Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL READING

“Prednisolone Versus Dexamethasone for Croup: a Randomized Controlled Trial”

Disusun oleh:

Muhammad Reza Marifatullah


( 1102016136 )

Pembimbing:

dr. Elsye Souvriyanti, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU


KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


YARSI
Skenario
Seorang ibu datang ke dokter dengan anaknya yang berusia 2 tahun dengan
keluhan batuk kasar seperti menggonggong (barking cough) disertai suara serak
dan demam sejak 4 hari yang lalu. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
didapatkan stridor inspirasi, dokter menduga pasien terkena croup
(laringotrakeobronkitis). Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi
antero-posterior leher dan didapatkan gambaran steeple sign (penyempitan
subglotis). Dokter ingin mengetahui tingkat efktivitas prednisolone 1mg/kg
dibandingkan dexamethasone 0.6mg/kg.
Fore ground question: Apakah prednisolone 1mg/kg lebih efektif dibandingkan
dexamethasone 0.6mg/kg pada pasien croup?
PICO
Population: Anak berusia 2 tahun dengan diagnosis croup
Intervention: Prednisolone 1mg/kg
Control: Dexamethasone 0.6mg/kg
Outcome: Tingkat efektivitas prednisolone 1mg/kg dibandingkan dexamethasone
0.6mg/kg

Searching for Scientific Evidence


Type: Therapy
Keywords: Prednisolone AND Dexamethasone AND Croup
Source: https://pediatrics.aappublications.org/content/144/3/e20183772
Limitations: Free Full Text, English language, 5 tahun
Search Result: 2
Select Article: Prednisolone versus Dexamethasone for Croup: a Randomized
Controlled Trial
CRITICAL APPRAISAL
Validity
1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dan teknik randomisasi
yang digunakan
 Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol terandomisasi (RCT).
Terdapat pada Methods design:

Terdapat pada Interventions:

2. Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan penyertaan semua


pasien dalam membuat kesimpulan
a. Mengidentifikasi ada lengkap tidaknya follow up
 Follow up dilakukan dengan panggilan telepon dalam waktu 4
minggu setelah keluar rumah sakit.
Terdapat pada Outcomes:
b. Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok
randomisasi semula
 Pasien dianalisis dari 8707 pasien menjadi 1231 pasien, sesuai pada
kelompok randomisasi semula.
Terdapat pada Figure 1:

3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi, dan


peneliti terhadap terapi
 Penelitian ini menggunakan sistem blinding pada peneliti, klinisi, dan
pasien.
Terdapat pada Interventions:

4. Menentukan ada tidaknya persamaan kedua kelompok pada awal


penelitian?
 Pada awal penelitian kedua kelompok sama sesuai dengan kriteria
inklusi.
Terdapat pada Study participants:

5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan kedua kelompok


(selain perlakuan eksperimen)
 Tidak terdapat perlakuan yang sama selain perlakuan eksperimen pada
kedua kelompok.
Importance
6. Menentukan besar efek terapi (CER, EER, ARR, ARI, NNT)

Outcome Outcome Jumlah


(+) (-)
Prednisolone 1mg/kg 224(a) 187(b) 411(a+b)
Dexamethasone 0.6gr/kg 226(c) 184(d) 410(c+d)
Jumlah 450(a+c) 371(b+d) 821(a+b+c+d)

a. EER (Experimental Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok eksperimen.
a 224
Rumus= = =0.54 atau 54%
a+b 411

b. CER (Control Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok kontrol.
c 226
Rumus= = =0.55 atau 55%
c+ d 410

c. RR (Relative Risk)
Perbandingan antara insiden penyakit yang muncul dalam kelompok
terpapar dengan insiden penyakit yang muncul dalam kelompok tidak
terpapar.
EER 0.54
Rumus= = =0.98
CER 0.55
d. RRR (Relative Risk Reduction)
Berapa persen terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding
kontrol.
Rumus=1−RR=1−0.98=0.02 atau 2%

e. ARR (Absolute Risk Reduction)


Beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi eksperimen dan
kontrol.
Rumus=CER−EER=0.55−0.54=0.1 atau 1%

f. NNT (Number Needed to Treat)


Pengukuran dampak obat atau terapi dengan memperkirakan jumlah
pasien yang harus diberi perlakuan agar berdampak pada satu orang.
1 1
Rumus= = =10 %
ARR 0.1

Ada Tidak Ada Jumlah


Efek Efek
Samping Samping
Prednisolone 1mg/kg 13(a) 398(b) 411(a+b)
Dexamethasone 0.6mg/kg 16(c) 394(d) 410(c+d)
Jumlah 29(a+c) 792(b+d) 821(a+b+c+d)

g. ARI (Absolute Risk Increase)


Kejadian efek samping pada eksperimen dan kontrol.
Rumus=CER−EER=0.039−0.031=0.008 atau 0.8%

7. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95%CI)

CI = ARR ± 1.96 (
√ p1q1 p2q2
n1
+
n2
)

p1 (EER) = 0.54 q1 = 1 – EER = 0.46


p2 (CER) = 0.55 q2 = 1 – CER = 0.45

CI = 0.1 ±1.96
√ 0.54 ×0.46 0.55 ×0.45
411
+
410

= 0.1 ±1.96 √ 0.0006+ 0.0006


= 0.1 ±1.96 √0.0012

= 0.1 ±1.96 × 0.034

= 0.1 ± 0.68=−0.03 dan 0.17

Terdapat pada Result:

Applicability
8. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (sprektum pasien
dan setting)
 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prednisolone maupun
dexamethasone untuk tatalaksana penyakit croup
Terdapat pada Conclusions:

9. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien


 Keutungan: dexamethasone tidak dapat dijual bebas diluar rumah sakit,
sedangkan prednisolone bisa.
Terdapat pada Discussion:

 Kerugian: dari penelitian ini terdapat efek samping dari prednisolone


yaitu insomnia. Terapi menggunakan prednisolone juga memerlukan
penambahan dosis.
Terdapat pada Secondary outcomes and adverse events:
Terdapat pada Conclusions:

Anda mungkin juga menyukai