Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM VREDEBURG YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Nama : Tri Wahyu Handayani


Kelas : X BDP

SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Salam dan bahagia, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang
dilimpahkansehingga laporan kegiatan kunjungan ke museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
yang ditugaskan dapat diselesaikan.
Laporan kegiatan kunjungan ke museum Benteng Vredeburg ini adalah tugas wajib yang
harusdilaksanakan untuk kelas 10 SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN.
Dalam laporan ini penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan menjadikan
laporanlebih baik sangat harapkan. Mudah-mudahan laporan kegiatan ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca pada umumnya dan khususnya pada penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah memberikan tugas untuk mengunjungi museum perjuangan dan
membuat laporan hasil kunjungan sebagai syarat pengambilan Raport.
Diharapkan dengan mengunjungi museum perjuangan tersebut dapat
mengungkapkan rasa nasionalisme pada jaman perjuangan dulu dan juga mampu
menumbuhkan nasionalisme bagi orang yang mengunjungi museum tersebut
khususnya generasi penerus bangsa.
Mengunjungi museum Benteng Vredeburg Yogyakarta karena didalamnya
dilengkapi dengan minirama-minirama untuk menggambarkan adegan sejarah
perjuangan para pejuang bangsa ketika melawan penjajah dulu. Pada dasarnya
memang museum benteng Vredeburg memiliki dua fungsi yaitu sebagai rekreasi
sekaligus tempat pendidikan. Informasi tentang kesejarahan, kebudayaan dan
nilai-nilai luhur kejuangan disampaikan kepada generasi muda dalam nuansa
edutainment, yang berasal dari kata education dan entertainment.

B. TUJUAN
Tujuan mengunjungi Museum Vredeburg untuk mengetahui sejarah di dalam
museum tersebut. Dan menggali jiwa nasionalisme

C. MANFAAT
Laporan kunjungan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
mengetahui sejarag Museum Vredeburg
BAB II
HASIL KUNJUNGAN

A. Sejarah Museum
Museum Benteng Vredeburg adalah salah satu museum perjuangan yang ada di
Yogyakarta.Terletak didepan Gedung Agung dimana bangunan tersebut pernah menjadi
tempat PresidenPertama Ir. Soekarno memerintah ketika ibukota Indonesia dipindah ke
Yogyakarta.Benteng Vredeburg dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I atas
permintaan pihakBelanda yang pada waktu itu dipimpin oleh Nicholaas Harting yang
menjabat sebagai GubernurDirektur Pantai Utara Jawa pada tahun 1760. Pihak Belanda
meminta Benteng ini dibangun untukmenjaga keamanan keraton, tetapi sebenarnya
tujuan utamanya yaitu untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda sendiri terhadap
segala kegiatan yang dilakukan pihak keratonYogyakarta. Pertama dibangun benteng
tersebut masih sangat sederhana temboknya pun hanyaterbuat dari tanah, tiang-tiangnya
terbuat dari kayu pohon kelapa dan aren, dan atapnya pun hanyaterbuat dari ilalang.
Bangunan tersebut dibangun dengan bentuk bujur sangkar yang di keempatujungnya
dibangun seleka atau bastion. Oleh Sri Sultan HB IV, keempat sudut itu diberi nama
JayaWisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang
(sudut barat daya), dan Jaya Prayitna (sudut tenggara).
Pada tahun 1767 atas perintah gubernur Belanda yang bernama W.H Ossenberg
benteng Vredeburg dibangun lebih permanen dengan alasan supaya keamanan keraton
lebih terjamin. Proses pembangunan tersebut cukup lama yaitu memakan waktu 20
tahun, selesai pada tahun 1787 dibawah pengawasan arsitek Belanda bernama Ir. Frans
Haak. Nama benteng Vredeburg kemudian diganti dengan nama Rustenburg yang
artinya “peristirahatan”. Akan tetapi benteng itu runtuh pada tahun 1867 ketika terjadi
gempa yang hebat di Yogyakarta. Kemudian setelah runtuh dibangun kembali dan
berganti nama menjadi “Vredeburg” yang artinya perdamaian. Pemabngunan tersebut
dianggap sebagai simbiol perdamaian antara Belanda dengan Keraton.
Secara historis, sejak awal pembangunan hingga saat ini, terjadi beberapa kali
perubahan status kepemilikan dan fungsi benteng. Namun sejak tahun 1992 sampai
sekarang, berdasarkam SK Mendikbud RI Prof. Dr. Fuad Hasan No. 0475/0/1992
tanggal 23 November 1992, secara resmi Museum Bneteng Vredeburg menjadi Museum
Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yoyakarta.
Kemudian tanggal 5 September 1997, dalam rangka peningkatan fungsionalisasi
museum, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mendapat limpahan untuk mengelola
museum Perjuangan Yogyakarta di Brontokusuman Yogyakarta berdasarkan SK
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM. 48/OT. 001/MKP/2003 tanggal 5
Desember 2003.

B. Benda-benda yang berada di Museum

Mesin Cetak Heidelberg


Mesin cetak bermerk Heidelberg ini digunakan
untuk mencetak koran pada zaman penjajahan.
Konon, mesin ini mampu mencetak seribu eksemplar
setiap jamnya. Mesin Heidelberg sangat bergengsi
pada zamannya. Mesin cetak yang digunakan untuk
menerbitkan koran Kedaulatan Rakyat dan Sedya
Tama itu juga sangat sederhana, dengan komposisi
warna hanya hitam putih. Menurut pengelola, mesin
Heidelberg diproduksi di Jerman dan dibawa ke
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda untuk
membantu menyebarluaskan informasi pemerintah
Hindia Belanda. Walaupun sudah lama tapi mesin
itu tetap berdiri kokoh di dalam Museum
Verderburg.
Mesin Proyektor Film
Proyektor Film yang pernah digunakan oleh
bagian Laboratorium Ilmu Faal Fakultas
Kedokteran UGM, pada saat masih berada di
Mangkubumen-Kraton Kasultanan Yogyakarta.
Peralatan ini digunakan untuk memutar film-film
dokumenter tentang Ilmu Kedokteran bagi
mahasiswa kedokteran. dan mikroskop yang
pernah digunakan oleh laboratorium Ilmu Faal
Fakultas Kedokteran UGM, pada saat masih
berada di Mangkubumen-Kraton Kasultanan
Yogyakarta

Peralatan PMI
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak
selalu dengan memikul senjata di garis depan.
Perjuangan para angota PMI di garis belakangpun
merupakan sumbangan bagi perjuangan bangsa.
Tidak sedikit korban perang yang ditolong oleh
anggota PMI.
BAB III
KESIMPULAN

Museum Benteng Vredeburg adalah museum perjuangan yang ada di Yogyakarta yang
sanat cocok diguanakan sebagai sarana pendidikan dan juga rekreasi. Museum tersebut dibangun
pada pemerintahan Belanda di Yogyakarta dengan tujuan sebenarya adalah untuk mengawasi
kegiatan Kraton Yogyakarta sendiri. Museum tersebut sudah beberapa kali mengalami renovasi
bahkan pernah rubuh karena gempa besar di Yogyakarta. Namun sampai sekarang museum
benteng Vredeburg tetap dijaga selalu kelestariannya karena memiliki peran penting bagi negara.
Didalam museum tersebut terdapat fasilitas-fasilitas seperti ruang menonton film perjuangan dan
juga diorama-diorama yang didalamnya terdapat minirama-minirama dalam kaca yang
menggambarkan adegan bersejarah ketika jaman perjuangan melawan penjajah dulu. Selain itu
terdapat pula benda-benda bersejarah yang dipajang di dalam kotak kaca seperti kentongan,
benda-benda koleksi para pejuang serta foto-foto dan lukisan bersejarah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai