Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Inventarisir Dari Semua Kasus Yang Tidak Sesuai Dengan Pancasila Dan
Solusinya (Berdasarkan 3 Topik)”

Mata Kuliah: Pancasila


Dosen Pengampu: Ir. Marhaenus Johanis Rumondor, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Eunike Agneysia Turangan (221011050055)


A. Salsabila Stefani Chandra (221011050039)
Aldy Febrian (221011050041)
Ameliee Gwyneth Rawung (221011050043)
Aurelia Charolin Sirang (221011050045)
Cenny M. Piter (221011050047)
Clark Euaggilion Baaka (221011050049)
Dellandra Andretha Virny Kalaha (221011050051)
Vera Agustin Soleman (221011050037)
Fadhia Rifa Amalia (221011050057)
Rilis Adelia Deswita Kaluku (221011050139)
Gabriel Mangore (221011050059)

PROGRAM STUDI FARMASI (A)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2022
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Kasus-Kasus yang Tidak Sesuai dengan Pancasila.........................................................5

1. Kasus Penikaman Di Manado.....................................................................................5

2. Kasus Korupsi Setya Novanto.....................................................................................7

3. Kasus Ormas Radikal..................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................11

A. Kesimpulan...................................................................................................................11

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inventarisir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI memiliki arti yakni daftar
keseluruhan barang milik institusi baik itu sekolah, kantor, perusahaan, ataupun pemerintah
yang digunakan sebagai alat untuk kegiatan operasionalnya. Inventaris adalah kata lain dari
stok atau persediaan barang milik institusi atau perusahaan. Contoh inventaris barang yaitu
komputer, speaker, mesin ketik, telepon, mesin fotokopi, printer, dan lain sebagainya.

Dasar negara indonesia adalah pancasila yang sekaligus merupakan sebagai pedoman hidup
serta tingkah laku bangsa Indonesia. Jika kita menyalahgunakan barang yang merupakan hak
milik orang lain tentunya itu merupakan perbuatan yang bertabrakan dengan nilai yang ada di
pancasila sekaligus merupakan suatu pelanggaran hak dan kewajiban.

Sering melanggar dan tidak menerapkan nilai-nilai pancasila maka bangsa dan negara
Indonesia tentunya tidak akan hidup tenang dan damai. Sehingga itu, pentingnya untuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila agar dapat terciptanya cita-cita dan tujuan bangsa dan
negara Indonesia.

Kegiatan Inventarisasi merupakan tanggung jawab Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna
Barang yang dilaksanakan ole Tim BMN diawali dengan menyiapkan data awal dan
dokumenyang diperlukan dalam rangka survey ke lokasi aset, hasil inventarisasi dituangkan
dalam forum yang ditentukan oleh Kementerian Keuangan disertai dengan titik ordinat dan
foto aset. Form hasil Inventarisasi yang telah lengkap diserahkan kepada Kementerian
keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara/Lelang yang merupakan
tanggung jawab Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Barang untuk dilakukan penilaian.

Aset merupakan barang yang dalam pengertian hukum disebut sebagai suatu benda yang
terdiri atas benda bergerak dan benda tidak bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud dan dimiliki oleh suatu instansi atau Keberadaan aset dalam suatu instansi atau
organisasi merupakan hal yang sangat penting karena digunakan untuk menjelaskan semua
aktivitas sehari-hari.

Bagaimanapun juga kedepan barang milik / kekayaan yakni daftar keseluruhan barang milik
institusi baik itu sekolah, kantor, perusahaan, ataupun pemerintahan negara harus dikelola
oleh SDM yang profesional dan handal, karena hal tersebut menjadi kebutuhan yang vital dan
strategis pada masing-masing kementerian/lembaga negara. Penataan pengelolaan barang
milik negara yang sesuai dengan semangat good governance tersebut, saat ini menjadi
momentum yang tepat karena mendapat dukungan politik dari pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus-Kasus yang Tidak Sesuai dengan Pancasila


1. Kasus Penikaman Di Manado

 Faktor Penyebab
Jika melihat pada kasus-kasus penikaman yang terungkap, ada banyak motif yang mendasari
terjadinya penikaman. Kejahatan pembunuhan merupakan suatu tindakan yang dapat
merugikan orang lain, kejahatan merupakan suatu yang bertentangan dengan Norma dan
Undang-Undang, untuk mengetahui kenapa sering sekali terjadinya tindak kejahatan kita
harus terlebih dahulu mengetahui mengapa seseorang itu melakukan kejahatan dan apa saja
faktor pendorong seseorang melakukan kejahatan.
Ada beberapa hal yang melandasi perbuatan jahat seseorang, di antaranya adalah
sebagai berikut di bawah ini:
1) Dalam Kondisi Terpaksa
Orang yang dalam situasi dan kondisi yang serba sulit dapat mengubah seseoang yang
tadinya tidak ada keinginan berbuat jahat menjadi pelaku tindak kejahatan. Contoh kondisi
sulit yang bisa mengubah perilaku orang yaitu seperti merasa lapar yang amat sangat, sedang
dalam kondisi gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang, dalam kondisi
Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2019
1382 bencana alam parah dan lain sebagainya di mana tidak ada orang lain yang datang
secara sukarela memberi bantuan.
2) Adanya Kesempatan Berbuat Jahat
Ada orang-orang yang bisa berubah menjadi seorang penjahat jika muncul suatu peluang
besar dalam melakukan tindak kejahatan. Jika dihitung-hitung resiko tertangkap tangan
ketika melakukan aksi kejahatan kecil, serta kecilnya peluang untuk tertangkap setelah
dilakukan penyidikan dapat memperbesar dorongan seseorang untuk berbuat jahat. Seorang
penjahat kambuhan akan menjadi gelap mata ketika melihat sebuah handphone mahal
tergeletak tanpa pengawasan. Seorang penjambret dan perampok akan memiliki niat jahat
ketika melihat nenek- nenek memakai banyak perhiasan mahal di tempat yang sepi.
3) Dalam Suatu Tekanan Pihak Tertentu
Seseorang yang dipaksa untuk melakukan suatu tindak kejahatan, bisa saja melakukan
perbuatan jahat kepada orang lain. Misalnya saja seseorang yang anaknya diculik penjahat
bisa saja melakukan tindak kriminal sesuai yang diperintahkan oleh penjahat yang menculik
anaknya. Atau para pelajar yang harus ikut tawuran antar pelajar sekolah jika ingin diakui
sebagai teman yang setiakawan oleh teman-teman jahatnya. Biasanya orang yang berbuat
jahat karena alasan ini merasa tekanan batin dan ingin menolak berbuat jahat pada orang lain.
Pelaku kejahatan yang satu ini kemungkinan gagal dalam melakukan aksi kejahatan bisa
cukup besar.
4) Sudah Sifat Dasar Seseorang
Seseorang yang sudah memiliki sifat dasar yang jahat biasanya akan selalu berbuat jahat
kapan dan di mana pun ia berada. Orang yang seperti ini biasanya sangat tidak nyaman
menjadi orang baik-baik. Para penjahat ini akan lebih suka berteman dengan orang-orang
yang sama- sama jahat walaupun ada kemungkinan besar temantemannya akan mencelakakan
dirinya suatu saat nanti. Meskipun orang ini diberi hukuman penjara, tetap saja orang ini akan
melanjutkan aksi jahatnya setelah keluar dari penjara. Orang semacam ini memang sulit
untuk dibina untuk menjadi orang yang baik dan dapat berbaur dalam masyarakat.
Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri
pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah:
1)    Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
2)    Rendahnya kesadaran HAM.
3)    Sikap tidak toleran.
Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya sebagai berikut:
1)  Penyalahgunaan kekuasaan
2)     Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3)     Penyalahgunaan teknologi

Solusi Kasus Pelanggaran Pancasila

Solusi dari kasus ini yaitu dari peran dari pihak kepolisian yang berusaha mengungkapkan
tindak pidana pembunuhan dengan melakukan pemeriksaan, melakukan penyidikan, kegiatan
Olah Tempat Kejadian Perkara, Pemeriksaan Saksi-Saksi, Melakukan Visum/Otopsi,
Menghubungi keluarga korban untuk membuat laporan polisi dan tindakan penagkapan serta
memberikan hukuman kepada tersangka dan juga tentunya dengan memberikan pembinaan
agar para tersangka tidak mengulangi lagi perbuatannya dan bisa menemukan kembali
kepercayaan dirinya serta dapat diterima menjadi bagian dari anggota masyarakat. Selain itu
pembinaan juga dilakukan terhadap pribadi dari tersangka itu sendiri.

2. Kasus Korupsi Setya Novanto

Perkara hukum di Indonesia yang pengusutan dan penyelesaiannya paling pelik adalah
kasus korupsi. Bahkan, setiap media massa, baik cetak maupun internet, pun menayangkan
berita kasus korupsi dalam headline news hampir setiap hari. Dengan demikian, korupsi di
Indonesia ini menjadi sebuah virus yang membuat bangsa ini menjadi bangsa pesakitan.
Lembaga penegak hukum pun selalu butuh waktu lama untuk menyelesaikannya, bahkan ada
yang tidak selesai dan kasusnya menguap begitu saja ketika ada pengalihan isu. Dengan
demikian, wajar saja jika kasus-kasus korupsi tersebut selalu menjadi hal baru tetapi lama.
Maksudnya, setiap waktu bisa memunculkan kasus korupsi baru sementara perilaku korup
telah menjadi tradisi turun-temurun semenjak lama. Kasus korupsi di Indonesia ini seolah
tidak ada habisnya. Mulai dari era Orde Baru, Reformasi, hingga sekarang ini korupsi
menjadi hantu yang terus membayangi. Mental para koruptor yang selalu berbelit dan licin
dalam kasus hukum pun mempersulit penyelesaiannya. Bukannya selesai, namun justru
berbuntut hingga panjang kasusnya. Saking panjangnya malah sampai tidak selesai
pengusutannya.
Seperti Skenario, sebut saja kasus korupsi pengadaan e-KTP yang menyeret beberapa
oknum politik. Setya Novanto adalah yang paling panas beritanya karena justru dia mampu
"mengalahkan" KPK dalam sidang praperadilan yang dipimpin oleh Hakim Cepi Iskandar.
Kasus tersebut perlu dicermati lebih teliti karena hal itu merupakan kecacatan hukum di
Indonesia dan merupakan lemahnya karakter moral para elite politik dan penegak hukum.
KPK seperti singa lesu yang tak punya nafsu makan. Belum lagi pansus KPK yang dilakukan
oleh DPR yang memperparah kondisi sang singa. Publik pun hanya menduga bahwa ada
politisasi hukum yang membuat para koruptor terhindar dari kejaran singa. Kasus-kasus
hukum —terutama korupsi— yang telah dipolitisasi tersebut layaknya skenario atau cerita
yang dari awal telah ditulis dan disengaja untuk diperankan.
Jean Baudrillard pernah menyatakan bahwa kehidupan yang seperti simulasi ini sulit
dibedakan mana yang realitas dan mana yang skenario atau simulasi. Dalam hal ini,
Baudrillard menyebutnya simulakra. Dan, simulakra tersebut juga terjadi pada berbagai kasus
hukum di Indonesia ini, terutama realitas berbelitnya pengusutan kasus korupsi. Simulakra
adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan dan menyatakan kerancuan perbedaan
antara realitas dan simulasi. Hal itu sebagaimana kasus korupsi di negeri ini yang seolah telah
diskenario sedemikian rupa oleh para mafia. Karena skenario tersebut, maka fakta dan
realitas pun seperti layaknya simulasi. Seolah kasus hukum yang dijalankan tersebut menjadi
samar.
Dalam kasus Korupsi Setya Novanto ini dapat kita lihat bersama bahwah Korupsi dapat
digolongkan sebagai tindakan yang lahir dari keadaan sosial. Kebiasaan bersikap korup –
mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya– adalah hal buruk yang timbul akibat
ketidakjujuran. Para wakil rakyat terpilih karena kepercayaan yang diberikan oleh rakyat.
Rakyat memercayainya sebagai sosok yang akan hadir dengan tanggung jawab penuh atas
segala masalah yang ada dalam masyarakat. Tetapi setelah terpilih malah membuat
kepercayaan itu luntur seiring berjalannya waktu, lantaran ada wakil rakyat(pejabat Negara)
yang merupakan mereka yang sudah dipercaya sepenuhnya oleh rakyat tetapi malah
melunturkan kepercayaan tersebut dengan terjebak kasus korupsi.
Disadari sepenuhnya oleh kita, bahwa korupsi merupakan perbuatan yang sangat
merugikan, baik individu, masyarakat maupun Negara. Dampak yang ditimbulkan akan
merusak tatanan suatu masyarakat, dan menyebabkan kehancuran suatu bangsa. Oleh karena
itu, banyak cara atau solusi yang dapat kita terapkan dalam memberantas korupsi, seperti :
1. Meningkatkan kadar keimanan.
2. Penguatan Religiusitas
3. Membangun rasa cinta terhadap Negara.
4. Membangun supermasi hukum yang kuat.
5. Membangun pendidikan moral.
6. Menciptakan pendidikan anti korupsi.
7. Pendidikan anti korupsi harus diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini dengan
penjelasan dan gambaran-gambaran sederhana yang mampu membentuk karakter
dan moral anak bangsa.
Kelemahan moral seperti pada 1 dan 2 tersebut hendaknya menjadi objek yang harus
dibenahi. Sebuah kekuatan nyata untuk membenahinya adalah penguatan nilai-nilai
religiusitas, yang dalam hal ini bersumber dari agama. Seharusnya, agama menjadi kritik
sebagai antitesis dari realitas —atau bahkan fakta— korupsi yang telah menggejala di negeri
ini. Sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh Zuly Qodir, bahwa agama harus bisa
difungsikan sebagai kritik sosial.
Penyemaian nilai-nilai religiusitas ini perlu digencarkan dalam berbagai kesempatan.
Semua agama yang ada di Indonesia; Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghuchu, tidak ada yang pernah mengajarkan korupsi. Sebagaimana tertera dalam kitab-
kitab suci agama-agama tersebut, bahwa mencuri, merampas hak orang lain secara batil, dan
mengambil sesuatu yang bukan miliknya merupakan perbuatan keji. Korupsi termasuk dalam
kategori tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan korup merupakan larangan
agama secara jelas. Akan tetapi, sayangnya justru agama di negeri ini menjadi hal yang
diprofanisasi oleh para elite politik. Mereka banyak yang berargumen dengan dalil-dalil
agama untuk mengesahkan dan melegalkan suatu perbuatan. Tidak hanya itu, agama juga
terkadang dijadikan topeng untuk menutupi kebusukan-kebusukan tindakan politik kotor
yang melanggar hukum dan etika publik. Hal itu sebagaimana penutupan kasus korupsi oleh
sebagian oknum dengan menunjukkan simbol-simbol agama agar tidak tercitrakan sebagai
pihak yang bersalah oleh publik. Realitas ini sangat disayangkan karena moralitas para elite
politik benar-benar telah tergerus oleh hasrat dan nafsu untuk korupsi.

3. Kasus Ormas Radikal

- Contoh Kasus : Polisi Tegaskan Bakal Tindak Ormas yang Bertentangan dengan Ideologi
Pancasila
Polda Metro Jaya menegaskan memberangus Organisasi masyarakat (Ormas) yang
bertentangan dengan ideologi Pancasila. Hal itu dilakukan karena komitmen dari pimpinan
Polri terkait dengan gerakan yang mengancam ideologi Pancasila.
"Kegiatan atau gerakan-gerakan radikalisme yang dilakukan ormas yang bertujuan
untuk mengubah haluan negara dari Pancasila menjadi haluan yang mereka kehendaki
tentunya akan dilakukan pengekan hukum secara tegas," tegas Kabid Humas Polda Metro
Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022). Salah satunya, kata
Zulpan, kelompok yang baru-baru ini ditindak yaitu ormas Khilafatul Muslimin. Penyidik
menemukan fakta bahwa Khilafatul Muslimin memiliki visi-misi mengubah ideologi
Pancasila menjadi ideologi khilafah.
"Tentunya ini sangat bertentangan dengan Undang-undang 1945 yang mana di situ
sudah jelas dalam alinea keempat dicantumkan bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah
Pancasila," terang Zulpan.
Sebelumnya, Zulpan menyatakan bahwa para tersangka yang telah diciduk dari berbagai
daerah itu merupakan orang penting di ormas Khilafatul Muslimin. Pimpinan tertinggi
Organisasi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja dan AS yang berperan sebagai
menteri pendidikan telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Polisi juga menanggap
empat anggota Khilafatul Muslimin berinisial AA, IN, F, dan SW diciduk di Lampung,
Medan, dan Bekasi.
"Semua orang (ditangkap)adalah merupakan orang peran di Khilafatul Muslimin
memiliki tujuan merubah idelogi dari Pancasila menjadi kilafah (yang) bertentangan UUD,"
tegas Zulpan.
Selain menangkap para tersangka, kata Zulpan, penyidik Polda Metro Jaya juga menyita
sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah uang senilai Rp 2,3 miliar. Kata dia, uang
sebanyak itu ditemukan tersimpan dalam brankas besi di markas Khilafatul Muslimin di
Lampung.
"Ditemukan beberapa barang bukti di antaranya adalah kita temukan brankas besi
sebanyak empat unit yang berisi uang tunai yang berjumlah lebih dari Rp 2,3 miliar," ungkap
Zulpan.
Selain itu, Zulpan menambahkan penyidik juga menemukan catatan pembukuan keuangan
milik organisasi masyarakat Khilafatul Muslimin dalam penggeledahan tersebut. Hanya saja
Zulpan juga belum menjelaskan perihal aliran dana yang dimiliki ormas Khilafatul Muslimin
tersebut.
"Serta ditemukan juga tabungan buku rekening penampung, kemudian kita temukan
juga di situ data penduduk Khilafatul Muslimin se-Indonesia yang sampai dengan sore hari
ini, sudah kita temukan berjumlah mencapai puluhan ribu," terang Zulpan.

Solusi :
1) Teguran kepada ormas-ormas
2) Pembinaan
3) Pelarangan dan pembubaran ormas
4). Penangkapan karena telah mengancam ideology pancasila
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dasar negara Indonesia adalah pancasila Pancasila yang sekaligus merupakan sebagai
pedoman hidup serta tingkah laku bangsa Indonesia. Sering melanggar dan tidak
menerapkan nilai-nilai Pancasila maka bangsa dan negara Indonesia tentunya tidak
akan hidup tenang dan damai. Jika melihat pada kasus-kasus penikaman yang
terungkap, ada banyak motif yang mendasari terjadinya penikaman. Ada, beberapa
hal yang melandasi perbuatan jahat seseorang, di antaranya yaitu, dalam kondisi
terpaksa, adanya kesempatan berbuat jahat, dalam suatu tekanan pihak tertentu, sudah
sifat dasar seseorang. Solusi dari kasus penikaman yaitu dari peran pihak kepolisian
yang berusaha mengungkapkan tindak pidana pembunuhan dengen melakukan
pemeriksaan, melakukan penyidikan kegiatan oleh Tempat Kejadian Perkara,
Pemeriksaan Saksi-Saksi, Melakukan Visum/Otopsi, Menghubungi keluarga korban
untuk membuat laporan polisi dan tindakan penangkapan serta memberikan hukuman
kepada tersangka dan juga tentunya dengan memberikan pembinaan agar tersangka
tidak mengulangi lagi perbuatannya dan bisa menemukan Kembali kepercayaan
dirinya serta dapat diterima menjadi bagian dari anggota masyarakat.

Perkara hukum Indonesia yang pengusutan dan penyelesaiannya paling pelik adalah
kasus korupsi. Bahkan, setiap media massa, baik cetak maupun internet, pun
menayangkan berita kasus korupsi dalam headline news hamper setiap hari. Dengan
demikian, korupsi di Indonesia ini menjadi sebuah virus yang membuat bangsa ini
menjadi bangsa pesakitan. Lembaga penegak hukum pun selalu butuh waktu lama
untuk menyelesaikannya, bahkan ada yang tidak selesai dan kasusnya menguap begitu
saja ketika ada pengalihan isu. Kasus korupsi di Indonesia ini seolah tidak ada
habisnya. Mulai dari era Orde Baru, Reformasi, hingga sekarang ini korupsi menjadi
hantu yang terus membayangi. Sebut saja kasus korupsi pengadaan e-KTP yang
menyeret beberapa oknum politik. Kasus tersebut perlu dicermati lebih teliti karena
hal itu merupakan kecacatan hukum di Indonesia dan merupakan lemahnya karakter
moral para elite politik dan penegak hukum. Disadari sepenuhnya oleh kita, bahwa
korupsi merupakan perbuatan yang sangat merugikan, baik individu, masyarakat
maupun Negara. Oleh karena itu, banyak cara atau solusi yang dapat kita terapkan
dalam memberantas korupsi yaitu seperti, meningkatkan kadar keimanan, penguatan
religiusitas, membangun rasa cinta terhadap negara, membangun supermasi hukum
yang kuat, membangun Pendidikan moral, menciptakan Pendidikan anti korupsi, dan
Pendidikan anti korupsi harus diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini dengan
penjelasan dan gambaran-gambaran sederhana yang mampu membentuk karakter dan
moral anak bangsa.

Polda Metro Jaya menegaskan memberangus Organisasi masyarakat (Ormas) yang


bertentangn dengan ideologi Pancasila. Hal itu dilakukan karena komitmen dari
pimpinan Polri terkait dengan gerakan yang mengancam ideologi Pancasila. Kegiatan
atau gerakan-gerakan radikalisme yang dilakukan ormas yang bertujuan untuk
mengubah Haluan negara dari Pancasila menjadi haluan yang mereka kehendaki
tentunya akan dilakukan penengakan hukum secara tegas. Tentunya ini sangat
bertentangan dengan UUD 1945 yang mana disitu sudah jelas dalam Alinea keempat
dicantumkan bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Untuk kasus ormas
radikal ada beberapa solusi yaitu, teguran kepada ormas-ormas, pembinaan,
pelarangan dan pemburuan ormas, dan penangkapan karena telah mengancam
ideologi Pancasila.

B. Saran

Untuk pengetahuan lebih lanjutnya pembaca bisa memperdalam lagi dengan mencari
tau atau membaca di berbagai media social atau buku tentang kasus-kasus diatas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/10/150000669/dampak-tidak-menerapkan-sila-
pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-pengelolaan-inventaris-adalah/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/2331/Inventarisasi-dan-Revaluasi-Aset-
Negara.html

https://www.republika.co.id/berita/rdhzth384/polisi-tegaskan-bakal-tindak-ormas-yang-
bertentangan-dengan-ideologi-pancasila

https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/inventarisasi-dan-penilaian-barang-milik-
negara

Anda mungkin juga menyukai