Toaz - Info Laporan Praktik Pengecoran Logam PR - Dikonversi
Toaz - Info Laporan Praktik Pengecoran Logam PR - Dikonversi
Oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya yang
telah diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan pratik pengecoran logam
individu mandrel bertingkat dan pully. Laporan ini digunakan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan mata kuliah praktik pengecoran logam yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin pada semester lima ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
dukungan yang telah diberikan selama penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih kami
tujukan kepada :
1. Yoddy Agung Nugraha Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktik
Pengecoran Logam.
2. Unit Perpustakaan Pusat UNNES yang telah memberikan
pinjaman buku referensi kepada penyusun.
3. Teman-teman yang telah berperan dalam penulisan
laporan ini.
Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan dan
tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penyusun. Penyusun menyadari bahwa
laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua
Penyusun
DAFTAR ISI
cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran
dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan
permanent (permanent Mold). Cetakan pasir termasuk dalam expendable
mold. Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu cetakan
tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan cetakan, jenis-
jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau.
Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan
atau air gelas.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Manfaat dari hasil praktikum ini diharapkan Mahasiswa dapat
mengetahui tentang berbagai macam jenis pengecoran logam yang ada, terutama
pengecoran logam menggunakan pasir. Mahasiswa dapat menganalisis benda
kerja yang akan dibuat mulai dari awal pembuatan sketsa hingga pengecoran dan
terakhir finishing.
BAB II
LANDASAN TEORI
Rangka cetak yang dapat terbuat dari kayu ataupun logam adalah tempat
untuk memadatkan pasir cetak yang yang sebelumnya telah diletakkan pola di
dalamnya. Pada proses pengecoran dibutuhkan dua buah rangka cetak yaitu
rangka cetak untuk kup dan rangka cetak untuk drag. Proses pembuatan cetakan
dari pasir dengan tangan dapat dilihat pada gambar 2.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Dalam proses pengecoran, pola yang akan di cor di longgarkan dulu dari
pen yang ada di dalamnya, hal ini di maksudkan untuk dapat memudahkan dalam
pelepasan setelah nanti rangka cetak telah terisi pasir dengan penuh. Langkah
selanjutnya adalah menyiapkan rangka cetak, pasir cetak (pasir halus, pasir kasar,
dan pasir pengikat yang telah di campur dengan air), bedak, pipa pelubang untuk
jalur masuk dan jalur keluar, palu, papan.
Pertama siapkan rangka cetak yang telah di alasi papan
kemudian pasang pola benda kerja di dalam rangka cetak dan taburi bedak
secukupnya, diberi bedak adalah supaya benda mudah dilepaskan pada saat
rangka cetak telah selesai.
Lalu tutupi dengan menggunakan pasir halus. Supaya bentuk kerataan
pasangannya lalu kunci rangka cetak pada bagian kuping rangka cetak.
Pada pola yang telah di gabung dalam cetakan taburkan kembali bedak
diatas pola benda kerja, dimaksudkan sama dengan yang sebelumnya beri
pipa untuk jalur masuk dan keluar aluminium cair, pipa yang berdiameter
kecil untuk jalur masuk dan pipa yang berdiameter besar untuk jalur keluar.
Tutupi dengan pasir halus tekan kemudian diberi pasir basah dan pengikat
lalu pukul-pukul menggunakan palu, prinsipnya sama seperti langkah
sebelumnya, setelah pasir padat cabut pipa jalur masuk dan jalur keluar.
Setelah itu buka kunci yang terikat di kuping rangka cetak, buka dan
keluarkan pola cetakan dari cetakan pasir. Untuk mengeluarkannya harus
hati-hati, jika tidak maka cetakan akan rusak dan mengulang dari langkah
awal kembali.
Setelah dikeluarkan pola dari cetakan pasir selanjutnya adalah menutup atau
menyatukan kembali cetakan pasir tadi.
Setelah cetakan pasir telah menyatu, buka rangka cetak dari samping engsel
pengunci tadi. Buka dengan hati-hati, jangan sampai merusak cetakan yang
sudah jadi. Cetakan pasir pun jadi dan siap untuk di masukan.
Alumunium yang telah di cairkan dapat langsung di masukkan kedalam
cetakan pasir dengan sistem dua orang, satu orang membawa alumunium
cair, dan yang satunya lagi mengarahkan pada lubang masuk.
Masukkan alumunium cair pada lubang masuk hingga cairan alumunium
tersebut keluar dari lubang keluar, setelah keluar maka pemberian
alumunium pun dihentikan.
Selanjutnya tunggu hingga alumunium kembali mengeras, setelah
alumunium mengeras bongkar dengan cara merusak cetakan pasir. Tunggu
hingga dingin dan setelah dingin bersihkan benda coran dari sisa-sisa pasir
yang masih menempel kemudian sisihkan.
Proses pengecoran pun telah selesai dan selanjutnya masuk pada proses
finishing.
