Pembimbing:
dr. Emilda, Sp.A
Disusun oleh:
Sheryn Pujiono (406192071)
A. PENDAHULUAN
Organisasi rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa
kemasyarakatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut untuk bekerja secara
profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan. Rumah sakit
juga mempunyai kewajiban terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan
masyarakat di sekitar rumah sakit, sebagai bagian dari usaha promotif kesehatan.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan akut yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhii. Bakteri salmonella yang merupakan
gram negatif ditularkan melalui rute fekal-oral melalui air yang terkontaminasi,
makanan yang kurang matang, tinja dari pasien yang terinfeksi, dan lebih sering
terjadi di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kekacauan sosial, dan
sanitasi lingkungan yang buruk. Ini hanya ditularkan dari orang yang terinfeksi ke
orang lain, karena manusia adalah satu-satunya inang bagi bakteri ini. Sumber
utama salmonella adalah unggas, telur, dan lalat.
Masuknya S. typhi ke dalam epitel usus kecil setelah konsumsi dimediasi
oleh cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). S. typhi
berproliferasi intraseluler di submukosa, awalnya di bagian patch Peyer, yang
menyebabkan hipertrofi melalui perekrutan sel mononuklear dan limfosit. Selama
7 - 21 hari berikutnya, terjadi proliferasi lebih lanjut pada organ-organ tersebut,
kemudian organisme dilepaskan ke dalam empedu dan menginfeksi kembali
jaringan limfoid ileum, kemudian organisme menyebar ke hati, limpa dan sistem
retikuloendotelial melalui sistem limfatik dan aliran darah. Replikasi dalam sistem
retikuloendotelial adalah ciri demam tifoid dan berperan atas temuan klinis dari
hepatosplenomegali.
Diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis bisa didapatkan demam yang
bersifat stepladder, gejala GIT (konstipasi, diare, muntah, lidah kotor, nyeri
perut), ruam , nyeri otot (pegal), hingga gejala SSP (delirium, apatis). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan demam, bradikardi relatif, rose spot, lidah kotor, dan
hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan tes widal.
D. MATERI
Terlampir
E. METODE
Pembagian leaflet, pemaparan mengenai topic, dan Tanya jawab interaktif.
F. KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi melalui
ceramah oleh pembicara dan tanya jawab
Rincian Kegiatan :
Pelaksana : Sheryn Pujiono
Pembimbing: dr. Emilda, Sp. A
Tempat : Depan Poliklinik Anak RSUD Ciawi
Waktu : Sabtu, 13 November 2021 (Pukul 09.00 WIB)
Peserta : 10-20 orang
Alat : Leaflet, media edukasi (laptop dan proyektor)
H. SASARAN
Terlaksananya kegiatan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
Peserta yang hadir dan mengikuti penyuluhan mengerti dan paham mengenai
materi yang disampaikan yaitu “Demam Tifoid”
I. DAFTAR PESERTA
Terlampir