Anda di halaman 1dari 27

Temuan Radiologis dan Patologis Postmortem pada COVID-19:

Pengalaman Toronto dengan Kematian Pra-rawat Inap di


Masyarakat
Oleh :
Samuel Agus Stefano Rumere
Sarah Anjella Manuputty
Sheylla Nanda Todingbua
Steny Persilla Geetruida Korwa
Suven Kima Pangraran
Tania Florida Marpaung
Frederika M. T. Imbiri

Pembimbing :
dr. Jimmy V. Sembay, Sp.F

SMF FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2023
Coas Forensik Periode 13 Maret 2023 – 01 April 2023
TABLE OF CONTENTS

01 Pendahuluan 03 Hasil

Bahan &
02 Metode 04 Diskusi
01 Pendahuluan
• COVID-19 adalah pneumonitis virus zoonosis yang disebabkan oleh
infeksi novel coronavirus, SARS-CoV-2.

• Pandemi COVID-19 telah menciptakan keadaan darurat kesehatan


masyarakat global.

• Perkembangan klinis penyakit ini bervariasi dengan sebagian besar


individu sembuh sendiri sementara yang lain mengalami gagal napas
progresif dan kematian.

• Karakteristik klinis, radiologis, dan patologis COVID-19 telah


didokumentasikan dengan baik, tetapi sebagian besar pencitraan
diagnostik dan deskripsi histopatologis penyakit ini dibuat pada pasien
yang meninggal di rumah sakit setelah perawatan intensif.
• Ada beberapa deskripsi tentang temuan postmortem computed
tomography (PMCT) dan fitur histopatologis pada kasus fatal COVID-
19 di mana kematian terjadi di masyarakat dan investigasi kematian
medikolegal terlibat.

• Dari beberapa laporan yang tersedia, beberapa dibatasi oleh interval


postmortem yang berkepanjangan dan efek dari persiapan /embalming.
Atau kurangnya korelasi histopatologi temuan PMCT.

• Laporan perspektif Kanada tentang ancaman berkelanjutan ini terhadap


komunitas global dengan deskripsi 5 kasus COVID-19 yang fatal di
Provinsi Ontario, Kanada, dengan temuan PMCT dan histopatologis
yang sesuai.
02
Bahan &
Metode
Lima kasus COVID-19 yang fatal dijelaskan dalam penelitian ini.
Semua kasus berasal dari Ontario, Kanada. Dalam semua kasus,
pemeriksaan postmortem dimulai dengan tinjauan tempat kejadian,
keadaan dan riwayat medis, seperti yang didokumentasikan oleh petugas
koroner.

Berdasarkan tinjauan ini, swab pra-otopsi dikumpulkan untuk analisis


PCR untuk SARSCoV-2, karena kecurigaan tentang COVID-19 yang
fatal. Semua kasus memiliki swab nasofaring dan tenggorokan positif
untuk gen envelope SARSCoV-2. Pemeriksaan eksternal standar tubuh
dilakukan

Pencitraan CT postmortem dilakukan dengan menggunakan pemindaian


CT heliks postmortem seluruh tubuh yang tidak disempurnakan yang
diperoleh pada pemindai CT GE Healthcare Optima 660 64-slice pada
120 kVp dan 375 mA dengan rekonstruksi pada ketebalan irisan 1,25
mm dan peningkatan 0,8 mm.
• Otopsi invasif minimal dilakukan dengan menggunakan kewaspadaan
universal, dalam ruang otopsi terisolasi dengan ventilasi tekanan negatif.

• Mayat dibuka dengan sayatan berbentuk Y dan pelat dada dilepas


menggunakan gunting tulang rusuk. Bagian representatif dari semua 5 lobus
paru-paru dan, dalam banyak kasus, sampel dari organ utama diperoleh dan
difiksasi dalam formalin.

• Jaringan disiapkan menggunakan metode rutin dan diwarnai dengan


hematoxylin dan eosin.
03 Hasil
Kasus
05 Kasus
5
Kasus 01
1

04 Kasus
Kasus 02 4
2

03 Kasus
3
Kasus 1
Pria usia 77 Tahun

Riwayat medis : Keluhan :


Ginjal stadium akhir (dialysis) Lemas
Hipertensi Sesak nafas
Hiperkolestrerolemia Mungkin deman 2 hari
Diabetes tipe 2 sebelumnya
Penyakit arteri perifer
Aneurisma aorta perut yang diperbaiki
Penyakit arteri coroner dengan
intervensi coroner perkutan
sebelumnya
Infark miokard
Gagal jantung kogestif
Temuan PMCT kematian masyarakat terkait
Temuan klinis, Radiologis dan Patologi COVID – 19
 Gambaran Postmortem
• GGO (Ground Glass Opacifications)
• Crazy Paving
• Tanda meningkatnya intertisial GGO
 Pemeriksaan Histologi
• Menunjukkan kerusakan difus awal dengan
ditandai pembentukan membrane hialin
• Pneumosit tipe 2
• Pengurangan sel mononuklear
 Pemeriksaan Patologis
• DAD ( Diffuse Alveolar Damage )
 Komorbiditas
• COPD ( Chronic Obstructive Lung Disease )
• ASCVD ( Atherosclerotic Cardiovascular
Disease )
• HTN (Hypertension)
Kasus 2
Wanita usia 57 Tahun

Riwayat Penyakit : • Meninggal di tempat tidur


Hipertensi • Resusitasi telah dilakukan tetapi
Hiperkolestrerolemia tidak berhasil
Diabetes melitus • Hasil pemeriksaan Swab pada
nasofaring dan tenggorokan pra-
otopsi : Positif SARS-CoV-2.
Keluhan :
Batuk (malam sebelum meninggal)
Demam seminggu sebelumnya
Temuan PMCT kematian
masyarakat terkait COVID – 19

Temuan klinis, Radiologis dan Patologi


 Gambaran Postmortem
• Difus yang terdemonstrasi
• GGO (Ground Glass Opacifications)
bilateral
• Peningkatan tanda intertisial
• Crazy Paving
• Traksi bronkiektasis
• Konsolidasi yg lebih luas dan padat
secara bilateral
 Pemeriksaan Histologis
• Menunjukkan kerusakan alveolar difus luas dengan ditandai
pembentukan membrane hialin
• Makrofag
• Pneumosit tipe 2
• Infiltrat inflamasi kronik perivaskuler dan submukosa
• Edema paru
• Eksudasi fibrin di dlm alveoli
 Pemeriksaan Patologis
• DAD ( Diffuse Alveolar Damage )
 Komorbiditas
• HTN (Hypertension)
• DM 3
Kasus 3
Wanita usia 94 Tahun

• Meninggal di panti jompo


Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak ada usaha resusitasi
Hipertensi
• Hasil pemeriksaan Swab pada
Sick sinus syndrome dgn peacemaker
nasofaring dan tenggorokan pra-
Demensia
otopsi : Positif SARS-CoV-2.

Keluhan :
failure to thrive
 Pemeriksaan Patologis
• DAD ( Diffuse Alveolar Damage )
Temuan klinis, Radiologis dan Patologi  Komorbiditas
 Gambaran Postmortem • HTN (Hypertension)
• GGO (Ground Glass Opacifications) bilateral • SSS(Sick Sinus Syndrome)
• Peningkatan traksi bronkiektasis • Dementia
• Tanda meningkatnya intertisial • ASCVD ( Atherosclerotic Cardiovascular
• Crazy Paving Disease
• Konsolidasi bronkosentris mewakili aspirasi • COPD ( Chronic Obstructive Lung
agonal atau relokasi isi lambung Disease )
 Pemeriksaan Histologis • Amyloid heart disease
• Mikrofosi patchy dari kerusakan difus akut
yang ditandai dengan pembentukan membrane
hialin
• Pneumonia aspirasi
Temuan PMCT kematian masyarakat terkait COVID – 19
Kasus 4
Pria usia 76 Tahun

