Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM MESIN LISTRIK

“GENERATOR SINGKRON”

DISUSUN OLEH :

Vandy Dwi Putra


20130068

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Hansi Effendi, S.T.,M.Kom

PRODI DIV TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengukur karakteristik mesin sinkron tiga fasa

B. TEORI
Parameter generator sinkron umumnya berupa tahanan jangkar (Ra), reaktansi sinkron (Xs),
dan tegangan internal (Ea) generator sinkron. Parameter ini dapat ditentukan melalui tiga
macam serangkaian pengujian, yaitu :
a. Pengujian tanpa beban (Beban Nol)
Pada pengujian beban nol (tanpa beban), generator sinkron diputar pada kecepatan
ratingnya dan terminal generator sinkron tidak dihubungkan ke beban. Arus eksitasi
medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap dan tegangan
terminal generator sinkron diukur pada tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus
jangkar adalah nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal (V) yang terukur sama dengan
tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron (E). Sehingga dari pengujian ini
diperoleh kurva E sebagai fungsi arus medan (If). Dari kurva ini harga yang akan
dipakai adalah harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier yang merupakan
garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada keadaan jenuh
sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar. Contoh bentuk kurva
karakteristik pengujian tanpa beban bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

b. Pengujian Hubung Singkat


Pada pengujIan ini arus eksitasi medan mula - mula dibuat nol dan terminal generator
dihubung singkat melalui sebuah alat ukur ampere meter untuk mengukur arus hubung
singkat (arus jangkar Ia saat hubung singkat). Kemudian arus jangkar saat hubung
singkat diukur dengan menaikkan arus eksitasi medan secara perlahan sampai pada
batas arus nominalnya. Dari pengujian hubung singkat ini akan menghasilkan
hubungan arus jangkar (Ia) sebagai fungsi arus medan (If) dan ini merupakan garis
lurus. Gambar karakteristik hubung singkat pada generator sinkron dapat dilihat pada
gambar 1.b.

Ketika terminal generator sinkron dihubung singkat, maka tegangan terminal adalah
nol, dan impedasi internal generator sinkron adalah :

Besarnya nilai E dapat diambil dari hasil kurva karakteristik pada hasil pengujian tanpa
beban sebelumnya. Oleh karena reaktansi Xs >> Ra, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi :

Jadi, jika Ia dan E telah diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai reaktansi sinkron
dapat diketahui.

C. PERALATAN
M = Torsi meter listrik MV 100
G = Mesin sinkron MV 122
TG = Tachometer generator MV 153
Rmy = Shunt rheostat TS 500/440
RB = Resistor beban TB 40
U = Voltmeter 300 V
If = Ammeter 1.6 A
Ia = Ammeter 12 A
S = Switch TO 30

D. PROSEDUR
1. Merangkai dan menjalankan mesin
a. Hubungkan torsi meter sebagai motor dan mesin sinkron sebagai generator sesuai
dengan gambar rangkaian.
b. Catat spesifikasi mesin sinkron seperti ditunjukkan pada rating plate. Rating ini
tidak boleh dilampaui selama percobaan berlangsung.
c. Dosen atau teknisi mencek rangkaian percobaan.
d. Hidupkan switch tegangan DC konstan. Atur shunt rheostat pada torsi meter hingga
tercapainya arus penguatan maksimum. Kemudian matikan switch S.
e. Hidupkan switch tegangan DC variabel pada power pack kemudian secara perlahan
naikkan nilainya hingga mencapai 220 V dan motor akan berputar.
f. Atur torsi meter agar kecepatannya mencapai 1400 rpm. Nilai kecepatan tersebut
harus konstan selama percobaan berlangsung.
2. Karakteristik pengukuran tanpa beban E = f(If)
Pada percobaan ini akan diobservasi pengaruh arus eksitasi terhadap tegangan induksi
pada kondisi tanpa beban.
Atur posisi switch S dalam posisi off. Variasikan nilai arus eksitasi medan If dari nilai
minimum hingga maksimum (sesuai dengan rating) dengan kenaikan nilai 0.2 A. Catat
nilai tengangan yang terbaca pada voltmeter U untuk setiap kenaikan nilai If. Perlu
diingat bahwa kecepatan harus tetap konstan.
3. Karakteristik pengukuran dengan beban
a. Atur shunt rheostat Rmy pada mesin sinkron sehingga didapatkan tegangan (U)
sebesar 220 Volt. Catat nilai If yang terukur. Perlu diingat bahwa nilai If harus
konstan selama percobaan berlangsung.
b. Hidupkan switch S, kemudian variasikan nilai Ia melalui pengaturan nilai RB dari
nilai minimum hingga maksimum (sesuai dengan rating) dengan kenaikan nilai 0.5
A. Catat nilai tegangan (U) untuk setIap kenaikan nilai Ia. Perlu diingat bahwa
kecepatan dan nilai If harus tetap konstan.
c. Matikan switch S.

E. DIAGRAM RANGKAIAN
F. TABEL PERCOBAAN
Karakteristik Tanpa Beban
E = f(If), n – konstan, If = divariasikan
If(A) E(V)

0 0

0,1 2

0,2 2,5

0,3 2,5

0,4 2,5

0,5 2,5

0,6 2,5

0,7 2,5

0,8 2,5

Karakteristik Hubung Singkat

Ia = f(If), n = konstan, If = divariasikan

If(A) E(V)

0 0

0,1 0,2

0,2 1

0,3 1,5

0,4 2

0,5 2,5

0,6 3
0,7 3,5

0,8 3,8

Karakteristik Berbeban
U = F(If), n = konstan, Ia = divariasikan

If = konstan

Ia(A) U(A)

0 2,5

0,5 2,5

1 2,5

1,5 2,5

2 2,5

2,5 2,5

3 2,5
TUGAS
1. Gambar grafik karakteristik tanpa beban dengan If sebagai sumbu axis dan
analisagrafik tersebut.

Karakteristik Tanpa Beban


0,9

0,8

0,7

0,6

0,5

0,4 Karakteristik Tanpa Beban

0,3

0,2

0,1

0
0 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

2. Gambar grafik karakteristik hubung singkat dengan If sebagai sumbu axis dan
analisa grafik tersebut.

Karakteristik Hubung Singkat


0,7

0,6

0,5

0,4

Karakteristik Hubung Singkat


0,3

0,2

0,1

0
0 0,2 1 1,5 2 2,5 3
3. Gambar grafik karakteristik berbeban dengan Ia sebagai sumbu axis dan analisa
grafik tersebut.

Karakteristik Berbeban
3,5

2,5

Karakteristik Berbeban
1,5

0,5

0
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

4. Analisa karakteristik tanpa beban sesuai dengan grafik yang didapatkan

Karakteristik tanpa beban


Disini bisa dilihat bahwa ketika If dinaikkan, maka nilai E nya akan naik juga. Untuk
memvariasikan nilai If nya dengan cara memutar shun rheostat sesuai dengan nilai yang
diinginkan. Pada bagian percobaan ini, putaran motor tetap konstan.

Karakteristik Berbeban
Di tabel bisa dilihat jika Ia nya dinaikkan, maka nilai V nya akan berkurang, hal ini terjadi
dikarenakan saking bertambah nya beban, maka keluaran dari generator akan menurun.
Untuk memvariasikan Ia nya dengan cara memutar atau menambah resistor beban sesuai
dengan keinginan.

5. Lakukan perhitungan reaktansi generator sinkron perfasa.


Hasil Perhitungan untuk mencari reaktansi sinkron Xs
G. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa tanpa beban kecepatan motor akan tetap konstan, dan nilai dari
keluaran generator E(V) akan meningkat jika If nya dinaikkan juga. Berbeda dengan
memakai beban, ketika dinaikkannya Ia maka akan menurun juga keluaran V dari
generatornya, karena bertambahnya nilai bebannya.

Anda mungkin juga menyukai