Anda di halaman 1dari 5

MPI3

MPI 3. Pemantauan dan Evaluasi kinerja peserta PIDI 3


PANDUAN LATIHAN MENGGUNAKAN APLIKASI SIMPIDI,

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu :
melakukan verifikasi dan validasi kinerja peserta dalam program internsip dokter
Indonesia melalui SIMPIDI

Waktu: 3 Jpl x 45 menit = 135 menit

Petunjuk:

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 2 (dua) kelompok : kelompok rumah sakit dan
kelompok puskesmas. Setiap kelompok baik di kelompok rumah sakit maupun
kelompok puskesmas, dibagi menjadi 2 kelompok kecil yaitu kelompok dokter
pendamping dan kelompok peserta PIDI.
2. Pada kelompok rumah sakit terdapat minimal 1 orang pendamping rumah sakit aktif
dan pada kelompok puskesmas terdapat minimal 1 orang pendamping puskesmas
aktif, dengan persyaratan telah memiliki akun terverifikasi/aktif.
3. Akun tersebut dipastikan memiliki email yang terdaftar dan password untuk dapat
login ke Borang Online
4. Kelompok rumah sakit menyiapkan minimal 1 akun (email dan password) peserta
yang sedang bertugas di stase RS wahana aktif dan kelompok puskesmas
menyiapkan minimal 1 akun (email dan password) peserta yang sedang bertugas di
stase PKM aktif
5. Kelompok RS membahas dan menyelesaikan salah satu kasus UKP, satu Laporan
Kasus dan keterampilan klinis yang diperlukan dalam kasus yang diberikan
fasilitator.
6. Kelompok puskesmas membahas dan menyelesaikan salah satu kasus UKP, satu
Laporan kasus, satu laporan kasus UKM dan keterampilan klinis yang diperlukan
dalam kasus yang diberikan fasilitator.
7. Fasilitator meminta kelompok peserta untuk melaporkan kinerjanya dalam aplikasi
pencatatan kinerja peserta PIDI secara online / SIMPIDI sesuai pembahasan.
Langkah pencatatan kinerja peserta PIDI dalam SIMPIDI adalah sebagai berikut :
a. Buka aplikasi logbook.internsip.kemkes.go.id
b. Masukan email aktif dan password peserta
c. Maka peserta telah masuk ke dalam akun ybs
d. Untuk mencatat kinerja, tekan panel “Pengisian Borang”, pilih menu indikator
kinerja yang akan dilaporkan : isi Data UKP/ Laporan Kasus/Isi Data
UKM/ketrampilan klinis.
e. Lanjutkan langkah-langkah selanjutnya seperti dalam aplikasi
f. Pastikan kasus yang diisi sudah benar sebelum menekan tombol simpan.
8. Setelah laporan kinerja dicatat dalam SIMPIDI, fasilitator meminta kelompok
pendamping untuk melakukan pengecekan laporan kinerja dengan langkah sebagai
berikut :
a. Masuk ke akun SIMPIDI dokter pendamping yang telah divalidasi melalui aplikasi
logbook.internsip.kemkes.go.id/pendamping
b. Masukan alamat email aktif pendamping dan passwordnya.
c. Pendamping akan masuk ke akun pendamping
d. Bila peserta telah mencatatkan kinerjanya dalam SIMPIDI, akan terdapat
tampilan notifikasi jumlah laporan yang belum diverifikasi pada setiap indikator
kinerja peserta.
e. Pendamping membuka laporan peserta yang belum diverifikasi tersebut dan
lakukan verifikasi.
f. Bila seluruh data yang dilaporkan telah sesuai, tekan tombol setuju/jempol ke
atas. sehingga laporan tersimpan ke dalam kasus valid secara otomatis.
g. Untuk data yang belum sesuai, pendamping dapat memberikan masukan atau
catatan dalam kolom “isi data catatan dan usulan dokter pendamping terhadap
kinerja”, kemudian tekan tombol jempol ke bawah. Laporan tersebut akan
kembali ke akun peserta PIDI dan masuk ke dalam kategori kasus revisi.
h. Setelah peserta melakukan dan menyimpan kasus revisi, akan terdapat notifikasi
Revisi laporan dalam akun pendamping . Lakukan ke langkah 8 e sampai
dengan 8 f kembali untuk verifikasi dan validasi laporan.
i. Pemantauan capaian kinerja peserta PIDI juga dapat dilihat melalui akun
pendamping.
9. Setelah selesai proses tersebut, setiap peserta bertukar kelompok dengan
mengulangi mekanisme seperti di atas
10. Fasilitator melakukan observasi terhadap kegiatan setiap kelompok.
11. Fasilitator memberikan masukan/ klarifikasi terhadap kegiatan seluruh kelompok.
Contoh Kasus

KASUS UKP
Kasus 1
Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa oleh keluarga ke poliklinik Puskesmas karena sesak
nafas. Sehari hari pasien bekerja sebagai petani, menanam padi di sawah. Dalam beberapa
minggu terakhir mengeluh rasa lemah, mudah lelah, dan bekerja biasapun pasien merasa
sesak. Pada saat BAB tinja terlihat hitam. Selama pemeriksaan di poli terlihat pasien yang
sesak, terlihat pucat. Kaki kanan - kiri tampak bengkak. Pasien dimasukkan ke rumah sakit.
Dalam evaluasi, pasien menderita anemia berat, dan pemeriksaan tinja dijumpai telur cacing
Ancylostoma duodenale. Dokter internsip yang anda bimbing mendiskusikan kasus ini dan akan
memasukkan ke dalam kinerja kasus klinis/UKP. Keterampilan medis apa yang harus dilakukan
peserta, sebutkan langkah-langkah keterampilan medis dimaksud.

Kelompok peserta mencatat kasus klinis tersebut sebagai kinerja kasus klinis dan keterampilan
medis yang diperlukan dalam SIMPIDI.

Kelompok pendamping melakukan verifikasi atas kinerja peserta, berikan masukan bila terdapat
kekurangan evaluasi pasien termasuk mencapai diagnosis dan merawat pasien serta tindak
lanjutnya dalam kolom usulan dokter pendamping. Lakukan validasi bila laporan telah sesuai
dan lengkap.

Kasus 2

Seorang laki-laki usia 60 tahun dibawa oleh keluarga ke poli umum karena tidak sadar. Pasien
diantar oleh anaknya yang tinggal serumah. Menurut anaknya, pasien dinyatakan menderita
kencing manis dan mendapat glibenclamid 5 mg sehari 2 kali, dan disarankan diit serta berolah
raga. Beberapa hari sebelumnya penderita mengalami batuk pilek setelah datang dari luar kota.
Penderita tidak suka makan, dan obat glibenclamide diminum terus.

Kelompok peserta mencatatkan kinerja kasus klinis/UKP dan keterampilan medis yang
diperlukan dalam SIMPIDI.

Kelompok pendamping : verifikasi laporan tersebut, berikan saran bila diperlukan. Validasi bila
data telah sesuai.

LAPORAN KASUS

Kasus 3

Seorang wanita umur 43 tahun datang ke puskesmas dengan benjolan pada payudara sebelah
kiri. Benjolan ini dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Sejak 3 bulan terakhir ini, benjolan dengan
cepat membesar daripada sebelumnya. Pasien enggan memeriksakan penyakitnya pada dokter
karena malu. Pasien juga malu berhubungan dengan suami karena benjolan tersebut.
Dirasakan pula adanya benjolan pada kulit mamma di atas areola mamma dan benjolan pada
ketiak kiri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan masa tumor pada mamma kiri, padat keras dengan ukuran
4x3x3cm, belum infiltrasi kulit dan dinding dada. Didapatkan pula benjolan pada kelenjar getah
bening aksilla kiri, padat kenyal, tidak nyer, dan mudah digerakkan, dengan ukuran 2x1cm.
Tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar getah bening infra maupun supraklavikula. Pada
pemeriksaan laboratorium/foto thoraks semua dalam batas normal.

Kelompok peserta : Isikan kasus di atas sebagai kinerja Laporan Kasus dalam SIMPIDI.

Kelompok Pendamping : lakukan verifikasi atas laporan tersebut, berikan masukan/usulan bila
masih terdapat kekurangan. Validasi bila laporan telah sesuai dan lengkap.

Kasus 4

Seorang pemuda usia 20 tahun di bawa oleh orang tua pasien ke UGD rumah sakit karena
gaduh gelisah. Menurut keluarganya, selain gaduh gelisah pasien juga menderita demam tinggi
selama seminggu; juga dijumpai kembung serta tidak bisa BAB sejak 4 hari sebelumnya. Di
rumah pasien sudah diberi obat penurun panas, suhu turun setelah minum obat, namun demam
timbul lagi. Pasien bicara tidak karuan, berteriak teriak, cenderung melawan orang tuanya,
meskipun sebelumnya sangat patuh. Keluarga lain sehat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
temperatur aksiler 39 derajat C, nadi 88 permenit, kesadaran berubah. Perut meteorismus.
Penderita dimasukan RS untuk rawat inap, dan di rumah sakit pasien terpaksa diikat karena
terus menerus berontak akan lari. Selama perawatan pasien membaik setelah dirawat sebagai
pasien demam tifoid dengan psikosis eksogen. Pasien dinyatakan sembuh setelah opname 10
hari.

Kelompok peserta : Isikan kasus di atas sebagai kinerja Laporan Kasus dalam SIMPIDI.

Kelompok Pendamping : lakukan verifikasi atas laporan tersebut, berikan masukan/usulan bila
masih terdapat kekurangan. Lakukan validasi bila laporan telah sesuai dan lengkap.

KASUS UKM
Kasus 5
Ibu “K” di Mataram, berusia 31 tahun, datang ke poli KIA puskesmas Hepa untuk
memeriksakan kehamilannya untuk kedua kali. Haid terakhir 5 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg.
Kelompok peserta : catatkan kasus di atas dalam SIMPIDI sebagai kinerja kasus UKM.
Kelompok Pendamping : verifikasi laporan dari peserta, berikan masukan/usulan atas
kekurangan dalam laporan tersebut. Lakukan validasi bila laporan telah sesuai dan lengkap.

Kasus 6
Pasien, pak X berusia 45 tahun, bekerja sebagai penjual ayam goreng di salah satu pasar di
Tasikmalaya datang ke puskesmas karena batuk darah. Hasil pemeriksaan dahak
didapatkan BTA positif.
Kelompok peserta : membuat rencana tindak lanjut untuk pengelolaan pasien ini dan
program pencegahan ke keluarga yang lain, catatkan dalam buku log online / SIMPIDI
sebagai kinerja kasus UKM.
Kelompok pendamping : verifikasi laporan dari peserta, berikan masukan/usulan atas
kekurangan dalam laporan tersebut. Lakukan validasi bila laporan telah sesuai dan lengkap.

Kasus 7
Setiap minggu ketiga, para ibu di Kecamatan Delima mengajak anak-anak balitanya datang
ke Posyandu untuk ditimbang. Bayi N, laki-laki berusia 6 bulan ikut ditimbang dengan berat
badan 4,5 kg dan panjang badan 60 cm. Bulan sebelumnya, berat badan bayi N adalah 4,5
kg, panjang badan 60 cm. Bayi N lahir cukup bulan, ditolong oleh dukun, merupakan anak
ketujuh dalam keluarganya.

Kelompok peserta : Buat penilaian dan rencana tindak lanjut, catatkan kasus di atas dalam
SIMPIDI sebagai kinerja kasus UKM.
Kelompok Pendamping : verifikasi laporan dari peserta, berikan masukan/usulan atas
kekurangan dalam laporan tersebut. Lakukan validasi bila laporan telah sesuai dan lengkap.

SELAMAT BERLATIH

Anda mungkin juga menyukai