Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/275887351

Hewan Mammal Koleksi Kebun Binatang Gembira Loka

Research · May 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.2899.6003

CITATIONS READS

0 4,514

1 author:

Ageng Prabowo
Fresenius Kabi
4 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ageng Prabowo on 05 May 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Hewan Mammal Koleksi Kebun Binatang Gembira Loka


I. Tujuan
A. Mengetahui dan mengenali karakteristik anggota Ordo hewan mammal yang menjadi
koleksi Kebun Binatang Gembira Loka

II. Metode
A. Alat dan Bahan
Pada penelitian ini, digunakan sampel hewan yang dikandangkan secara terbuka
maupun tertutup yang menjadi koleksi Kebun Binatang Gembira Loka.
Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera telepon genggam
untuk menangkap gambar dan alat tulis untuk mencatat koleksi yang tersedia.
B. Cara kerja
Pengamatan dilakukan di Kebun Binatang Gembira Loka. Berbagai ragam koleksi
hewan yang dipamerkan diambil gambarnya menggunakan kamera. Selain itu ditulis pula
diatas selembar kertas nama-nama spesies yang menjadi koleksi.
III. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Binatang Gembira Loka, belokasi di aliran
Sungai Winongo di Jl. Kebun Raya No.2 Yogyakarta 55171. Awalnya tempat ini dibangun
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dibantu Ir. Karsten pada 1933 dengan nama Kebun
Rojo atas keinginan sultan untuk membuat sebuah tempat hiburan. Pembangunannya sempat
terhenti karena Perang Dunia II dan pendudukan jepang. Kemudiang pada 1949 ibukota
Indonesia kembali ke Jakarta, tercetus ide untuk memberi kenang-kenangan kepada
masyarakat Yogyakarta sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh
Januismandi dan Hadi ,SH. Hingga tahun 1953 berdiri Yayasan Gembira Loka yang diketuai
Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, membuat pembangunan Kebun Rojo yang tertunda dapat
dilanjutkan. Kemudian pada 1959 pembangunan Kebun Binatang Gembira Loka dilanjutkan
oleh Tirtowinoto. Pada 1978 kemajuan kebun binatang ini berada pada puncaknya dengan
koleksi yang lengkap dan pengunjung yang mencapai 1,5 juta orang. (Gembiraloka zoo)
Setelah diamati dan dicatat, maka didapatkan 28 spesies hewan mammal mewakili 7
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

ordo. Ordo-ordo tersebut adalah Primata, Artiodactyla, Perissodactyla, Carnivora,


Marsupialia, Rodentia, dan Proboscidea. Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari hewan
mammal dan deskripsi masing ordo dan contoh spesies yang ditemukan di Kebun Binatang
Gembira Loka:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Mammalia
1. Primata
Ordo : Primata
Subordo : Haplorrhini, Strepsirrhini
Primata berarti “yang utama” dalam bahasa latin, adalah hewan yang hidup di daerah
tropis. Primata umumnya adalah hewan arboreal, akan tetapi beberapa beradaptasi hidup
terrestrial seperti lemur dan babun. Satu-satunya primata yang bipedal sempurna adalah
manusia. Kebanyakan primata omnivora, umumnya memakan buah, kuncup dan serangga
lunak. Akan tetapi ada yang herbivora seperti gorilla dan insectivora seperti tarsius.
Kebanyakan perimata pentadactyl, dengan digiti yang prehensil dan pollex dan(atau) hallux
opposable. Akibatnya primata memiliki jari yang cekatan untuk menggenggam dan
memanipulasi benda. Terdapat pula kuku di seluruh jari. Umumnya penciuman pada primata
kurang berkembang, akan tetapi memiliki pengelihatan yang tajam dengan bidang pandang
yang tumpang tindih antara kedua mata mengakibatkan adanya persepsi kedalaman
(stereoskopik). (Martin et al, 2011)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis primata. Terdapat
Orangutan Kalimantan atau Pongo pygmaeus (Hominidae), menurut panel informasi hewan
ini adalah salah satu dari salah dua “great apes” yang hanya dapat ditemukan di Asia.
Rambutnya terlihat kemerahan, gemar bergelantungan diantara pohon buatan di dalam
kandangnya dengan tangannya yang panjang dan kaki yang pendek.
Ditemukan pula Pan troglodites (Hominidae) atau simpanse. Secara sekilas ukuran
hewan ini menyerupai manusia remaja. Ditutupi rambut yang hitam legam, dengan kulit yang
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

