Anda di halaman 1dari 19

PENYUSUNAN SILABUS MATA PELAJARAN AL-QURAN HADITS

”Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Materi
dan Desain Pembelajaran Al-Quran Hadits”

Dosen pengampu : Dra. Hj. N. Totoh Masitoh, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Nurul Amalia

Riska Abdul Jabar

Yasrul Amri Humam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam dengan judul
PENYUSUNAN SILABUS MATA PELAJARAN AL-QURAN HADITS.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat kami,

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................................

Daftar isi.............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................

C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus..................................................................................................................

B. Prinsip-prinsip Silabus...........................................................................................................

C. Komponen-komponen Silabus...............................................................................................

D. Langkah-langkah Menyusun Silabus.....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................

B. Saran......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran, hal penting yang harus selalu disiapkan atau diupayakan
oleh guru secara maksimal adalah bagaimana menyampaikan suatu materi. Dengan
adanya perubahan dan pembaharuan pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran
maka upaya tersebut dituntut lebih. Guru harus inovatif dan efektif dalam menyajikan
pembelajaran, mendorong siswa aktif dan kreatif, serta materi dapat dengan mudah
difahami siswa dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun
tetap sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Untuk itu seorang guru harus mempersiapkan atau merencanakan kegiatan


pembelajaran dengan baik dan tepat. Dalam penyusunan perencanaan tersebut, guru harus
memiliki tambahan kemampuan karena yang disusun bukan sekedar memindahkan
materi dari buku paket ke dalam perencanaan namun mengembangkan bahan ajar/materi
yang akan dibahas/diajarkan juga bagaimana melakukan atau membangun komunikasi
dengan siswa, menata urutan materi, memilih metode/model pembelajaran, memilih
media dan sumber belajar yang tepat, mengelola kelas serta menyusun instrument
penilaian. Perencanaan atau rancangan kegiatan belajar inilah yang disebut Desain
Instruksional (Pembelajaran).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan silabus?

2. Apa saja prisip-prinsip silabus?

3. Ada berapa komponen yang terdapat pada silabus?

4. Bagaimana langkah-langkah untuk menyusun silabus?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian silabus.

2. Untuk megetahui prinsip-prinsip silabus.

3. Untuk mengetahui kompoen-komponen silabus.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun silabus.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah suatu perangkat rencana dan pengaturan pelaksanaan pembelajaran serta
penilaian yang disusun secara sistematis dan memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk kemudian mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd. silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dam sumber
belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan


pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil belajarnya.

Secara sederhana silabus dapat di artikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang di kembangkan oleh
setiap satuan nasional pendidikan (SNP).

Yulaelawati Menjelaskan Pengertian Silabus bahwa silabus adalah seperangkat rencana


dan pelaksanaan pengaturan pembelajaran dan penilaian yang dibuat untuk sistem yang
mengandung semua komponen memiliki hubungan dengan tujuan menguasai kompetensi
dasar.

Adapun tujuan dari silabus dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ialah diantaranya
mempermudah, memperlancar, serta meningkatkan hasil proses belajar-mengajar dan
menyusun berbagai rencana pembelajaran secara profesional, yang sistematis dan
berdaya guna.

Dengan demikian guru akan melihat, menganalisis, mengamati, serta memprediksi


berbagai program pembelajaran tentang berbagai kerangka kerja yang terencana dan logis.

B. Prinsip-prinsip Silabus

Prinsip pengembangan silabus, antara lain:

1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai


kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi


pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar,


dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,


pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, yakni kognitif, afektif,


dan psikomotor.

Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi
pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kelompok.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) atau pusat kegiatan guru (PKG), dan dinas pendidikan.

C. Komponen-komponen Silabus

1. Identitas

Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas nama mata
pelajaran, jenjang sekolah/madrasah, kelas dan semester. Dengan informasi tersebut
guru akan mendapatkan kejelasan tentang tingkat pengetahuan prasyarat,
pengetahuan awal dan karektersistik peserta didik yang akan diberi pelajaran.

2. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk


kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)


kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi
Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas
yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4).

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tidak dihapalkan, tetapi untuk dibentuk
melalui bebagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang
relevan dan sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata
pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam
materinya. Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan
kompetensi inti yang telah dirumuskan.

3. Standar Kompetensi

Standar Kompetensi mata pelajaran dapat didefiniskan sebagai “pernyataan tentang


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan
yang diharapkan dicapai dalam mempelajarai suatu mata pelajaran” (Center for
Civics Education, 1997). Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan
dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Standar kompetensi
mata pelajaran diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam:

Melakukan suatu tugas atau pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran tertentu

Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam mata pelajaran tertentu dapat


dilaksanakan

Melakukan reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari rancangan semua

Melaksanakan tugas dan pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam situasi
dan kondisi yang berbeda.

Penentuan standar kompetensi hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati-hati,


karena jika setiap sekolah/madrasah atau setiap kelompok sekolah/madrasah
mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa memperhatikan standar nasional,
maka pemerintahan pusat akan kehilangan sistem untuk mengontrol mutu
sekolah/madrasah. Akibatnya kualitas sekolah/madrasah akan bervariasi, dan tidak
dapat dibandingkan antara kualitas sekolah/madrasah yang satu dengan kualitas
sekolah/madrasah yang lain. Pengembang Kompetensi Dasar dijabarkan dari Standar
Kompetensi. Pengembang silabus dapat mengambilnya dari standar isi yang sudah
disusun oleh pemerintah pusat (Kemendiknas)

4. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar (Chamsiatin:2008) adalah sejumlah kemampuan yang harus


dimiliki perserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Kompetensi dsar dijabarkan
dari standar kompetensi. Pengembang silabus dapat mengambilnya begitu saja dari
standar isi yang sudah disusun oleh pemerintah pusat (kemediknas).

Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata


pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi
Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai
sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada
filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi
konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme.
Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di
bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi
esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi dasar dirumuskan dengan menggunakan kata-kata kerja operasional,


yaitu kata kerja yang diamati dan diukur, misalnya membandingkan, menghitung,
menyusun, memproduksi.

5. Materi Pembelajaran

Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta
didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penialain yang disusun berdasarkan indikator pencapaian
belajar.

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang sesuai untuk menunjang tercapainya KD.


Pengidentifikasian materi pembelajaran untuk peserta didik ini harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) potensi yang dimiliki peserta didik; (b)
ada tidaknya relevansi terhadap karakteristik daerah; (c) tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual yang dimiliki peserta didik saat ini; (d)
manfaat untuk peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f) aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi pembelajaran; (g) ada tidaknya relevansi terhadap kebutuhan peserta
didik serta tuntutan lingkungan; dan (h) alokasi waktu yang disediakan/tersedia.

Untuk melaksanakan sebuah analisis materi pembelajaran, diperlukan informsi yang


benar dan rinci mengenai semua aspek. Urutan penyajian materi pembelajaran
berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat akan
menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.

Menurut Reigeluth (1987:98) mengklasifikasi materi pembelajaran ada empat jenis,


yaitu:

Fakta – Asosiasi antara objek, peristiwa atau simbol yang ada atau mungkin ada
dalam lingkungan nyata atau imajinasi. Matrei jenis fakta adalah materi berupa
nama-nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan lain sebagainya

Konsep – Sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik
umum yang sama dan diidentifikasi dengan nama yang sama, misalnya konsep
tentang manusia hari akhir, surga dan neraka. Materi konsep berupa pengertian,
definisi, hakikat init isi.

Prinsip – Hubungan sebab akibat antara konsep. Materi jenis ini berupa rumus,
paradigma.

Prosedur – Urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memcahkan masalah


tertentu, atau membuat sesuatu. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah
mengerjakan sesutau secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon.

Materi yang diarahkan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep, prinsip,
prosedur atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-
jenis yang herus dipelajari peserta didik maka guru akan mendapat kemudahan dalam
mengerjakannya. Hal ini disebabkan, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media dan sistem penilaiannya.

6. Kegiatan Pembelajaran

Substansi KBM sesungguhnya adalah pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman


belajar (Chamistiatin:2008) dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik
peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga lingkungan belajar
lain demi pencapaian kompetensi. Pemanfaatan stratregi, pendekatan, model, metode,
teknik dan taktik pembelajaran sangat menetukan pengalaman belajar peserta didik.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KBM adalah rangakaian kegiatan
belajar secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar, bersifat hirarkis dalam
penyajian materi pelajaran, tercermin dalam kegiatan belajar peserta didik.

Pengalaman belajar diperoleh baik di dalam kelas maupun diluar kelas pengalaman
balajar di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan mengadakan intraksi antara peserta
didik dengan sumber belajar. Bentuk pengalaman belajar di dalam keals dapat berupa
telaah buku, telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan dilaboratorium,
mengukur tinggi benda menggunakan kilometer, kerja praktek di studio dan
sebagainya.

Pengalaman belajar diluar kelas dilakukan dengan mengunjungi objek studi yang
berada di luar kelas. Misalnya melakukan ragam observasi tumbuhan pantai
dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan bagi peserta didik yang ingin
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup sesuai karakteristik habitatnya.

Pengalaman belajar yang perlu dituliskan dalam silabus adalah alternatif kegiatan
atau pengalaman belajar spesifik sesuai dengan rumusan uraian materi
pembelajarannya sehingga diharapkan dapat menunjang penguasaan kemampuan
dasar yang telah ditentukan.

7. Penilaian

Penilaian (Chansiatin: 2008) merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis dan menafsirkan data dari peserta didik, dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai
berikut:

Kuis – Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip.
Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis
dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran pada peserta didik. Tingkat
berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman

Pertanyaan Lisan -Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,


prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan
pemahaman.

Ulangan Harian – Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran


satu atau dua kompetensi dasar tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup
pemahaman, aplikasi, dan analisis.

Ulangan Blok – Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang
terlibat muali dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

Tugas Individu – Tugas Individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam
bentuk pembuatan kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang
terlibat sebaiknya aplikasi, analisis sampai sintesis dan evaluasi.
Tugas Kelompok – Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja
kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas
dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi dapat dievaluasi.

Responsi atau Ujian Praktik – Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya. Ujian respons bisa dilakukan di awal praktik atau setelah
melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk
mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik laboratorium atau tempat lain,
sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui
kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik.

Laporan Kerja Praktik – Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya, peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan
melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan
nontes. Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-
objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan
portopolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori, dan
pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar
diperoleh data tentang pencapaian belajar peserta didik yang akurat dalam semua
arah.

Beberapa instumen tes yang dapat digunakan antara lain:

Pilihan Ganda – Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, peskorannya
objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari
tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis

Uraian Objektif – Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian obejktif lebih tepat
digunakan untuk bidang MIPA. Agar peskorannnya objektif, diperlukan pedoman
penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun
diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada
tingkat yang tinggi.

Uraian Nonobjektif/ Uraian Bebas – Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban
yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas
agar penailaiannya obektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.

Jawaban Singkat atau Isian Singkat – Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Materi yang diuji bisa banyak, namun
tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
Menjodohkan – Bentuk ini cosok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan
konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung
rendah.

Performans – Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi peserta didik dalam
melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga atau prilaku yang lain
misalnya kemampuan menggunakan jangka dalam membuat gambar geometri.

Portofolio – Untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik, dengan


menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan
kemampuan peserta

8. Alokasi Waktu

Waktu disini adalah perkiraan berapa lama peserta didik mempelajari materi yang
telah ditentukan, bukan lamanya peserta didik mengerjakan tugas di lapangan atau
dalam kehidupan sehari-hari kelak. Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap
pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. hal ini untuk memperkirakan
jumlah jam tatap muka yang diperlukan.

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. jadi acuan dalam pengembangan silabus
yaitu program tahunan dan program semester.

9. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

Sumber/bahan adalah rujukan, refernasi atau literatur yang digunakan dalam


mengajar. Sumber belajar ini diperlukan agar dalam penyusunan silabus terhindar
dari kesalahan konsep. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik
dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber belajar dapat berupa
buku-buku rujukan, objek, subjek, atau bahan dan alat untuk kegiatan pembelajaran,
bahan cetak dan elektronik, narasumber, peristiwa, lingkungan, dan lainnya yang
relevan.

Sumber belajar hendaknya bersesuaian dengan KD, indikator, dan tujuan


pembalajaran.

Agar dapat memilih sumber ajar dan bahan dengan baik, guru perlu memiliki
keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butir-butir yang perlu dianalisis meliputi
dua hal, pertma ditinjau dari segi bahasa dan cetakan (keterbacaan, tipografi,
tampilan): kedua ditinjau dari isi atau materi misalnya kebenaran konsep, kecukupan,
aktualitas, relevansi dengan kompetensi yang ingin diajarkan, dan sebagainya.

Salah satu cara menuliskan sumber bahan yaitu dengan menuliskan nama pengarang,
tahun terbitan, judul buku (digarisbawahi atau cetak miring), tempat penerbitan, dan
nama penerbit. Urutan sumber bahan sesuai abjad

Daftar sumber bahan atau pustaka perlu dicantumkan sebagai pertanggungjawaban


akademik. Bahwa apa yang ditulis dalam silabus bukan hasil penemuannya sendiri
perlu dicantumkan sumbernya.

D. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus

Guru dan rencana pembelajaran adalah bagaikan dua orang sahabat yang selalu bersama
yang tidak terpisahkan. Guru yang sudah baik cara mengajarnya akan semakin baik
dalam mengajar jika ditangan dan pikirannya sudah tertera peta yang berbentuk tulisan
Silabus. Secara umum proses penyusunan silabus terdiri atas delapan langkah utama
sebagai berikut :

1. Mengisi Kolom Identitas Mata Pelajaran

Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran, ditujukan
untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Perlu
juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai.

2. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa


yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional,
ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Para pengembang
silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;

b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata


pelajaran;

c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembelajaran yang


harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis materi
pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi pokok
dalam silabus biasanya dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang
dibendakan. Untuk mengidentifikasi m-teri pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dila-kukan dengan mempertimbangkan :

a) Potensi peserta didik;

b) Relevansi dengan karakteristik daerah,

c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta


didik;

d) Kebermanfaatan bagi peserta didik;

e) Struktur keilmuan;

f) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h) Alokasi waktu.

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum kegiatan yang


akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat
berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka, berupa
kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa
(ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes). Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan
pembelajaran yang bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan,
mempraktikkan, mengukur, mensimulasikan, mengadakan eksperimen,
mengaplikasikan, menganalisis, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah),
kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar
kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,


khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.

b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh


peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep


materi pembelajaran.

d) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua


unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh


perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.

6. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.

Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan


dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan siswa.

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

7. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata pelajaran disusun
berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per
semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum.

8. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan (Buku Ajar), objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Untuk lebih jelasnya, silahkan baca juga, buku yang berhubungan dengan Silabus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang implementasi


kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran. Pengembangan silabus dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah
atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau
pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Dalam implementasinya, silabus
dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan
ditindak lanjuti oleh masing-masing guru.

B. Saran

Bagi calon calon pengajar / pendidik sebaiknya lebih memahami pentingnya silabus.
Bagi calon pendidik juga harus memperluas wawaran, yang dapat di
implementasikan sebagai strategi dalam mempersiapkan diri sebagai pendidik. Calon
pendidik harus berusaha memahami dan menguasai pengembangan silabus.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.silabus.web.id/pengertian-silabus-menurut-para-ahli-dari-berbagai-literasi/amp/

https://www.pengetahuanku13.net/2020/09/silabus-pengertian-prinsip-dan-langkah.html?m=1

https://eurekapendidikan.com/komponen-komponen-pada-silabus/

http://rusdiansyah01.blogspot.com/p/blog-page_3.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai