Makalah B.A Korupsi KLP 1
Makalah B.A Korupsi KLP 1
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 1
KELAS: CAPELLA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, karena atas
kehendaknya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Faktor Penyebab Korupsi ”.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Budaya Anti Korupsi.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
itu berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah yang diberikan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
keselahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.
Akhir kata, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan korupsi yang melanda negeri ini bagaikan sebuah penyakit yang tidak
akan pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh media seolah-olah
merepresentasikan jati diri bangsa yang dapat dilihat dari budaya korupsi yang telah menjadi hal
yang biasa bagi semua kalangan, mulai dari bawah hingga kaum elite.
Korupsi sebagai "masalah keserakahan elite" yang telah mencoreng citra Bangsa di mata
internasional. Sangatlah wajar apabila kampanye anti keserakahan dijadikan sebagai salah satu
upaya memberantas korupsi. Banyak faktor penyebab terjadinya korupsi, namun faktor tersebut.
berpusat pada satu hal yakni "toleransi terhadap korupsi". Kita lebih banyak wicara dan upacara
ketimbang aksi.
Mencermati faktor penyebab korupsi sangat tepat sebagai langkah awal bergerak menuju
pemberantasan korupsi yang riil. Korupsi di tanah negeri, ibarat "warisan haram" tanpa surat
wasiat. la tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde
yang datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila
disederhanakan, penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal
adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga.
yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari
aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis
misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat
dalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial
yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi
4
1.3 Tujuan penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Zaman Pertengahan, pada zaman ini terjadi perang besar antar agama yang
dikenal dengan perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat korban luka
dan terbunuh, kelaparan dan berbagai penyakit lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut
mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna memberikan pertolongan dan perawatan
untuk korban perang. Akhirnya, ilmu pengobatan dan perawatan terus mengalami
kemajuan.
6
Pengola rumah sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja pada masa tersebut
diambil alih oleh sipil. Pengola rumah sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja
pada masa tersebut diambil alih oleh sipil. Akhirnya, perawatan bagi orang sakit pun
mengalami kemunduran karena peran perawat digantikan oleh orang awam yang tidak
mengerti tentang keperawatan.
Pada tahun 1950-1967, Proses keperawatan yang dimulai tahun 1950 dianggap
sebagaistadium embrio. Pada saat itu proses keperawatan belum dipahami dan juga
belum bisa diterima, tetapi sudah dilakukan sehari-hari. Baru padatahun 1955 Lydia Hall
memberikan presentasinya tentang "Perawatan adalah suatu proses". Pada hakikatnya
keperawatan menyangkut empat hal pokok yaitu :a) Nursing at the patient. b) Nursing to
the patient c). Nursing for the patient d). Nursing with the patientfase dalam proses
keperawatn diidentifikasi oleh para dosenkeperawatan Universitas Katolik Amerika pada
tahun 1967 meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
10
tidak dapat memenuhi kebutuhan atau saat sedang terdesak masalah ekonomi membuka
ruang bagi seseorang untuk melakukan jalan pintas, dan salah satunya adalah korupsi.
c. Aspek Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang
atau kesempatan terjadinya korupsi. Aspek-aspek penyebab korupsi dalam sudut pandang
organisasi meliputi:
1) Kurang adanya sikap keteladanan Pemimpin
Pemimpin adalah panutan bagi bawahannya. Apa yang dilakukan oleh pemimpin
merupakan contoh bagi bawahannya. Apabila pemimpin memberikan contoh
keteladanan melakukan tindak korupsi, maka bawahannya juga akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
2) Tidak Adanya Kultur Budaya Organisasi yang Benar
Organisasi harus memiliki Tujuan Organisasi yang fokus dan jelas. Tujuan organisasi
ini menjadi pedoman dan memberikan arah bagi anggota organisasi dalam
melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Tujuan organisasi menghubungkan
anggotanya dengan berbagai tatacara dalam kelompok: juga berfungsi untuk
membantu anggotanya menentukan cara terbaik dalam melaksanakan tugas dan
melakukan suatu tindakan. Tatacara pencapaian tujuan dan pedoman tindakan inilah
kemudian menjadi kultur/budaya organisasi. Kultur organisasi harus dikelola dengan
benar, mengikuti standar-standar yang jelas tentang perilaku yang boleh dan yang tidak
boleh.Kekuatan pemimpin menjadi penentu karena memberikan teladan bagi anggota
organisasi dalam mebentuk budaya organisasi. Peluang terjadinya korupsi apabila
dalam budaya organisasi tidak ditetapkan nilai-nilai kebenaran, atau bahkan nilai dan
norma-norma justru berkebalikan dengan norma-norma yang berlaku secara umum
(norma bahwa tindak korupsi adalah tindakan yang salah).
3) Kurang Memadainya. Sistem Akuntabilitas
Dalam sebuah organisasi perlu ditetapkan visi dan misi yang diembannya, yang
dijabarkan dalam rencana kerja dan target pencapaiannya. Dengan cara ini penilaian
terhadap kinerja organisasi dapat dengan mudah dilaksanakan. Apabila organisasi tidak
merumuskan tujuan, sasaran, dan target kerjanya dengan jelas, maka akan sulit
dilakukan penilaian dan pengukuran kinerja. Hal ini membuka peluang tindak korupsi
dalam organisasi.
4) Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi
dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah
organisasi semakin terbuka peluang tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Tindak Pidana Korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan
pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan
kekuatan-kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya
diri sendiri. Dalam UU No. 30 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001 ada tiga puluh satu jenis
tindakan yang dapat di kategorikan sebagai tindak pidana korupsi, secara ringkas tindakan tindakan
itu dapat dikelompokkan menjadi tujuh yaitu:
2) Suap menyuap
4) Pemerasan
5) Perbuatan curang
7) Gratifikasi
Penyebab terjadinya Tindak Pidana Korupsi ada dua aspek, aspek internal dan eksternal. Aspek
internal meliputi:
1) Aspek Sosial
Faktor eksternal merupakan factor yang berasal dari luar diri seseorang Meliputi beberapa aspek,
antara lain:
2) Aspek Ekonomi
12
3) Aspek Organisasi
4) Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen Hukum yang Mendukung Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, harapan penulis disini adalah dengan adanya Pendidikan
anti korupsi diharapkan mampu menanamkan kedalam diri seseorang tentang betapa pentingnya
Pendidikan anti korupsi dan menjauhi prilaku korupsi yang memang harus ditanamkan sejak dini
mulai dari hal yang paling terkecil. Dan semoga makalah ini dapat membantu para pembaca yang
mungkin masih kebingungan mengenai factor-faktor internal dan ekstemal penyebab terjadinya
korupsi. Penulis juga mohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan. Penulis banyak
mengharapkan saran, agar dapat menjadi motivasi bagi penulis agar lebih baik buat kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Andrisman Tri, 2013, Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia Serta
Pengembangannya Dalam Konsep KUHP 2013, Bandar Lampung,
Aura Publishing Arief Barda Nawawi, 2008, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan
Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan Jakarta, Kencana
14