Anda di halaman 1dari 2

Nama: A.B.

Sulthan Nurya
NIM: 882032019103
Tugas MID Microteaching
keyword: e-learning, web 2.0, web 3.0

Zaman dulu, teknologi informasi dan komunikasi hanya digunakan oleh guru sebagai
komunikasi aktif dalam proses belajar mengajar. Namun seiring berjalannya waktu terjadi
perubahan besar, guru dan siswa ditempatkan secara setara untuk aktif menggunakan teknologi
dan media dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan E-learning.
E-learning memang telah diakui sebagai media teknologi informasi yang membawa
kemajuan positif bagi dunia pendidikan. Karena media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, minat dan minat siswa sehingga terjadilah proses pembelajaran.
Penggunaan e-learning dalam hal ini tentunya dapat digunakan untuk menunjang proses
belajar siswa.
Berbagai manfaat penggunaan e-learning dapat dibayangkan sebagai salah satu kekuatan
pendorong di balik perkembangan proses pembelajaran zaman sekarang. Penggunaan e-learning
dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran yang menarik bagi siswa, dimana siswa aktif
mencari dan menerima berbagai informasi dan materi pembelajaran dalam berbagai format
media, baik teks, gambar, video, atau film, dengan menggunakan e-media. E-learning juga dapat
menjadi sebuah sistem pembelajaran yang mudah baik untuk guru (dalam hal pengajaran,
pemberian tugas, dan penilaian), maupun bagi siswa (pembelajaran lebih menyenangkan).
Zaman sekarang, teknologi semakin berkembang, terlebih perkembangan teknologi web
2.0. Apa itu Web 2.0? Web 2.0 merupakan perkembangan sebuah website yang tidak hanya
sekedar menampilkan sebuah informasi saja (Web 1.0). Namun web 2.0 sudah mendukung
terjadinya interaksi antara user (pengguna) dengan server (penyedia layanan) ataupun antara
sesama user. Tentunya perkembangan e-learning yang di padukan dengan aplikasi web 2.0 dapat
dijadikan salah satu solusi alternatif pengajaran di sekolah - sekolah Indonesia, karena semua
proses belajar mengajar dapat dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, sehingga kita
dapat belajar tanpa terbatas oleh jarak dan waktu. Dengan memanfaatkan internet khususnya
aplikasi web 2.0, materi pembelajaran dapat disampaikan secara langsung dalam proses
pembelajaran saat itu juga. Penyampaian materi dapat dilakukan dengan mengirim materi dan
video pembelajaran yang dapat diakses kapan saja (asynchronous) atau juga dapat melalui
platform chatting seperti WhatsApp dan/ atau aplikasi streaming seperti Zoom (Synchronous).
Hal ini tentu sama-sama memberikan interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik.
Dengan adanya web 2.0, e-learning juga dapat berupa media yang dikemas dalam satu aplikasi
atau platform pembelajaran online, contohnya seperti aplikasi ruang guru, zenius, quipper, dan
lainnya yang telah dipadukan antara materi pembelajaran, tugas, dan penilaian. Tentusaja
platform seperti itu dengan guru sendiri sebagai admin atau penyelenggara juga sudah ada, yaitu
Learning Manajement System (LMS) dengan teknologi web 2.0, seperti moodle, google
classroom, dan edmodo.
Zaman yang akan datang atau abad-21, sistem pembelajaran e-learning sudah berbasis
Web 3.0, dimana e-learning sudah mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa secara
menyeluruh. Dimana e-learning dapat terintegrasi dengan berbagai macam aspek seperti
perpustakaan online, sistem informasi akademik, dan lainnya. Bahkan penawaran yang diberikan
oleh web 3.0 adalah kemampuan integrasi dengan Dunia virtual yang lebih lancar. Ini
memungkinkan pengajar dan siswa bertemu secara virtual dengan avatar (karakter di dunia
virtual) mereka sendiri dalam dunia virtual sehingga memungkinkan interaksi yang lebih nyata
seperti sedang berada didalam kelas dan pemberian materi seperti materi praktik tempat
keluarnya bunyi dalam penginapan bahasa dapat ditampilkan secara 3D virtual. Tentu saja untuk
menghadirkan itu semua diperlukan dukungan teknologi tambahan seperti VR, jaringan internet
yang lancar, dan perangkat tambahan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai