Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 5

1. Susthania Syifra Yohana – 2010713085


2. Desi Apriliana Zahroh – 2010713093
3. Nadya Salsabila – 2010713094
4. Dimas Heryunanto – 2010713099
5. Ewing Tiara Permata Sari – 2010713104
6. Muhammad Fawaz – 2010713105
7. Karomah Devi Astriningrum – 2010713108
8. Ridho Fadhil Muhammad – 2010713112

Analisa Kasus Perilaku Masyarakat di Kalimantan

A. Definisi dan Proses Pembentukan Perilaku


a. Definisi
Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi, Heri Purwanto.
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgod, perilaku adalah
suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Ini dapat diartikan bahwa sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.
Mandi Cuci Kakus (MCK) di sungai adalah perilaku terbuka suatu
organisme akibat objek yang dilihatnya, hal tersebut menimbulkan reaksi yang
dibuat oleh diri sendiri. Sebuah rangsangan dari luar yang terdapat stimulus
mempengaruhi sebuah organisme. Favorable seseorang terhadap objek karena
terlihat menyenangkan. Perilaku masyarakat Kalimantan MCK di sungai
merupakan perilaku turun-temurun di sana yang muncul akibat mencontoh
perilaku nenek moyang.
Bentuk evaluasi atau reaksi pertama, jika kita mencontohkan kegiatan
MCK di kamar mandi akan menimbulkan pro dan kontra karena perasaan
yang didapatkan berbeda dan belum terbiasa. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah terobosan agar perilaku turun temurun bisa diubah. Seorang promotor
kesehatan masyarakat perlu melakukan promosi kesehatan mengenai MCK di
kamar mandi, agar masyarakat Kalimantan bisa menerimanya dengan baik dan
melaksanakannya dalam kehidupan. Dengan mengubah perilaku dari MCK di
sungai menjadi MCK di kamar mandi, masyarakat akan lebih terjamin
kebersihannya dan kesehatannya. Sehingga angka kesehatan di daerah-daerah
seluruh Indonesia terkhusus masyarakat Kalimantan menjadi lebih tinggi.
b. Proses Perilaku Masyarakat Kalimantan memilih MCK di Sungai
Apabila dilihat dari Persepsi masyarakat, mereka dapat merasakan
suatu kebahagiaan saat melakukan perilaku MCK di sungai. Hal tersebut
membuat masyarakat lain yang melihat perilaku tersebut akan merespon
kemudian mengikutinya. MCK di sungai juga dianggap sebagai tempat untuk
berkenalan dengan orang baru.
Apabila dilihat dari Motivasi, dorongan untuk melakukan perilaku
MCK di sungai berasal dari ajakan teman atau saudara untuk mempraktikkan
hal tersebut. Masyarakat beranggapan bahwa mandi di sungai yang berair
deras dan agak dalam memiliki banyak manfaat yang dapat dihasilkan bagi
tubuh maupun psikologi individu.
Apabila dilihat dari Emosi, jasmani individu yang terbiasa mandi di
sungai sudah terlatih dari turun temurun untuk kebal dengan segala penyakit
yang ditimbulkan dari kegiatan MCK di sungai yang berair deras dan agak
dalam.
Apabila dilihat dari Belajar, karena praktek perilaku ini dilakukan
secara terus-menerus, masyarakat menjadikan perilaku MCK di sungai sebagai
sebuah kebiasaan.
c. Proses Pembentukan Perilaku
1. Awareness → Mulai sadar terhadap promosi penyuluhan yang dibuat.
MCK di sungai yang mengalir di daratan lebih rendah, biasanya
menyebabkan air tercemar dan terlihat kotor. Hal tersebut akan
membuat masyarakat di suatu daerah sadar dengan kesehatannya.
Mereka akan sadar Jika air sungai tercemar limbah, hal tersebut bisa
menyebabkkan berbagai macam penyakit, contohnya iritasi kulit dan
sebagainya. Air kumuh juga menjadi tempat bersarangnya bakteri dan
virus yang menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.
2. Interest → Mulai tertarik untuk memulai mencoba MCK di kamar
mandi. Beberapa individu mulai tertarik dengan penyuluhan yang
dipromosikan, karena kamar mandi terlihat bersih dan lebih nyaman
digunakan untuk MCK. Pembangunan jamban yang layak dan benar
dapat menghilangkan wujud dan bau tinja dari hadapan mereka,
sehingga masyarakat mulai memikirkan perbedaan membuang hajat di
sungai dengan di toilet. Melihat orang kota yang datang dengan wajah
bersih nan cerah membuat masyarakat tertarik dengan perilaku yang
dilakukan orang kota tersebut.
3. Evaluation → Mulai memikirkan baik buruknya mandi di sungai
dengan mandi di kamar mandi. Beberapa individu yang sebelumya
sudah tertarik dengan penyuluhan yang dipromosikan, akan mengerti
dan paham tentang hal-hal yang bersangkutan dengan MCK. Mereka
mempertimbangkan efek baik buruknya perilaku MCK di sungai yang
sudah dilakukan sejak dulu dan membandingkannya dengan efek dari
MCK di kamar mandi yang telah di bangun oleh tenaga kesehatan
yang bertugas.
4. Trial → Mulai mempraktikkan perilaku MCK di kamar mandi.
Individu yang mulai sadar akan kesehatannya, mulai mempraktekan
hal-hal yang sudah dibimbing oleh tenaga kesehatan yang bertugas.
Mulai dari mencoba MCK di kamar mandi sampai mengajak keluarga
serta saudaranya untuk ikut mempraktekan hal yang sama.
5. Adoption → Mengambil sebuah perilaku sehingga menjadikan nya
sebagai kebiasaan dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak
yang melakukan perilaku MCK di kamar mandi, sehingga masyarakat
lainnya yang masih melakukan MCK di sungai akan beralih
menggunakan kamar mandi. Akhirnya semua masyarakat desa
menjadikan MCK di kamar mandi sebagai kebiasaan baru mereka.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng
(Notoatmodjo: 2003).

B. S-O-R dalam Proses Perubahan Perilaku


Asumsi dasar dari teori S-O-R bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
bergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Oleh
karena itu, teori ini dapat diterapkan sebagai strategi untuk melakukan penyuluhan atau
penyadaran masyarakat mengenai suatu hal. Dalam hal ini, kasus yang terjadi ialah mengenai
proses perubahan perilaku MCK di sungai menjadi MCK di kamar mandi. Elemen dari teori
S-O-R :
1. Stimulus
Stimulus dari kasus ini adalah suatu gagasan untuk menyadarkan masyarakat yang
tinggal di sekitar bantaran sungai agar tidak melakukan perilaku MCK di sungai. Hal
tersebut dilakukan dengan memberi informasi atau pengetahuan berupa penyuluhan
mengenai pentingnya kebersihan aliran sungai dan kelayakan tempat untuk MCK
serta penyediaan sarana sanitasi yang memadai berupa ketersediaannya MCK yang
telah memenuhi standarisasi kesehatan oleh Dinas Kesehatan.
2. Organisme
Masyarakat yang melakukan perilaku MCK di sungai.
3. Respon
Masyarakat diharapkan dapat mengubah kebiasaan perilaku MCK di sungai menjadi
di tempat yang lebih layak dan bersih serta diharapkan juga masyarakat mengetahui
pentingnya kebersihan bagi lingkungan sekitar dan diri sendiri.

C. Teori Perubahan Perilaku dan Penerapannya


Salah satu sungai yang berada di Kalimantan dekat dengan permukiman yaitu, Sungai
Mentaya. Sungai tersebut dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas seperti mandi cuci kakus
(MCK), membuang sampah, dan transportasi. Aktivitas lainnya adalah menggunakan sungai
sebagai sumber kehidupan yang juga digunakan sebagai sumber pendapatan sehingga terjadi
penurunan fungsi ekologi sungai. Fungsi ekologi terganggu karena terjadi pencemaran, hal
ini ditunjukan dengan banyak masyarakat di daerah tersebut yang terjangkit diare.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2019,
diare masih menjadi kasus tertinggi yang ditangani Rumah Sakit di Kota Sampit.
Teori yang sesuai dengan perilaku tersebut menurut kami adalah teori fungsi yang
dikemukakan oleh Katz. Teori tersebut menjelaskan perubahan perilaku yang terjadi karena
adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang
tersebut. Apabila tenaga kesehatan ingin merubah perilaku masyarakat dalam menggunakan
MCK, yang awalnya di sungai menjadi di kamar mandi, maka perlu pendekatan kepada
masyarakat dengan menjelaskan fungsi awal dari sungai yang sebenarnya. Hal tersebut
bertujuan agar sungai tetap terjaga keseimbangannya. Setelah itu, harus dibangun fasilitas
kamar mandi di daerah tersebut untuk dijadikan sebagai contoh MCK yang tepat dan bersih.
Dengan demikian, diharapkan perilaku masyarakat dapat berubah menjadi lebih baik karena
adanya fasilitas yang diberikan untuk memenuhi kebutuhannya. Serta diharapkan perubahan
yang terjadi adalah perubahan jangka panjang dengan melatih kesadaran masyarakat untuk
menjaga lingkungannya.

D. Program Promosi Kesehatan


Teori Fungsi yang dikemukakan oleh Katz menyatakan bahwa perubahan perilaku
individu itu tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh
kebutuhan individu yang bersangkutan, Katz berasumsi bahwa:
1. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya perilaku dapat berfungsi dan
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak atau
berperilaku positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya, bila
objek tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka ia akan menunjukan perilaku
negatif. Dalam kasus ini, orang mau membuat jamban apabila jamban tersebut benar-
benar sudah menjadi kebutuhannya.
2. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam perannya
dengan tindakannya itu seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan
keputusan-keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.
Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan
secara spontan dan dalam waktu yang singkat. Misalnya, bila seseorang merasa sakit
kepala, maka secara cepat, tanpa berpikir lama ia akan bertindak untuk mengatasi rasa
sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan meminumnya, atau dengan
tindakan-tindakan lain.
3. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati. Misalnya, orang yang sedang marah, senang, gusar, dan
perasaan lainnya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.
Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar dan
senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungan menurut kebutuhannya. Oleh sebab itu, di
dalam kehidupan manusia, suatu perilaku dilakukan secara terus-menerus dan berubah secara
relatif.
Menurut kelompok kami, program promosi kesehatan yang tepat untuk kasus ini
berdasarkan teori Katz adalah dengan melakukan penyuluhan secara rutin agar stimulus dapat
dimengerti dan masyarakat akan paham bahwa mereka membutuhkan perubahan MCK
mereka yang semulanya di sungai menjadi di kamar mandi. Penyuluhan akan kami mulai dari
desa-desa kecil di Kalimantan terlebih dahulu. Penyuluhan kesehatan meliputi edukasi
tentang syarat-syarat MCK yang layak, cara pemeliharan MCK, penyediaan air bersih,
pencemaran sungai akibat MCK, dampak buruk tercemarnya sungai bagi masyarakat, dan
pengolahan limbah (septict tank). Selain penyuluhan, kami juga akan menggelar diskusi
publik dengan masyarakat agar masyarakat dapat lebih terlibat dan paham tentang MCK yang
layak. Selain itu, kami juga bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat terkait penyediaan
MCK yang layak, sehingga sesuai dengan standarisasi kesehatan sebagai contoh agar
masyarakat dapat mencoba menyesuaikan diri dengan sistem MCK yang baru. Jika
penyuluhan seperti itu rutin dilakukan, maka besar kemungkinannya untuk mensyarakat
mengubah perilaku atau kebiasaan mereka yang awalnya MCK di sungai menjadi MCK di
kamar mandi.

Anda mungkin juga menyukai