9. Evaluasi hasil cor-an
Hasil cor-an yang baik adalah cor-an yang sempuna dan
menyerupai bentuk pola aslinya. Kesimetrisan hasil cor-an juga
berpengaruh pada benda kerja yang akan dibuat karena dapat
merubah ukuran yang sebenarnya. Hasil coran yang gagal terjadi
karena beberapa sebab, mungkin dari pola bendanya, sampai
kesalahan pada tahapan pengecoran cetakan pasir. Banyak
kesalahan-kesalahan kecil yang sering diabaikan, contohnya adalah
pada saat penuangan cairan alumunium, penuang panik sehingga
sebelum cairan keluar lewat lubang keluar, cairan alumunium
tersebut sudah kembali mengeras. Jumlah waktu antara cairan
alumunium kembali mengeras adalah sangat singkat, tidak
mencapai lima detik, oleh karena itu pada proses penuangan
haruslah tenang dan tidak tergesa-gesa sehingga hasil yang
diinginkan dapat terwujud.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil cor-an yang baik adalah hasil cor-an yang menyerupai pola aslinya
dan tidak ada cacat suatu apapun. Hasil yang kurang memuaskan sering terjadi,
dan lebih banyak dibanding hasil yang sempurna. Hal ini terjadi karena dalam
proses pengecorannya masih banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi, baik yang
di sengaja maupun tidak.
Benda yang kurang sempurna diantaranya adalah:
Benda tidak menyerupai bentuk asli pola dapat terjadi karena tidak terisinya
cetakan secara penuh dan sesak. Hal ini dapat terjadi pada proses penuangan
alumunium. Ketidak siapan penuang alumunium cair kedalam cetakan menjadi
faktor utama, berkaitan dengan ketergesa-gesaan serta kepanikan yang dialami
oleh penuang menjadi faktor utama.
2. Terdapat bintik-bintik pada benda
Terdapatnya bintik-bintik pada benda disebabkan karena campuran
alumunium yang kurang baik (terdapat kotoran pada alumunium), proses
pencairan alumunium yang kurang, penuangan yang terhambat. Hal ini dapat
diminimalisir dengan cara mambersihkan bahan alumunium sebelum dicairkan,
mematangkan proses pencairan sampai alumunium meleleh dengan sempurna, dan
ketenangan dalam proses penuangan.
3. Keropos pada benda
Keropos pada benda dapat terjadi karena faktor udara dan pengisian cairan
alumunium. Hal ini terjadi karena pada saat penuangan bahan cair alumunium
kurang dan terlalu memaksakan untuk cairan segera keluar dari lubang keluar,
serta sebab adanya selah pada cetakan sehingga udara yang masuk banyak dan
menjadikan proses pengerasan cairan alumunium semakin cepat.
4. Benda tidak simetris
Kekosongan pada bagian dalam benda ini terjadi karena kurangnya bahan
cairan alumunium sehingga di bagian dalam belum terisi dan bagian luar benda
cairan alumunium sudah mengeras. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya dalam
pengambilan bahan cair alumunium, salah dalam teknik memasukkan cairan
alumunium kedalam cetakan pasir, hingga pengerasan yang terlalu cepat karena
udara yang masuk kedalam cetakkan terlalu besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan
logam dan menuangkan ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan
untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Benda berlubang yang sangat
besar yang sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat dengan metode lain, dapat
diproduksi masal secara ekonomis menggunakan teknik pengecoran yang tepat.
Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti,
besi, baja paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu aluminium dan lain
sebagainya), paduan ringan (paduan aluminium, paduan magnesium, dan
sebagainya), serta paduan lain, semisal paduan seng, monel (paduan nikel dengan
sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung molibdenum, khrom, dan
silikon), dan sebagainya.
Dalam proses pengecoran logam banyak hal yang harus diperhatikan agar
dapat meminimalisir kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi, diantaranya
adalah pada saat pembuatan pola dari mulai pola berbentuk kayu persegi, hingga
pola bisa di gunakan sebagai dasar dalam membuat cetakan pasir, lalu pada saat
penuangan cairan alumunium, pencairan benda alumunium hingga mencair,
pembuatan cetakan menggunakan send casting
B. Saran
Saran untuk penyusun adalah dalam proses mata kuliah pengecoran logam
memang harus di bentuk strategi agar tidak kesulitan pada akhir pertemuan dalam
mata kuliah praktik pengecoran logam, kurangi kesalahan-kesalahan baik dalam
mata kuliah umum maupun praktik di lapangannya.
Saran untuk dosen adalah semoga setelah di adakan perkuliahan praktik
pengecoran logam, dapat di evaluasi lagi kekurangan dan kesalahan yang terjadi
hingga akhir pertemuan dari mata kuliah ini, sehingga dapat terjadi peningkatan
mutu pembelajaran dalam mata kuliah praktik pengecoran logam.
DAFTAR PUSTAKA
Tata surdia., Prof. Ir, M.Sc.Met dan Kenji Chijiiwa, Prof. Dr, Teknik
pengecoran logam, Jakarta, 1982.
Reinal Rachmavial,Ir.,MT.Met, Skripsi Pengaruh Perubahan sistem Saluran
Tuang Terhadap Produk Coran, Trisakti, Jakarta, 1997.
Hastono Reksotenejo., Ir, M.Sc.Eng.Met, Teknologi Cor Gravity Teori Dasar
dan Aplikasi, Jakarta, 1992.
Foundry technology by Beeley,
P.R Casting by ASM Handbook
Vol 15 Casting By John Campbell
High Performance Casting by Elihu F. Bradley