hitam kecoklatan. Menurut panel informasi hewan ini berkelompok hingga 40 ekor. Terdapat
kesalahan dalam penulisan distribusinya. Hewan ini dituliskan dapat ditemukan di tasmania,
yang jelas-jelas tidak ada Hominidae di wawasan Australia.
Ditemukan pula bekantan atau Nasalis larvatus (Cercopithecidae) hewan ini terlihat
memiliki hidung yang sangat besar dan bagian abdomen yang membuncit dengan rambut
yang merah kecoklatan. Menurut panel informasi hewan ini berkoloni 12-24 ekor, mampu
melompat dan berenang. Memakan daun dan buah mangga, ketapang dan talok. Habitat di
hutan manggrove dan hutan yang berdekatan dengan sumber air dan rawa. Sangat
disayangkan terjadi kesalahan penulisan, yang pada informasi bahasa Indonesia masa gestasi
296 hari sedangkan pada bahasa inggris 196 hari.
Ditemukan Owa Kalimantan atau Hylobates muelleri (Hylobatidae), hewan ini terlihat
layaknya primata arboreal lain dengan tungkai yang panjang. Terlihat jelas ciri unik alis
berambut putih dengan ornamentasi rambut seperti surai yang berwarna putih disekitar
wajahnya. Menurut panel informasi hewan ini mampu memperingatkan adanya bahaya
dengan bersuara keras. Betina menghasilkan 1-3 anak dengan masa bunting 7-8 bulan. Hidup
di kalimantan dengan ketinggian 300m diatas permukaan laut, memakan buah-buahan.
Ditemukan Lutung Jawa atau Trachypithecus auratus (Cercopithecidae), terlihat hewan
ini berekor panjang dengan surai yang lebat. Sangat jelas perbedaan individu yang berambut
hitam dan coklat terang. Menurut panel informasi hewan ini berkelompok dan diurnal,
memiliki masa kehamilan 7-8 bulan. Memakan daun, buah dan bunga.Tinggal di hutan pulau
jawa dengan ketinggian hingga 1200 meter dari permukaan air laut.
Ditemukan Siamang atau Symphalangus syndactylus (Hylobatidae), hewan ini terlihat
agak kecil, dengan leher membulat besar, tungkai depan sangat panjang dan menampakan
perilaku berisik. Menurut panel informasi masa buntingya 8 bulan, memakan daun, bunga,
buah, ranting, serangga dan telur unggas. Hidup di daerah Asia tenggara, pada hutan hujan
dataran tinggi dan rendah.

2. Artiodactyla
Ordo : Artiodactyla
Subordo : Suiformes, Tylopoda, Ruminantia
Artiodactyla adalah hewan berteracak genap, terbagi menjadi tiga subordo: Suiformes
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

