Anda di halaman 1dari 4

WEB OF CAUTION (WOC)

RECTAL CANCER

Arranged By :
Sinta Widhi Kurniawati
P1337420922076

NERS PROFESSIONAL STUDY PROGRAM


NURSING MAJOR
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH SEMARANG
2022
Kanker rektum adalah pertumbuhan tidak beraturan dari sel-sel pada rektum. Kanker rektum menjadi salah satu kanker ganas
Kanker pada manusia yang sering terjadi. Selain itu, kanker ini menjadi jenis kanker paling umum kedua pada kanker usus besar. 
Rectum

Etiologi
Stadium Kanker Faktor Risiko
Hingga kini, masih belum jelas bagaimana kanker rektum
terjadi. Meski demikian, diyakini bahwa penyebab kanker 1. Memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar
rektum adalah perubahan DNA di dalam sel-sel tubuh atau atau rektum pada kerabat tingkat pertama (orangtua,
disebut sebagai mutasi DNA.  saudara kandung, atau anak).
Mutasi dari DNA menyebabkan sel-sel tumbuh tidak 2. Memiliki riwayat kanker usus besar, rektum, atau
beraturan, tidak terkendali, dan bentuknya tidak seperti sel
indung telur.
normal. 
3. Memiliki riwayat polip kolorektal yang berukuran 1
Pembagian stadium dari kanker kolorektal, salah
sentimeter atau lebih besar.
satunya dengan pembagian TNM, yaitu T (Tumor
Manifestasi Klinik 4. Memiliki riwayat kolitis ulseratif kronis atau penyakit
Primer), N (kelenjar Limfe Regional), M (Metastase Jauh)
Crohn.
Perubahan kebiasaan buang air besar. 5. Minum tiga atau lebih minuman ber alkohol per hari.
Terdapat lendir atau darah saat buang air besar. Darah 6. Merokok.
dapat berupa gumpalan atau bercak pada tinja. Penatalaksanaan 7. Obesitas.
Diare atau sembelit secara bergantian.
Merasa tidak puas setelah buang air besar atau merasa
Penatalaksanaan KKR bersifat multidisiplin yang
tidak kosong sepenuhnya.
Kotoran yang lebih kecil atau memiliki bentuk yang berbeda melibatkan beberapa spesialisasi/subspesialisasi antara
dari biasanya. lain gastroenterologi, bedah digestif, onkologi medik,
Perut terasa tidak nyaman seperti merasa ada gas, dan radioterapi. Pilihan dan rekomendasi terapi
kembung, perasaan penuh, atau kram. tergantung pada beberapa faktor, seperti stadium
Nafsu makan menurun.
kanker, histopatologi, kemungkinan efek samping,
Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
Merasa sangat lelah. kondisi pasien dan praferensi pasien. Terapi bedah Sumber
merupakan modalitas utama untuk kanker stadium dini
Pemeriksaan Diagnostik Prata, Kevin. (2019). Faktor-Farktor Yang Mempengaruhi Kejadian
dengan tujuan kuratif. Kemoterapi adalah pilihan
Rekurensi Kanker Kolorektak Stadium III Di Rsup Dr Kariadi Semarang.
pertama pada kanker stadium lanjut dengan tujuan Kti. Universitas Diponegoro : Fakultas Kedokteran
Pemeriksaan Rektum Digital Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:
paliatif. Radioterapi merupakan salah satu modalitas
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba
Kolonoskopi utama terapi kanker rektum Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan
Biopsi Indonesia (SDKI), Edisi 1 Cetakan III, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan
Pemeriksaan tumor carcinoembryonic antigen (CEA). Indonesia (SIKI), Edisi 1 Cetakan II, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Pemeriksaan pencitraan lainnya Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1 Cetakan II, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Pemeriksaan seperti CT Scan, MRI, dan PET Scan juga dapat
dilakukan untuk membantu mendiagnosis kanker rektum.
Riwayat keluarga, obesitas, Polip jinak SDKI : Nyeri Kronis
WOC CA. RECTAL umur, pola makan, jarang SLKI : Tingkat Nyeri
aktifitas, merokok SIKI : Perawatan Kenyamanan
ganas Observasi
SDKI : Konstipasi 1. Identifikasi gejala tidak menyenangkan (mual, nyeri, gatal)
SLKI : Eliminasi Fekal 2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi, dan
SIKI : Manajemen Konstipasi perasaannya
Observasi Merusak jaringan
Terapeutik
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi normal
1. Berikan posisi nyaman
2. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses 2. Berikan kompres dingin/hangat
3. Monitor tanda ruptur/peritonitis 3. Berikan pemijatan/terapi akupresus/terapi hipnosis
Terapeutik Meluas kedalam
Edukasi
struktur
1. Gantianjurkan diet tinggi serat 1. Jelaskan mengenai kondisidan pilihan terapi/pengobatan
2. Lakukan massage abd, jika perlu 2. Ajarkan terapi relaksasi, latihan pernapasan, teknik distraksi,
3. Berikan enema, jika perlu dan imajinasi termbimbing
Edukasi Nyeri Kronis Kolaborasi
1. Jelaskan etiologi masalah CA. RECTAL Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus, antihistamin, jika
2. Anjurkan peningkatan asupan, jika tidak ada perlu
kontraindikasi
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan tim medis tentang Perdarahan di Operasi Efek sekunder Penetrasi Mual, muntah,
perununan/peningkatan frek. Suara usus usus besar Keadaan
2. Kolaborasi penggunaan obat pencahar memburuk

Ca. Recti Obstruksi usus Perforasi&


SDKI : Gangguan Citra Tubuh Perub. Fungsi parsial abses
usus
SLKI : Citra Tubuh Risiko Ketidak-
SIKI : Promosi Citra Tubuh seimbangan Cairan
Observasi Luka op Penyumbatan Metastase
1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan BB lumen usus dg jar. lain
tahap perkembangan obstruksi
2. Monitor frekuensi pernyataan kritik diri sendiri SDKI : Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Kontak dg
Terapeutik Nyeri perut bag udara luar SLKI : Keseimbangan Cairan
1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya belakang SIKI : Manajemen Cairan
Ulserasi
2. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang Nyeri Observasi
dinding usus
perubahan citra tubuh Kronis 1. Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi, kekuatan nadi, akral,
Edukasi Perut kembung pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan
1. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri Risiko Infeksi
Menyerang darah)
2. Anjurkan menggunakan alat bantu (stiker 2. Monitor berat badan harian
pembuluh
penutup kantong kolostomi) 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium dan status
Perub. BAB darah
3. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung hemodinamik
Terapeutik
1. Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam
SDKI : Risiko Infeksi Tdk bs BAB 2. Berikan  asupan cairan sesuai kebutuhan
SLKI : Tingkat Infeksi Risiko
Perdarahan 3. Berikan cairan intravena bila perlu
SIKI : Pencegahan Infeksi Kolaborasi
Observasi 1. Kolaborasi pemberian diuretik,  jika perlu
Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik Konstipasi 2. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Terapeutik
1. Ganti balut luka secara teratur (3harix1)
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak SDKI : Risiko Perdarahan Edukasi
Pemasangan
dengan pasien dan lingkungan pasien kolostomi SLKI : Tingkat Perdarahan 1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko SIKI : Pencegahan Perdarahan 2. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
tinggi Observasi konstipasi
Edukasi 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan 3. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi Gangguan Citra 2. Monitor nilai hematokrit/hemoglobin 4. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
2. Ajarkan cara memeriksa luka Tubuh sebelum dan setelah kehilangan darah 5. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
3. Ajarkan pasien dan keluarga tenteng cara Terapeutik Kolaborasi
mengganti balutan luka oprasi 1. Pertahankan bed rest selama perdarahan 1. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan 2. Batasi tindakan invasive, jika perlu 2. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai