“KONTRASEPSI (KB)”
Oleh:
Machlusi Husna Nur Fitria
NIM. 220170100111014
Kelompok 3A
Oleh:
Machlusi Husna Nur Fitria
NIM. 220170100111014
Kelompok 3A
Menyetujui,
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah berjudul “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Pada Kontrasepsi (KB)” ini disusun untuk memenuhi
syarat salah satu mata kuliah profesi ners yaitu Keperawatan Maternitas.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, motivasi, dan doa dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini perkenankanlah penyusun dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ns. Ayut Merdikawati, S.Kep., M.Kep selaku CI akademik Departemen
Keperawatan Maternitas kelompok 3A
3. Ibu Tri Wayati, AMd.Keb selaku CI lahan Puskesmas Kepanjen
Departemen Keperawatan Maternitas kelompok 3A
4. Teman-teman yang telah mendukung dalam proses penyusunan makalah.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun akan penyusun terima sebagai suatu masukan yang berharga.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang,
seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk
mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena
minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB)
yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi
kasus ledakan penduduk tersebut. Sasaran program KB diarahkan pada dua
bentuk sasaran. Sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
lebih dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia
antara 15-49 tahun. Sasaran tidak langsung adalah organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokoh
masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya (Hartanto, 2004).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
menyatakan bahwa Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T;
terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB
merupakan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan (BKKBN,
2015). Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” yang berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan , maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut. Banyak metode dan alat
kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan maupun
melindungi diri dari penyakit menular seksual, tentunya setiap metode maupun
alat memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing (Chandra, 2015).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah
satu dari program KB nasional ini adalah KB suntikan (injectables) dan
merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang
tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan senggama tetapi
tetap reversible.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu membuat
makalah laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan sesuai kasus
kontrasepsi (KB) dengan benar mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
berdasarkan kasus KB yang dikelola (menggunakan pendekatan 3S: SDKI,
SLKI, SIKI).
C. MANFAAT
Mampu melakukan tindakan profesional keperawatan mandiri dan kolaborasi
berdasarkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar yang berlaku
serta secara kreatif dan inovatif berbasis bukti menggunakan teknologi pada
kasus ibu melahirkan normal dan keluarganya secara holistik
BAB 2
ISI
A. Pengertian
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Tujuan dilaksanakan program KB yaitu
untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati,
2013). Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh
sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
B. Jenis-Jenis Kontrasepsi
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode alami pada kontrasepsi adalah metode yang tidak
menggunakan bahan kimia atau benda asing atau penghalang untuk
mencegah kehamilan. Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan
alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe
Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir
Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan
antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi
sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan
spermisida (Handayani, 2010).
a. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)
Metode ini menggunakan ASI eksklusif dan efektif hingga 6
bulan. Setelah 6 bulan harus dilanjutkan dengan KB lain.
Kelebihan :
Tidak menggagu senggama dan hormonal
Tidak perlu pengawasan medis dan obat
Gratis
Kekurangan :
Efektivitas hanya sampai 6 bula
Tidak melindungi terhadap STD
b. Metode Kalender
Metode ini digunakan untuk perhitungan hari untuk mengira-ira
kapan terjadinya masa subur. Waktu ovulasi dari data haid dicatat 6-
12 bulan terakhir. Menurut Ogino: ovulasi terjadi pada hari ke 15
sebelum haid berikutnya, namun dapat pula terjadi 12- 16 hari haid
berikutnya. Sedangkan menurut Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada
hari ke 15 sebelum haid berikutnya. Efektivitasnya: Akan lebih efektif
jika di barengi dengan pengukuran suhu basal tubuh
c. Metode Basal Tubuh
Peningkatan suhu tubuh mengindikasikan terjadinya ovulasi.
Ketika suhu tubuh meningkat, maka jangan melakukan senggama
hingga 3 hari setelahnya, karena usia ovum (3 hari setelah ovulasi).
Namun karena sperma dapat bertahan pada saluran reproduksi wanita
hingga 4 hari, maka metode suhu basal tubuh sebaiknya
dikombinasikan dengan metode kalender sehingga pasangan dapat
menghindari senggama beberapa hari sebelum ovulasi.
d. Metode Lendir Serviks
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode
keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa
subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan
perubahan rasa pada vulva menjelang hari–hari ovulasi.
e. Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah
Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif
bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat dipakai dengan kontrasepsi
lain untuk mencegah IMS. Kondom merupakan selubung/ sarung
karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Kelebihan :
Efektif jika digunakan dengan benar
Tidak mengganggu ASI
Tidak mengganggu hormonal
Kekurangan :
Efektivitas rendah
Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan
Limbah
f. Diafragma
Diagfragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang di insersi
kedalam vagina sampai menutupi serviks sehingga berfungsi
mencegah sperma bertemu dengan ovum.