yang memiliki lambung sederhana dan tidak memamah biak. Tylopoda dengan lambung ber-
ruang tiga. Ruminantia dengan lambung ber-ruang 4 dan kebanyakan diantaranya cursorial.
Keanekaragamannya saat ini jauh melebihi Perissodactyla yang semakin langka. Karena
sistem pencernaanya yang kompleks, maka mampu mencerna makanan dengan nutrisi rendah.
Memiliki kaki paraxonic, memiliki simetri diantara jari ketiga dan keempat. Memiliki tanduk
dengan inti tulang atau ranggah. Memiliki gigi molar bunodont atau selenodont. Artiodactyla
terdapat di setiap benua kecuali Australi dan Antarctica. (Vaughan et al, 2011)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis anggota
Artiodactyla. Ditemukan Kancil atau Tragulus javanicus (Cervidae), hewan ini terlihat seperti
rusa, berambut kecoklatan akan tetapi berukuran sangat kecil sekali. Memiliki tungkai yang
sangat tipis. Selalu bersembunyi diantara vegetasi kandang sehingga agak sulit untuk diamati.
Menurut panel informasi hewan ini memiliki caninus pada individu jantan, merpakan hewan
nokturnal. Memakan dedaunan, buah dan rumput. Hidup di Asia Tenggara pada tepi hutan
dengan ketinggian 0-600m.
Ditemukan dua jenis Kuda Sungai(Kuda Nil). Kuda Sungai Kerdil atau Choeropsis
liberensis (Hippopotamidae). Pada penulisan nama spesies ini terjadi kesalahan penulisan
pada nama genus yang seharusnya Choeropsis menjadi Cheropsis. Tubuhnya lebih kehitaman
dan sangat kecil dibandingkan Kuda Sungai (Hippopotamus amphibius). Terlihat
menghabiskan waktu hidupnya di kolam kandang. Lebih pendiam dibandingkan Kuda Sungai.
Menurut panel informasi hewan ini memiliki tungkai yang pendek dengan panjang tubuh
150cm dan massa 100-160kg. Hidup soliter di perairan di Guinea dan Liberia. Masa
kehamilan 210 hari, menghasilkan 1 anak. Memakan tetumbuhan.
Berikutnya Kuda Sungai atau Hippopotamus amphibius (Hippopotamidae), hewan ini
jauh lebih besar dari Kuda Sungai Kerdil. Lebih terbuka dengan pengunjung, untuk
menampilkan giginya yang amat besar dan whisker yang pendek dan tebal di moncong.
Kulitnya agak kecoklatan mudaan dari Kuda Sungai Kerdil. Menurut panel informasi, hewan
ini termasuk megafauna yang teradaptasi untuk hidup semiakuatik. Panjang tubuh 150-175cm,
tinggi 100cm dan massa 240 kg. Masa kehamilan 210 hari, dengan 1 anak. Hidup di perairan
air tawar seperti sungai dan rawa di benua Afrika.
Rusa Tutul atau Axis axis (Cervidae), hewan ini meanmpakan tutul putih di sekitar
tubuhnya yang berambut coklat. Ranggahnya tinggi bercabang 3, berekor pendek. Menurut
panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 17-45 kg, tinggi 0,6-1m dan panjang1-1,5m
pada jantan. Hidup berkelompok dan diurnal. Masa kehamilan 7,5-8 bulan dengan jumlah 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

hingga 3 anak. Ditemukan di India, Nepal dan Sri Lanka pada padang rumput dan hutan muda
dengan memakan rumput, semak dan sayuran.
Ditemukan Unta Punuk Satu atau Camelus dromedarius (Camelidae), terlihat tubuhnya
yang tinggi besar dengan rambut yang coklat kekuningan dengan punuh tinggi di bagian
median dorsal abdomennya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki tinggi 1,8-2m dan
massa400-600kg. Teradaptasi untuk hidup di daerah kering. Masa kehamilan 15 bulan, masa
pengasuhan 1-2 tahun. Memakan rerumputan, hidup di Timur tengah dan Afrika Utara.
Berikutnya Rusa Timor atau Cervus timorensis (Cervidae), hewan ini berukuran sedang,
berambut cokelat, ranggahnya nampak lebih pendek dibandingkan rusa tutul. Warna
rambutnya lebih cerah dibanding Rusa Tutul akan tetapi tidak ada tutulnya. Menurut panel
informasi hewan ini memiliki panjang badan 195-210cm, tinggi 91-110cm dan massa tubuh
103-115 kg. Menandai teritorinya dengan menggosokan ranggah pada pohon atau
meninggalkan urin. Masa kawin pada bulan Juli-September, masa kehamilan selama 8 bulan.
Hidup di kepulauan Indonesia kecuali pulau Kalimantan, Sumatera dan Irian jaya, pada hutan
savanna dan padang rumput dengan memakan daun, pucuk dan dahan.
Ditemukan Kidjang atau Muntiacus muntjak (Cervidae), hewan ini terlihat berambut
cokelat kemerahan, dengan dahi yang menghitam disertai ranggah yang pendek dan
bercabang dua. Ukuran tubuhnya relatif lebih kecil. Mengeluarkan suara “hishhh-hishh” saat
diganggu. Terlihat memiliki caninus yang besar saat membuka mulutnya. Menurut panel
informasi hewan ini memiliki panajng 89-135cm, tinggi 40-65cm dan massa tubuh 35kg.
Betina mampu bereproduksi saat umur 2 tahun dengan masa kehamilan 6-7 bulan. Hidup di
hutan tropika India, Indonesia, Indochina dan Taiwan dengan memakan rumput, daun, biji dan
kulit pohon.
Selanjutnya ditemukan Antilop Nilgai atau Boselaphus tragocamelus (Bovidae), hewan
ini terlihat tidak seperti antilop yang dikenal dari gambar-gambar melainkan lebih menyerupai
rusa besar atau sapi kecil. Walau begitu penamaan ini wajar mengingat pada percakapan
sehari-hari kata antilop sering merujuk pada anggota Bovidae yang bukan Sapi, Domba dan
Kambing. Hewan ini sulit diamati karena cenderung berdiri berjauhan dari jalan pengunjung.
Individu betina lebih banyak, berwarna coklat dengan tanduk yang pendek. Sedangkan yang
jantan lebih kekar, berwarna kehitaman dengan tanduk yang agak panjang. Terihat adanya
rambut berbentuk dua garis berwarna putih di dekat teracak. Menurut panel deskripsi hewan
in imemiliki tinggi 1,2-1,5 m, panjang 1,8-2m dan massa tubuh 120-240kg. Hewan ini diurnal
berkoloni, masa kehamilan 240-258 hari melahirkan 1-2 anak dengan massa 5,9kg. Hewan ini
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

hidup di India tengah dan utara, serta Pakistan timur, terkadang bagian selatan Nepal, pada
pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dari permukaan laut dengan memakan tumbuhan
hutan dan rerumputan.
Ditemukan Babi Hutan atau Sus scrofa (Suidae), hewan ini berwarna hitam legam
dengan taring yang menonjol keluar. Tubuhnya terlihat berantakan. Menurut panel deskripsi
hewan ini memiliki panjang 120-220cm dan massa 150kg. Nostril mengarah kedepan seperti
corong. Masa kehamilan 115 hari, dengan jumlah anak 1-4 ekor. Terjadi kesalahan pengetikan,
yakni hewan ini ditulis hidup di wilayah Asia tenggara. Padahal dalam kenyataan hewan ini
sering diburu di wilayah Eurasia hingga Amerika.
Terakhir adalah Sapi Bali, tidak ditemukan adanya panel informasi pada hewan ini.
Sehingga diduga hewan yang dimaksud adalah banteng (bukan bull atau ox tetapi banteng)
yang memiliki nama spesies Bos javanicus menurut referensi klasifikasi ilmiah yang diacu.
Hewan ini terlihat lebih besar dari sapi pada umumnya. Sapi Bali memiliki tanda putih di
sekitar posterior tubuhnya. Pada jantan tubuhnya secara signifikan lebih besar dan kekar
dengan tanduk yang sangat besar dan meruncing keatas.

3. Perissodactyla
Ordo : Perissodactyla
Perissodactyla adalah hewan berteracak berjari ganjil, merupakan hewan peramban
dan perumput. Memiliki tengkorak yang tebal dan badan yang besar. Herbivora dengan gigi
molar besar dan sisi occlusal yang tajam untuk merobek dedaunan. Hidup di daerah tropis dan
subtropis Africa, Asia dan Amerika. Memiliki kaki yang bersimetri di jari tengah yang besar.
Memiliki tipe gigi hypsodont dan lophodont pada kuda dan brachyodont pada tapir. Karena
tumbuhan memiliki sedikit protein dan lemak, maka Perissodactyla memiliki lambung
sederhana dan cecum yang besar untuk memfermentasikan selulosa agar dapat dicerna. Selain
itu proses fermentasi terjadi pula di usus besar. Berbeda dengan artiodactyla, perissodactyla
memenuhi kebutuhannya dengan strategi untuk menjelajah area luas untuk menemukan
vegetasi yang lebat dimana artiodactyla berstrategi untuk bertahan hidup di lahan bernutrisi
rendah. Pada badak, cula terdiri dari kulit yang mengalami keratinisasi dengan adanya
tonjolan bony core. (Vaughan et al, 2011)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis anggota
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Perissodactyla, diantaranya Kuda atau Equus caballus (Equidae), hewan ini terlihat layaknya
kuda pada umumnya. Tubuh besar tinggi, tungkai panjang dan rambut panjang di dorsal leher
dan caudal. Menurut panel informasi hewan ini dirunal dengan masa kehamilan 335-340 hari
dan menghasilkan 1 anak. Hidup di seluruh dunia kecuali daerah kutub pada hutan dan hutan
savanna, utamanya memakan rerumputan.
Berikutnya ditemukan Tapir Asia atau Tapirus indicus (Tapiridae), hewan ini terlihat
berbadan pendek dan kekar. Berwarna hitam dan putih pada bagian abdomen. Memiliki
hidung seperti belalai pendek. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang 1,8-2,4
m, tinggi 90-17 cm dan massa tubuh 250-320kg. Hidup nokturnal soliter, masa kawin pada
bulan April-Mei dengan masa kehamilan 390 hari dengan anakan memiliki massa 9-10kg.
Dapat ditemukan di hutan dataran rendah Asia Tenggara dengan memakan rumput, daun dan
ranting.
Terakhir Tapir Brazil atau Tapirus terrestris (Tapiridae), hewan ini berwarna lebih
kecoklatan dari spesies asia. Secara kenampakan luar, bentuknya tidak jauh berbeda dari
spesies asia. Menurut panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 150-250kg, tinggi 77-
108cm dan panjang 104-220cm. Hewan soliter nokturnal, masa kehamilan 380 hari
menghasilkan satu anak. Dapat ditemukan di lingkungan teduh dekat sumber air ketinggian 0-
4500 meter dari permukaan laut di daerah Amerika Selatan memakan buah, daun dan rumput.

4. Carnivora
Ordo : Carnivora
Carnivora adalah hewan predator terrestrial atau akuatik yang sebagian besar
makanannya adalah hewan lain. Karakteristik dari kelompok ini adalah, adaptasi untuk
menemukan, menangkap, membunuh dan memakan mangsangya tanpa terluka. Carnivora
memiliki gigi caninus yang besar, terdapat gigi premolar keempat dan molar pertama yang
mengalami modifikasi untuk memotong dan merobek (carnassial). Memiliki otot wajah yang
kuat dan rahang yang bersengsel. Cranium berat dengan arcus zygomaticum yang besar.
Memiliki bagian sagittal crest yang besar. Karena makanannya berupa daging yang mudah
dicerna, maka carnivora memiliki sistem pencernaan yang relatif sederhana. (Feldhamer,
2007)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis hewan anggota
Carnivora, diantaranya Binturong atau Arctictis binturong (Viverridae), terlihat sepeti musang
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

