PADA TN. TH
DENGAN OSTEOSARKCOMA
Tn. TH, 15 th, laki – laki beragama Islam, Pendidikan : kelas 1 SMA, alamat : Batam, suku : melayu,
pekerjaan pelajar, status perkawinan : belum menikah. Masuk RS 5 hari yang lalu, dengan riwayat :
Sekitar 5 bulan sebelum masuk RS ( SMRS ) klien jatuh terduduk, nyeri (+) pada sendi proksimal
femur dextra mulai bengkak, nyeri semakin meningkat, berobat ke RSF dan dikatakan oleh klien
bahwa menurut RSF klien tidak apa – apa. 1 minggu SMRS seluruh kaki kanan bengkak, nyeri (+) tak
bisa berjalan dan digerakan. Kemudian daerah yang bengkak mengeluarkan nanah. Dirawat dibagian
ortophedi dengan diagnose masuk artrithis septik dan osteomyelitis. Operasi dilakukan untuk tujuan
debridement. Diagnosa postoperasi dinyatakan primary bone tumor proximal femur dextra suspek
malignant. Saat operasi diambil bahan untuk biopsy ( patologi anatomi ), dengan hasil osteosarcoma.
Kondisi saat ini dengan status lokalis ( kaki kanan : terpasang skin traksi dengan beban 5 kg, akral
hangat, pulse (+), CRT < 3 detik, luka 17 x 2,5 cm, pus (+), kaki kiri : edem (+) didorsalis hingga distal
tibia, ROM full, nyeri/kaku sendi (-). Hasil lab : HB 9.8 d/dl ; albumin 2.14 g/dl. Hasil Ro thoraks : cor
dan pulmo dalam batas normal. Diberikan ceftriaxone 2 x 1 gr iv, ketorolac 3 x 30 mg iv, dan ranitidine
2 x 150 mg iv dan ivfd dex 5 %.
1) Problem
Identifikasi masalah terdiri dari : data subjektif dan data objektif dan kata sulit dalam
skenario
DATA SUBJEKTIF :
Klien mengatakan Riwayat jatuh terduduk 5 bulan sebelum masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan sudah berobat ke RSF tapi dikatakan klien tidak apa - apa
DATA OBJEKTIF PRE OP :
Akral hangat
Pulse ( + )
2) Hipotesis
b) Perkiraan masalah didasarkan pada data subjektif dan data objektif serta
DS : Mengeluh nyeri
DO : Gerakan terbatas
Fisik lemah
tonjolan tulang )
DO : Kerusakan Jaringan
Nyeri
Hematoma
tulang )
Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Informasi
makan )
“ OSTEOSARCOMA “
3. Mekanisme Osteosarcoma sesuai dengan skenario.
Faktor Resiko
Nama : Tn. TH
Usia : 15 thn Tn. TH ( laki – laki ) Trauma Riwayat jatuh terduduk
Suku : Melayu Usia 15 thn
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Status : Belum menikah Kerusakan tulang Dibawa berobat 5 bln
setelah terjadi trauma
Tn. TH masuk ke RS 5 hari yll dengan
keluhan jatuh terduduk 5 bln SMRS. Proliferasi sel tulang
Nyeri (+), pada sendi proximal femur secara abnormal MK : Defisit
dektra mulai bengkak, nyeri yang Pengetahuan b.d Kurang mendapatkan
dirasakan semakin meningkat. Sudah kurang terpapar informasi dan tingkat
berobat ke RSF tapi menurut RSF Invasi tumor ke informasi pengetahuan rendah
klien tidak apa-apa. ! minggu SMRS jaringan lunak
kaki kanan mulai bengkak dan nyeri,
tidak dapat berjalan dan digerakan, Keterlambatan penanganan
kemudian daerah yang bengkat mulai dan pengobatan
Respon pada tulang
pecah dan mengeluarkan nanah
Diagnosa masuk :
Artritis Septik dan Osteomilitis
Respon Osteolitik Respon Osteoblastik Timbul benjolan yang
semakin membesar
Osteosarcoma adalah
Neoplasma tulang Primer Kalsifikasi jaringan
Enzim Prosteolitik ↑
yang sangat ganas, lunak Daerah yang bengkak
tumor ini tumbuh pada mulai pecah dan
metafisis tulang. Tempat menfeluarkan nanah
yang paling sering
Memecah matrix terserang adalah tulang Pertumbuhan tulang
tulang Panjang
abnormal
Kerusakan Jaringan
a) Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti dari Osteosarkoma, diduga ada beberapa
factor resiko penyebab osteosarcoma antara lain : umur, jenis kelamin, genetik, trauma,
terpapar virus oncogenic, dan penyakit peaget. Berdasarkan scenario factor resiko penyebab
dari osteosarcoma adalah usia , jenis kelamin, dan riwayar trauma ( jatuh ).