Kelebihan :
Efektif jika digunakan denganbenar
Tidak mengganggu ASI
Tidak mengganggu hormonal
Kekurangan :
Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan
6 jam pasta koitus harus tetap terpasang
g. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol – 9)
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Cara kerja
memecahkan membrane sperma, memperlambat gerakan dan
menurunkan kemampuan pembuahan
Kelebihan :
Efektif seketika
Tidak mengganggu ASI dan hormonal
Kekurangan :
Efektivitas aplikasi1-2 jam
Harus menunggu10-15 menit sebelum coitus
2. Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron
terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
a. Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam
tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna
untuk mencegah timbulnya kehamilan berupa hormon progesterone
dan estrogen atau hormon progesteron saja pada wanita usia subur.
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesterone
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM
(intramuskuler) sebulan sekali dan 50 mg Noretindron enantat dan 5
mg estradiol valerat yangn diberikan injeksi IM sebulan sekali.
Jenis KB Suntikan Progestin :
- Depoprovera (suntik 3 bulanan)
- Depo Noristerat (suntik 2 bulanan)
Kelebihan :
Efektivitas tinggi
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidakperlu VT
Janga panjang
Kekurangan :
Haid tidak teratur
Mual, pusing,nyeri payudara
Harus kontrol tiap bulan
Kesuburan lama
b. Pil kombinasi
Pil yang tersedia kemaan 21 tablet hormone dan 7 tablet placebo,
dosis hormone tergantung jenisnya. Cara kerja menekan ovulasi,
mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks, mengganggu
pergerakan tuba.
Kelebihan :
Efektivitas tinggi
Tidak mengganggu hubungan seksual
Siklus haid teratur
Cepat subur kembali
Kekuranga :
Membosankan
Mual pada 3 bulan pertama
Flek perdarahan
Pusing, nyeri payudara
BB naik
Mengurangi ASI dan libido
c. Mini pil
Pil jenis ini merupakan pil tunggal yang hanya mengandung
progesteron saja, dan diberikan setiap hari. Cara kerja pil ini ialah
dengan meningkatkan kekentalan lerdir serviks uteri sehingga sperma
menjadi sulit untuk bergerak. Pil ini juga menyebabkan adanya
perubahan pada endometrium, sehingga implantasi dapat dihambat.
Jenis mini pil anatara lain 35pil (300mg levonorgestrel), 25pil (75mg
desogestrel)
Kelebihan :
Efektivits tinggi 98,5%
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak berpengaruh tehadap ASI
Nyaman, mudah
Cepat subur kembali
Kekurangan :
Haid tidak teratur
BB meningkat
Harus dipakai tiap hari diwaktu yang sama
d. Implant
Implant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa
digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang dibawah
kulit, diatas danging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari
6/2 kapsul lentur seukur korek api yang terbuat dari bahan karet
silastik. Masing masing kapsul mengandung progestin levonogestrel
sintesis yang juga terkandung dalam beberapa pil KB. Hormon ini
lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul
terlepas dari lengan pemakai. Kapsul -kapsul ini bisa terasa dan
kadang kala terlihat seperti benjolan atau garis-garis.
Cara kerja dalam pencegahan kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan
kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada
dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu :
1) Menghambat terjadinya ovulasi.
2) Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
3) Mempertebal lendir serviks.
4) Menipiskan lapisan endometrium.
Efektifitasnya
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam
praktek 1–3%. Sebelum tindakan pemasangan. Perlu diberi konseling
secara mantap untuk peserta KB mengingat pemakaian kontrasepsi
yang lama dan harga susuk yang mahal. Pemasangan implant
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak.
Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk
pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
3. Metode Kontrasepsi Lainnya
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Adalah suatu alat kontrasepsi yang dimaksukkan ke dalam rahim
yang bentuknya bermacam–macam, terdiri dari plastik (polietiline).
Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, tetapi adapula
yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag) yang disebut IUD.
Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone yang
disebut IUS
Cara Kerjanya:
1. Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu
blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk
menerima nidasi hasil konsep (blastokista).
2. Menimbulkan reaksi jaringan, sehingga terjadi serbukan sel
darah putih (lekosit), yang melarutkan blastokista.
3. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
b. MOW (Metode Operasi Wanita)
MOW (Metode Operasi Wanita) Kontrasepsi mantap (kontap)
adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu
yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara
mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun
pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW
(Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi. Kontrasepsi mantap pada
wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak
dapat dibuahi oleh sperma. Perjalanan sel telur terhambat karena
saluran sel telur tertutup.
c. MOP (Metode Operasi Pria)
Pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi
mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi,
yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma
tidak keluar dari buah zakar. Saluran benih tertutup, sehingga tidak
dapat menyalurkan sperma.
C. Pathway Masing-masing Kontraspesi
Suntik
Suntik
Progesterone Estrogen
Faktor
Sirkulasi GIT Reproduksi pembekuan
darah
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan meningkat
cairan pusat hipotalamus lender serviks
reseptor Trombosis
Peningkatan makanan Menekan Menghambat
TD LH,FSH penetrasi
Nafsu makan sperma
Menghambat meningkat Ovulasi
sikluas terhambat Sperma &
oksigenasi BB ovum tidak
Menghambat meningkat Perubahan bertemu
Nyeri kepala produksi maturasi
prostaglandin Kelebihan endometrium Lender
Nyeri nutrisi meningkat
Peningkatan Atropi
proteksi Perubahan Keputihan
Asam terhadap body image Dinding
lambung mukosa rahim sulit Resiko infeksi
meningkat lambung lepas
Pil Komnbinasi
pil
Progesterone Estrogen
Faktor
Sirkulasi GIT Reproduksi pembekuan
darah
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan
cairan & Na pusat nafsu hipotalamus lender meningkat
makan serviks
Peningkatan LH,FSH Trombosis
TD Nafsu makan menurun Menghambat
meningkat penetrasi
Menghambat Ovulasi sperma
sikluas BB terhambat
oksigenasi meningkat Sperma &
Perubahan ovum tidak
Nyeri kepala Menghambat Perubahan maturasi bertemu
produksi body image endometrium
Nyeri prostaglandin Lender
Atropi meningkat
Peningkatan
Asam proteksi Dinding Konsepsi
lambung terhadap rahim sulit tidak terjadi
meningkat mukosa lepas
lambung
Merangsang Amenorrhea
muntah Iritasi
mukosa Ansietas
Devisit lambung
vol.cairan
IUD
IUD
Nyeri
BAB 3
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
KELUHAN UTAMA :
Ibu YL datang pada 28 Oktober 2022 pukul 10.30 WIB dengan keingininan
memasang KB 3 bulan.
Ny. YL datang ke PMB Ulyn untuk konsultasi mengenai KB. : ibu belum pernah
menggunakan metode KB selain suntik senelumnya dan ibu tidak menstruasi selama
menggunakan KB suntik 3 bln . Setelah dilakukan pemeriksaan dengan kesadaran
composmentis TD: 120/80 mmHg, Nadi 89 x/menit, BB: 60kg, dan TB: 156 cm.
d. PEMERIKSAAN FISIK
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
1. Kepala Leher
Kepala: Kesimetrisan (ya), Sebaran rambut: merata, nyeri kepala
(tidak)
Wajah : (tidak ada gangguan)
2. Thorak
Jantung : suara Jantung (normal)
Paru : Suara nafas (bersih), jenis suara tambahan : tidak ada
Payudara
o Puting susu :
Kanan : menonjol, tidak lecet
Kiri : menonjol, tidak lecet
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik thorak: Tidak ada masalah
3. Abdomen
Fungsi pencernaan
Mual : tidak, jika ya, frekuensi mual :…….kali
Muntah : tidak, jika ya, frekuensi mual :…….kali
Bising Usus : 15 kali/menit
Eliminasi
BAK
Di rumah
Frekuensi 4x - 5x sehari
Jumlah urin 1000 ml
Warna Urin kuning jernih
BAB
Di rumah
Frekuensi 1x sehari
Konsistensi lunak
Konstipasi tidak
5. Ekstremitas
Ekstremitas atas :
Kesimetrisan : simetris
Edema : tidak
Jenis edema : non pitting
Ekstremitas bawah
Kesimetrisan : simetris
Edema : tidak
Jenis edema : non pitting
Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik ekstrimitas: Tidak ada
masalah
kondisi emosi menghadapi kegagalan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurun, dengan kriteria hasil: menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
pengalaman sebelumnya ang sesuai 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
S O A P I E
Ny. K TD (D.0079) SLKI 1. Memonitor tanda dan S:
mengatakan 135/90 Risiko Infeksi Tingkat Infeksi gejala infeksi Ny. K mengatakan keputihan dan terasa gatal dan bau
keputihan mmHg d.d Ny. K (L.14137) 2. Mencuci tangan sebelum selama menggunakan implant
(gatal dan Nadi 87 mengatakan Setelah dilakukan dan sesudah kontak O:
bau) saat x/mnt keputihan asuhan keperawatan dengan pasien - TD 135/90 mmHg
- N 87 x/mnt
menggunaka Suhu 36, terasa gatal selama 2x24 jam 3. Mengajarkan cuci tangan
- S 36, 5 ˚C
n implant 5 ˚C dan bau saat diharapkan tingkat dengan benar - RR 20 x/mnt
A: Masalah belum teratasi
menggunakan infeksi menurun, 4. Menganjurkan
P:
impant dengan kriteria hasil: meningkatkan asupan
- Lanjutkan intervensi
- Cairan berbau nutrisi dan cairan
- KIE cuci tangan yang benar
menurun
- KIE meningkatkan asupan nutrisi
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi digunakan untuk mencegah terjadinya persalinan secara
permanen ataupun sementara. Dalam kasus ini Ny. YL datang dengan merasa
cemas karena telat menstruasi setelah kb suntik pertama kalinya. Implementasi
yang dilakukan adalah reduksi ansietas dengan mendengarkan keluahan pasien
dengan baik dan memotivasi serta meyakinkan pasien untuk tetap
menggunakan KB.
B. Saran
Alat kontrasepsi memiliki jenis yang banyak, alangkah lebih baiknya jika
akan melakukan pemilihan dan pemasangan alat kontrasepsi baiknya di
konsultasikan dengan tenaga kesehatan yang berwenang, untuk menghindari
risiko pemakaian yang tidak di inginkan dan efek samping yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA