Anda di halaman 1dari 21

i

LAPORAN PENELITIAN
“RELAKSASI NAFAS DALAM PADA KLIEN FRAKTUR”

UntukMemenuhiTugas Mata KuliahKeperawatanMedikalBedah III


DosenPengampu : Bapak Ns. Handono FR., M.Kep., Sp.Kep.M.B

Disusunoleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisol M 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON - PROBOLINGGO
2021

i
ii

LAPORAN PENELITIAN
“RELAKSASI NAFAS DALAM PADA KLIEN FRAKTUR”

UntukMemenuhiTugas Mata KuliahKeperawatanMedikalBedah III


DosenPengampu : Bapak Ns. Handono FR., M.Kep., Sp.Kep.M.B

Disusunoleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisol M 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON - PROBOLINGGO
2021

ii
iii

LEMBAR PENGESAHAN
Literaturb Jurnal yang berjudul : RelaksasiNafasDalam Pada Klien Fraktur
Disusun oleh :
1. Zainul Hasan 1831800002
2. Abd. Rohman 1831800004
3. Fauzan Abdullatif 1831800019
4. Badrul Nurul Hisyam 1831800031
5. Ahmad Labib Umam M 1831800029
6. Abdur Rahman 1831800033
7. Mohammad AlfianFaisolMustaqim 1831800013
8. AnandoSetyoAdiwirawan 1831800027
9. Moh. RizkiFathullah 1831800035
10. DwekiQutsi Ali Multazam 1831800021
Program Studi : S1 Keperawatan
Semester : V (lima)

Menyetujui,
DosenPembimbing

Ns. Handono FR., M.Kep., Sp.Kep.M.B


NIK. 2011014

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanallahu wa ta’alaa yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis akhirnya mampu
menyelesaikan sebuah Literatur Jurnal dengan judul “RelaksasiNafasDalam Pada
Klien Fraktur”
Penulis berharap setelah membaca dan mempelajari Literatur Jurnal ini,
pembaca mendapatkan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang lebih baik
sebagaimana tertera dalam tujuan penulisan Literatur Jurnal.
Mengingat proses penulisan Literatur Jurnal ini masih penulis rasakan jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis selalu membuka diri untuk menerima
berbagai masukan sehingga Literatur Jurnal ini dapat lebih sempurna dan
bermanfaat.

Paiton, 28 January 2021

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................i
Halaman Sampul ...................................................................................................ii
LEMBER PENGESAHAN .................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumus Masalah …………………………………………………………...2
C. Tujuan …………………………………………………………………….3
BAB II METODE ..................................................................................................4
A. Strategi PencarianLiteratur ………………………………………………..4
B. Data base Pencarian ………………………………………………………4
C. Kata Kunci………………………………………………………………...4
D. KriteriaInklusi dan Ekslusi ………………………………………………..5
E. Hasil Pencarian dan Seleksi Study ………………………………………..6
BAB III Hasil .........................................................................................................7
BAB IV PENUTUP .............................................................................................13
A. Kesimpulan ...............................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

v
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat terjadi fraktur saat itu kita merasakan nyeri, Rasa nyeri
merupakan stresor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana
individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan
respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum,
wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, dan apabila nafas
makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan
respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat
mengurangi sistem imun dalam peradangan, serta menghambat
penyembuhan respon yang lebih parah akan mengarah pada ancaman
merusak diri sendiri (Corwin, 2001).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012


terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur
akibat kecelakaan lalu lintas. (WHO) mencatat fraktur yang terjadi didunia
kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka prevalensi 2,7%.
Sementara itu pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang dengan
angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 21 juta
orang dengan angka prevalensi 3,5%. Tingkat kecelakaan transportasi jalan
di kawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari total
kecelakaan di dunia, yang didalamnya termasuk Indonesia. (Lela and Reza)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan


Penelitian dan Pengembangan Depkes RI (2013) di Indonesia terjadi kasus
fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan
lalulintas dan trauma benda tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh
yang mengalami fraktur Aini, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur 263 sebanyak 1.775 orang
(3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalulintas, yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (8,5%) dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul, yang
mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%) (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun

1
2

2015 didapatkan sekitar 2.900 orang yang mengalami insiden fraktur, 56%
diantaranya mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15%
mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau
depresi.(Lela and Reza)

Menurut data RSI Siti Khadijah Palembang jumlah pasien fraktur


cenderung meningkat berturut-turut dari tahun 2014 mencapai 338 orang,
pada tahun 2015 397 orang, dan pada tahun 2016 mencapai 423 orang.
Fraktur lebih dominan terjadi pada laki-laki dengan persentase 75%.(Lela
and Reza)

Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh
trauma, tenaga fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak
disekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut
lengkap atau tidak lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak dijumpai dan
menjadi salah satu masalah dipusatpusat pelayanan kesehatan di seluruh
dunia salah satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013).

Teknik Relaksasi Nafas Dalam bisa digunakan dibidang kesehatan


untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Pemberian analgesik
biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan
alternatif non obat-obatan dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping
metode TENS (Transcutaneons Electric Nerve Stimulation), biofeedack,
plasebo dan distraksi. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi
afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (Potter
& Perry, 2005).

Literature review ini merangkum beberapa artikel atau jurnal yang


terkait relaksasi pernafasan dalam pada pasien fraktur

B. Rumusan masalah
1. Apakah ada penurunan intensitas nyeri luka pasca operasi fraktur setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas?

2
3

2. Bagaimanakah cara penerapan terapi relaksasi nafas dalam untuk


mengurangi nyeri pada pasien fraktur ?
C. Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Menjelaskan efektivitas relaksasi pernafasan pada pasien fraktur
b. Tujuan khusus
Menjelaskan efektivitas relaksasi pernafasan dalam pada pasien fraktur

3
4

BAB II
Metode
A. Strategi Pencarian Literature

Pencarian Literature Strategi yang digunakan untuk mencari artikel


menggunakan PICOS framework, yang terdiri dari:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis


sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review
2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus
perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review
3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan
sebagai pembanding
4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada penelitian
terdahulu
5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam jurnal yang
akan di review

B. Database Pencarian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data
sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan tema yang
sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan
empat database yaitu ScienceDirect, ProQuest, Pubmed, dan Google scholar.

C. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Boolean operator
(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau

4
5

jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam literature review ini
yaitu, “Burns wound” AND “Honey” AND “Treatment.

D. kriteria inklusi dan ekslusi


Tabel : D.1 inklusi dan eklusi

Kriteria Inklusi eksklusi


Population/problem Jurnal internasional dan Jurnal internasional dan
nasional yang meneliti atau nasional yang tidak ada
mempelajari tentang hubungannya dengan
Relaksasi Nafas Dalam Relaksasi Nafas Dalam
Pada Pasien Fraktur Pada Pasien Fraktur
Intervention Penatalaksanaan pada Bukan penatalaksanaan
pasien fraktur pada pasien fraktur
menggunakan relaksasi menggunakan relaksasi
nafas dalam nafas dalam
Comporation Ada faktor pembanding Tidak ada faktor
seperti obat-obatan pembanding
farmakologi yang dapat
mengurangi rasa nyeri
Outcome Efektivitas menggunakan Tidak menggambarkan
terapi relaksasi nafas tentang Efektivitas
dalam pada pasien fraktur menggunakan terapi
relaksasi nafas dalam pada
pasien fraktur
Study design Penelitian yang digunkan Tidak ada
yakni penelitian kasual
komparatif, penelitian
eksperimental, penelitian
korelasional, penelitian
kualitatif, dan One Group
pretest-posttest
Tahun terbit Mulai dari tahun 2017 Mulai dari tahun 2017
5
6

Bahasa Bahasa inggris dan bahasa Bahasa inggris dan bahasa


indonesia indonesia

E. Hasil pencarian dan seleksi jurnal


Dengan menggunakana kata kunci yang telah ditentukan dalam rentang
tahun 2014-2020 dengan type research article menemukan 823 artikel. Peneliti
kemudian melakukan skrining berdasarkan duplikasi ditemukan sebanyak 84
artikel, berdasarkan judul sebanyak 22, berdasarkan abstrak sebanyak 18 artikel,
berdasarkan full text dan kriteria kelayakan sebanyak 10 artikel. (n = 22), abstrak
(n = 18) dan full text (n = 10) yang disesuaikan dengan tema literature review.
Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan
eksklusi didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dalam literature
review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di
bawah ini :

Diagram E. 1 alur review jurnal

Pencarian menggunakan
keyword melalui database
ProQuest, ScienceDirect, Excluded (n=70)
Pubmed, dan Google Population/problem
scholar. (n=823) - Tidak sesuai dengan topik (n=40)
Intervention
- Bukan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
Seleksi skrining berdasarkan
pada pasien fraktur (n=30)
duplikasi ditemukan
Outcomes
sebanyak 84 artikel (n=84)
- Tidak menggambarkan tentang efektivitas
relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur
Identifikasi abstrak (n=18)
Excluded (n=15)
Jurnal akhir yang dapat Population/problem
dianalisa sesuai rumusan - Tidak sesuai dengan topik (n=7)
masalah dan tujuan (n=10) Intervention
- Bukan penatalaksanaan relaksasi nafas dalam
pada pasien fraktur(n=2)
Outcomes
- Tidak menggambarkan tentang efektivitas
relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur (n=4)
6
7

7
8

BAB III
HASIL
Artikel atau jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuatkan table daftar hasil
pencarian jurnal yang mencakup nama penelian, tahun terbit, judul, model dan hasil penelitian serta database.

Tabel : 1 Daftar Artikel Hasil Pencarian

No Penulis Tahun Volume, Judul Metode (Desain, Sampel, Hasil Database


Nomer Variabel, Instrumen,
Analisis)
1 Prita Devy 2018 Vol : 01 Perbedaan D : pretest-posttest design Hasil analisa menunjukkan Google
Igiany No : 01 Nyeri Pada with control group bahwa responden mayoritas Scholar
Pasien Pasca S : 30 orang yang diambil menyatakan bahwa ia merasakan
Bedah Fraktur dengan teknik purposive nyeri berat (60%) sebelum
Ekstremitas sampling dilakukan teknik relaksasi napas
Sebelum Dan V : intensitas nyeri antara dalam. Setelah dilakukan teknik
Sesudah kelompok kontrol dan relaksasi napas dalam (post-test)
Dilakukan kelompok eksperimen mayoritas responden merasakan
Teknik I : pemberian Nafas dalam intensitas nyeri ringan (66.70%).
Relaksasi A : Independent,
Napas Dalam Dependent
2 Pujiarto 2018 Vol : 06 Penurunan D : wawancara, observasi Dari data kedua responden Google
No : 02 Skala Nyeri dan dokumentasi didapatkan usia pada responden Scholar
Pada Pasien S : dua orang responden adalah Tn. B berusia 20 tahun
Post Open yang memenuhi kriteria dan Tn. Y berusia 21 tahun yang
Reductional inklusi dikategorikan pada dewasa muda
Internal V : skalanyerisebelum dan yang merupakan usia produktif.
Fixation sesudah Berdasarkan penelitian
Menggunakan I : relaksasi nafas dalam Desiartama dan Aryana (2017)
Relaksasi Nafas dan terapi musik menyebutkan bahwa angka

8
9

Dalam Dan A : membandingkan hasil terjadinya fraktur lebih banyak


Terapi Musik penelitian, fakta dilapangan terjadi pada usia 15-35 tahun
dan teori yang merupakan usia produktif
dikarenakan aktifitas yang tinggi
dan mobilitas yang tinggi dari
individu dalam kelompok usia
produktif.
3 Wahyuningsih, 2019 Vol : 08 Pengaruh D : Quasi Ekxperiment Hasil penelitian menunjukkan Google
Sutanta, Vina No : 03 Teknik dengan Pre Test and Post bahwa sebagian besar responden Scholar
Asna Afifah Relaksasi Nafas Test Nonequivalent Control yang mengalami fraktur femur
Dalam Group pada kelompok intervensi yaitu
Terhadap S : pasien yang mengalami Ibu Rumah Tangga sebanyak 7
Tingkat fraktur femur yang dirawat responden (47%) dan pada
Kecemasan di ruang rawat inap RS kelompok kontrol bekerja
Pasien Pre Khusus Bedah Karima sebagai wiraswasta sebanyak 4
Operasi Fraktur Utama Surakarta yang responden (27%).
Femur sebanyak 30 responden
V : kecemasan responden
I : pemberian relaksasi
nafas dalam
A : menggunakkan uji
Mann-Whitney dengan
tingkat kepercayaan 95%
4 Lela Aini, 2018 Vol : 09 Pengaruh D : melibatkan satu Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Google
Reza Reskita No : 02 Teknik kelompok subjek, dengan Teknik Relaksasi Scholar
Relaksasi Nafas rancangan One Group Berdasarkan hasil analisis
Dalam terhadap pretest-posttest univariat pada nyeri fraktur
Penurunan S : 30 responden diambil sebelum dilakukan teknik
Nyeri pada menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dari 30
Pasien Fraktur purposive sampling responden yang mengalami nyeri
V : pengukuran skala nyeri fraktur rata-rata mengalami nyeri
menggunakan Numeric pada skala nyeri 4 (sedang).
9
10

Rating Scale Skala Nyeri Sesudah Dilakukan


I : pemberian relaksasi Teknik Relaksasi.
nafas dalam Berdasarkan hasil analisis
A : analisa univariat untuk univariat pada nyeri fraktur
melihat distribusi frekuensi sebelum dilakukan teknik
dan analisa bivariat relaksasi nafas dalam dari 30
responden yang mengalami nyeri
fraktur rata-rata mengalami nyeri
pada skala nyeri 3 atau dalam
tingkat nyeri ringan.
5 Chandra 2013 Vol : 01 Efektifitas D : penelitian kuasi Penelitian yang dilakukan di Google
Kristianto No : 01 Teknik eksperimen Irina D BLU RSUP Prof. Dr. R. Scholar
Patasik, Jon Relaksasi Nafas S : semua pasien yang D. Kandou Manado ini
Tangka, Julia Dalam Dan telah menjalani operasi menggunakan 20 orang sampel.
Rottie Guided Imagery sectio caesarea di Irina D Berdasarkan umur responden
Terhadap BLU RSUP Prof. Dr. R. D. paling banyak berumur 21-30
Penurunan Kandou Manado dengan tahun yaitu 10 orang (50,0%).
Nyeri Pada teknik pengambilan sampel Umur responden adalah variabel
Pasien Post Accidental Sampling penting yang akan
Operasi Sectio V : pasien yang reaksi mempengaruhi reaksi maupun
Caesare Di Irina analgetiknya telah hilang ekspresi responden terhadap rasa
D Blu Rsup atau 6 jam setelah nyeri. Semakin meningkatnya
Prof. Dr. R. D. pemberian analgetik dan umur, semakin tinggi reaksi
Kandou belum mendapatkan maupun respon terhadap nyeri
Manado analgetik lagi yang dirasakan. Berdasarkan
I : observasi yang berisi tingkat pendidikan, responden
tentang data umum paling banyak berpendidikan
responden, dan lembar SMA yaitu 18 orang (90,0%).
isian nyeri yang terdiri dari
nomor, inisial, umur, jam
post operasi sectio
caesarea, jam terjadinya
10
11

nyeri,
A : univariat dan bivariate
6 Bejo, 2015 Vol : 04 Gambaran D : deskriptif Dari hasil penelitian dapat dilihat Google
Wahyudin No : 01 Pengetahuan S : seluruh pasien fraktur bahwa hanya 20 (38,5%) Scholar
Dan Sikap yang dirawat di Ruang responden yang tidak memiliki
Pasien Fraktur Bedah RSUD Raden pekerjaan, sedangkan 32 (61,5%)
Tentang Tehnik Mattaher Jambi Tahun responden memiliki pekerjaan.
Relaksasi Nafas 2014 sebanyak 140 orang Beberapa pekerjaan memiliki
Dalam Di Rsud pasien fraktur risiko yang tinggi terhadap
Raden Mattaher V : mengalami nyeri terjadinya kecelakaan di jalan
Jambi Tahun terutama pada pasien raya yang akan menyebabkan
2014 fraktur fraktur. Purwanto (2000),
I : pemberian relaksasi
nafas dalam
A : analisi univariat
7 Agung 2016 Vol : 01 Efektifitas D : Quasi Experimentdan Hasil uji independen t-test Google
Kristanto, Fitri No : 01 Penggunaan rancangan pre-test-post-test menunjukkan perbedaan yang Scholar
Arofiati Cold Pack with control group kecil rasa nyeri post analgetik I
Dibandingkan S : pasien pasca ORIF pada antara kelompok cold pack (5,33
Relaksasi Nafas ekstremitas atas ataupun poin) dengan relaksasi nafas
Dalam untuk bawah yang dirawat di dalam (5,4 poin) sebelum
Mengatasi RSUP dr Soeradji dilakukan kompres dingin cold
Nyeri Pasca Tirtonegoro Klaten dan pack dan relaksasi nafas dalam.
Open Reduction memenuhi kriteria inklusi Hal tersebut berati sebelum
Internal berusia 20-60 tahun mendapat intervensi baik dengan
Fixation (ORIF) V : pasca operasi Total cold pack maupun relaksasi nafas
Knee Replacement, dalam, kondisi nyeri pasien
mengalami multiple hampir sama. Setelah
fraktur, mengalami diintervensi, terdapat selisih dari
komplikasi dan fraktur pengukuran 1 - 4yang bermakna
patologis secara statistik (p<0,05).
I : pemberian relaksasi
11
12

nafas dalam
A : .Pengompresan dengan
cold pack pada tahap
analgetik II dilakukan
kurang lebih 3-4 jam
setelah pemberian obat di
bangsal.
8 Made Suryani, 2020 Vol : 01 Penurunan D : Evidence Based Hasil pengkajian menunjukkan Google
Edy Soesanto No : 03 Intensitas Nyeri Nursing Practice bahwa kedua subjek studi kasus Scholar
Pada Pasien S : 2 orang pasien yang berusia diatas 20 tahun, jenis
Fraktur Tertutup sesuai dengan kriteria kelamin laki-laki dan perempuan.
Dengan inklusi Kedua subjek studi kasus
Pemberian V : Pada keadaan nyeri mengeluh adanya nyeri yang
Terapi Kompres ringan dapat menggunakan dibuktikan dengan subjek studi
Dingin obat seperti antiinflamasi kasus 1 mengatakan nyeri pada
nonsteroid atau paha kanan bagian tengah dan
parasetamol, nyeri sedang seluruh kaki kanan, P: bertambah
dapat menggunakan obat apabila paha ditekan, Q: nyeri
seperti tramadol atau seperti ditusuk-tusuk, R: paha
codein, dan nyeri berat kanan bagian tengah dan
dapat menggunakan obat menjalar keseluruh kaki kanan,
morfin S: skala 6 dari 0-10, T: nyeri
I : pasien mendapatkan terus menerus, sedangkan pada
terapi obat analgesik subjek studi kasus 2 mengatakan
A : analisi univariat nyeri pada lengan atas tangan
kiri, P: bertambah saat
melakukan perubahan posisi dan
ditekan, Q: nyeri seperti di tusuk-
tusuk, R: bagian lengan atas
tangan kiri, S: skala 5 dari 0-10,
T: hilang timbul dengan durasi ±
5 menit
12
13

9 Margono 2014 Vol : 01 Efektifitas D : ”Quasi experimental Hasil penelitian regulasi tubuh Google
No : 01 Teknik pre-post test with control sebelum perlakuan pada Scholar
Relaksasi Nafas group” dengan perlakuan kelompok kontrol menunjukan
Dalam rileksasi nafas dalam yang bahwa tidak terdapat perbedaan
Terhadap dilakukan 3 kali dalam yang signifikan regulasi tubuh
Peningkatan sehari selama 5-10 menit. kecuali pada parameter frekuensi
Adaptasi S : 32 orang yang terdiri pernapasan
Regulator dari 16 orang kelompok Hasil penelitian regulasi tubuh
Tubuh Untuk perlakuan dan 16 orang sesudah perlakuan pada
Menurunkan kelompok kontrol. kelompok kontrol menunjukan
Nyeri Pasien V : reseptor nyeri yang bahwa terdapat perbedaan
Post Operasi terletak di ujung saraf signifikan pada parameter skala
Fraktur Di bebas dari kulit, selaput nyeri, tekanan darah sistol,
Rumah Sakit lendir dan jaringan lain tekanan darah diastole, frekuensi
Ortopedi sehingga rangsangan pernapasan dan frekuensi nadi
Soeharso dirasakan sebagai nyeri Hasil penelitian regulasi tubuh
Surakarta I : peningkatan adaptasi sebelum perlakuan pada
regulator tubuh untuk kelompok perlakuan menunjukan
menurunkan nyeri post bahwa terjadi perbedaan yang
operasi fraktur dengan signifikan pada semua parameter
membandingkan kelompok Hasil penelitian menunjukan
intervensi dan kontrol. tidak terdapat perbedaan yang
A : uji normalitas Uji signifikan antara sebelum dan
Shapiro-Wilk, uji univariat sesudah pada kelompok control,
Paired sample t-test bagi Hasil penelitian ini menunjukan
yang distribusi normal dan adanya penurunan skala nyeri
Wilcoxon pada kelompok kontrol yang
hanya mendapatkan terapi
standar (analgetik)
10 Suhartini 2013 Vol : 01 Pengaruh D : Quasi ekperimen Hasil penelitian yag dilakukan Google
Nurdin No : 01 Teknik S : pasien pasca operasi terhadap 20 responden, diketahui Scholar
Maykel Kiling Relaksasi fraktur di irina A BLU tingkat nyeri sebelum dilakukan
13
14

Julia Rottie Terhadap RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou teknik relaksasi yaitu nyeri hebat
Intensitas Nyeri Manado sebanyak 20 orang terkontrol 11 orang (55,0
Pada Pasien V: Mengingat betapa %),nyeri sedang 8 orang (40,0
Post Operasi pentingnya %), dan nyeri ringan 1 orang (5,0
Fraktur Di penatalaksanaan tindakan %).
Ruang Irnina A non farmakologi dalam
Blu Rsup Prof perubahan intensitas nyeri
Dr. R.D Kandou pada pasien post operasi
Manado fraktur maka penulis
tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan
I : intensitas nyeri yang
dirasakan oleh responden
yang mengalami nyeri post
operasi sesudah teknik
relaksasi dilakukan. Stategi
penatalaksanaan nyeri
mencakup pendekatan
farmakologis dan non
farmakologis
A : analisi
univariat ,Analisis bivariate

14
15

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Semua artikel maupun jurnal penelitian yang terangkum dalam literature review ini
menyatakan bahwa teknik relaksasi napas dalam dapat dilakukan oleh semua responden.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan nyeri. Menurut asumsi peneliti bahwa pada pengukuran sebelum dan
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan, dimana diperoleh
tingkat nyeri sedang menjadi ringan, tingkat nyeri sedang dengan sikap responden yang
meringis, menyeringai dapat menujukkan lokasi nyeri, dapat medeskripsikannya, dan dapat
mengikuti perintah dengan baik, sedangkan intensitas nyeri ringan sesudah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik, aktif, tersenyum,
bercanda dan ceria serta pasien terlihat tampak lebih rileks dari sebeumnya. Hal ini
disebabkan dengan teknik relaksasi nafas dalam mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan enkafalin. Hormon endorphin merupakan
substansi sejenis morfin yang berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak.
Sehingga pada saat neuron nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara neuron
perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi p akan menghasilkan
impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya substansi p dari neuron
sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang.
B. SARAN
Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengajarkan teknik relaksasi kepada
pasien yang mengalami nyeri. Dengan teknik relaksasi nyeri dapat membuat sesorang lebih
rileks, sehingga dapat mengurangi kuantintas nyeri.

15
16

DAFTAR PUSTAKA
Lela, Aini, and Reskita 2018 Reza. “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Pasien Fraktur.” Jurnal Kesehatan, vol. 9, no. 2, 2018, pp. 262–66.
Corwin, J.E. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Potter, Perry (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik (Fundamentals of
nursing : Concepts, process, and practice). Alih Bahasa: Renata Komalasari. Edisi 4.Volume 2. Jakarta:
EGC
Lulman dan N. Ningsih. (2009). Asuhn Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Salemba Medikal. Jakarta.
Novita, D. (2012). Pengaruh Tehnik Musik terhadap Nyeri Post Operasi Reduktional and
Internal Fixtion (ORIF) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Tesis. Fakultas Ilmu
Perawat Progam Paskasarjana Magister Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia.
Depok.
Desiartama, A, dan I G N W, Aryana. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Fraktur Ferum
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas pada Orang Dewasa di RSUD Denpasar tahun 2013. E-Jurnal
Medika. 06 (05):1-4
Ismonah., D. A. Cahyaningrum, dan M. S. Arif. (2015). Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Orif di RS Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan.
Utomo, W., Y. Armiyati, dan M. S. A. SN. (2015). Efektifitas antara Musik Religi dan Slow
Deep Breathing Relaxation dengan Slow Deep Breathing Relaxation terhadap Intensitas Nyeri pada
Pasien Post Operasi Bedah Mayor si RSUD Ungaran

16

Anda mungkin juga menyukai