b) Beberapa factor resiko diatas dapat menyebabkan kerusakan tulang sehingga terjadi proses
proliferasi sel secara abnormal dimana sel tulang tumbuh 2 x lebih cepat dari proses
pertumbuhan normal. Proses proliferasi tersebut menyebabkan tumbuhnya tumor pada
tulang ( massa abnormal yang tumbuh pada tulang ). Adanya tumor pada tulang
menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh tumor dan menyebar kejaringan sekitarnya. Timbul
dua jenis respon terhadap tulang, yaitu respon Osteolotik dan respon Osteoblastik
c) Pada respon Osteolitik terjadi proses penghancuran tulang, pada proses ini menyebabkan
enzim prosteolitik meningkat, sehingga memecah matriks dasar tulang sehingga
memudahkan masuknya kalsium dan posfor dalam aliran darah akibatnya terjadi destruksi
tulang lokal. Akibatnya banyak pasien penderita osteosarcoma berisiko terjadi fraktur
patologis sehingga muncul masalah keperawatan Risiko Jatuh dd Riwayat jatuh
d) Pada respon Osteoblastik terjadi kalsifikasi ( pengerasan ) jaringan luna, sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif ( mengandung sel kanker ) sehingga lama kelamaan akan
terjadi pembengkakan dan massa tulang akan semakin membesar dan muncul benjolan
Pembengkakan tersebut akan menekan reseptor nyeri, sehingga pada pasien osteosarcoma
keluhan nyeri dan bengkak adalah keluhan utama yang paling dirasakan, sehingga muncul
masalah keperawatan Nyeri kronis b.d kondisi musculoskeletal kronis
e) Respon Osteoblastik juga menyebabkan pertumbuhan benjolan yang semakin lama semakin
membesar dan daerah yang mengalami pembengkakan tersebut pecah dan mengeluarkan
nanah, sehingga terjadi kerusakan jaringan disekitar daerah yang bengkak sehingga muncul
masalah keperawatan Gangguan Integritas Jaringan b.d Faktor mekanis ( Penekanan pada
tonjolan tulang )
f) Pada skenario diketahui bahwa 5 bulan SMRS Tn. TH mengalami Riwayat jatuh terduduk, saat
kejadian Tn. TH tidak langsung berobat ke Rumah sakit, puskesmas, atau ke pelayanan
kesehatan lainnnya, sehingga tn. TH mengalami ketelambatan penanganan dan pengobatan
sehingga kaki kanan tn.TH semakin membengkak dan semakin nyeri. Keterlambatan tersebut
dapat diakibatkan karena Tn.TH dan keluarga tidak mendapatkan informasi baik sehingga
takut untuk berobat dan karena tingkat pengetahuan yang tidak yang baik tentang pentingnya
untuk memeriksakan diri jika terjadi sesuatu yang menggangu esehatan, maka muncul
masalah keperawatan Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar Informasi
i) Akibat dari penyakit kanker tulang yang diderita oleh Tn. TH menyebabkan perubahan cara
individu memandang dirinya berdampak penting terhadap psikologis individu tersebut,
Sebagian juga dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain terhadap dirinya. Pada skenario
didapatkan data bahwa Tn. TH adalah seorang remaja laki – laki yang masih bersekolah,
akibat dari penyakit yang diderita Tn.TH yang seharusnya dapat bersekolah dengan normal
dan berkumpul dengan teman – teman sebayanya harus menghadapi penyakit kanker. Hal ini
membuat Tn. TH beranggapan bahwa dirinya akan diamputasi dan kehilangan anggota
tubuhnya sehingga pasien akan merasa malu dan trauma dan menimbukan stress akibat
ketakutan perubahan pada hidupnya. Perubahan dalam kehidupan merupakan salah satu
pemicu stress dan keadaan stress dapat menghasilkan perubahan baik secara psikologis,
maka muncul masalah keperawatan Risiko Harga Diri Rendah Kronis dd Gangguan Psikiatrik
4. More Info
a) Vital Sign
b) Pemeriksaan fungsi ginjal
c) Hasil pemeriksaan Ro’ Femur
d) Berat badab sebelum dan sesudah pasien sakit
e) Skala Nyeri
f) Riwayat Keluarga dengan Osteosarcoma
g) Kiri kiri Edema
5. Don’t Know
a) Mengapa Osteosarkoma banyak menyerang tulang panjang ?
b) Mengapa Osteosarcoma umumnya mengenai pada usia remaja ?
c) Apakah ada hubungan antara Riwayat yang dialami oleh tn. TH dengan penyakit yang
dialami sekarang ?
d) Apakah osteosarcoma dapat bermetastase ke organ lain?
6. Learning Issue
Tidak ada pelanggaran etik legal
Jurnal
7. Problem Solving
NO SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri Kronis b.d Kondisi Setekah dilakukan Tindakan
Muskuluskeletal kronis Tindakan keperawatan Observasi :
ditandai dengan : selama 2 x 24 jam Identifikasi likasi,
DS : diharapkan Tingkat nyeri karakteristik,
Mengeluh nyeri menurun dengan KH : durasi,frekuensi, kualitas,
DO : Keluhan Nyeri dan intensitas nyeri
Tidak mampu menurun Identifikasi skala nyeri
menuntaskan Kemanpuan Identifukasi factor yang
aktifitas menuntaskan memperberat dan
aktifitas meningkat memperingan nyeri
Monitor keberhasilan
terqpi komplementer yang
sudah diberikan
Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri.
Terapeutik :
Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kontrol ruangan yang
dapat memperberat rasa
nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
2. Gangguan Mobilisasi Setelah dilakukan Tindakan
Fisik b.d Kerusakan Tindakan keperawatan Observasi :
Integritas struktur selama 2 x 24 jam Identifikasi adanya keluhan
tulang ditandai dengan : diharapkan Mobilisasi Fisik nyeri atau fisik lainnya
DS : meningkat dengan KH : Identifikasi toleransi fisik
Sulit Pergerakan melakukan ambulasi
menggerakkan extremitas Monitor kondisi umum saat
extremitas meningkat melakukan ambulasi
Nyeri saat
bergerak
DO : Monitor frekuensi jantung
Gerakan dan TD selama ambulasi
terbatas Terapeutik :
Fisik lemah Fasilitasi altivitas ambulasi
dengan alat bantu
Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi.
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
Anjrkan melakukan
ambulai dini
Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan ( mis : berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, dari tempat tidur
kekamar mandi , dari
tempat tidur ke kursi roda,
atau berlati berjalan
dengan dengan alat bantu.
3. Gangguan Integritas Setalah dilakukan Tindakan
Jaringan b.d Faktor Tindakan keperawatan Observasi :
mekanis ( Penekanan selama 2 x 24 jam Monitor karakteristik luka (
pada tonjolan tulang ) diharapkan Integritas mis : drainase, warna,
ditandai dengan : jaringan meningkat dengan ukuran, bau )
DO : KH : Terapeutik :
Kerusakan Kerusakan jaringan Lepaskan balutan dan
jaringan menurun plaster secara perlahan
Nyeri Nyeri menurun Bersihkan jaringan
Hematoma Hematoma nekrotik
menurun Berikan salep yang sesuai
dengan jenis kulit / lesi
Pertahankan balutan
sesuai dengan jenis luka
Pertahankan Teknik streil
saat melakukan perawatan
luka
Berikan suplemen vitamin
dan mineral ( mis : vit A ,
vit C, zink, asam amino )
sesuai dengan indikasi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
Ajarkan perawatan luka
secara mandiri.
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur
debridemen, jika perlu
Kolaborasi pemeberian
antibiotic, jika perlu
4. Defisit Pengetahuan b.d Setelah dilakukan Tindakan
Kurang terpapar Tindakan keperawatan Observasi :
Informasi selama 2 x 24 jam Identifikasi kesiapan dan
DS : diharapkan Tingkat kemampuan menerima
Menanyakan pengetahuan meningkat informasi
masalah yang dengan KH : Identifikasi factor – factor
dihadapi Pertanyaan tentang yanh dapat meningkatkan
DO: masalah yang dan menurunkan motivasi
Menjalankan dihadapi menurun prilaku hidup sehat dan
pemeriksaan Persepsi yang bersih
yang tidak tepat keliru tentang Terapeutik :
masalah menurun Sediakan materi dan media
Penegetahuan Pendidikan Kesehatan
meningkat Jadwalkan Pendidikan
sesuai dengan
kesepakatan
Beri kesempatan untik
bertanya
Edukasi :
Jelaskan factor – factor
yang dapat mempengaruhi
Kesehatan
Ajarkan kehidupan bersih
dan sehat
Jelaskan prilaku yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan prilaku
hidup bersih dan sehat
5. Risiko Harga Diri Setelah dilakukan tindaka Tindakan
Rendah Kronis dd keperawatan selama 2 x 24 Observasi :
Gangguan Psikiatrik jam diharapkan Harga Diri Monitor verbalisasi yang
meningkat dengan KH : merendahkan diri sendiri
Perasaan malu
menurun
Perasaan tidak Identifikasi budaya, agama,
mampu melakukan usia, jenis kelamin, terkait
apapun menurun harga diri
Penilaian positif Monitor tingkat harga diri
meningkat setiap waktu, sesuai
Perasaan memiliki kebutuhan.
kelebihan atau Terapeutik :
kemampuan positif Motivasi terlibat dalam
meningkat verbalisasi positif untuk
Penerimaan diri sendiri
penilaian positif Diskusikan pernyataaan
terhadap diri tentang harga diri
sendiri meningkat. Diskusikan pengalaman
yang dapat meningkaykan
harga diri
Diskusikan Bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan dan
Batasan yang jelas
Fasilitasi lingkungan dan
aktifitas yang
meningkatkan harga diri.
Edukasi :
Jelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya
dukungan dalam
perkembangan konsep
positif diri pasien
Anjukan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negarif
Latih peningkatan
tengguang jawab untuk diri
sendiri
Latih pernyataan
kemampuan positif diri
Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
6. Risiko Defisit Nutrsi dd Setelah dilakukan Tindakan
Faktor Psikologis ( Tindakan Keperawatan Obervasi :
Stress, keengganan selama 2 x 24 jam Monitor asupan dan
untuk makana) diharapkan Status Nutrisi keluarnya makanan dan
membaik dengan KH :
Porsi makan yang cairan serta kebutuhan
dihabiskan kalori
meningkat’ Terapeutik :
Berat Badan Timbang BB secara rutin
Mambaik Diskusikan prilakuk makan
Index Masa Tubuh dan jumlah aktifitas fisik 9
( IMT ) membaik termasuk olah raga ) yang
sesuai
Lakukan kontrak prilaku
( Mis BB, tanggung jawab
prilaku )
Berika penguatan positif
terhadap Kesehatan target
dan perubaha prilaku
Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan dirumah ( mis :
media konseling )
Edukasi :
Ajarkan membuat catatan
harian tentang perasaan
dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (
mis : pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktifitas berlebih
Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
Ajarkan kemampuan
koping untuk
menyelesaikan prilaku
makan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target BB,
kebutuhan kalori, dan
pilihan makanan.