LAPORAN PENELITIAN
“RELAKSASI NAFAS DALAM PADA KLIEN FRAKTUR”
Disusunoleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisol M 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021
i
ii
LAPORAN PENELITIAN
“RELAKSASI NAFAS DALAM PADA KLIEN FRAKTUR”
Disusunoleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisol M 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Literaturb Jurnal yang berjudul : RelaksasiNafasDalam Pada Klien Fraktur
Disusun oleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisolMustaqim 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021
Program Studi : S1 Keperawatan
Semester : V (lima)
Menyetujui,
DosenPembimbing
iii
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................i
Halaman Sampul ...................................................................................................ii
LEMBER PENGESAHAN .................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumus Masalah …………………………………………………………...2
C. Tujuan …………………………………………………………………….3
BAB II METODE ..................................................................................................4
A. Strategi PencarianLiteratur ………………………………………………..4
B. Data base Pencarian ………………………………………………………4
C. Kata Kunci………………………………………………………………...4
D. KriteriaInklusi dan Ekslusi ………………………………………………..5
E. Hasil Pencarian dan Seleksi Study ………………………………………..6
BAB III Hasil .........................................................................................................7
BAB IV PENUTUP .............................................................................................13
A. Kesimpulan ...............................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat terjadi fraktur saat itu kita merasakan nyeri, Rasa nyeri
merupakan stresor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana
individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan
respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum,
wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, dan apabila nafas
makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan
respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat
mengurangi sistem imun dalam peradangan, serta menghambat
penyembuhan respon yang lebih parah akan mengarah pada ancaman
merusak diri sendiri (Corwin, 2001).
1
2
2015 didapatkan sekitar 2.900 orang yang mengalami insiden fraktur, 56%
diantaranya mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15%
mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau
depresi.(Lela and Reza)
Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh
trauma, tenaga fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak
disekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut
lengkap atau tidak lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak dijumpai dan
menjadi salah satu masalah dipusatpusat pelayanan kesehatan di seluruh
dunia salah satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013).
B. Rumusan masalah
1. Apakah ada penurunan intensitas nyeri luka pasca operasi fraktur setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas?
2
3
3
4
BAB II
Metode
A. Strategi Pencarian Literature
B. Database Pencarian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data
sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan tema yang
sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan
empat database yaitu ScienceDirect, ProQuest, Pubmed, dan Google scholar.
C. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Boolean operator
(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau
4
5
jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam literature review ini
yaitu, “Burns wound” AND “Honey” AND “Treatment.
Pencarian menggunakan
keyword melalui database
ProQuest, ScienceDirect, Excluded (n=70)
Pubmed, dan Google Population/problem
scholar. (n=823) - Tidak sesuai dengan topik (n=40)
Intervention
- Bukan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
Seleksi skrining berdasarkan
pada pasien fraktur (n=30)
duplikasi ditemukan
Outcomes
sebanyak 84 artikel (n=84)
- Tidak menggambarkan tentang efektivitas
relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur
Identifikasi abstrak (n=18)
Excluded (n=15)
Jurnal akhir yang dapat Population/problem
dianalisa sesuai rumusan - Tidak sesuai dengan topik (n=7)
masalah dan tujuan (n=10) Intervention
- Bukan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
pada pasien fraktur(n=2)
Outcomes
- Tidak menggambarkan tentang efektivitas
relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur (n=4)
6
7
7
8
BAB III
HASIL
Artikel atau jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuatkan table daftar hasil
pencarian jurnal yang mencakup nama penelian, tahun terbit, judul, model dan hasil penelitian serta database.
8
9
nyeri,
A : univariat dan bivariate
6 Bejo, 2015 Vol : 04 Gambaran D : deskriptif Dari hasil penelitian dapat dilihat Google
Wahyudin No : 01 Pengetahuan S : seluruh pasien fraktur bahwa hanya 20 (38,5%) Scholar
Dan Sikap yang dirawat di Ruang responden yang tidak memiliki
Pasien Fraktur Bedah RSUD Raden pekerjaan, sedangkan 32 (61,5%)
Tentang Tehnik Mattaher Jambi Tahun responden memiliki pekerjaan.
Relaksasi Nafas 2014 sebanyak 140 orang Beberapa pekerjaan memiliki
Dalam Di Rsud pasien fraktur risiko yang tinggi terhadap
Raden Mattaher V : mengalami nyeri terjadinya kecelakaan di jalan
Jambi Tahun terutama pada pasien raya yang akan menyebabkan
2014 fraktur fraktur. Purwanto (2000),
I : pemberian relaksasi
nafas dalam
A : analisi univariat
7 Agung 2016 Vol : 01 Efektifitas D : Quasi Experimentdan Hasil uji independen t-test Google
Kristanto, Fitri No : 01 Penggunaan rancangan pre-test-post-test menunjukkan perbedaan yang Scholar
Arofiati Cold Pack with control group kecil rasa nyeri post analgetik I
Dibandingkan S : pasien pasca ORIF pada antara kelompok cold pack (5,33
Relaksasi Nafas ekstremitas atas ataupun poin) dengan relaksasi nafas
Dalam untuk bawah yang dirawat di dalam (5,4 poin) sebelum
Mengatasi RSUP dr Soeradji dilakukan kompres dingin cold
Nyeri Pasca Tirtonegoro Klaten dan pack dan relaksasi nafas dalam.
Open Reduction memenuhi kriteria inklusi Hal tersebut berati sebelum
Internal berusia 20-60 tahun mendapat intervensi baik dengan
Fixation (ORIF) V : pasca operasi Total cold pack maupun relaksasi nafas
Knee Replacement, dalam, kondisi nyeri pasien
mengalami multiple hampir sama. Setelah
fraktur, mengalami diintervensi, terdapat selisih dari
komplikasi dan fraktur pengukuran 1 - 4yang bermakna
patologis secara statistik (p<0,05).
I : pemberian relaksasi
11
12
nafas dalam
A : .Pengompresan dengan
cold pack pada tahap
analgetik II dilakukan
kurang lebih 3-4 jam
setelah pemberian obat di
bangsal.
8 Made Suryani, 2020 Vol : 01 Penurunan D : Evidence Based Hasil pengkajian menunjukkan Google
Edy Soesanto No : 03 Intensitas Nyeri Nursing Practice bahwa kedua subjek studi kasus Scholar
Pada Pasien S : 2 orang pasien yang berusia diatas 20 tahun, jenis
Fraktur Tertutup sesuai dengan kriteria kelamin laki-laki dan perempuan.
Dengan inklusi Kedua subjek studi kasus
Pemberian V : Pada keadaan nyeri mengeluh adanya nyeri yang
Terapi Kompres ringan dapat menggunakan dibuktikan dengan subjek studi
Dingin obat seperti antiinflamasi kasus 1 mengatakan nyeri pada
nonsteroid atau paha kanan bagian tengah dan
parasetamol, nyeri sedang seluruh kaki kanan, P: bertambah
dapat menggunakan obat apabila paha ditekan, Q: nyeri
seperti tramadol atau seperti ditusuk-tusuk, R: paha
codein, dan nyeri berat kanan bagian tengah dan
dapat menggunakan obat menjalar keseluruh kaki kanan,
morfin S: skala 6 dari 0-10, T: nyeri
I : pasien mendapatkan terus menerus, sedangkan pada
terapi obat analgesik subjek studi kasus 2 mengatakan
A : analisi univariat nyeri pada lengan atas tangan
kiri, P: bertambah saat
melakukan perubahan posisi dan
ditekan, Q: nyeri seperti di tusuk-
tusuk, R: bagian lengan atas
tangan kiri, S: skala 5 dari 0-10,
T: hilang timbul dengan durasi ±
5 menit
12
13
9 Margono 2014 Vol : 01 Efektifitas D : ”Quasi experimental Hasil penelitian regulasi tubuh Google
No : 01 Teknik pre-post test with control sebelum perlakuan pada Scholar
Relaksasi Nafas group” dengan perlakuan kelompok kontrol menunjukan
Dalam rileksasi nafas dalam yang bahwa tidak terdapat perbedaan
Terhadap dilakukan 3 kali dalam yang signifikan regulasi tubuh
Peningkatan sehari selama 5-10 menit. kecuali pada parameter frekuensi
Adaptasi S : 32 orang yang terdiri pernapasan
Regulator dari 16 orang kelompok Hasil penelitian regulasi tubuh
Tubuh Untuk perlakuan dan 16 orang sesudah perlakuan pada
Menurunkan kelompok kontrol. kelompok kontrol menunjukan
Nyeri Pasien V : reseptor nyeri yang bahwa terdapat perbedaan
Post Operasi terletak di ujung saraf signifikan pada parameter skala
Fraktur Di bebas dari kulit, selaput nyeri, tekanan darah sistol,
Rumah Sakit lendir dan jaringan lain tekanan darah diastole, frekuensi
Ortopedi sehingga rangsangan pernapasan dan frekuensi nadi
Soeharso dirasakan sebagai nyeri Hasil penelitian regulasi tubuh
Surakarta I : peningkatan adaptasi sebelum perlakuan pada
regulator tubuh untuk kelompok perlakuan menunjukan
menurunkan nyeri post bahwa terjadi perbedaan yang
operasi fraktur dengan signifikan pada semua parameter
membandingkan kelompok Hasil penelitian menunjukan
intervensi dan kontrol. tidak terdapat perbedaan yang
A : uji normalitas Uji signifikan antara sebelum dan
Shapiro-Wilk, uji univariat sesudah pada kelompok control,
Paired sample t-test bagi Hasil penelitian ini menunjukan
yang distribusi normal dan adanya penurunan skala nyeri
Wilcoxon pada kelompok kontrol yang
hanya mendapatkan terapi
standar (analgetik)
10 Suhartini 2013 Vol : 01 Pengaruh D : Quasi ekperimen Hasil penelitian yag dilakukan Google
Nurdin No : 01 Teknik S : pasien pasca operasi terhadap 20 responden, diketahui Scholar
Maykel Kiling Relaksasi fraktur di irina A BLU tingkat nyeri sebelum dilakukan
13
14
Julia Rottie Terhadap RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou teknik relaksasi yaitu nyeri hebat
Intensitas Nyeri Manado sebanyak 20 orang terkontrol 11 orang (55,0
Pada Pasien V: Mengingat betapa %),nyeri sedang 8 orang (40,0
Post Operasi pentingnya %), dan nyeri ringan 1 orang (5,0
Fraktur Di penatalaksanaan tindakan %).
Ruang Irnina A non farmakologi dalam
Blu Rsup Prof perubahan intensitas nyeri
Dr. R.D Kandou pada pasien post operasi
Manado fraktur maka penulis
tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan
I : intensitas nyeri yang
dirasakan oleh responden
yang mengalami nyeri post
operasi sesudah teknik
relaksasi dilakukan. Stategi
penatalaksanaan nyeri
mencakup pendekatan
farmakologis dan non
farmakologis
A : analisi
univariat ,Analisis bivariate
14
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Semua artikel maupun jurnal penelitian yang terangkum dalam literature review ini
menyatakan bahwa teknik relaksasi napas dalam dapat dilakukan oleh semua responden.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan nyeri. Menurut asumsi peneliti bahwa pada pengukuran sebelum dan
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan, dimana diperoleh
tingkat nyeri sedang menjadi ringan, tingkat nyeri sedang dengan sikap responden yang
meringis, menyeringai dapat menujukkan lokasi nyeri, dapat medeskripsikannya, dan dapat
mengikuti perintah dengan baik, sedangkan intensitas nyeri ringan sesudah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik, aktif, tersenyum,
bercanda dan ceria serta pasien terlihat tampak lebih rileks dari sebeumnya. Hal ini
disebabkan dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan enkafalin. Hormon endorphin merupakan
substansi sejenis morfin yang berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak.
Sehingga pada saat neuron nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara neuron
perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi p akan menghasilkan
impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya substansi p dari neuron
sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang.
B. SARAN
Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengajarkan teknik relaksasi kepada
pasien yang mengalami nyeri. Dengan teknik relaksasi nyeri dapat membuat sesorang lebih
rileks, sehingga dapat mengurangi kuantintas nyeri.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Lela, Aini, and Reskita 2018 Reza. “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Pasien Fraktur.” Jurnal Kesehatan, vol. 9, no. 2, 2018, pp. 262–66.
Corwin, J.E. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Potter, Perry (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik (Fundamentals of
nursing : Concepts, process, and practice). Alih Bahasa: Renata Komalasari. Edisi 4.Volume 2. Jakarta:
EGC
Lulman dan N. Ningsih. (2009). Asuhn Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Salemba Medikal. Jakarta.
Novita, D. (2012). Pengaruh Tehnik Musik terhadap Nyeri Post Operasi Reduktional and
Internal Fixtion (ORIF) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Tesis. Fakultas Ilmu
Perawat Progam Paskasarjana Magister Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia.
Depok.
Desiartama, A, dan I G N W, Aryana. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Fraktur Ferum
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas pada Orang Dewasa di RSUD Denpasar tahun 2013. E-Jurnal
Medika. 06 (05):1-4
Ismonah., D. A. Cahyaningrum, dan M. S. Arif. (2015). Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Orif di RS Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan.
Utomo, W., Y. Armiyati, dan M. S. A. SN. (2015). Efektifitas antara Musik Religi dan Slow
Deep Breathing Relaxation dengan Slow Deep Breathing Relaxation terhadap Intensitas Nyeri pada
Pasien Post Operasi Bedah Mayor si RSUD Ungaran
16