HADIAH VS HUKUMAN Nah.1:15;2:2;3:1-3,6-7;Mat.16:24-28.
Ketika seseorang membangun hubungan cinta
dengan orang lain maka secara tidak langsung ia telah memberikan dirinya, memberikan perhatiannya untuk cintanya itu. Setiap pasangan kekasih pasti dengan segala caranya mau memberikan dirinya bagi pasangannya untuk menciptakan rasa cinta yang lebih intim dan kenyamanan dalam hubungan. Kepada pasangannya, seseorang akan cenderung bergerak keluar dari zona nyamannya. Ia yang dulunya melakukan sesuatu atas kehendak dan kemauan sendiri, kini melakukan itu atas dasar pertimbangan dengan pasangannya. Sikap asik pada diri sendiri perlahan-lahan mulai dihilangkan. Dalam bacaan Injil hari ini, kita dijelaskan bagaimana cara menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus maka kita harus keluar dari zona nyaman kita. Kita harus keluar dari sikap mengutamakan diri kita dan bergerak keluar dan melakukan perintah Allah. Bacaan Injl mengajak kita bahwa jika kita ingin menjadi murid Kristus, kita harus siap menyangkal diri dan memikul salib. Penyangkalan diri yang dimaksudkan bukan berarti bahwa kita bersikap masa bodoh untuk merawat diri kita atau lebih fatal lagi kita membiarkan diri kita terluka. Menyangkal diri berarti bahwa kita mampu melepaskan diri kita dari rasa nyaman pada diri sendiri dan membuka diri bagi orang lain. Namun tak sampai di situ saja, kita juga perlu untuk memikul salib kita yakni mampu menjadi anak-anak 2|Page
Allah yang senantiasa melaksanakan perintah-Nya
di tengah-tengah godaan dan tantangan dunia saat ini. Ajakan untuk mengikuti Yesus disertai dengan konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi mengikuti Yesus itu kadang tidak masuk ke dalam pikiran rasional manusia. Siapa coba yang rela kehilangan nyawanya? Siapa yang tidak menyayangi nyawanya? Karena ada nyawa maka manusia itu hidup. Itulah rencana Allah, itulah rancangan Allah atas hidup manusia. Akan tetapi, dibalik konsekuensi untuk menjadi pengikut Kristus dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, kita dijanjikan hadiah oleh Allah. Segala perbuatan- perbuatan baik kita akan dibalas oleh Allah. Hal itu berarti Allah akan memberikan ganjaran kepada kita seturut perbuatan-perbuatan kita. Yang melakukan hal baik akan memperoleh hal baik. Begitupun sebaliknya, mereka yang dalam hidupnya melakukan hal-hal yang buruk dan jahat, maka hal- hal buruk pun yang akan menjadi ganjaran baginya. Ganjaran atas perbuatan itu sudah dialami oleh orang-orang di kota Niniwe seperti yang tertulis dalam bacaan pertama. Atas perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang-orang di kota itu maka Allah pun memberikan hukuman atas kota itu. Maka dari itu, bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita untuk hidup seturut apa yang Allah kehendaki dan tidak takut menerima konsekuensi- konsekuensinya karena dengan demikian kita akan menerima hadiah terindah dari Allah sebagai pengikut-pengikut-Nya.