setengah kucing yang berrambut hitam dan panjang. Membuat hewan ini terlihat liar, namun
dari pengamatan hewan ini justru cenderung tenang berjalan diantara dahan pohon. Menurut
panel informasi hewan ini memiliki panjang tubuh hingga 95cm, ekornya 50-90cn, massa
tubuh 20kg. Hidup nokturnal dan bergerak lamban. Melahirkan 2-6 anak dengan masa
kehamilan 91 hari. Hidup di dataran tinggi Sikkim hingga ke Tiongkok Selatan, Burma,
Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan dengan memakan buah, daun,
telur dan hewan kecil.
Ditemukan Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae (Felidae), hewan ini
terlihat sangat indah. Tubuhnya besar berotot, dibalut kulit dengan rambut oranye terang
dengan loreng hitam dan rambut putih di bagian ventral dan alis. Hewan ini kelihatan ganas
saat diberi makan, terlihat mengejar ayam dan dipukul hingga mati berdarah-berdarah.
Menurut panel informasi, hewan ini adalah subspesies terkecil dari harimau. Tingginya 75cm,
pangan tubuh 250cm dan massa tubuh 250kg. Hidupnya soliter, namun berpasangan saat
berburu pada malam dan sore hari. Masa bunting 104-106 hari, dengan jumlah anak 3-5 ekor.
Dapat ditemukan hutan hujan tropis, padang alang-alang dan semak belukar barat daya dan
utara pulau sumatra dengan memakan hewan seperti babi dan rusa atau hewan kecil seperti
monyet, butung dan reptilia.
Ditemukan Macan Dahan atau Neofelis diardi (Felidae), hewan ini terlihat sepeti
macan tutul akan tetapi dengan tubuh yang lebih kecil kekar dan moncong yang panjang.
Tutulnya berwarna hitam dan kecil di bagian wajah akan tetapi besar pada tubuh dengan sisi
tengah yang lebih terang warnanya. Ekornya sangat panjang dan tebal. Saat diamati hewan ini
kondisinya cukup memprihatinkan karena sarana kandang yang minim dan sempit. Menurut
panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 12-25 kg, panjang 123-200cm. Hewan ini
memiliki kaki pendek dengan telapak yang besar dan ekor yang panjang. Masa kehamilan 85-
109 hari menghasilkan 1-5 ekor anak. Dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra, pada
hutan sekunder, hutan bakau, padang rumput, hutan terbuka dan hutan hujan tropis dengan
memakan monyet, kijang, rusa, reptil dan burung.
Ditemukan pula Macan Tutul Jawa atau Panthera pardus melas (Felidae), hewan ini
terlihat lebih kecil dari Harimau akan tetapi lebih besar dari Macan Dahan. Memiliki tutul
berwarna hitam diseluruh tubuhnya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang
tubuh 90-110 cm, tinggi 80-93 cm dan massa tubuh 80-90 kg. Hewan ini nokturnal dengan
masa kehamilan 118 hari menghasilkan 2-6 ekor anak. Dapat ditemukan di hutan hujan tropis
dan pegunungan di pulau Jawa dengan memakan kijang, babi hutan dan kancil.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Kemudian ditemukan Beruang Madu atau Helarctos malayanus (Ursidae), hewan ini
terlihat cukup besar. Rambutnya hitam dengan moncong coklat dan rambut yang kekuningan
membentuk kalung yang putus ditengahnya pada bagian leher. Menurut panel informasi
hewan ini panjang tubuhnya mencapai 140 cm, tinggi 70 cm dan massa tubuh 50-65kg.
Merupakan hewan nokturnal dan soliter kecuali pada individu induk betina dengan anaknya.
Dapat ditemukan di hutan hujan primer dan sekunder dan lahan pertanian di Kalimantan,
Sumatra, Indochina, Tiongkok Selata, Burma dan semenanjung Malaya dengan memakan
buah-buahan, tumbuhan, serangga, madu, burung dan hewan kecil.
Terakhir, adalah makhluk yang sedikit kontroversial. Penulisan namanya sungguh
membingungkan dan fatal. Pada peta dan penunjuk jalan hewan ini dituliskan 'berang-berang'
yang merupakan hewan pengerat dari eropa dan amerika. Namun, saat didatangi ternyata
hewan yang ditemukan adalah Aonyx cinerea atau Memerang(Otter) dan jelas bukan
Linsang\Berang-berang seperti yang dituliskan panel informasi. Hewan ini nampak berrambut
tebal kecoklatan dengan tubuh yang panjang, rambut ventral berwarna putih. Teramati
berenang di kolam kandang atau dibawah batu. Karena keabsahan nama yang dipertanyakan
maka informasi yang tertera di panel informasi sebaiknya tidak diinfokan karena sangat
berpotensi melenceng.

5. Marsupialia
Infrakelas : Metatheria
Ordo : Dasyuromorphia, Didelphimorphia, Diprotodontia, Mcrobiotheria,
Notoryctemorphia, Paucituberculata, Peramelemorphia
Hewan berkantung atau Marsupialia pada klasifikasi ilmiah berada pada tingkat
Infrakelas. Hewan ini hanya terdapat di Australia dan daerah Neotropis, dimana mereka
terisolasi dari mammal berplasenta. Dalam bahasa latin marsupium berarti hewan berkantung,
akan tetapi beberapa anggotanya ada yang tidak memiliki, dan beberapa ada yang memiliki
plasenta primitif(Bandicoot). Tengkorak marsupial cenderung tipis, dengan rongga otak yang
kecil, Memiliki gigi incisivus yang tidak pernah sama antara rahang atas dan bawah(kec:
Vombatidae) dengan gigi premolar 3/3 dan molar 4/4. Penggantian gigi tidak sempurna, hanya
pada gigi molar ketiga. Marsupial memiliki kaki yang terspesialisasi berdasarkan
lokomosinya, dengan jari pertama yang opposable dan jari keempat yang besar pada tungkai
belakang. Memiliki tulang epipubis seperti pada monotremata. (Vaughan et al, 2011)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat satu jenis hewan anggota
Marsupialia, yaitu Wallaby atau Macropus agilis (Macropodidae), hewan ini nampak seperti
kangguru kecil. Memiliki rambut coklat muda, berjalan dengan melompat-lompat. Menurut
panel informasi hewan ini memiiki panjang tubuh 60 cm dan massa 6 kg. Hidup diurnal
berkelompok, masa kehamilan 29-38 hari menghasilkan 1 anak disimpan dalam kantung.
Dapat ditemukan di Australia, Papua dan kepulauan Aru di daerah hutan, semak belukar dan
padang rumput dengan memakan rumput tunas dan daun.
6. Rodentia
Ordo : Rodentia
Subordo : Siuromorpha, Castorimorpha, Myomorpha, Anomaluromorpha,
Hystricomorpha
Rodentia adalah kelompok hewan mammal yang paling beragam, sekitar 42% jenis
hewan mammal adalah rodentia. Terdiri dari 5 subordo: Sciuromorpha, termasuk didalamnya
bajing. Castorimorpha, termasuk di dalamnya berang-berang dan tikus kangguru.
Myomorpha, termasuk didalamnya jerboa dan wirok. Anomaluromorpha, termasuk
didalamnya bajing luncur. Terakhir, Hystricomorpha termasuk di dalamnya landak liar. Hidup
anggota rodentia beragam dari arboreal, fossorial dan beberapa hidup akuatik. Kebanyakan
rodent adalah herbivora, namun beberapa omnivora. Sistem sosial pada rodent beragam dari
soliter hingga membentuk sistem sosial yang kompleks. Memiliki sepasang incisivus atas dan
bawah yang membesar, tajam dan tumbuh terus menerus. Memiliki diastema antara incisivus
dan premolar. Enamel incisivus hanya ada pada permukaan anterior. Terdapat bukaan orbital
pada dorsal gigi molar dan premolar. Os pterygoid berkembang dengan baik, biasanya
memiliki clavicle, (Vaughan et al, 2011)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat dua jenis hewan Rodentia, yaitu
Landak Jawa atau Hystrix javanica (Hystricidae), nampak tubuhnya seperti tikus seukuran
terwelu besar. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan dengan duri besar dan panjang
mengarah ke posterior berwarna putih. Terdapat varian normal dan albino pada kebun
binatang ini. Menurut panel informasi, hewan ini memiliki panjang 37-47 cm, panjang ekor
23-36 cm dan massa tubuh 15-37 kg. Rambut duri digunakan untuk memepertahankan diri.
Masa kehamilan 5 minggu, menghasilkan 2-4 ekor anak. Ditemukan di Jawa dan Madura di
hutan tropika, perkebunan dan perkampungan dengan memakan akar, umbi, dahan, biji dan
buah.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Berikutnya ditemukan pula Capibara atau Hydrochoerus hydrochaeris (Caviidae),


nampak seperti marmut atau wirok yang berukuran amat besar. Berambut coklat tua, dan
lebat. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang 100-130cm, tinggi 80cm dan
massa tubuh hingga 50 kg. Mampu berenang dengan sangat baik dengan bagian dorsal tetap di
permukaan air. Aktivitas kawin berlangsung di air, masa kehamilan 4-5 bulan dengan jumlah
anak 2-8 ekor. Ditemukan di amerika selatan pada daerah hutan tropika basah, rawa-rawa, dan
padang tumput tepian sungai dengan memakan tanaman air dan umbi-umbian.

7. Proboscidea
Ordo : Proboscidea
Proboscidea saat ini hanya tersisa satu famili saja, Elephantidae. Hewan ini memiliki
karakter yang mencolok yaitu dengan adanya belalai yang fleksibel dan berotot. Belalai ini
sebenarnya adalah pemanjangan dari hidung, berguna untuk mengambil benda kecil.
Kepalanya besar dan kupingnya luas dan berbentuk seperti kipas, lehernya pendek dan
tubuhnya panjang dan masif. Tungkainya besar dan seperti tiang. Kulitnya hanya memiliki
sedikit rambut, tidak memiliki kelenjar sebasea. Memiliki rumus gigi 1/0 0/0 3/3 3/3 = 26.
Incisivus atas tumbuh sepanjang hidupnya menjadi sepasang gading yang besar. Memiliki gigi
molar lophodont. Tengkoraknya tebal, pendek dan besar, dengan tulang nasal yang sangat
pendek. Anggota proboscidea hidup di hutan, savannah dan lembah sungai. Hewan ini
memakan vegetasi dengan konsumsi 225kg per hari. (Nowak, 1999)
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat Elephas maximus sumatranus
(Elephantidae). Hewan ini selain digunakan sebagai pameran, digunakan pula sebagai gajah
tunggang untuk para pengunjung. Menurut panel informasi, hewan ini memiliki masah tubuh
hingga 6 ton. Dapat kawin saat berumur 9 tahun, masa kehamilan 18-22 bulan menghasilkan
anak dengan masa 1 kuintal. Hidup berkelompok, dipimpin betina paling tua. Di lingkungan
aslinya memakan kulit, ranting daun, bunga dan buah dari pohon. Juga tanaman perdu dan
rumput.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

V. Daftar Pustaka
Feldhamer, George A. Lee C Drickamer. Stephen H Vessey. Joseph F Merritt. Carey
Krajewski. 2007. Mammalogy: Adaptation, Diversity, Ecology 3rd Ed.. Jhons Hopkins
University Press: Baltimore
Gembira Loka Zoo. Sejarah Gembira Loka Zoo. Diakses di
http://gembiralokazoo.com/page/sejarah.html pada tanggal 26 April 2015
Martin, Robert E. Ronald H Pine. Anthony F DeBlase. 2011. A Manual of Mammalogy:
With Keys to Families of the World 3rd Ed. Waveland Press: Illinois
Nowak, Ronald M. 1999. Walker's Mammals of the World: Volume II 6th Ed.. Jhons
Hopkins University Press: Baltimore
Vaughan, Terry. James Ryan. Nicholas Czaplewski. 2011. Mammalogy 5th Ed.. Jones and
Bartlett Publisher: Sudbury

Sumber Klasifikasi Ilmiah

University of Michigan. 2014. ADW: Mammals: Classification. Diakses di


http://animaldiversity.org/ pada tanggal 26 April 2015
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Lampiran Gambar

Gambar 2: Elephas maximus sumatranus

Gambar 1: Pongo pygmaeus

Gambar 3: Macropus Gambar 4: Choeropsis liberensis


agilis

Gambar 6: Arctictis binturong


Gambar 5: Tragulus javanicus
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Gambar 8: Panthera tigris sumatrae


Gambar 7:
Symphalangus
syndactylus

Gambar 10: Nasalis larvatus

Gambar 9: Trachypithecus
auratus

Gambar 12: Axis axis Gambar 11: Camelus dromedarius


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 juni 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI Revisi 00
LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN Halaman

Gambar 14: Cervus timorensis

Gambar 13: Muntiacus muntjak

Gambar 15: Boselaphus tragocamelus

Gambar 16: Bos javanicus

Gambar 17: Hippopotamus amphibius

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai