Disusun oleh:
Haryo Sampurno (1102016082)
Pembimbing:
Dr. dr. Rika Bur, Sp.PD-KPTI, FINASIM
● HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh1.
● AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV 2.
1. https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
2. Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta:
InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Epidemiologi HIV/AIDS Secara Global
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Epidemiologi HIV/AIDS Secara Global
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Epidemiologi HIV/AIDS Secara Global
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia
Epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia
Provinsi dengan Jumlah Infeksi HIV tertinggi pada tahun 2019
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Patofisiologi
Arifputera A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4.Jakarta: Media Aesculapius. 2014; jilid 1
Fase
Simon, V., Ho, D. D., & Abdool Karim, Q. (2006). Epidemiologi HIV/AIDS, patogenesis, pencegahan, dan pengobatan. Lancet (London, Inggris), 368(9534), 489–504.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(06)69157-5
Transmisi
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti:
● Darah
● ASI (Air Susu Ibu)
● Semen
● Cairan vagina
● HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.
Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau
berbagi benda pribadi, makanan, atau air.
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Faktor Risiko
Perilaku dan kondisi yang meningkatkan risiko seseorang tertular HIV, yaitu:
Infeksi HIV tidak langsung memperlihatkan tanda atau gejala tertentu, sebagian
memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut (3-6 minggu setelah terinfeksi)
● Demam
● Nyeri menelan
● Pembengkakan KGB
● Ruam
● Diare; atau
● Batuk
Setelah infeksi akut, akan dimulai infeksi HIV asimptomatik, yang umumnya berlangsung selama 8-10
tahun, namun pada Sebagian orang dapat berlangsung sekitar 2 tahun, atau bahkan > 10 tahun (non-
progressor)
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Penegakan Diagnosis
Diagnosis HIV ditegakan dengan kombinasi antara gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. HIV dapat
dideteksi secara langsung (virus HIV atau bagian-bagian dari virus HIV) menggunakan pemeriksaan antigen p24,
PCR HIV-RNA, atau kultur virus, namun HIV juga dapat dideteksi secara tidak langsung dengan mendeteksi respon
imun terhadap infeksi HIV.
Pemeriksaan tidak langsung lebih sering digunakan karena lebih mudah,dan murah, namun memiliki
kerugian terutama karena respon imun memerlukan jangka waktu sejak terjadinya infeksi hingga timbul reaksi
tubuh.
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 2161–2167 p.
Penegakan Diagnosis
● Kultur HIV
HIV dapat dikultur dari cairan plasma, serum, serebrospinal, peripheral blood mononuclear cells (PBMCs), saliva,
semen, lender serviks, dan ASI. Kultur HIV biasanya memerlukan waktu hingga 21 hari untuk tumbuh, biasanya
pemeriksaan ini digunakan untuk kepentingan penelitian.
● HIV-RNA
Jumlah HIV-RNA sering disebut viral load, pemeriksaan ini menggunakan teknologi PCR yang bertujuan untuk
mengetahui jumlah virus HIV di dalam darah, pemeriksaan ini dapat mendiagnosis HIV meski dalam masa window
periode. HIV-RNA juga dapat digunakan dalam monitoring pengobatan ARV.
● Pemeriksaan Antibodi
Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibody terhadap HIV secara umum diklasifikasikan sebagai
pemeriksaan penapisan (skrining), dan pemeriksaan konfirmasi. Metode yang paling banyak digunakan adalah
Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), metode ELISA dapat mendeteksi baik antibody maupun antigen HIV.
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Penegakan Diagnosis
Selain ELISA, metode lain untuk pemeriksaan serologi yang sederhana berupa aglutinasi imunofiltrasi (Flow through
tests), imunokromatograf (lateral flow tests), dan uji celup (dipstick). Hasil yang positif pada metode ini diindikasikan dengan
timbulnya bintik, atau garis berwarna atau ditemukan pola aglutinasi. Pemeriksaan ini dapat dikerjakan kurang dari 20 menit,
sehingga seringkali disebut sebagai uji cepat dan sederhana (simple/rapid, S/R).
Sampai saat ini, pemeriksaan konfirmasi yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan Wastern Blot (WB), namun
pemeriksaan WB membutuhkan biaya yang besar, dan seringkali memberikan hasil yang meragukan.
Pada pasien yang terdiagnosis HIV harus dilakukan pemeriksaan TB, baik sputum maupun rontgen thorax.
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Strategi I
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Strategi II
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Strategi III
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Obat ARV yang Beredar di Indonesia
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Kombinasi Obat ARV untuk HIV
ARV lini pertama untuk anak usia 5 tahun ke atas dan dewasa, termasuk ibu hamil dan
menyusui, ODHA koinfeksi hepatitis B, dan ODHA dengan TB.
a. TDF tidak dapat dimulai jika creatine clearance test (CCT) hitung < 50 ml/menit, atau pada
kasus diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Kegagalan Terapi
Istilah Definisi
Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
Komplikasi
AIDS terjadi ketika jumlah limfosit turun (kurang dari 200 sel per mikroliter) dan ditandai
dengan satu atau lebih dari penyakit berikut:
● Tuberkulosis (TB)
● Pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
● Cytomegalovirus
● Kandidiasis
● Meningitis cryptococcal
● Kriptosporidiosis
● Toksoplasmosis
● Sarkoma Kaposi
● Limfoma
● Komplikasi neurologis (demensia kompleks AIDS)
● Penyakit ginjal
Infeksi Oportunistik dapat diminimalisir dengan pemberian profilaksis berupa kotrimoksazol 1x960
mg.
Justiz Vaillant AA, Gulick PG. Praktik Penyakit HIV Saat Ini. [Diperbarui 2022 Apr 30]. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls;
Januari 2022-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534860/
Pencegahan
PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
Prognosis
Justiz Vaillant AA, Gulick PG. Praktik Penyakit HIV Saat Ini. [Diperbarui 2022 Apr 30]. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls;
Januari 2022-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534860/
DAFTAR PUSTAKA
● Arifputera A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4.Jakarta: Media Aesculapius.
2014; jilid 1
● CDC. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from:
https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
● Haryanto AR, Rudijanto A, Madjid A, Muin AR, Hermawan AG, Tambunan S. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT
DALAM. VI. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta:
InternaPublishing; 2014. 889–899 p.
● Justiz Vaillant AA, Gulick PG. Praktik Penyakit HIV Saat Ini. [Diperbarui 2022 Apr 30]. Dalam: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls; Januari 2022-. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534860/
● KEMENKES. (2019). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
● PUSDATIN. HIV/AIDS [Internet]. 2019 [cited 2022 June 06]. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf
● Simon, V., Ho, D. D., & Abdool Karim, Q. (2006). Epidemiologi HIV/AIDS, patogenesis, pencegahan, dan
pengobatan. Lancet (London, Inggris), 368(9534), 489–504. https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(06)69157-5
● WHO. (2021). HIV/AIDS. World Health Organization.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
● Nama : Tn. A
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Usia : 27 tahun
● Alamat : Cempaka Putih
● Pekerjaan : Tattoo Artist
● Pendidikan Terakhir : SMA
● Status : Menikah
● Agama : Islam
● Tanggal masuk RS : 20 Mei 2022
Keluhan Utama
Skrining HIV
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS YARSI untuk melakukan skrining HIV, menurut keterangan pasien, pasien
takut terkena HIV karena memiliki Riwayat hubungan seksual yang tidak aman. Pasien memiliki
Riwayat 1 bulan sekali melakukan hubungan seksual bersama teman-temannya yang ia kenal di sosial
media tanpa menggunakan alat kontrasepsi, hal ini dilakukan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan sejak 2 tahun terakhir
bersama pekerja seks komersial (PSK). Riwayat pemakaian narkoba disangkal. Demam, penurunan
napsu makan, penurnan berat badan, diare, nyeri menelan, sariawan disangkal. BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Alergi
Tidak ada
Tanda Vital:
● TD : 110/90 mmHG
● Nadi : 84x/menit reguler
● Pernapasan : 18x/menit
● Suhu : 36.5,0˚C
● SpO2 : 99%
Status Gizi:
● BB: 55 kg
● TB: 160 cm
● BMI: 21,5 (Normoweight)
Pemeriksaan Fisik
Kulit Leher
• Warna : Sawo matang
● KGB: Tidak teraba
• Pucat : Tidak pucat
• Jaringan parut: tidak ada ● Thyroid: Dalam batas normal
● Trakea tidak deviasi
Kepala: ● JVP: 5 + 2 cm
• Bentuk: Normochepal
• Rambut: Warna hitam, distribusi merata THT:
● Telinga: membran timpani normal,
Mata:
nyeri tekan (-), nyeri tarik (-), sekret (-)
Palpebra: tidak ada hordeolum, ptosis (-)
Konjungtiva: tidak anemis ● Hidung: deformitas (-), nyeri tekan (-),
Sklera: ikterik (-/-) krepitasi (-), septum tidak berdeviasi,
Pupil: Bulat, isokor sekret (-)
RCL/RCTL: ++/++ ● Mulut: Bibir lembab, sianosis (-), lidah
tidak kotor, tidak ada tanda keputuhan
pada mulut, tonsil T1/T1
Jantung: Paru:
● Inspeksi: Tidak ada sikatrik, spider naevi • Inspeksi: Tidak ada sikatrik, spider naevi (-),
(-), bentuk dada normal simetris. bentuk dada normal simetris.
● Palpasi: Iktus cordis tidak teraba. • Palpasi: Gerakan dinding dada simetris,
Fremitus taktil normal
● Perkusi:
• Perkusi: Sonor di kedua lapang paru
Batas kanan: ICS V linea parasternalis dextra • Auskultasi: Suara vesikular di kedua lapang paru,
Batas kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra tidak didapati suara napas tambahan
Pinggang jantung: ICS II linea parasternalis
sinistra
● Auskultasi: BJ I, BJ II regular, gallop (-),
murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi: Tidak ada sikatrik, spider navy (-), striae alba (-), jaringan parut (-).
• Palpasi: Soepel, nyeri tekan (-), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
• Perkusi: Timpani disemua kuadran, shifting dullnes (-)
• Auskultasi: Bising usus (+) 27x/menit
Ekstremitas
● Sianosis (-), CRT < 2 dtk, akral hangat, terdapat 2 buah tato pada lengan
kanan pasien
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil
R1 ONCOPROBE REAKTIF
R2 ONE STEP Anti-HIV (1&2) REAKTIF
R3 VIKIA HIV ½ REAKTIF
Resume
Tn.A, 27 tahun, datang ke RS YARSI untuk melakukan skrining HIV, menurut keterangan pasien,
pasien memiliki Riwayat 1 bulan sekali melakukan hubungan seksual bersama teman-temannya yang
ia kenal di sosial media tanpa menggunakan alat kontrasepsi, hal ini dilakukan pasien sejak 1 tahun
yang lalu. Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan sejak
2 tahun terakhir bersama pekerja seks komersial (PSK). Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan, dan pada pemeriksaan penunjang didapati leukopenia, dan rapid test anti-HIV reaktif dengan
3 reagen yang berbeda.
Daftar Masalah
Atas dasar:
● Anamnesis: Riwayat hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
● Pemeriksaan Fisik: -
● Pemeriksaan Penunjang: Leukopenia, rapid test ONCOPROBE reaktif, rapid test ONE STEP Anti-HIV
(1&2) reaktif, rapid test VIKIA HIV ½ reaktif
● Dipikirkan diagnosis ke arah: Febris H5 ec. HIV
● Rencana diagnostik: Hitung CD4+,HIV viral load test, cek sputum untuk TB, rontgen thorax
● Farmako: KDT TDF+3TC+EFV
● Non Farmako: Bed rest, menjauhi factor risiko, meningkatkan hygiene, edukasi tentang
penyakitnya,terapi kognitif perilaku, dan terapi Teknik relaksasi
Prognosis