Riwayat penyakit : • Ia ditemukan pingsan di kamar


Penyakit tidak terdiagnosis dengan mandinya lalu dibantu ke tempat
gejala sebagai berikut : tidur dan diketahui mengalami sesak
• Sakit telinga intermiten (selama 1-2 napas akut dan mengeluh merasa
minggu sebelum meninggal) kedinginan
• Demam • Ada upaya resusitasi tetapi tisak
• Sakit telinga yg semakin memburuk berhasil
• Hasil pemeriksaan Swab pada
Riwayat Pengobatan : nasofaring dan tenggorokan pra-
Amoksisilin otopsi : Positif SARS-CoV-2.
Cefuroxime
Temuan PMCT kematian masyarakat terkait
Temuan klinis, Radiologis dan Patologi COVID – 19
 Gambaran Postmortem
• Difus yang terdemonstrasi
• GGO (Ground Glass Opacifications)
• Peningkatan tanda intertisial
• Crazy Paving
• Konsolidasi lebih padat
• Ada traksi bronkiektasis
• Ada efusi kecil bilateral
• Ada artefak resusitasi
 Pemeriksaan Histologis
• Kerusakan alveolar difus
• Pneumosit reaktif
• Infiltrat inflamasi mononuklear yang tidak
merata
 Pemeriksaan Patologis
• DAD ( Diffuse Alveolar Damage )
Kasus 5
Pria usia 51 Tahun

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Pengobatan :
Diabetes
Wafarin
Hipertensi
Hiperlipidemia

• Meninggal di panti jompo


Keluhan :
• Ada usaha resusitasi tetapi tidak
• Tidak enak badan
• Pusing berhasil
• Hasil pemeriksaan Swab pada
• Sinkop dan tidak sadar
nasofaring dan tenggorokan pra-
kembali setelah episode
otopsi : Positif SARS-CoV-2.
berakhir
• Demam
Temuan klinis, Radiologis dan Patologi Temuan PMCT kematian masyarakat terkait
 Gambaran CT Postmortem COVID – 19
• GGO (Ground Glass Opacifications) bilateral
• Konsolidasi
• Peningkatan tanda intertisial
• Traksi bronkiektasis
• Ada artefak upaya resusitasi
 Pemeriksaan Histologi
• Menunjukkan kerusakan alveolar difus
• Pneumosit tipe 2 reaktif
• Infiltrasi inflamasi mononuklear
 Pemeriksaan Patologis
• DAD ( Diffuse Alveolar Damage )
 Komorbiditas
• HTN (Hypertension)
• DM (Diabetic Mellitus)
• ASCVD ( Atherosclerotic Cardiovascular
Disease )
04
Diskusi
DISCUSSION

• Penyakit berbahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya,


seperti yang disebabkan oleh virus corona, dan secara
berkala muncul kembali penyakit seperti virus Ebola telah
membuktikan kurangnya kesiapan global untuk menangani
keadaan darurat kesehatan berskala besar.

• Otopsi medikolegal telah muncul sebagai benteng terakhir


dari pemeriksaan postmortem dan merupakan kontribusi
institusional yang penting dari sistem investigasi kematian
pada saat wabah penyakit menular.
• Oleh karena itu, mendefinisikan patologi penyakit baru berdasarkan temuan
postmortem pada pasien rawat inap menghadirkan tantangan karena beberapa
temuan mungkin tidak benar-benar mewakili penyakit karena modifikasi
proses sekunder yang terkait dengan rawat inap dan terapi.

• Ini dapat dibedakan dari artefak postmortem karena terbukti menyebar, tidak
hanya dengan cara yang bergantung pada gravitasi.

• Penampilan artefak postmortem dapat membuat fitur tersebut kurang berguna


dalam pengaturan postmortem dan perhatian terhadap fitur ini.

• Sensitivitas/spesifisitasnya dalam pengaturan postmortem akan menjadi nilai


dalam studi masa depan. Ini karena pola dasar dari sebagian besar
pneumonitis virus adalah kerusakan alveolar difus dengan berbagai tingkat
peradangan aktif dan perubahan sitopatik virus.
Diagnosis untuk COVID-19 yang fatal hanya dapat
ditegakkan dengan kombinasi korelasi klinis, radiologis,
mikrobiologis, dan histopatologis, dengan 2 yang terakhir
memiliki nilai diagnostik yang paling jelas.

Peran lain dari otopsi medikolegal pada tahap akhir


pandemi COVID-19 adalah menyelidiki kematian yang
mungkin terjadi setelah vaksinasi terhadap virus
SARS-CoV-2.

Pentingnya otopsi medikolegal, termasuk PMCT, sebagai


alat untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan memahami
patologi dan patogenesis penyakit baru.
THAN
KS
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo


, including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai