Anda di halaman 1dari 2

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH

NEGARA
Ridho Kurniawan Siregar
Selasa, 20 Desember 2022 pukul 13:35:40   |   92 kali

Sebelum mengetahui bagaimana sih kebijakan pengelolaan Barang Milik Negara berupa
Negara, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu Rumah Negara. Rumah Negara menurut
PP No. 40 Tahun 1994 Tentang Rumah Negara merupakan Bangunan yang dimiliki negara
dan berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang
pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

Berdasarkan pengertian diatas, rumah negara sendiri terbagi menjadi 3 golongan yaitu: 1.
Rumah Negara yang dipergunakan bagi pemegang jabatan tertentu dank arena sifat
jabatannya harus bertempat tinggal di rumah tersebut serta hak penghunannya terbatas selama
pejabat yang bersangkutan masih memegang jabatan tertentu tersebut; 2. Rumah negara yang
mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu instansi dan hanya disediakan
untuk didiami oleh pegawai negeri dan apabila telah berhenti atau pensiun rumah
dikembalikan kepada negara; 3. Rumah negara yang tidak termasuk golongan I dan golongan
II yang dapat dijual kepada penghuninya.

Sebenarnya apa sih tujuan pengaturan rumah negara itu?. Tujuan pengaturan rumah negara
menurut PP Nomor 40 Tahun 194 yaitu untuk mewujudkan ketertiba pengadaan, penghunian,
pengelolaan dan pengalihan status dan ha katas Rumah Negara. Selain itu merujuk pada PMK
138 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Rumah Negara,
pengaturan rumah negara bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan BMN yang tertib, terarah
dan akuntabel.

Pengelolaan Barang Milik Negara berupa Rumah Negara dilaksanakan oleh Pengelola
Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, atau Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang rumah negara golongan III dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Rumah Negara.
Sebagai pengelola barang, pengguna barang, dan kuasa pengguna barang diwajibkan untuk
melakukan pengamanan Barang MIlik Negara dengan prinsip 3 T yaitu Tertib fisik, Tertib
administraf dan Tertib hukum yang berada dalam penguasaanya. Tujuan pengamanan itu
sendiri adalah untuk “menjaga dan melindungi barang sebagai aset negara/daerah agar
terhindar dari kehilangan, kerusakan, penyalahgunaan, penyerobotan dan pengambilalihan
atau klaim pihak lain.

Bentuk pengamanan fisik bisa dilakukan oleh kuasa pengguna dan penghuni rumah negara.
Untuk kuasa pengguna sendiri dilarang untuk menelantarkan rumah, memberi patok dari
bahan material yang tidak mudah rusak, memasang papan nama dan menerbitkan SIP sesuai
ketentuan. Bagi penghuna rumah diwajibkan untuk memelihara dan menggunaka nsesuai
fungsi dan peruntukannya serta mengosongkan dan menyerahkan rumah negara dalam
kondisi yang baik kepada pejabat berwenang dalam jangka waktu 2 bulan sejak diterima
keputusan pencabutan SIP ( Surat Izin Pengunian).

Bentuk pengamanan secara administrasi bisa dengan penatausahaan dokumen yaitu


menghimpun, mencatat, menyimpan dan menatausahakan secara tertib dan teratur atas
dokumen terkait rumah negara. Dokumen yang dimaksud yaitu Surat keterangan
tanah/sertipikat, IMB, Keputusan penetapan Rumah Negara, Dokumen DIPA, KIB, dan
Pencabutan SIP.

Terakhir yaitu pengamanan secara hukum. Dengan cara melakukan pendaftaran Rumah
Negara ke instansi berwenang, mengajukan penetapan status gol Rumah Negara, memproses
sertipikasi tanah dan pengurusan IMB, dan menerbitkan dan mencabut SIP sesuai ketentuan.

Disclaimer

Anda mungkin juga menyukai