Abstrak
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya. Sectio caesarea dapat dipilih sebagai cara
lahir untuk hidrosefalus karena dapat berisiko terjadinya robekan apabila persalinan di lakukan secara pervaginam.
Persalinan bedah sectio caesarea lebih sering dipilih dibandingkan dengan cara persalinan pervaginam untuk manajemen
persentasi bokong, terdapat beberapa faktor resiko terjadinya persentasi bokong, yaitu abnormalitas struktural uterus,
polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong
sebelumnya. Polihidramnions kondisi klinis ini dikaitkan dengan risiko tinggi hasil kehamilan yang buruk. Pasien Ny. S usia
37 tahun datang mau melahirkan dengan keluhan mulas yang dirasa semakin lama semakin sering, hamil 37 minggu,
dengan hasil USG polihidramnion dan hidrosefalus. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: tampak sakit sedang;
o
suhu 36,5 C; tekanan darah: 120/80 mmHg; frek. nadi: 92x/menit; frek. nafas: 18 x/menit. Pada pemeriksaan Leopold I
didapatkan tinggi fundus uteri 40 cm, teraba bagian bulat, melenting, keras, kesan kepala. Leopold II teraba bagian panjang
datar di sisi kanan kesan punggung. Leopold III teraba bagian bulat lunak, kesan bokong. DJJ 155x/mnt, TBJ 4.300 gram.
Pada pasien dilakukan sectio caesarea atas indikasi hidrocepalus, polihidroamnion dan persentasi bokong. Tata laksana
pada pasien ini post SC adalah seftriaxone, ketorolak dan oksitosin.
terkait dengan gangguan polihydramnios samping bokong dapat diraba kedua kaki dan
seperti kelainan sistem saraf pusat, langit- presentasi bokong kaki tidak sempurna
langit atau mulut sumbing, mikrognathia, (incomplete breech) yaitu letak sungsang
kelainan trakea (leher, mediastinal, atau dimana hanya satu kaki di samping bokong,
massa paru-paru, obstruksi jalan napas, hernia sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.
15,16
diafragmatik),obstruksi saluran pencernaan,
dan neurologis atau gangguan otot seperti Faktor-faktor lain yang memegang
distrofi miotonik peranan dalam terjadinya letak sungsang
Perawatan prenatal rutin mencakup diantaranya adalah multiparitas, hamil
skrining untuk diabetes serta pengujian untuk kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta
sifilis. Walaupun tidak ada data untuk previa dan panggul sempit. Kadang-kadang
mendukung manfaat re-screening untuk letak sungsang disebabkan karena kelainan
diabetes dalam kehamilan, dapat uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta
dipertimbangkan ketika polihydramnios yang terletak di daerah kornu fundus uteri
diidentifikasi pada trimester ketiga dan / atau dapat pula menyebabkan letak sungsang
>1 bulan telah berlalu sejak skrining diabetes karena plasenta mengurangi luas ruangan di
selesai. Infeksi bawaan biasanya muncul daerah fundus. Memperhatikan komplikasi
dengan temuan sonografis tambahan, seperti persalinan letak sungsang melalui pervaginam,
NIHF, hepatomegali, splenomegaly, atau maka sebagian besar pertolongan persalinan
placentomegaly. Dalam kasus polyhydramnios letak sungsang dilakukan dengan seksio
terkait dengan NIHF atau fitur sonografis sesarea. Pada saat ini seksio sesarea
tambahan, evaluasi untuk anemia janin dan menduduki tempat yang sangat penting dalam
infeksi bawaan. menghadapi persalinan letak sungsang16
Polihidramnios berat dalam kehamilan Didapatkan hubungan antara presentasi
sebelumnya harus menimbulkan kekhawatiran sungsang dengan polihidroamnion,
yang lebih besar untuk etiologi yang oligohidroamnion dan multiparitas. Prevalensi
mendasarinya. Pada kasus polihidramnios komplikasi antenatal yang sering ditemui
berat, terutama di awal kehamilan, penting adalah 43,60% tertinggi untuk hipertensi,
untuk meninjau riwayat medis dan keluarga, hipertensi yang diinduksi kehamilan (9,30%)
selain mendapatkan pemeriksaan USG dan diikuti oleh polihidramnios (8.13%). 17
terperinci. 13 Terdapat indikasi bagi ibu dan janin
Polihydramnios yang berat, terutama untuk menjalani bedah caesar, faktor ibu
dengan penurunan gerakan janin, konseling seperti masalah medis seperti penyakit
genetik dan pertimbangan pengujian untuk jantung dan penyakit pernapasan tertentu,
gangguan neurologis seperti distrofi miotonik kehamilan kembar, terutama triplet, atau
bawaan harus dipertimbangkan. Dalam satu kehamilan multigravida yang tinggi, obstruksi
penelitian, risiko bahwa kelainan akan jalan lahir oleh fibroid atau tumor, infeksi
terdeteksi dalam periode neonatal berkisar pada ibu dan kegagalan persalinan sedangkan
dari 1% pada polihidramnios ringan dan >10% faktor janin seperti malpresentasi, misalnya
pada polihidramnios berat. 14 presentasi bokong atau letak transversal,
Letak sungsang merupakan keadaan status janin tidak meyakinkan, contohnya
dimana janin terletak memanjang dengan yaitu bayi yang sangat besar atau sangat kecil,
kepala di fundus uteri dan bokong berada di presentasi abnormal, prolaps tali pusar, atau
bagian bawah kavum uteri. Klasifikasi letak abnormalitas janin. 18
sungsang dibagi menjadi presentasi bokong Bedah sesar dilakukan apabila ibu tidak
murni (frank breech) yaitu letak sungsang dapat melahirkan secara pervaginam yang
dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga dapat disebabkan oleh adanya kelainan
ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin, seperti placenta previa, presentasi atau letak
presentasi bokong kaki sempurna (complete abnormal pada janin, serta indikasi-indikasi
breech) yaitu letak sungsang dimana kedua yang lain. Persalinan dengan bedah sesar juga
kaki dan tangan menyilang sempurna dan di dilakukan ketika terdapat risiko yang dapat
membahayakan nyawa ibu ataupun janin. 19 dan penunjuk yaitu sacrum lateral. Pada
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,8
(Riskesdas) tahun 2010, tingkat persalinan gr%, leukosit 9400/ul dan trombosit 321.000.
dengan bedah sesar dari 33 propinsi di Pada pemeriksaan USG didapatkan hasil BPD
Indonesia sebesar 15,3 %. 20 12,93cm, janin tunggal hidup dengan
hidrosefalus dan letak bokong.
Kasus Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
Seorang wanita usia 37 tahun, datang dan tatalaksana yang telah dilakukan,
ke PONEK Rumah Sakit Daerah dr. Hi. Abdul diagnosa yang didapat pada pasien adalah
Moeloek (RSUDAM) pada tanggal 12 pada P3A0 post SC atas indikasi hiprocephalus
tanggal 17 Juni 2021 dengan keluhan mulas- dengan polihidramnion dan presentasi
mulas sejak 8 jam SMRS dengan keluhan perut bokong. Tatalaksana pasien post SC adalah
mules dirasakan hilang timbul, makin lama ceftriaxone 1 gr/12 jam secara intravena,
makin sering. Keluhan tidak disertai keluar ketorolac 30 mg/8 jam intra vena, oksitosin
lendir darah ataupun keluar air dari jalan lahir. drip dalam RL 500cc 20 TPM selama 12 jam
Pagi SMRS, pasien kontrol ke Sp.OG di RS Liwa Pemeriksaan fisik pasien post partum
didapatkan hasil USG polihidramnion dan didapatkan kesadaran pasien komposmentis,
hidrocephalus sehingga pasien dirujuk ke keadaaan umum: tampak sakit ringan; suhu:
RSAM untuk rencana SC. Riwayat keluar darah 36,7 oC; tekanan darah: 120/80 mmHg; frek.
lendir (-), riwayat trauma (-), riwayat nadi: 86x/menit; frek. nafas: 20 x/menit. TFU 1
bersenggama sebelumnya (-), riwayat jari di bawah umbilikal, kontraksi baik, lochea
keputihan (-), riwayat minum jamu atau obat- rubra, darah merah segar.
obatan (-). Pasien mengatakan hamil cukup Setelah bayi lahir dilakukan
bulan dan gerakan anak masih dirasakan. pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Hari pertama haid terakhir (HPHT) 1 berupa pemeriksaan CT-Scan kepala. Pada
Oktober 2020 dan taksiran persalinan 7 Juli pemeriksaan fisik didapatkan lingkar kepala
2021. Riwayat perkawinan sebanyak 1 kali. berukuran 46 cm, fontanel anterior yang
Riwayat obstetri pada tahun 2010 pasien sangat tegang, sutura tampak atau teraba
melahirkan anak pertama secara pervaginam, melebar, kulit kepala licin, dan sunset
jenis kelamin perempuan dengan berat lahir phenomenon dimana kedua bola mata
3500 gram dan anak kedua secara pervaginam berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas
tahun 2018 jenis kelamin perempuan dengan tertarik.
berat lahir 3500 gram.
Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Hasil dari pemeriksaan CT Scan yaitu sebagai
pasien komposmentis, keadaaan umum: berikut:
tampak sakit sedang; suhu: 36,7 oC; tekanan
darah: 120/80 mmHg; frek. nadi: 92x/menit;
frek. nafas: 18 x/menit. Pada pemeriksaan
Leopold I didapatkan tinggi fundus uteri 40cm,
teraba bagian bulat, melenting, keras, kesan
kepala. Leopold II teraba bagian panjang datar
di sisi kanan kesan punggung. Leopold III
teraba bagian bulat lunak, kesan bokong. DJJ
155x/mnt, TBJ 4300 gram. Pemeriksaan dalam
didapatkan portio letak anterior dan
konsistensi lunak. Pendataran didapatkan
±40%, pembukaan 4 cm, ketuban intak, bagian
terbawah janin kepala, penurunan kepala di
Hodge II, penurunan bagian terbawah janin
(bokong) terletak setinggi bagian bawah
simfisis atau setinggi linea terminalis os coxae
Faktor resiko lainnya adalah gaya hidup hidrosefalus yang terjadi sejak di dalam
ibu semasa hamil yang sering dikaitkan kandungan sebagai hidrosefalus kongenital. 28
dengan hipertensi, preeklampsia dan diabetes Pada hidrosefalus, terjadi obstruksi
ibu (pragetasi dan/ atau kehamilan). Selain itu, pada aliran cairan sererospinal. Jika
obesitas sebelum kehamilan juga memiliki obstruksinya terdapat pada system ventrikuler
hubungan yang signifikan secara statistik (43%), maka disebut noncommuncating
dengan hidrosefalus kongenital dalam studi hidrosefalus. Jika obstruksi terjadi pada ruang
metaanalisis2. Paparan ibu terhadap beberapa subaraknoid (38%) atau di ruang araknoid
obat juga berimplikasi pada kejadian (19%), maka disebut communicating
hidrosefalus kongenital, termasuk hidrosefalus34. Selain terjadinya obstruksi,
penggunaan metronidazole intra vagina dapat juga terjadi gangguan penyerapan dari
selama bulan ke-2 dan ke-3 kehamilan dan cairan serebrospinal ke sistem peredaran
trimester pertama, paparan penggunaan darah35.
antidepresan (terutama SSRI, proton pomp Diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan
inhibitor (PPI), obat nitrosatable, atau melalui tanda dan gejala klinis serta ditunjang
tribenoside. 32 Selain itu prenatal care, trauma dengan pemeriksaan CT Scan. Pada
pada ibu saat hamil serta status sosial pemeriksaan fisik didapatkan lingkar kepala
ekonomi yang rendah juga menjadi faktor berukuran 46 cm, yang mana berdasarkan
resiko terjadinya hidrosefalus kongenital. 10 grafik ukuran lingkaran kepala berdasarkan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan usia sudah melebihi persentil 98% sehingga
tinggi fundus uteri yaitu 40 cm dimana lebih dapat diartikan bayi mengalami makrosefalus.
besar dari usia gestasi. Tinggi fundus uteri Makrosefalus merupakan salah satu tanda
yang besar dari usia gestasi dapat dicurigai hidrosefalus dimana ukuran kepala lebih besar
sebagai hidrosefalus, makrosomia, bayi dari dua deviasi standar di atas ukuran normal
kembar, dan polihidramnion. Pada atau persentil 98 dari kelompok usianya. Hal
pemeriksaan USG, didapatkan biparietal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan
diameter (BPD) yaitu 12,93. Diagnosis intrakranial dan menyebabkan empat gejala
hidrosefalus berdasarkan pengukuran BPD hipertensi intrakranial, yang mana keempat
pada USG adalah >11cm atau BPD dua kali gejala tersebut juga terdapat pada bayi Ny. S
lebih besar dari diameter thorax. Pada pasien yaitu fontanel anterior yang sangat tegang
ini didapatkan BPD yang jauh lebih besar (37%), sutura tampak atau teraba melebar,
sehingga diagnosis hidrosefalus bisa kulit kepala licin, dan sunset phenomenon
ditegakkan. USG pada minggu 12-13 dimana kedua bola mata berdiaviasi ke atas
kehamilan dapat menunjukkan tanda-tanda dan kelopak mata atas tertarik.9
anomaly fetal, seperti ditemukannya Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pelebaran ventrikel lateral walaupun ukuran oleh Lyndom dkk, kelainan anomali kongenital
BPD normal. Namun harus dikonformasi lagi dapat menyebabkan polihidramnion yaitu
pada minggu 24-25 kehamilan34. sebesar 12.7% dimana hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penumpukan merupakan salah satu kelaianan anomali
cairan serebrospinal yang dapat menyebabkan kongenital yang berubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial ataupun polihidramnion. 27
pendesakan jaringan disekitarnya. Penyebab Patofisiologi dari polihidramnion belum
hidrosefalus dapat dibedakan menjadi dua jelas. Ketidakseimbangan dalam mekanisme
yaitu hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus produksi dan absorbsi dapat menyebabkan
didapat. Hidrosefalus kongenital meliputi polihidramnion19. Pemeriksaan klinis pada
neural tube deffect, kista arachnoid, sindrom pasien simtomatik dengan polihidramnion
Dandy-Walker dan malforasi Arnold-Chiari. berat diantaranya yaitu perut terasa tegang,
Sedangkan hidrosefalus didapat umumnya bengkak pada ekstremitas bawah, tinggi
disebabkan oleh tumor otak, cedera kepala fundus > 3 cm dari usia kehamilan21. Gejala
dan perdarahan intrakranial non-traumatik. lain yang dapat timbul yaitu sesak napas,
Pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa edem labia, vulva, dan dinding perut, palpasi
janin sulit dilakukan dan juga denyut jantung itu, presentasi janin diduga yaitu presentasi
bayi sering tidak terdengar. 25 bokong.
Pemeriksaan USG merupakan alat Beberapa kondisi yang dapat
diagnostic pada polihidramnion. Pengukuran mempengaruhi kemampuan janin untuk
jumlah cairan amnion dapat dilakukan dengan berubah presentasi menjadi presentasi
berbagai cara diantaranya yaitu pengukuran bokong meliputi plasenta previa,
diameter vertical terbesar pada salah satu prematuritas, kelainan kongenital,
kantung amnion. Pengukuran dilakukan polihidramnion, oligohidramnion, dan fetal
dengan mencari kantung amnion terbesar, neuromuscular disorder23.
bebas dari tali pusat dan ekstremitas janin, Diagnosis dari presentasi bokong dapat
yang ditemukan melalui transduser yang diketahui dari pemeriksaan fisik yaitu
diletakkan tegak lurus terhadap kontur pemeriksaan leopold dan juga pemeriksaan
dinding abdomen ibu. Jika pengukuran > dari 8 dalam. Pada pemeriksaan dalam, palpasi
cm, maka dapat disebut sebagai teraba keras, bulat dan melenting di fundus
polihidramnion. Cara kedua yaitu dengan dan juga pada abdomen inferior teraba bulat
pengukuran amniotic fluid indeks (AFI). lunak. Pada pemeriksaan dalam, teraba
Pengukuran AFI dilakukan dengan membagi ekstremetas bawah, teraba jsringan lunak
uterus kedalam 4 kuadran. Pada setiap bokong janin23. Sekitar 8% dari presentasi
kuadran uterus dicari kantung amnion bokong tidak terdeteksi sampai terjadinya
terbesar, bebas dari tali pusat dan ekstremitas partus. Pemeriksaan dalam bisa jadi tidak
janin, yang ditemukan melalui transduser yang lebih akurat dibandingkan dengan
diletakkan tegak lurus terhadap lantai. AFI pemeriksaan leopold. 24
merupakan hasil penjumlahan dari diameter Pemeriksaan USG dapat
vertikal terbesar kantung amnion pada setiap mengkonfirmasi dari diagnosis presentasi
kuadran. Jika AFI >20 cm maka disebut bokong. Letak dan presentasi janin harus
polihidramnion22. Pada pasien dilakukan USG tervisualisasikan. Jika didapatkan presentasi
namun dikarenakan data yang didapatkan bokong, informasi yang lebih spesifik seperti
yaitu berupa foto yang dikirim melalui sosial jenis presentasi bokong juga harus
media, didapatkan hasil foto USG yang tidak didokumentasikan. 23 Pada pasien dilakukan
terlalu jelas, sehingga diagnosis USG namun dikarenakan data yang
polihidramnion sulit untuk dinilai. didapatkan yaitu berupa foto yang dikirim
Polihidramnion dikaitkan dengan melalui sosial media, didapatkan hasi foto USG
peningkatan risiko untuk melahirkan secara SC yang tidak terlalu jelas, sehingga diagnosis
karena beberapa faktor termasuk peningkatan presentasi bokong sulit untuk dinilai.
risiko untuk terjadinya presentasi sungsang, Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
prolaps tali pusar, dan distosia bahu. pasien komposmentis, keadaaan umum:
Komplikasi lain dari polihidramnios dapat tampak sakit sedang; suhu: 36,7 oC; tekanan
berkorelasi langsung dengan proses penyakit darah: 120/80 mmHg; frek. nadi: 92x/menit;
yang mengubah keseimbangan cairan ketuban frek. nafas: 18 x/menit. Pada pemeriksaan
normal yang mengakibatkan peningkatan Leopold I didapatkan tinggi fundus uteri 40cm,
cairan ketuban. Makrosomia janin, yang teraba bagian bulat, melenting, keras, kesan
umumnya sering terjadi pada diabetes dalam kepala. Leopold II teraba bagian panjang datar
kehamilan adalah faktor risiko untuk di sisi kanan kesan punggung. Leopold III
terjadinya hipoglikemia neonatal, distosia teraba bagian bulat lunak, kesan bokong. DJJ
bahu yang sering memerlukan operasi SC. 26 155x/mnt, TBJ 4300 gram. Pemeriksaan dalam
Pada pemeriksaan fisik yaitu didapatkan portio letak anterior dan
pemeriksaan leopold, ditemukan hasil dari konsistensi lunak. Pendataran didapatkan
leopold I yaitu teraba bagian bulat, melenting, ±40%, pembukaan 4 cm, ketuban intak, bagian
keras, kesan kepala dan leopold III yaitu terbawah janin kepala, penurunan kepala di
teraba bulat lunak, kesan bokong. Oleh karena Hodge II, penurunan bagian terbawah janin
(bokong) terletak setinggi bagian bawah
simfisis atau setinggi linea terminalis os coxae 6. Kitova T, Kitov B, Milkov D, Cheikh N,
dan penunjuk yaitu sacrum lateral. Pada Gaig S. Fetal Hidrosefalus. Pteridines
pemeriksaan USG didapatkan hasil BPD 2014; 25(3-4): 65–68
12,93cm, janin tunggal hidup dengan 7. Garne E, Loane M, Addor MC, Boyd PA,
hidrosefalus dan letak bokong. Barisic I, Dolk H. Congenital hidrosefalus –
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan prevalence, prenatal diagnosis and
dan tatalaksana yang telah dilakukan, outcome of pregnancy in four European
diagnosa yang didapat pada pasien adalah regions. European journal of paediatric
P3A0 post SC atas indikasi hiprocephalus neurology. 2010; (14): 150–155
dengan polihidramnion dan presentasi 8. Andriati, Riris. Studi Literatur
bokong. Tatalaksana pasien post SC adalah Hidrosepalus Kongenital. 2014. [disitasi
ceftriaxone 1 gr/12 jam secara intravena, tanggal 6 Juli 2021]. (1). Tersedia dari
ketorolac 30 mg/8 jam intra vena, oksitosin http://stikes.wdh.ac.id
drip dalam RL 500cc 20 TPM selama 12 jam. 9. Apriyanto, Rhonaz PA, Fadillah S,
Hydocephalus Pada Anak. 2013. [disitasi
Simpulan tanggal 6 Juli 2021]. (1). Tersedia dari
Wanita 37 tahun P3A0 post-SC Atas https://media.neliti.com
Indikasi Hidrocephalus dengan Polihidramnion 10. Kalyvas AV, Kalamatianos T, Pantazi M,
dan Presentasi Bokong, diitatalaksana dengan Lianos GD, Stranjalis G, Alexiou GA.
terminasi kehamilan secara secsio sesaria . Maternal environmental risk factors for
congenital hidrosefalus: a systematic
Daftar Pustaka review. 2016. Neurosurg Focus 41 (5):3
1. Koleva M & Jesus OD. Hidrosefalus. 11. Marmi.Asuhan Kebidanan Patologi.
Florida. Stat Pearls. 2021. [disitasi tanggal 6 Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Hlm
Juli 2021]. (1). Tersedia dari NCBI 34
Bookshelf. A service of the National 12. Pri-Paz S, Khalek N, Fuchs KM, Simpson
Library of Medicine, National Institutes of LL. Maximal amniotic fluid index as a
Health. prognostic factor in pregnancies
2. Munch TN, Rostgaard K, Rasmussen ML, complicated by polyhydramnios.
Wohlfahrt J, Juhler M, Melbye M. Familial Ultrasound Obstet Gynecol 2012;39:648–
aggregation of congenital hidrosefalus in 53.
a nationwide cohort. Brain. 2012 13. Norton ME, Chauhan SP, Dashe JS.
Aug;135(8):2409-15. Society for Maternal-Fetal Medicine
3. Ageng, Sri.Proses Penerimaan Dan (SMFM) clinical guideline no. 7:
Pengasuhan Orang Tua Untuk nonimmune hydrops fetalis. Am J Obstet
Mempertahankan Afeksi Sayang Pada Gynecol 2015;212: 127–39.
Anak Hidrosefalus. Skripsi Program Studi 14. Dashe JS, McIntire DD, Ramus RM,
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Santos-Ramos R, Twickler DM.
Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Hydramnios: anomaly prevalence and
2017. [disitasi tanggal 6 Juli 2021]. (1). sonographic detection. Obstet Gynecol
Tersedia dari 2002;100:134–9.
https://ejournal3.undip.ac.id 15. Kasdu D.Solusi Problem Persalinan.
4. Yaeni M. Analisa Indikasi Dilakukan Jakarta : Puspa Swara. 2005. Hlm 52
Persalinan Sectio Caesarea Di Rsup Dr. 16. Prawirohardjo,S. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2013. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
[disitasi tanggal 6 Juli 2021]. (1). Tersedia Prawirohardjo Profil Kesehatan. 2008.
dari http://eprints.ums.ac Hlm 32-33
5. Dincer A, Ozek MM. Radiologic Evaluation 17. Ranain S, Bhati I, Choudrhary S, Manisha,
of Pediatric Hydrocephlaus. Children Nerv Priyanka, Divya. A Study Of Breech
Syst. 2011; 27:1543-62 Presentation And Maternal and Perinatal
Outcome In A Tertiary Care Hospital Of