Anda di halaman 1dari 29

Fitur neuroradiologi pada

infeksi SARS-COV-2 ringan


hingga berat
Oleh:
Nabila Ikbar Ilyas
(201920401011164)
Pembimbing:
dr. Ardhiana Kasaba, Sp. Rad K Int
Pendahuluan
2019 → Virus corona SARS- Agustus 2020 → Lebih
CoV-2 pertama dilaporkan di dari 21 juta kasus
Wuhan, Cina dan memulai dikonfirmasi dan 762.997
pandemi global kematian karena COVID

Walaupun penyebab utama morbiditas dan


mortalitas pada infeksi COVID-19 adalah
sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS),
sejumlah pasien yang dilaporkan
menunjukkan gejala neurologis → gangguan
serebrovaskular akut, ensefalitis, inflamasi
demielinasi, hingga defisit sensorineural
yang terisolasi → khususnya, anosmia dan
disgeusia
Sangat penting
pentingnya bagi •Menemukan gejala
penyedia layanan insidental atau inisial
kesehatan untuk
menyadari infeksi COVID-19,
spektrum •Sebagai penunjuk gejala
manifestasi sisa yang potensial ADA
neurologis dan
neuroradiologis untuk pneumonia COVID-19
yang hadir primer.
sebagai:
Metode
Pencarian literatur
Pencarian
• (Neuroimaging or anosmia or neuroradiological or
sistematik di neuroradiology) AND (MRI or magnetic resonance
pusat data imaging or CT or computerized tomography or
radiology or radiological or imaging) AND (COVID-
elektronik 19 or novel coronavirus or SARS-COV-2 or 2019-
Pubmed and nCoV).”
Embase electronic • Pencarian literatur dan penyaringan penelitian
dilakukan oleh penyelidik tunggal dan selesai pada
databases dengan 17 Juli 2020.
kata kunci:
Kualitas penelitian yang diperiksa berdasarkan
sembilan item Alat Penilaian Kualitas Institut
Kesehatan Nasional (NIH).

Ceklist Penelitian yang mengutamakan pelaporan


untuk tinjauan sistematis dan meta-analisis (PRISMA)
digunakan untuk proses seleksi penelitian.

Tidak diperlukan persetujuan dewan peninjau


institusional untuk penelitian ini.
Ekstraksi data
Hasil
Sinopsis dari penelitian retroprespektif

10 Penelitian
observasional atau
retrospektif dengan
studi kohort → 628
Pasien menggambarkan
pasien usia rata-rata
adalah 66 Yshun dan
diidentifikasi serta
disaring untuk
dimasukkan dalam
penelitian ini.
Sebagian besar pasien ini (579, 92,2%) dirawat di ICU,
diintubasi dan diberi ventilasi mekanis, atau
dilaporkan memiliki ARDS, dan dengan demikian
diklasifikasikan memiliki infeksi COVID-19 yang
parah.

Temuan • kelainan white matter nonspesifik (162, 25,8%),


neuroradiologis • infark iskemik (141, 22,5%),
• pendarahan otak (78, 12,4%),
yang dominan • peningkatan leptomeningeal (13, 2,1%)
dalam hal ini • trombosis vena (3, 0,48%),
• posterior reversible sindrom ensefalopati (3, 0,48%),
populasi 628 • kelainan bulbus olfaktorius (3, 0,48%),
pasien adalah • ensefalitis (1, 0,16%).
Penilaian kualitas alat NIH intuk kasus serial
pada penelitian ini → 10 penelitian ratingnya
bagus, yang lain biasa ratingnya
Sinopsis dari serial kasus dan case-report

51 Laporan kasus dan


rangkaian kasus yang
menggambarkan 83 pasien.

Pada table ini menyatakan


temuan radiologi neurologi
pada pasien COVID sedang
dan berat
Diskusi
Dilaporkan banyak terjadi stroke iskemia pada pasien
COVID baik ringan hingga berat yang diduga disebabkan
Hiperkoagulasi karena infeksi virus COVID

Ditemukan kelainan di tractus olfactory pasien dengan


COVID ringan yang bergejala anosmia → Temuan
struktural ini dikuatkan oleh pencitraan 18FDG PET/CT
dari pasien COVID-19 asimptomatik dengan anosmia →
menunjukkan hipermetabolisme di korteks orbitofrontal.
Patofisiologi COVID pada system neurologi:

• Keadaan hiperkoagulasi yang mengarah ke tromboemboli sel


endotel dan cedera neurovaskular melalui tropisme* yang
dimediasi ACE2 dan perdarahan pada otak,
• Hipoksia iskemia sekunder akibat gagal napas akut,
• Neurotropisme** dan akses ke otak melalui hematogen menyebar
atau migrasi mundur di sepanjang saraf penciuman
• Cedera inflamasi sekunder oleh badai sitokin pada system
neurologi

*Tropisme = Respon bagian makhluk hidup terhadap rangsangan


**Neurotropisme = Kemampuan virus hidup di sekitar system neuron
Pencitraan CT-scan
neurologi pada pasien
COVID parah
(Kiri) Perdarahan intrakranial akut yang luas pada seorang pria 74 tahun dengan refleks batang
otak yang tidak ada, dengan kelainan berikut: uncal, subfalcine, dan herniasi transtentorial

(Kanan) Perdarahan parietal kiri intraparenkim dengan edema vasogenik di sekitarnya pada
seorang wanita 61 tahun dengan kelemahan sisi kanan dan mati rasa
CT kepala nonkontras menunjukkan dua iskemik yang berbeda
lesi di oksipital kiri dan lobus frontal kanan seorang berusia 64
tahun, pria dengan tes koagulasi tinggi
Axial susceptibility weighted imaging dari perdarahan mikro yang luas pada orang berusia
57 tahun , terutama di substansia alba subkortikal, corpus callosum, kapsul internal dan
batang serebelar
Kelainan whitematter (Kiri dan Kanan) yang hiperintens pada pencitraan T2 FLAIR
aksial (kiri) menunjukkan peningkatan perivaskular pada pembobotan T1
pascakontras (kanan) pada pria 37 tahun yang ARDS dan multiple kegagalan organ
Pencitraan neurologi
pada pasien dengan
COVID ringan
(Kiri) Tampilan koronal T2 FLAIR dari hiperintensitas kortikal di rektus gyrus kanan (panah kuning) dan
hiperintensitas halus pada bulbus olfaktorius bilateral (inset, panah putih) seorang wanita berusia 25 tahun
dengan anosmia dan infeksi SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi PCR;
(Kanan) 28 hari kemudian, hiperintensitas kortikal sepenuhnya teratasi dengan sedikit pengurangan
intensitas dan ketebalan bulbus olfaktorius
• Gambar aksial (kiri) dan koronal (kanan) T2-weighted fat-suppressed
yang menggambarkan pembesaran CN III dan peningkatan sinyal saraf
yang keluar dari sinus kavernosa pada pria berusia 36 tahun
• MRI berbobot T2 aksial (kiri) dan peta Koefisien Difusi Nyata (apparent diffusion coefficient atau ADC) (kanan)
menggambarkan stroke iskemik akut di ganglia basal kiri dan insula, kemungkinan dari vaskulopati (kelainan
pembuluh darah) arteri fokal, pada kondisi yang sebelumnya sehat.
• Klinis radiologi pada slide ini : Anak laki-laki 12 tahun positif SARS-CoV-2 dengan kejang, hemiparesis kanan,
dan disartria tetapi tidak ada gejala pernapasan atau temuan CT-scan dada .
Kesimpulan
• Kami menyarankan bahwa temuan tinjauan sistematis ini memberikan: (1)
Manfaat kesehatan masyarakat dalam neuroimaging insidental yang berupa
temuan atau gejala neurologis yang tidak dapat dijelaskan, (2) dapat untuk
mengevaluasi untuk infeksi COVID-19 ringan dan pencegahan penyebaran tanpa
gejala, (3) manfaat klinis dalam membantu pengawasan pertolongan dan
pengelolaan potensi neurologis yang mengancam jiwa dalam manajemen COVID-
19 yang parah seperti infark serebral dan perdarahan.

• Di tengah pandemi global, penyebaran informasi ke komunitas medis di semua


tingkatan dari laporan kasus hingga penelitian retrospektif untuk meta-analisis
akan diperlukan untuk dokter dalam membuat keputusan yang tepat ketika
merawat pasien dengan SARS-CoV-2.

• Dari perspektif patofisiologi, integrasi lateral data klinis, temuan neuroimaging,


laporan patologi, model hewan, dan penelitian molekuler akan diperlukan untuk
memahami sepenuhnya efek dari infeksi COVID-19 pada sistem saraf.
SEKIAN TERIMA KASIH
Wa allaikum Salam

Anda mungkin juga menyukai