Anda di halaman 1dari 5

SEKRETARIAT JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA


JL. JENDERAL GATOT SUBROTO KODE POS 10270
TELP. (021) 5715349 FAX. (021) 5715423 / 5715295 WEBSITE : www.dpr.go.id

Tantangan Penyaluran Dana Abadi Pesantren TA


2023
Penulis:
Martha Carolina, SE., Ak., M.Ak.
Paramita Permata Sari

Dana Abadi Pesantren terdapat dalam amanat Pasal 49 ayat (1) dan (2) Undang-
Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. Undang-undang tersebut diharapkan
dapat memajukan pesantren dalam fungsi pendidikan, dakwah dan pemberdayaan
masyarakat. Berdasarkan pasal 23 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2021
tentang Pendanaan Pesantren, dana abadi pesantren berasal dan merupakan bagian dari
dana abadi pendidikan yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program
pendidikan pesantren bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban
antargenerasi.

Pengelolaan dana abadi pesantren diakumulasikan dalam bentuk dana abadi yang
berasal dari alokasi anggaran pendidikan tahun-tahun sebelumnya. Alokasi dana abadi
pendidikan berdasarkan Nota Keuangan APBN TA 2023 sebesar Rp10 miliar. Pemanfaatan
dana abadi pesantren dialokasikan berdasar pada hasil pengembangan dana abadi
pendidikan dan dipergunakan untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan pesantren.
Pengelolaan dana abadi pendidikan ini dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU)
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan. Hasil pengembangan dana abadi pendidikan dapat digunakan juga untuk
program layanan yang meliputi beasiswa, peningkatan kompetensi gelar dan non gelar,
pendanaan riset, pendidikan keagamaan dan pendidikan pesantren serta program layanan
lainnya sesuai arahan Dewan Penyantun (Pasal 13 Perpres Nomor 111 Tahun 2021 tentang
Dana Abadi Pendidikan).
Alokasi Dana Abadi Pesantren Perlu Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk
Teknis (Juknis)
Dana abadi pesantren sampai saat ini belum disalurkan. Penyebab belum
disalurkannya dana abadi pesantren adalah belum terdapat Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang mengatur pelaksanaan dana abadi tersebut. Dalam
membuat Juklak dan Juknis dana abadi pesantren perlu dipertimbangkan apakah perlu
dibuat sama antar pondok pesantren atau perlu ada pengklasifikasian antar pondok
pesantren agar penyaluran dana abadi pesantren lebih tepat guna dan tepat sasaran serta
memberikan manfaat yang optimal. Dalam aturan Juknis dana abadi pesantren juga perlu
diatur agar pondok pesantren yang mendapatkan dana abadi pesantren tidak mengandung
paham anti-NKRI, melainkan dana abadi tersebut disalurkan kepada pesantren yang
memang membutuhkan, begitupula untuk aturan program layanan beasiswa gelar dan non
gelar untuk santri, kyai, dan ustadz perlu dibuat target dan sasaran sehingga dana abadi
pesantren sesuai dengan tujuannya. Saat ini, dana abadi pendidikan masih perlu
penyesuaian antara Kemendikbud dan Kemenag dengan mendorong direalisasikannya
keadilan anggaran dan kebijakan baik yang terkait fungsi pendidikan maupun keagamaan.
Oleh karena itu, seharusnya Kemenag segera memaksimalkan usaha agar dana abadi
pesantren bisa segera diwujudkan.

Dana Abadi Pesantren Perlu Transparansi


Dana abadi pesantren saat ini masih menjadi bagian dari dana abadi pendidikan
sehingga tidak ada transparansi alokasi dana yang dialokasikan untuk pesantren dan dana
pendidikan umum. Kementerian Agama (Kemenag) selaku pengelola pendidikan
keagamaan perlu bekerjasama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku
pengelola dana abadi pendidikan melalui LPDP dalam penyusunan anggaran tahunan dana
abadi pendidikan tahunan alokasi dana abadi pesantren dalam pembagiannya bisa
transparan, professional, amanah dan mendapatkan prioritas. Begitupula, LPDP sebagai
pengelola dana abadi pendidikan diharapkan bisa menginvestasikan dana abadi pesantren
sesuai dengan prinsip syariah. Dana abadi pendidikan diharapkan pengelolaannya semakin
amanah, profesional dan berkontribusi besar.
Dalam hal mendukung transparansi dana abadi pesantren diperlukan sosialisasi
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren, karena masih banyak
masyarakat pesantren yang belum memahami atau bahkan mengetahui terkait Undang-
Undang tersebut. Pendirian madrasah negeri dari seluruh jenjang pendidikan secara
proporsional di seluruh Indonesia juga diperlukan supaya kualitas pendidikan Islam
melalui Pesantren maupun Madrasah semakin unggul, berkualitas dan dapat berkontribusi
dalam upaya menciptakan Islam Moderat. Dalam Rapat Panja, Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama, menyepakati usulan tersebut dan langsung memerintahkan
Direktur Pesantren dan Madrasah untuk segera mengeksekusi program-program yang
berkaitan.

Dana Abadi Pesantren Perlu SDM yang Handal

Tidak hanya terkait transparansi yang menjadi tantangan tetapi juga dibutuhkan
dukungan dari sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam mengelola dana abadi
pesantren, terutama dalam pengadministrasian. Dikarenakan bentuk bantuan dana apapun
yang berasal dari pemerintah, pastilah harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk
laporan keuangan dimana ini berarti diperlukan pengurusan data dan administrasi. Akan
tetapi, pengurusan data dan administrasi merupakan salah satu titik kelemahan pesantren
sebab belum semua pesantren memiliki sumber daya manusia yang handal untuk
mengelola pengadministrasian, salah satunya pembuatan laporan keuangan. Hal ini sangat
lumrah mengingat sumber keuangan pesantren selama ini bersumber dari lingkungan
pesantren dan swadaya sekedarnya oleh wali santri. Sumber dana yang didapatkan oleh
pesantren selama ini tidak menuntut adanya laporan keuangan. Namun demikian, dengan
disalurkannya dana abadi pesantren ini menunjukkan bahwa perlu adanya
pertanggungjawaban terhadap realisasi dana yang diberikan sesuai dengan Perpres
mengenai pendanaan pesantren dimana jika pesantren tidak melaporkan realisasinya
sesuai dengan aturan atau bahkan keliru saat melakukan pelaporan, maka ancaman pidana
akan dihadapi atas tuduhan penyelewengan dana atau korupsi.

Dana Abadi Pesantren Dikhawatirkan Akan Mengubah Kurikulum Pesantren sesuai


Keinginan Pemerintah
Ada kemungkinan program pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah
mengharuskan pesantren untuk mengikuti kurikulum pendidikan pemerintah dimana hal
ini dikhawatirkan akan menghilangkan kekhasan dan otonomi yang dimiliki pesantren.
Sangat mungkin pesantren harus menyesuaikan beberapa bagian kurikulumnya untuk
mengakomodasi atau mengadaptasi kurikulum pendidikan pemerintah. Hal ini dapat
meminimalisir banyaknya pesantren yang sengaja mempertahankan kurikulum lama untuk
menjaga kemurnian ajaran dari para ulama pendahulunya.
Dana Abadi Pesantren Dikhawatirkan Membuat Pesantren Takluk oleh Kepentingan
Penguasa
Apabila pesantren tidak mampu menolak godaan yang diciptakan penguasa,
dikhawatirkan pesantren akan tersandera politik kepentingan dengan adanya bantuan
dana yang diberikan pemerintah. Misalnya jika pemerintah didukung oleh pihak-pihak yang
berkepentingan khusus seperti anggota koalisi, ini dapat memungkinkan hal-hal diluar
penyaluran dana itu sendiri seperti menjadikan pesantren sebagai sumber suara untuk
beberapa kepentingan.
Rekomendasi
Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap tantangan penyaluran dana
abadi pesantren agar penyaluran dana abadi pesantren tahun 2023 bisa segera
direalisasikan. Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam menghadapi
tantangan tersebut diantaranya pemanfaatan dana abadi pesantren perlu koordinasi antara
Kemenag, Kemenkeu, dan LPDP agar alokasi dana abadi pesantren dalam pembagiannya
bisa transparan, profesional, amanah dan mendapatkan prioritas. Kemenag juga perlu
segera membuat peraturan turunan Juklak dan Juknis untuk menjamin efektivitas dana
abadi pesantren sehingga dana yang diberikan bisa dipertanggungjawabkan secara
akuntabel dan transparan. Dalam hal pengawasan, Kementerian agama diharapkan mampu
melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian dana abadi pesantren ini agar disalurkan
pada pesantren yang memiliki nilai-nilai sesuai dengan NKRI, tanpa menghilangkan
kekhasan pesantren dan tanpa adanya motif politik. Begitupula untuk aturan program
layanan beasiswa gelar dan non gelar. Selain itu, dibutuhkan sosialisasi dan pendampingan
kepada pesantren-pesantren tentang bagaimana manajemen administrasi dan
pertanggungjawaban yang akuntabel. Dalam hal kurikulum yang besar kemungkinannya
akan mengikuti program pemerintah, pesantren dapat melakukan kolaborasi sistem
pembelajaran dimana tidak menghilangkan nilai-nilai yang selama ini dijaga tetapi juga
tetap memenuhi program yang dijalankan pemerintah. Pesantren juga harus
mempertahankan dan meningkatkan nilai marwah yang dimiliki sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai pesantren.
Daftar Pustaka
Martha Carolina, Arjun Rizky Mahendra Nazhid. (2021). Dana Abadi Pesantren:
Keberpihakan Pemerintah bagi Pendidikan di Pesantren. Budget Issue Brief Vol 01, Ed 20,
1-2.
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2021: mengatur mengenai pengelolaan dana
abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2021: tentang Pendanaan Penyelenggaraan
Pesantren.
Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2023. (2022).
Sekretariat Jenderal DPR RI. (2021). Catatan HNW Terhadap dana abadi pesantren
(15 September 2021). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022, dari
https://www.mpr.go.id/berita/Catatan-HNW-Terhadap-Dana-AbadiPesantren%C2%A0
Heru Dwi Suryatmojo. (2022). Kemenag upayakan dana abadi pesantren segera
masuk Perpres 111/2021 (21 September 2022). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022,
dari https://www.antaranews.com/berita/3130613/kemenag-upayakan-dana-
abadipesantren-segera-masuk-perpres-111-2021.
Erika Dyah. (2022) HNW harap ponpes dapat hak adil lewat dana abadi pesantren.
(28 Agustus 2022). Diakses pada tanggal 31 Oktober 2022, dari
https://news.detik.com/berita/d6258535/hnw-harap-ponpes-dapat-hak-adil-negara-
lewat-dana-abadi-pesantren.
Tendi Mahadi. (2021). Dana abadi pesantren masih terintegrasi dengan LPDP (07
Desember 2021). Diakses pada tanggal 1 November 2022, dari
https://nasional.kontan.co.id/news/dana-abadi-pesantren-masih-terintegrasi dengan
lpdp.
Muhammad Faesal Rahman. (2021). Tantangan pesantren dibalik terbitnya perpres
dana abadi (24 Oktober 2021). Diakses pada tanggal 1 November 2022, dari
https://jombang.nu.or.id/daerah/ini-tantangan-pesantren-di-balik-terbitnya-
perpresdana-abadi-fqo2f
(2022). Diperlukan perda untuk segera follow up dana abadi pesantren (26 Oktober
2021). Diakses pada tanggal 2 November 2021, dari https://mediaindonesia.com/politik-
danhukum/442444/perlu-perda-untuk-segera-follow-up-dana-abadi-pesantren.

Anda mungkin juga menyukai