Anda di halaman 1dari 10

TEORI RANDO

Oleh :

NAMA : OKTAVIA SAPUTRI


NIM : 2207201117
MK : PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA
DOSEN : Ns. SRI ANDALA, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridha-

Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Teori Rando” telah dapat diselesaikan dengan baik dan

tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah

Psikososial dan Budaya. Penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan dukungan

secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh

sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan pihak terkait lainnya yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Penulis berharap nantinya penulisan

makalah ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutkan dalam proses berduka dan kehilangan.

Lhokseumawe, Desember 2022


Penulis

Oktavia Saputri
2207201117
DAFTAR ISI

Halaman :
COVER ............................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ....................................................................................... II
DAFTAR ISI ..................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1Konsep Dasar
2.1.1 Loss(kehilangan) dan Grief(berduka) .................................................. 6
2.1.2 Teori dari proses berduka menurut Rando ........................................... 7
2.1.3 Jenis-jenis Berduka ............................................................................. 8
2.1.4 Tanda dan Gejala Berduka .................................................................. 9

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
5.2 Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian yang sifatnya unik
bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan
istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan.
Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan
atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk
mencari bentuan kepada orang lain. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi
seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang
pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang
memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi
perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2020).
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme
koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat
membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka
cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi,
mental dan sosial yang serius. Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam
lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga
yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita.
Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan
klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian.
Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat
mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
Dari latar belakang diatas maka penulis ingin menjelaskan konsep teori Rando terkait kehilangan
dan berduka.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kehilangan ?

2. Apa yang dimaksud dengan Berduka ?

3. Bagaimana konsep teori Rando terkait kehilangan dan berduka ?


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Teori Rando

2.1.1 Loss (Kehilangan) dan Grief (Berduka)

Loss adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan (Hidayat, 2012). Loss adalah suatu
keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Iyus Yosep, 179). Loss merupakan pengalaman yang
pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda. Dapat diambil kesimpulan dari definsi-definisi di atas bahwa Loss adalah sebuah
perasaan pada diri individu yang diakibatkan dari peristiwa menjadi tidak adanya suatu hal baik
orang atau apapun yang sebelumnya ada.

Dalam Hidayat (2012), grieving (berduka) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan
terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.
Sedangkan istilah bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu
melewati rekasi atau masa berkabung (mourning).

2.1.2 Teori dari proses berduka menurut Rando

Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka. Konsep dan
teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan
emosional klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu mereka
memahami kesedihan mereka dan mengatasinya.Peran perawat adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan
memberikan dukungan dalam bentuk empati.
Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:

1 Penghindaran, pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

2 Konfrontasi, pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara
berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan
dirasakan paling akut.

3 Akomodasi, pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai
memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk
menjalani hidup dengan kehidupan mereka.

PERBANDINGAN EMPAT TEORI PROSES BERDUKA


KUBLER-ROSS MARTOCCHIO
ENGEL (1964) RANDO (1991)
(1969) (1985)

Shock dan tidak percaya Menyangkal Shock and disbelief Penghindaran

Berkembangnya Yearning and


Marah
kesadaran protest

Anguish,
Restitusi Tawar-menawar disorganization and Konfrontasi
despair

Identification in
Idealization Depresi
bereavement

Reorganization / the out Reorganization and


Penerimaan Akomodasi
come restitution

2.1.3 Jenis-jenis Berduka


1 Berduka normal, terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.
Misalnya, kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian, dan menari diri dari aktivitas untuk
sementara.
2 Berduka antisipatif, yaitu proses’melepaskan diri’ yng muncul sebelum kehilangan atau kematian
yang sesungguhnya terjadi.Misalnya, ketika menerima diagnosis terminal, seseorang akan memulai
proses perpisahan dan menyesuaikan beragai urusan didunia sebelum ajalnya tiba
3 Berduka yang rumit, dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya,yaitu tahap
kedukaan normal.Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat mengancam
hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.
4 Berduka tertutup, yaitu kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara
terbuka.Contohnya:Kehilangan pasangan karena AIDS, anak mengalami kematian orang tua tiri,
atau ibu yang kehilangan anaknya di kandungan atau ketika bersalin.
2.1.4 Tanda dan Gejala Berduka
1. Ungkapan kehilangan
2. Menangis
3. Gangguan tidur
4. Kehilangan nafsu makan
5. Sulit berkonsentrasi
6. Karakteristik berduka yang berkepanjangan, yaitu:
a. Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang lama
b. Sedih berkepanjangan
c. Adanya gejala fisik yang berat
d. Keinginan untuk bunuh diri
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari teori rando dedifinisikan respon berduka menjadi 3 katagori :
1. Penghindaran, pada tahap ini terjadi shock menyangkal dan tidak percaya.
2. Konfrontasi, pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-
ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling
akut.
3. Akomodasi, pada tahap ini secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai memasuki
kembali secara emosional dan social dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk hidup dengan
kehidupan mereka.
3.2 SARAN
Peran perawat dalam mengaplikasikan teori Rando pada klien :
1. Memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan secara verbal
2. Menjadi pendengar yang baik
3. Bantu dalam mendiskusikan rencana masa depan
DAFTAR PUSTAKA

Potter&Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Judith&Nancy.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Cynthia&Sheila. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Herdman, T. Heater. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai