Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Profesi Ners Departemen Maternitas


Pembimbing Akademik: Ns. Ayut Merdikawati, S.Kep., M.Kep
Pembimbing Lahan:

Oleh:
Kelompok C dan D

Afin Alamei Reihana 220170100111028


Asti Shelia Budihaningrum 220170100111039
Alliya Avisa Insani Putri 220170100111048
Aura Tasya Amalia 220170100111049
Naila Firdausi 220170100111013
Muhammad Zainusshalihin 220170100111017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
Satuan Acara Penyuluhan Gastroenteritis Akut

Pokok Bahasan : KB Pasca Persalinan


Sasaran : Ibu Nifas
Tempat : Puskesmas Pakisaji
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Desember 2022
Waktu : 09.00 WIB
Penyuluh : (1) Afin Alamei Reihana
(2) Asti Shelia Budihaningrum
(3) Alliya Avisa Insani Putri
(4) Aura Tasya Amalia
(5) Naila Firdausi
(6) Muhammad Zainusshalihin

A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu nifas yang berkunjung ke Puskesmas Pakisaji
dapat menjelaskan apakah itu KB pasca persalinan
- Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu nifas mampu:
1. Menjelaskan definisi KB pasca persalinan
2. Menjelaskan manfaat KB pasca persalinan
3. Menjelaskan perencanaan KB pasca persalinan
4. Menjelaskan metode-metode KB pasca persalinan
5. Menjelaskan waktu KB pasca persalinan bagi ibu menyusui dan tidak
menyusui

B. Sub pokok bahasan


KB Pasca Persalinan

C. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Metode Media
Peserta
Pendahulua 5 Menit 1. Menjelaskan Menyimak Ceramah Leaflet
n cakupan materi dan
penyuluhan menjawab
2. Menjelaskan pertanyaa
pencapaian n Pre-Test
manfaat
penyuluhan
3. Mengadakan
pre-test tentang
KB pasca
persalinan
Penyajian 30 1. Menjelaskan Menyimak Ceramah Leaflet
Menit definisi KB pasca , dan
persalinan mengajuk Tanya
2. Menjelaskan an Jawab
manfaat KB pasca pertanyaa
persalinan n dan
3. Menjelaskan diskusi
perencanaan KB
pasca persalinan
4. Menjelaskan
metode-metode
KB pasca
persalinan
5. Menjelaskan
waktu KB pasca
persalinan bagi ibu
menyusui dan
tidak menyusui
Penutup 10 1. Memberikan Menyimak Ceramah Leaflet
Menit kesimpulan memberik dan
2. Mengadakan an tanya
Post-test tentang pertanyaa jawab
materi yang telah n, diskusi,
dipaparkan menjawan
3. Menanyakan soal Post
evaluasi kegiatan – test dan
memberik
an
pendapat
mengenai
evaluasi
kegiatan
penyuluha
n

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media: Leaflet
- Peserta hadir di tempat penyuluhan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Pakisaji, Malang
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
- Fase dilmulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengajukam pertanyaan dan menjawan pertanyaan secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Ibu nifas mampu:
1. Menjelaskan definisi KB pasca persalinan
2. Menjelaskan manfaat KB pasca persalinan
3. Menjelaskan perencanaan KB pasca persalinan
4. Menjelaskan metode-metode KB pasca persalinan
5. Menjelaskan waktu KB pasca persalinan bagi ibu menyusui dan tidak
menyusui
4. Evaluasi Formatif
- Pre-Post Test (lisan)
Materi Penyuluhan

a. Pengertian KB pasca persalinan


Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan setiap orang untuk
mengatur jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui informasi,
pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi (WHO, 2014). KB pasca persalinan
merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat
kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu setelah
melahirkan (BKKBN, 2017).
b. Manfaat KB pasca persalinan
Pelayanan KB selama tahun pertama pasca persalinan berdampak pada
komponen pelayanan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi. Alasan
pentingnya pengguanaan KB pasca persalinan, yaitu :
1) Periode paling reseptif dalam menerima kontrasepsi perempuan lebih reseptif
menerima metode kontrasepsi hanya setelah melahirkan terutama pada 48 jam
pertama dengan penyedia layanan kesehatan yang ada memberikan kesempatan
untuk konseling dan menyediakan metode kontrasepsi yang aman dan sesuai
pilihan mereka sebelum meninggalkan rumah.
2) Resiko kehamilan setelah melahirkan untuk perempuan yang tidak menyusui,
kehamilan dapat segera terjadi setelah 4 minggu kelahiran. Tetapi untuk
perempuan yang tidak menggunakan metode 10 LAM, kemungkinan akan menjadi
subur sebelum menstruasi. Untuk perempuan yang menggunakan metode LAM
kemungkinan bisa hamil setelah 6 bulan melahirkan.
3) Unmet need pada sebuah penelitian oleh Ross dan Frankenberg (1993)
mengungkapkan bahwa perempuan dalam periode postpartum memiliki resiko
unmet need untuk kontrasepsi, dan banyak dari unmet need dari semua wanita
selama usia reproduksi pada umumnya selama periode postpartum.
4) Memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan interval kehamilan kurang dari
24 bulan berhubungan dengan resiko tinggi berdampak buruk pada ibu, janin, dan
bayinya. Penyediaan konseling KB dan pelayanan setelah melahirkan dapat
memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan.
5) Memastikan waktu kehamilan yang aman setelah aborsi jarak kurang dari 6 bulan
antara aborsi dan kehamilan berikutnya berhubungan dengan tingginya resiko
dampak buruk pada kesehatan ibu, janin, dan bayi. Penyediaan konseling KB dan
pelayanan setelah aborsi dapat memastikan jarak kurang dari 6 bulan untuk
kehamilan berikutnya.
Menurut USAID (2011), penggunaan KB pada perempuan postpartum dapat
berdampak signifikan pada:
a) Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada ibu.
b) Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada bayi.
c) Mencegah resiko atau kehamilan yang tidak diinginkan.
d) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada perempuan mudan dan tua,
ketika besarnya resiko kematian ibu dan bayi.
e) Mengurangi kejadian aborsi, khususnya aborsi tidak aman.
f) Memungkinkan perempuan ntuk mengatur jarak kehamilan.
g) Mengurangi kasus penularan HIV/AIDS dari ibu ke janin.
c. Perencanaan KB pasca persalinan
Tujuan pelayanan KB pasca persalinan adalah untuk mengatur jarak
kehamilan/kelahiran dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan sehingga
setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan dengan aman dan sehat. Pelayanan
KB pasca persalinan dimulai dengan pemberian informasi dan konseling yang sudah
dimulai sejak masa kehamilan. Tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan
memegang peranan penting dalam memberikan informasi dan konseling KB pasca
persalinan. Kurangnya akseptor keluarga berencana pasca persalinan dipengaruhi
oleh pengetahuan ibu tentang KB. Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang
KB pasca persalinan dapat mencegah peledakan penduduk dan mewujudkan
keluarga yang sejahtera.
d. Metode-metode KB pasca persalinan
Metode kontrasepsi postpartum yang efektif digunakan oleh perempuan
postpartum sesuai waktu yang tepat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1.
Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan (Setiyaningrum dan Zulfa, 2014)

Metode Waktu Persalinan Ciri Khusus Manfaat


Kontrasepsi
MAL - Mulai segera pasca  Manfaat kesehatan  Harus benar-
persalinan bagi ibu dan bayi benar ASI ekslusif
- Efektivitas tinggi  Memberikan waktu  Efektifitas
sampai 6 bulan untuk memilih berkurang jika
pascapersalinan metode kontrasepsi mulai
dan belum haid. lain suplementasi

Kontrasepsi  Jika menyusui:  Selama 6-8  Kontrasepsi


Kombinasi  Jangandipakai minggu Pasca Kombinasi
sebelum 6-8 minggu persalinan, merupakan
pasca persalinan kontrasepsi pilihan terakhir
 Sebaiknya tidak kombinasi akan pada klien
dipakai dalam waktu mengurangi ASI dan menyusui
6 minggu- 6 bulan mempengaruhi  Dapat diberikan
pascapersalinan tumbuh kembang pada klien
 Jika memakai MAL bayi. dengan riwayat
tunda sampai 6  Selama 3 minggu preeklampsia
bulan pascaperslinan atau hipertensi
 Meningkatkan resiko dalam kehamilan
masalah  Sesudah
pembekuan darah 3minggu pasca
 Jika klien tidak persalinan tidak
mendapat haid meningkatkan
dan sudah risiko
berhubungan pembekuan
seksual, mulailah darah
kontrasepsi
kombinasi setelah
yakin tidak ada
kehamilan
AKDR  Dapat dipasang  Tidak ada pengaruh - Konseling perlu
langsung pasca terhadap ASI dilakukan
persalinan, sewaktu  Efek samping lebih sewaktu
seksio sesarea, atau sedikit pada klien asuhan
48 jam pasca menyusui antenatal
persalinan - Angka
Jika tidak, insersi pencabutan
ditunda sampai 4-6 AKDR
minggu pasca tahun pertama
persalinan lebih tinggi
Jika laktasi atau pada klien
haid sudah dapat, menyusui
insersi dilakukan - Ekspulsi
sesudah yakin tidak spontan lebih
ada kehamilan tinggi (6-10%)
- Pada
pemasangan
pasca plasenta
lahir
- Sesudah 4-6
minggu pasca
persalinan
teknik sama
dengan
pemasangan
waktu interval.
Kondom/  Dapat digunakan  Tidak ada pengaruh  Sebaiknya pakai
Spermicidal setiap saat pasca terhadap laktasi kondom yang
persalinan  Sebagai cara diberi pelican
sementara sambil
memilih metode lain

Koitus -Dapat digunakan  Tidak ada pengaruh  Beberapa


Interuptus/ setiap waktu terhadap laktasi pasangan tidak
Abstinensia atau tumbuh sanggup untuk
kembang bayi abstinensi
 Abstinensia  Perlu konseling
 100% efektif

Kontrasepsi - Dapat dilakukan  Tidak ada pengaruh  Perlu anestesi


mantap: dalam 48 jam terhadap laktasi atau local
Tubektomi pascapersalinan tumbuh kembang  Konseling harus
- Jika tidak, tunggu bayi sudah dilakukan
sampai 6 minggu  Minilaparatomi sewaktu asuhan
pasca persalinan pasca persalinan antenatal
paling mudah
dilakukan dalam
48 jam pasca
persalinan

Vasektomi  Dapat dilakukan  Tidak segera efektif  Merupakan salah


setiap waktu karena perlu satu cara KB untuk
paling sedikit 20 pria
Ejakulasi (±3 bulan)
sampai benar-benar
steril

Sesuai tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh metode


kontrasepsi pada tabel tersebutdapat digunakan pada periode postpartum
dengan waktu 42 hari pasca persalinan pada perempuan yang menyusui atau
tidak menyusui kecuali untuk metode amenore laktasi hanya efektif untuk
perempuan yang menyusui.
Menurut BKKBN metode kontrasepsi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu metode
kontrasepsi jangka pendek yang terdiri dari pil KB dan suntikan KB, kondom.
Kemudian, metode kontrasepsi jangka panjang yang terdiri dari alat kontrasepsi
dalam Rahim (IUD), Implan, Tubektomi dan Vasektomi (BKKBN, 2017)
e. Waktu KB pasca persalinan
Bagi Ibu menyusui :
1) KB alami dengan menyusui (MAL) dapat digunakan dalam rentang waktu
sejak persalinan hingga 6 bulan
2) KB IUD (AKDR) dapat digunakan dalam rentang waktu 4 minggu pasca
persalinan hingga seterusnya
3) Tubektomi, Injeksi, Pil dan Implan dapat digunakan rentang waktu 6 minggu
pasca persalinan hingga seterusnya
4) Pemakaian kondom dapat digunakan rentang waktu pasca persalinan
hingga seterusnya
5) KB kombinasi dapat digunakan rentang waktu 6 bulan pasca persalinan
hingga seterusnya
6) Vasektomi dapat digunakan kapanpun tetapi tidak segera efektif karena
perlu paling sedikit 20 ejakulasi (±3 bulan) sampai benar-benar steril.
Bagi Ibu tidak menyusui :
1) KB kombinasi dapat digunakan rentang waktu 3 minggu pasca persalinan
hingga seterusnya
2) KB IUD (AKDR) dapat digunakan dalam rentang waktu 4 minggu pasca
persalinan hingga seterusnya
3) Tubektomi dapat digunakan rentang waktu 6 minggu pasca persalinan
hingga seterusnya
4) Injeksi, Pil, Implan, dan Pemakaian kondom dapat digunakan rentang waktu
pasca persalinan hingga seterusnya
5) Vasektomi dapat digunakan kapanpun tetapi tidak segera efektif karena
perlu paling sedikit 20 ejakulasi (±3 bulan) sampai benar-benar steril.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2016. Kebijakan Program Kependudukan , Keluarga Berencana , dan


Pembangunan Keluarga. Jakarta: BKKBN.
Indah Budiarti, Dina Dwi Nuryani RH. 2017. Determinan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB. Jurnal Kesehatan.
Volume 8:220–4.
Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternitas dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Prawiroharjo, Sarwono. (2014). Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina Pustaka
Phillips SJ, Tepper NK, Kapp N, Nanda K, Temmerman M, Curtis KM. (2016).
Progestogen-only Contraceptive Use among Breastfeeding Women: A
Systematic Review. Contraception ;94(3):226–52.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai