkinan terjadinya migrasi tersebut. Maka dapat
disimpulkan bahwa, migrasi akan terjadi jika terdapat peluang bagus bagi
pekerja untuk memperoleh hasil dari investasi modal manusianya.

2.3.3 Migrasi Internal di Amerika Serikat


Beberapa studi empiris mencoba untuk melihat apakah besar dan arah
dari arus migrasi konsisten dengan gagasan bahwa pekerja bermigrasi untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Hasil dari studi tersebut yakni:

1. Probabilitas migrasi sensitif terhadap perbedaan upah antara daerah asal


dan tujuan.
2. Karakteristik demografis dari pekerja, seperti umur dan pendidikan,
memegang peran penting. Migrasi kebanyakan terjadi pada kalangan
yang lebih muda dan lebih berpendidikan.
3. Pekerja yang baru saja bermigrasi sangat mungkin untuk kembali ke
daerah asal (return migration) dan sangat mungkin untuk bermigrasi lagi
ke daerah lain (repeat migration).

Namun demikian, volume migrasi internal belum cukup untuk


menyamakan tingkat upah antar daerah. Orang-orang tidak mengambil
keuntungan dari upah yang lebih tinggi di beberapa daerah karena biaya migrasi
sangat tinggi.

2.3.4 Migrasi Keluarga

Kebanyakan keputusan migrasi dibuat oleh keluarga, sehingga keputusan


tersebut akan bergantung pada apakah keluarga secara keseluruhan akan lebih
sejahtera dengan migrasi. Sebagai contoh, rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri. Dalam perhitungannya suatu akan keluarga akan bermigrasi jika
keuntungan bersih keluarga positif: Atau dalam notasi dituliskan sebagai
berikut:

∆PVH + ∆PVW > 0

Dimana:

● ∆PVH merupakan perubahan pada nilai sekarang dari pendapatan suami


jika bermigrasi
● ∆PVW merupakan perubahan pada nilai sekarang dari pendapatan istri
jika bermigrasi.

Selain itu terdapat juga istilah dalam migrasi keluarga, yakni Tied Mover
dan Tied Stayer. Tied Mover merupakan individu yang bermigrasi dengan
keluarganya meskipun keuntungan ekonomi di daerah asal lebih baik.
Sedangkan Tied Stayer adalah individu yang mengorbankan peluang
keuntungan ekonomi yang lebih baik di daerah lain karena keluarganya lebih
sejahtera di daerah asal. Berikut ini merupakan modelling grafis dari migrasi
keluarga:
Penjelasan:

● Jika suami masih lajang (single), dia akan bermigrasi ketika ∆PVH > 0
(area A, B, dan C).
● Jika istri masih lajang (single), dia akan bermigrasi ketika ∆PVW >0
(area C, D, dan E)
● Keluarga tersebut akan bermigrasi jika jumlah keuntungan privat mereka
positif (area B,C, dan D).
● Pada area D, suami tidak akan pindah jika masih lajang, tetapi pindah
sebagai bagian dari keluarga, sehingga disebut tied mover.
● Pada area E, istri akan pindah jika masih lajang, tetapi menetap sebagai
bagian dari keluarga, sehingga disebut sebagai tied stayer.

2.3.5 Imigrasi di Amerika Serikat

Berdasarkan grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

● Terdapat peningkatan kembali migrasi di AS dalam beberapa dekade


terakhir.
● Amerika menerima arus imigran terbesar di dunia.
● Kongres menutup pintu migrasi pada 1920 an dengan membatasi jumlah
imigran karena tingginya arus imigran di Amerika.
● Pada tahun 1930 an, hanya 500 ribu imigran yang masuk ke Amerika.
Namun setelah itu, jumlah imigran legal terus meningkat secara
substansial.
● Peningkatan imigrasi yang tinggi dalam beberapa dekade terakhir dapat
dikaitkan sebagian dengan perubahan pada kebijakan imigrasi Amerika.
● Faktor penting yang memotivasi migrasi ini adalah perbedaan
pendapatan yang cukup besar antara Amerika dan negara asal Imigran.

2.3.6 Kinerja Imigran di Pasar TK Amerika Serikat

Bagaimanakah kemudian Amerika membuat kebijakan kinerja imigrasi


di pasar TK mereka? Imigran yang dapat beradaptasi dengan baik dan relatif
sukses dalam pekerjaan barunya dapat memberikan kontribusi yang signifikan
bagi pertumbuhan ekonomi. Meskipun begitu, dampak ekonomi dari imigrasi
akan bergantung pada komposisi keterampilan dari populasi imigran. Akan
terjadi dispersi keterampilan berdasarkan kelompok asal negara dan jenis
imigran karena berasal dari daerah yang berbeda.

2.3.7 Age-Earnings Profile Imigran dan Pekerja Asli Pria

Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa:

● Pendapatan imigran pada awalnya di bawah pendapatan pekerja asli.


Ketika imigran pertama tiba, mereka kekurangan keterampilan yang
diinginkan perusahaan (contoh: Bahasa)
● Age-earnings profile imigran lebih curam dibanding pekerja asli.
➢ Menunjukkan investasi modal manusia yang lebih besar.
➢ Hal ini terjadi seiring dengan mereka belajar bahasa, mempelajari
pasar TK Amerika, dsb.
● Lama kelamaan terjadi asimilasi ekonomi, diikuti dengan pendapatan
imigran yang lebih tinggi dibanding pekerja asli karena model modal
manusia.

2.3.8 Asimilasi dan Cohort Effect

Pekerja yang bermigrasi pada tahun 1960 adalah pekerja terampil dengan
age-earnings profile PP. Tahun 2000, imigran biasanya tidak terampil dan
memiliki age-earnings profile RR.Tahun 1980, imigran memiliki keterampilan
yang sama dengan penduduk asli dan memiliki age-earnings profile QQ. Misal
seluruh imigran tiba pada umur 20 tahun.Data sensus tahun 2000 melaporkan
upah imigran yang baru saja tiba (R'); yang tiba di tahun 1980 dan sekarang
berumur 40 tahun (Q); dan upah imigran yang tiba tahun 1960 dan sekarang
berumur 60 tahun (P). Cross-sectional age-earnings profile keliru dalam
memberi kesan bahwa pendapatan imigran tumbuh lebih cepat dibanding
penduduk asli.

The Wage differentials between Immigrant and Relative Wage of Immigrants Who Arrived When They Were
Native Men at Time of Entry 25–34 Years Old
Akan tetapi nyatanya, tidak ada kelompok imigran yang merasakan hal
tersebut. Cross-sectional age-earnings profile keliru dalam menjelaskan proses
adaptasi yang dialami oleh imigran jika terdapat perbedaan dalam produktivitas
antar kelompok (cohort) imigran. Perbedaan tersebut dinamakan cohort
effects.Data yang ada menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan
keterampilan antar cohort imigran dan cohort effects nya cukup besar.

2.3.9 Keputusan untuk Bermigrasi

Berbagai studi mencoba mengidentifikasi faktor yang menyebabkan


penurunan dalam keterampilan arus imigran. Salah satu faktor pentingnya
adalah daerah asal yang berubah-ubah dari arus imigran. Hal ini dikarenakan
perbedaan keterampilan yang diperoleh sebelumnya, dimana ekonomi industri
lebih mudah untuk ditransfer ke pasar TK Amerika. Terdapat perbedaan
keterampilan antar kelompok-kelompok asal di Amerika Serikat karena
perbedaan jenis imigran datang dari negara yang berbeda. Roy model
menjelaskan bagaimana pekerja melihat diri mereka di antara peluang kerja
yang ada, apakah mereka pekerja terampil atau tidak.

2.3.10 Roy Model

Misal, penduduk negara asal sedang mencoba memutuskan apakah mereka


harus bermigrasi ke Amerika atau tidak. Diasumsikan pendapatan di negara asal
dan Amerika hanya bergantung pada keterampilan. Grafik di samping
merupakan distribusi keterampilan di negara asal yang menunjukkan frekuensi
pekerja di tiap tingkatan keterampilan. Jika keterampilan imigran berada di atas
rata- rata, arus imigran dipilih secara positif. Jika keterampilan imigran berada
di bawah rata- rata, arus imigran dipilih secara negatif.
Jika tingkat pengembalian keterampilan di Amerika lebih tinggi dari
negara asal (sehingga garis upah-keterampilan lebih curam di Amerika), arus
imigran adalah seleksi positif. Pekerja dengan efisiensi lebih dari Sp unit akan
lebih untung jika bermigrasi ke Amerika. Jika tingkat pengembalian
keterampilan di Amerika lebih rendah dari negara asal, arus imigran adalah
seleksi negatif. Pekerja dengan efisiensi kurang dari S unit akan melakukan
emigrasi. Implikasi dari Roy model: imbalan relatif untuk keterampilan antar
negara menentukan komposisi keterampilan dari arus imigran.

2.3.11 Dampak Perubahan Tingkat Pendapatan Dan Biaya Migrasi

Jika pendapatan di Amerika menurun (atau jika terdapat kenaikan biaya


migrasi), garis upah-keterampilan untuk Amerika akan bergeser ke bawah dan
akan lebih sedikit pekerja yang bermigrasi. Namun, penurunan pendapatan di
Amerika, tidak mengubah jenis seleksi yang menggambarkan arus imigran.

2.3.12 Job Turnover


Hampir 75% pekerja muda yang baru direkrut (berumur 20an tahun)
akan meninggalkan pekerjaan mereka dalam waktu 24 bulan. Sementara itu,
pekerja senior jarang meninggalkan pekerjaan mereka. Terdapat korelasi negatif
antara probabilitas pemutusan hubungan kerja (baik inisiasi dari pekerja
maupun perusahaan) dan umur pekerja. Penurunan tingkat berhenti kerja
sepanjang siklus hidup sesuai dengan hipotesis bahwa pergantian tenaga kerja
adalah investasi modal manusia. Pekerja yang lebih tua memiliki periode
pembayaran yang lebih kecil untuk dapat menutup biaya terkait dengan
pencarian kerja, sehingga kecil kemungkinan mereka untuk pindah. Pekerja
yang berhenti dari pekerjaannya biasanya pindah ke pekerjaan dengan upah
lebih tinggi, sementara pekerja yang di PHK pindah ke pekerjaan dengan upah
lebih rendah. Tingkat kehilangan pekerjaan paling tinggi pada pekerja yang
kurang berpendidikan.

2.3.13 Job Match

Setiap pasangan pekerja dan perusahaan (job match) memiliki nilai


keunikannya masing-masing. Pekerja dan perusahaan dapat meningkatkan
situasi mereka dengan mencari pekerjaan yang lebih sesuai. Jika pekerja dan
perusahaan mengetahui dengan pasti pasangan mana yang memiliki nilai
tertinggi, pekerja akan mencari perusahaan terbaik, begitu juga sebaliknya,
sehingga tidak diperlukan pergantian pekerjaan. Kenyataannya, pekerja dan
perusahaan tidak mengetahui nilai tersebut di awal. Pergantian yang efisien
adalah mekanisme pasar TK untuk mengoreksi kesalahan pencocokan untuk
memperoleh alokasi sumber daya yang lebih baik dan efisien sehingga
meningkatkan jumlah nilai produk TK di pasar TK kompetitif.

2.3.14 Pelatihan Khusus Job Turnover


Ketika keterampilan khusus untuk perusahaan sudah diakumulasi
pekerja, produktivitas pekerja di perusahaan akan melebihi upahnya
(menurunkan probabilitas di PHK) dan upah pekerja di perusahaan tersebut
akan melebihi upah di perusahaan lain (menurunkan probabilitas untuk
mengundurkan diri). Pelatihan khusus mengimplikasikan bahwa ada hubungan
negatif antara probabilitas pemisahan kerja dengan level senioritas pekerja
untuk pekerja tertentu.

2.3.15 Job Turnover dan Age-Earnings Profile

Job turnover mengubah age-earnings profile pekerja. Age-earnings


profile pekerja yang berpindah-pindah berbentuk diskontinu, meningkat ketika
mengundurkan diri dan menurun ketika mengalami PHK. Pekerjaan dalam
jangka waktu yang panjang mendorong pekerja dan perusahaan untuk
berinvestasi pada pelatihan khusus dan mempercuram age-earnings profile.
Hasilnya, pekerja yang menetap memiliki age-earnings profile yang lebih curam
dalam pekerjaan apapun. Upah pekerja bergantung tidak hanya pada
pengalaman pada pasar TK, tapi juga pada riwayat pekerjaan dan senioritasnya
pada pekerjaan sekarang.

2.4 Pengangguran
Sejak lama pemerintah kita dihadapkan pada permasalahan yang sangat serius dalam bidang
ketenagakerjaan, yaitu masalah pengangguran. Bahkan, di kawasan Asia, Indonesia
merupakan salah satu negara dengan jumlah penganggur yang sangat besar. Apakah di
lingkungan sekitar tempat tinggal Anda saat ini ada yang menganggur? Untuk dapat
menjawabnya maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui pengertian dari pengangguran itu
sendiri.
2.4.1 Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja
Pengangguran ada dua macam, yaitu pengangguran terbuka dan pengganguran
terselubung. Apakah yang membedakan keduanya?
● Penganggur terbuka (open unemployment) meliputi seluruh angkatan kerja
yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali maupun
yang pernah bekerja sebelumnya.
Pengangguran terbuka biasanya terjadi pada generasi muda yang baru
menyelesaikan pendidikan menengah dan tinggi. Ada kecenderungan mereka
yang baru menyelesaikan pendidikan berusaha mencari pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan. Mereka biasanya bekerja di sektor-sektor modern. Untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mereka bersedia menunggu beberapa
waktu atau bahkan mencarinya di kota atau daerah lain yang sektor
modernnya telah berkembang. Inilah yang menyebabkan pada negara yang
sedang berkembang umumnya angka pengangguran terbuka di daerah
perkotaan lebih besar daripada di daerah pedesaan. Tingkat pengangguran
terbuka di perkotaan tiga kali lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Hal ini
karena terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia di perkotaan sehingga
terjadi persaingan yang ketat dalam memperebutkan lapangan kerja. Selain itu,
di Indonesia, fenomena pengangguran terbuka ini juga diakibatkan terdapat
perbedaan struktur ekonomi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Struktur ekonomi KBI lebih modern
dibandingkan dengan KTI sehingga angka pengangguran terbuka di KBI lebih
tinggi jika dibandingkan dengan KTI.
● Penganggur terselubung (underemployment) adalah pekerja yang bekerja
dengan jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam kerja normal atau kurang
dari 35 jam dalam seminggu), namun masih mau menerima pekerjaan.
● BPS mengkategorikan penganggur terselubung menjadi dua macam, yaitu:
Pekerja yang memiliki jam kerja kurang dari 35 jam per minggu karena
sukarela (kemauan sendiri) dan ada juga yang terpaksa.

2.4.2 Jenis-jenis Pengangguran


Pengangguran yang terjadi pada suatu negara berkaitan dengan kegiatan
ekonomimasyarakat, pada dasarnya dapat digolongkan dalam beberapa jenis, di
antaranya:
Pengangguran ketidakcakapan
Pengangguran ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karenaseseorang
mempunyai cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit
untuk diterima menjadi pekerja/karyawan.
● Pengangguran tak kentara atau pengangguran terselubung (disguised
unemployment/invisible unemployment) adalah pengangguran yang terjadi apabila
para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan,
tetapi dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi outputnya.
● Pengangguran kentara atau pengangguran terbuka (visible unemployment) adalah
pengangguran yang timbul karena kurangnya kesempatan kerja atau tidak adanya
lapangan pekerjaan.

Adapun jenis pengangguran menurut sebab-sebabnya dapat dibedakan sebagai berikut:


● Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor
pertanian, misalnya di musim paceklik. Di mana banyak petani yang menganggur,
karena telah usai masa panen dan menunggu musim tanam selanjutnya.
● Pengangguran Friksional (Peralihan), adalah pengangguran yang terjadi karena
penawaran tenaga kerja lebih banyak daripada permintaan tenaga kerja atau tenaga
kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga belum
mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan adanya
pengangguran.
● Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi, artinya pengangguran yang terjadi karena
para pekerja atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi,
sehingga para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut. Akan
tetapi di Indonesia saat ini sudah terdapat ketentuan Upah Minimum Regional (UMR)
yang disesuaikan biaya hidup daerah masing-masing, sehingga antara pekerja dengan
pengusaha sudah terdapat konsensus dalam penentuan upahnya.
● Pengangguran Struktural yakni pengangguran yang terjadi karena terdapat perubahan
struktur kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh sebab itu,
banyak tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan.
● Pengangguran Voluntary yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang yang
sebenarnya masih mampu bekerja tetapi secara sukarela tidak mau bekerja dengan
alasan merasa sudah mempunyai kekayaan yang cukup.
● Pengangguran Teknologi yaitu pengangguran karena adanya pergantian tenaga
manusia dengan tenaga mesin.
● Pengangguran Potensial (potential underemployment), adalah pengangguran yang
terjadi apabila para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik ke sektor lain tanpa
mengurangi output, hanya harus diikuti perubahan-perubahan fundamental dalam
metode produksi, misalnya perubahan dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin
(mekanisasi).
● Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang
berkaitan dengan turunnya kegiatan perekonomian suatu negara. Pada masa resesi,
tingkat pengangguran siklis akan semakin meningkat karena dua faktor berikut.
1. Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan terus meningkat
2. Dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mendapatkan pekerjaan.

Penyebab Terjadinya Pengangguran


Nah, sampailah kita pada penyebab terjadinya pengangguran. Penyebab terjadinya
pengangguran di suatu negara, di antaranya adalah sebagai berikut.
● Tekanan demografis dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar.
● Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja.
● Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
● Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
● Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan, antara lain perusahaan
yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan
dalam proses ekspor-impor, dan sebagainya.
● Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
● Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan
usaha.
● Masih sulitnya arus masuk modal asing.
● Iklim investasi yang belum kondusif.
● Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu.
● Kemiskinan.
● Ketimpangan pendapatan.
● Urbanisasi.
● Stabilitas politik yang tidak stabil.
● lPerilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
● Keberadaan pasar global.

Dampak Pengangguran
Pengangguran menjadi salah satu isu penting dalam pembangunan suatu negara, baik di
negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. Masalah pengangguran di negara
berkembang, seperti Indonesia, sekarang ini sudah sangat besar karena menyangkut jutaan
jiwa dan sangat kompleks karena masalah pengangguran ini memengaruhi sekaligus
dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu
mudah untuk dipahami. Persoalan pengangguran bukan hanya menyangkut masalah ekonomi,
melainkan juga masalah sosial.

Dampak yang ditimbulkannya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan


nasional baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak tersebut adalah sebagai berikut:
● Pendapatan nasional menurun
Salah satu komponen pendapatan nasional adalah upah. Orang yang bekerja tentu
akan mendapatkan balas jasa atau upah. Jadi, semakin banyak jumlah penganggur di
suatu negara, semakin banyak orang yang tidak mendapat upah maka pendapatan
nasional pun akan menurun. Padahal pendapatan nasional ini digunakan untuk
membiayai pembangunan nasional.
● Pendapatan per kapita masyarakat rendah
Semakin banyak orang yang tidak bekerja dan tidak menghasilkan, semakin berat
beban orang yang bekerja. Akibatnya pendapatan per kapita masyarakat menjadi
rendah sehinga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan.
● Produktivitas tenaga kerja rendah
Jumlah kesempatan kerja yang terbatas menyebabkan orang bersedia bekerja apa saja
walaupun tidak sesuai dengan bidangnya. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas
tenaga kerja menjadi rendah sehingga output yang dihasilkan sebagai sumber
pendapatan nasional ikut menurun dan memengaruhi pelaksanaan pembangunan
nasional.
● Upah yang rendah
● Akibat produktivitas tenaga kerja yang rendah maka upah yang didapatkan juga
rendah. Hal ini berdampak pada sisi permintaan dan penawaran.
1. Dari sisi permintaan, upah yang rendah mengakibatkan permintaan
masyarakat terhadap barang atau jasa juga rendah. Hal ini akan
mengakibatkan perusahaan mengurangi atau bahkan menghentikan
produksinya sehingga terjadi pengurangan pekerja yang akan memunculkan
pengangguran. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pembangunan
nasional.
2. Dari sisi penawaran, upah yang rendah mengakibatkan jumlah pendapatan
yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat juga rendah atau bahkan tidak
menabung sama sekali. Padahal tabungan masyarakat merupakan salah satu
sumber modal pembangunan nasional.
● Investasi dan pembentukan modal rendah
Permintaan masyarakat yang rendah ataupun rendahnya tabungan masyarakat
sama-sama akan berdampak pada rendahnya investasi yang dilakukan. Kurangnya
permintaan masyarakat akan membuat pengusaha enggan untuk berinvestasi dan
rendahnya tabungan masyarakat menyebabkan minimnya dana untuk investasi. Hal
ini akan menghambat pelaksanaan pembangunan.
● Sumber utama kemiskinan
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin
berkurangnya jumlah penduduk yang hidup miskin. Orang yang menganggur berarti
tidak memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehingga mereka hidup di bawah garis kemiskinan, seperti perumahan yang
kurang layak, kesehatan dan gizi yang buruk, pendidikan yang minim atau tidak
berpendidikan sama sekali, angka kematian bayi yang tinggi, dan harapan hidup yang
relatif singkat. Kondisi yang demikian tentunya akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembangunan di suatu negara.
● Pemborosan sumber daya dan potensi yang ada
jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan
sumber daya dan potensi yang ada sebab kemampuan yang dimiliki oleh mereka
seharusnya dapat menjadi sumbangsih yang besar bagi pelaksanaan pembangunan.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, dengan menganggur berarti mereka tidak
menghasilkan apa pun.
● Dampak sosial lainnya yang ditimbulkan oleh pengangguran sehingga akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan nasional, antara lain:
1. menjadi beban keluarga dan masyarakat;
2. penghargaan diri yang rendah;
3. kebebasan yang terbatas;
4. mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal.
Walaupun masalah pengangguran ini sangat rumit seperti lingkaran yang tidak berujung
pangkal, mengingat dampaknya yang sangat luas bagi pembangunan suatu negara, masalah
pengangguran ini tentu saja harus segera diatasi.

Cara Mengatasi Pengangguran


Pembangunan Indonesia pada masa depan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat secara fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan
keahlian kerja. Dengan kondisi demikian manusia Indonesia mampu membangun keluarga
untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga kebutuhan hidup,
kesehatan, dan pendidikan anggota keluarganya terpenuhi. Untuk itu mengingat masalah
ketenagakerjaan di Indonesia bersifat multidimensi, cara pemecahannya pun harus
multidimensi. Pemerintah dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menciptakan kesempatan
kerja bagi angkatan kerja melalui program dan kebijakan yang efektif.

Berikut beberapa cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran secara umum:
● Menciptakan kesempatan kerja, terutama di sektor pertanian melalui penciptaan iklim
investasi yang lebih kondusif.
Seperti kita ketahui Indonesia merupakan negara yang berbasis pertanian. Sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani sehingga sektor pertanian sangat berperan
penting dalam pembanguan ekonomi. Telah terbukti di masa lalu bahwa sektor
pertanian memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi. Salah
satu kontribusinya adalah menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak.
Kurangnya ketertarikan masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian bukan
semata-mata karena sektor industi dan jasa lebih menjanjikan dalam hal pencapaian
kebutuhan hidup layak, melainkan juga karena pemerintah kurang memberi perhatian
terhadap pembangunan sektor pertanian. Oleh karena itu, sudah seharusnya
pemerintah segera merevitalisasi peranan sektor pertanian. Misalnya, memberikan
pinjaman modal kepada para petani, mengembangkan tanaman pangan, dan
memperbaiki infrastruktur, seperti jalan dan irigasi di pedesaan. Pemerintah juga perlu
menggerakkan kembali Koperasi Unit Desa. Melalui program seperti ini, tentu akan
tercipta kesempatan kerja yang lebih luas dan menjanjikan kepada masyarakat.
● Menumbuhkan usaha-usaha baru, memperluas kesempatan berusaha, dan mendorong
pengusaha-pengusaha memperluas usahanya atau membuka investasi baru.
● Meningkatkan keterampilan tenaga kerja menuju profesionalisme. Cara ini dapat
meningkatkan dan memelihara produktivitas tenaga kerja dan tidak perlu tergantung
pada kesempatan kerja yang diberikan oleh orang lain, tetapi justru mampu
menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri.
● Meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan dunia industri dan dunia
usaha melalui perbaikan isi kurikulum sistem pendidikan nasional, melakukan
latihan-latihan kerja, magang, meningkatkan kualitas mental spiritual, perbaikan gizi
dan kualitas kesehatan, meningkatkan pelaksanaan seminar, workshop yang
berhubungan dengan pekerjaan tertentu.
● Untuk menumbuhkembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu
keberpihakan kebijakan, termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan
tingkat suku bunga kecil yang mendukung.
● Pembangunan nasional dan kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada
sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja
● Kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk
penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
● Penempatan tenaga kerja Indonesia memiliki kompetensi dengan kualitas yang
memadai di luar negeri.

Inflasi
Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara terus-menerus (continue) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :
● Konsumsi masyarakat yang meningkat
● Berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi
● Adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain iflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara continue (berkelanjutan). namun bisa juga
inflasi itu proses suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga yang artinya
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.

Hubungan inflasi dan pengangguran


Hubungan inflasi dan pengangguran seringkali terjadi trade-off pada saat yang bersamaan,
artinya apabila kebijakan pemerintah diarahkan untuk menurunkan inflasi , maka
pengangguran akan mengalami kenaikan dan sebaliknya.
Hubungan antara pengangguran dan inflasi dapat dijelaskan dengan garfik sebagai berikut :
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi ketenagakerjaan mempelajari bagaimana pekerja dialokasikan diantara
pekerjaan, bagaimana upah mereka di bayarkan, Apa saja pergerakan mereka, dan siapa saja
yang termasuk dalam pekerja dan ketenagakerjaan. Ekonomi ketenagakerjaan merupakan
salah satu dari faktor produksi, oleh karena itu tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan
ekonomi atau perekonomian negara.
Human Capital (Modal Manusia) adalah yang terlibat langsung dalam proses
produksi. modal manusia adalah sekumpulan aset didalam perusahaan. mereka mempunyai
aspek pengetahuan, keterampilan, keahlian dan kemampuan yang menjadi nilai tambah bagi
perusahaan. Human capital berbeda dengan human resources. Human Capital Management
berfungsi membuat strategi di perusahaan.
Struktur upah adalah tingkatan di dalam perusahaan yang menetapkan jumlah upah
dan tunjangan yang harus dibayar sesuai tingkat pekerjaan. Struktur Upah ditentukan oleh
kualifikasi, latar belakang pendidikan, keterampilan dan pengalaman. Di Indonesia struktur
upah diatur dalam Peraturan Menteri No.1 tahun 2017. Dalam menyusun Struktur Upah dapat
menggunakan 3 metode yaitu Metode ranking sederhana, Metode dua titik, dan metode poin
faktor.
Mobilitas pekerja adalah proses perpindahan tenaga kerja dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. faktor pendorong migrasi adalah perbedaan keuntungan ekonomi seperti upah. di
amerika orang orang tidak tertarik untuk mengambil keuntungan dari upah yang lebih tinggi
di daerah lain karena biaya migrasi yang sangat tinggi.
Salah satu masalah ekonomi terbesar yang dihadapi indonesia adalah pengangguran.
pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, karena sedang mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha atau memang karena tidak ingin bekerja. Pengangguran dibagi menjadi
dua yaitu pengangguran terselubung dan terbuka. Pengangguran terjadi akibat jumlah
demografis pencari kerja yang lebih besar dibanding jumlah pekerjaan yang tersedia.
dampaknya pendapita perkapita penduduk menjadi rendah, produktivitas tenaga kerja juga
rendah dan sumber utama kemiskinan. Salah satu cara mengatasi pengangguran adalah
dengan adanya program meningkatkan keterampilan, kualitas, dan kesempatan bagi tenaga
kerja Indonesia.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Borjas, George J. (2016). Labor Economics (Seventh Edition). New York: McGraw-Hill.

Ehrenberg, Ronald G., dan Smith, Robert S, (2012). Modern Labor Economics: Theory and
Public Policy, 11th Edition. Pearson Education, Inc. New York City.

J. Farhansyah, “Apa itu Human Capital? Ini Pengertian, Jenis, dan Contoh Tugasnya,”
Talenta, 26 Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai