Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PEMBELAJARAN STEM”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendalaman Konsep Fisika”

DOSEN PENGAMPU:
Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si
Rajo Hasim Lubis S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
Laila Tulisna Tulung (4203121016)
Restina Tiolenta Sihombing (4201121017)
Three Man Saing (4203121001)
Tri Anggraini (4202421024)
Valentina Agustus Br. Simbolon (4202421001)

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penyusun, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup untuk menyusun makalah dengan baik. Penyusun juga berterima kasih pada
Bapak Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si dan Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Pendalaman Konsep Fisika yang telah memberikan tugas ini
kepada penyusun.
Adapun tujuan penyusun dalam menyusun makalah yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendalaman Konsep Fisika, dan juga makalah ini dapat digunakan sebagai
bahan diskusi, serta dapat diaplikasikan sebagai bahan pembelajaran.
Makalah ini disusun oleh penyusun dari berbagai bahan referensi jurnal dan buku yang
berhubungan dengan judul makalah yang sebelumnya telah diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Pendalaman Konsep Fisika. Penyusun berusaha seobjektif mungkin dalam
menyusun makalah yang sederhana ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik
konstruktif dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

Medan, 4 Agustus 2022

Penyusun

(Kelompok III)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................................. 5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

2.1 Pengertian STEM............................................................................................................................................. 6

2.2 Konsep Pendidikan STEM........................................................................................................................... 7

2.3 Urgensi Pendidikan STEM di Indonesia serta Kesesuaian dengan Kurikulum 2013.........8

2.4 Karakteristik dari Pembelajaran STEM............................................................................................ 10

2.5 Manfaat Pembelajaran STEM................................................................................................................ 10

2.6 Langkah-Langkah Pembelajaran STEM...................................................................................10

2.7 Inovasi Pembelajaran Fisika dengan Berbasis STEM..................................................................11

2.8 Kendala dari Pembelajaran STEM....................................................................................................... 12

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................. 14

3.2 Saran................................................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila kita melihat peradaban di abad 21 ini, telah terjadi kemajuan yang sangat pesat
dalam bidang sains dan tekhnologi. Maka di era ini tentunya sistem pendidikan juga harus
dapat membekali siswa dengan keterampilan yang dapat membuatnya mampu mengikuti
perkembangan sains dan teknologi yang ada. Dengan begitu sistem pendidikan dapat berhasil
mempersiapkan individu yang mampu bersaing dan mengatasi segala permasalahan di dunia
melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Salah satu upaya yang mulai
dilakukan untuk mewujudkannya ialah dengan terus dikembangkan berbagai macam
pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat mengimbangi perkembangan zaman dan
juga dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dewasa ini salah satu pendekatan yang sudah banyak dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tersebut ialah pendekatan pembelajaran berbasis Science, Technology,
Engineering, and Mathematic (STEM). STEM terbentuk pada tahun 1990 oleh National
Science Foundation dan merupakan keputusan gabungan dari para ilmuwan, tekhnolog,
insinyur, dan matematikawan demi mencipatakan suatu kekuatan yang lebih berpengaruh.
Beberapa sumber literatur seperti salah satunya National Research Council (2015)
mengungkapkan bahwa saat ini dikhawatirkan para siswa tidak siap untuk tenaga kerja di
masa depan kecuali sistem pendidikan dapat lebih fokus terhadap pendidikan STEM sejak
usia dini.
Adapun menurut English (2016), STEM sudah sangat dianjurkan untuk diterapkan
sebagai suatu integrasi di banyak disiplin ilmu. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa di
lingkup internasional baik di bidang pendidikan, pengembang kebijakan, dan organisasi
bisnis bahkan industri kini telah sangat menyoroti urgensi peningkatan keterampilan STEM
untuk dapat memenuhi tantangan sosial dan ekonomi dimasa sekarang dan juga masa depan.
Dengan pembelajaran STEM siswa belajar untuk menjadi pemecah masalah, inovator,
kreator,dan kolaborator yang sangat esensial untuk generasi masa depan di Indonesia. Selain
itu mengingat cukup besarnya prestasi STEM bagi kepentingan global, tidak heran bila kini
banyak pengembangan kurikulum di beberapa negara yang berupaya untuk meningkatkan
disiplin STEM. Adapun salah satu dari upaya tersebut ialah dengan mengangkat dan
menekankan pembelajaran pada aspek engineering (rekayasa) sebagai bentuk integrasi
pembelajaran STEM. Menurut English dan King (2015) setidaknya ada hal-hal yang mungkin
harus dipertimbangkan dalam menyusun materi pembelajaran STEM yang sukses, salah satu
yang paling penting adalah rekayasa (engineering) sebagai kekuatan yang dapat mendukung
pemecahan masalah dalam STEM. Engineering atau rekayasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran STEM itu sendiri. Engineering dalam pembelajaran
STEM ini diantaranya seperti memadukan proses pemecahan masalah (berpikir), proses
desain, proses pembuatan, proses pengujian, serta proses merevisi suatu produk demi
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran (English, 2016).

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, di dapatkan rumusan masalah nya yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran STEM?
2. Bagaimana karakteristik dari Pembelajaran STEM?
3. Apa saja manfaat dari Pembelajarn STEM?
4. Bagaimana langkah-langkah dari Pembelajaran STEM?
5. Apa saja inovasi pembelajarn Fisika berbasis STEM?
6. Apa saja kendala dari Pembelajaran STEM?

1.1 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembelajaran STEM.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari Pembelajaran STEM.
3. Untuk mengetahui manfaat dari Pembelajaran STEM.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dari Pembelajarn STEM.
5. Untuk mengetahui inovasi pembelajaran Fisika berbasis STEM.
6. Untuk mengetahui kendala dari pembelajaran STEM.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian STEM


STEM adalah akronim dari science, technology, engineering, dan mathematics.
Kata STEM diluncurkan oleh National Science Foundation AS pada tahun 1990-an
sebagai sebagai tema gerakan reformasi pendidikan dalam keempat bidang disiplin
tersebut untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta
mengembangkan warga negara yang melek STEM, serta meningkatkan daya saing global
AS dalam inovasi iptek (Hanover Research, 2011). Gerakan reformasi pendidikan STEM
ini didorong oleh laporan-laporan studi yang menunjukkan terjadi kekurangan kandidat
untuk mengisi lapangan kerja dalam bidang-bidang STEM, tingkat iliterasi yang
signifikan dalam masyarakat tentang isu-isu terkait STEM, serta posisi capaian siswa
sekolah menengah AS dalam TIMSS dan PISA (Roberts, 2012). Dewasa ini komitmen AS
terhadap gerakan pendidikan STEM diwujudkan dalam bentuk dukungan anggaran dari
pemerintah, dukungan kepakaran dari banyak perguruan tinggi, serta dukungan teknis
dari dunia industri, bagi pengembangan dan implementasi pendidikan STEM.
Sejauh ini gerakan pendidikan STEM telah bergema di berbagai negara, baik
negara maju maupun negara berkembang, yang memandang pendidikan STEM sebagai
jalan keluar bagi masalah kualitas SDM dan daya saing masing-masing negara. Oleh
sebab itu R & D dalam pendidikan STEM menjadi tema yang semakin mendominasi
wacana dalam konferensi dan publikasi ilmiah internasional dalam bidang pendidikan.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan STEM telah mulai muncul di kalangan pakar
pendidikan di Indonesia, sehingga banyak kelompok studi di perguruan tinggi melakukan
penelitian dan pengembangan pendidikan STEM. Tesis dan disertasi dalam bingkai
pendidikan STEM pun kini telah mulai bermunculan.
NRC (2014) telah mendefinisakan masing-masing empat disiplin STEM beserta
peranannya masing-masing yaitu:
1. Sains adalah tubuh pengetahuan yang telah terkumulasi dari waktu ke waktu dari
sebuah pemeriksaan ilmiah menghasilkan pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan dari
sains berperan menginformasikan proses rancangan teknik.
2. Teknologi adalah keseluruhan sistem dari orang dan organisasi, pengetahuan, proses
dan perangkat-perangkat yang kemudia menciptakan benda dan mengoperasikannya.
Manusia telah menciptakan teknologi untuk memusakan keinginan dan kebutuhannya.
Banyak dari teknologi modern merupakan produk sains dan teknik
3. Teknik adalah tubuh pengetahuan tentang desain dan penciptaan benda buatan
manusia dan sebuah proses untuk memcahkan masalah. Teknik memanfaatkan konsep
dalam sains, matematika dan alat-alat teknologi.
4. Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan antara jumlah, angka,dan ruang
matematika digunakan dalam sains, teknik dan teknologi.
Menurut Brown, dkk (2011) STEM adalah meta disiplin di tingkat sekolah
dimana guru sains, teknologi, teknik dan metematika mengajar pendidikan sebagai satu
kesatuan yang dinamis. STEM sebagai pendekatan yang mengeksplorasi pembelajaran
diantara dua atau lebih bidang subyek STEM dan atau antara STEM dengan mata
pelajaran sekolah lainnya, misalnya teknologi tidak dapat terpisah dengan pembelajaran
sosial, seni dan humaniora. Menurut Winarni, dkk (2016) pendidikan integrasi STEM
ialah suatu pembelajaran secara terintegrasi antara sains, teknologi dan teknik dan
matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui proses pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Konsep Pendidikan STEM


Menurut Rustaman (2016) sebagai komponen dari STEM, sains adalah kajian
tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran, sebagai wahana
untuk menjelaskan secara obyektif alam yang selalu berubah. Terdapat beberapa domain
utama dari sains pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yakni fisika, biologi,
kimia, serta ilmu pengetahuan kebumian dan antariksa. Teknologi adalah tentang inovasi-
inovasi manusia yang digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia, sehingga membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman. Teknologi-
teknologi membuat manusia dapat melakukan perjalanan secara cepat, berkomunikasi
langsung dengan orang di tempat yang berjauhan, mendapati makanan yang sehat, serta
alat-alat keselamatan. Enjiniring (engineering) adalah pengetahuan dan keterampilan
untuk memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta
praktis untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material, dan
proses yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan.
Selanjutnya, matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan, dan
menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring.
Pendidikan STEM tidak bermakna hanya penguatan praksis pendidikan dalam
bidang-bidang STEM secara terpisah, melainkan mengembangkan pendekatan pendidikan
yang mengintegrasikan sains, teknonogi, enjiniring, dan matematika, dengan
memfokuskan proses pendidikan pada pemecahan masalah nyata dalam kehidupan sehari-
hari maupun kehidupan profesi (National STEM Education Center, 2014). Dalam konteks
pendidikan dasar dan menengah, Pendidikan STEM bertujuan mengembangkan siswa
yang melek STEM yang mempunyai:
(1) pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah
dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain, serta menarik
kesimpulan berdasar bukti mengenai isu-isu terkait
STEM;

(2) memahami karakteristik fitur-fitur disiplin STEM sebagai bentuk-bentuk


pengetahuan, penyelidikan, serta desain yang digagas manusia;
(3) kesadaran bagaimana disiplin-disiplin STEM membentuk lingkungan material,
intelektual dan kultural,
(4) mau terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEM (misalnya efisiensi energi, kualitas
lingkungan, keterbatasan sumberdaya alam) sebagai warga negara yang konstruktif,
peduli, serta reflektif dengan menggunakan gagasan-gagasan sains, teknologi,
enjiniring dan matematika.
Pendidikan STEM memberikan peluang kepada guru untuk memperlihatkan kepada
siswa betapa konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan
matematika digunakan secara terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan
sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2.3 Urgensi Pendidikan STEM di Indonesia serta Kesesuaian dengan


Kurikulum 2013
Dewasa ini Pendidikan STEM diadopsi oleh banyak negara sebagai cetak-baru
inovasi pendidikan pendidikan, sehingga muncul sebagai gerakan global untuk
menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan keahlian yang diperlukan
untuk pembangunan ekonomi di Abad ke-21. Biro Statistika Tenaga Kerja AS pada tahun
2011 menguraikan bahwa di lingkup global pada satu dekade mendatang struktur
lapangan pekerjaan STEM akan meningkat sebesar 17%, sedangkan lapangan pekerjaan
non-STEM hanya meningkat 10 % (Firman, 2015).
Dalam menghadapi era persaingan global, Indonesia pun perlu menyiapkan
sumberdaya manusia yang handal dalam disiplin-disiplin STEM secara kualitas dan
mencukupi secara kuantitas. Indonesia mengalami kendala kesenjangan antara kebutuhan
dan ketersediaan SDM. Merujuk data Badan Pusat Statistik 2010, sumber daya manusia
Indonesia masih didominasi tenaga kerja kurang terampil (sebanyak 88 juta), dan
diprediksi 2020 akan ada 50% kekurangan tenaga kerja untuk mengisi lowongan jabatan
di struktur lapangan kerja. Namun, jalan untuk mengatasi persoalan ini bukanlah perkara
mudah, sebab tanpa upaya mengembangkan kemampuan dasar, soft skills (kolaborasi,
komunikasi, kreativitas, pemecahan masalah), dan nilai-nilai prasyarat memasuki profesi
STEM pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sukar untuk mengharapkan generasi
muda yang bermotivasi dan siap menekuni bidang-bidang STEM.
Kurikulum 2013 yang baru saja diluncurkan tidak akan dapat mengatasi
permasalahan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia Indonesia yang berdaya saing
global, jika tidak secara sistematik menyiapkan mereka mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan dunia kerja Abad ke-21, sebagaimana
diwujudkan dalam Pendidikan STEM. Untuk mengatasi hal tersebut Pendidikan dengan
pendekatan STEM bisa menjadi kunci bagi menciptakan generasi penerus bangsa yang
mampu bersaing di kancah global. Oleh sebab itu, Pendidikan STEM perlu menjadi
kerangka-rujukan bagi proses pendidikan di Indonesia ke depan.
Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Kemdikbud, 2013), bahwa
kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dinyatakan pula dalam dokumen tersebut
bahwa salah satu pola pikir baru yang digunakan sebagai dasar pengembangan
Kurikulum 2013 adalah pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline). Rumusan tujuan dan
pola pikir dalam pengembangan Kurikulum 2013 yang dikemukakan tersebut
mengisyaratkan bahwa Kurikulum 2013 memberikan ruang bagi pengembangan dan
implementasi pendidikan STEM dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, yang
mengutamakan integrasi S, T, E dan M secara multi- dan trans-disiplin serta
pengembangan pemikiran kritis, kreativitas, inovasi, dan kemampuan memecahkan
masalah.
2.4 Karakteristik dari Pembelajaran STEM
Adapun karakteristik dari pembelajaran berbasis STEM adalah sebagai berikut :
a. Integrasi antara Sains, Teknologi, Rekayasa dan Matematika dalam satu pokok
pembahasan.
b. Diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL).

c. Sesuai dengan kehidupan nyata dan bersifat konstektual.


d. Menyiapkan generasi yang memiliki SDM sesuai dengan kecakapan Abad 21.

e. Sesuai dengan tuntutan revolusi industri 4.0.

f. Penerapan pembelajaran yang bertujuan untuk melatihkan soft skill dan hard skill.

2.5 Manfaat Pembelajaran STEM


Adapun anfaat dari pembelajaran STEM adalah sebagai berikut :
a. Mengasah keterampilan berpikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan produktif.
b. Menanamkan semangat kerjasama dalam memecahkan masalah.

c. Mengenalkan perspektif dunia kerja dan mempersiapkannya.

d. Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dan mengomunikasikan solusi yang


inovatif.
e. Media untuk menumbuhkembangkan kemampuan, menemukan dan menyelesaikan
masalah.
f. Media untuk merealisasikan kecakapan abad 21 dengan menghubungkan pengalaman
ke dalam proses pembelajaran melalui peningkatan kapasitas dan kecakapan peserta
didik.
g. Standar Literasi Teknologi.

2.6 Langkah-Langkah Pembelajaran STEM


Menurut Syukri (2013:107) langkah-langkah STEM ada 5 yaitu:
a. Langkah pengamatan (Observe)
Siswa diminta untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai fenomena yang
terdapat dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang mempunyai kaitan dengan
konsep sains yang sedang diajarkan. Sebagai contoh, misalkan guru ingin
mengajarkan topik energi, maka siswa diminta untuk mencari informasi sebanyak
mungkin tentang energi. Mulai dari apa itu energi, alat-alat kehidupan yang
menggunakan sumber energi dan lain sebagainya.
b. Langkah ide baru (New Idea)
Siswa mengamati dan memperoleh mengenai berbagai fenomena atau produk yang
berhubungan denagn topik sains yang dibahas, seterusnya siswa melaksanakan
langkah ide baru. Siswa mencari informasi dan produk yang berhubungan dengan
energi, selanjutnya dari ide atau produk yang sudah ada siswa diminta mencari dan
memikirkan satu ide baru yang berbeda. Baik itu dari aspek fungsi, teknologi maupun
cara kerjanya.. untuk dapat menemukan suatu ide yang baru siswa pada langkah ini
memrlukan kemahiran dalam menganalisis dan berfikir keras.
c. Langkah inovasi (Innovation)
Siswa diminta untuk menguraikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar ide yang
telah dihasilkan pada langkah ide baru sebelumnya dapat diaplikasikan.
d. Langkah kreasi (Creativity)
Langkah ini merupakan pelaksanaan semua saran dan pandangan hasil diskusi
mengenai ide suatu produk baru yang ingin diaplikasikan.
e. Langkah Nilai (Society)
Langkah terkahir yang harus dijalankan siswa disini adalah nilai yang dimiliki oleh
ide produk yang dihasilkan siswa bagi kehidupan sosial sebenarnya.

2.7 Inovasi Pembelajaran Fisika dengan Berbasis STEM


Adapun beberapa contoh inovasi pembelajaran fisika berbasis STEM adalah sebagai
berikut :
1. Penerapan Metode STEM (Science, Technology, Engineerig, Mathematic) Berbasis
Proyek Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMA Kelas XI Pada Materi Gas
Ideal (Defara Maulida Alifa, fatimah Azzahroh, Intan Resti Pangestu, Seminar
Nasional Pendidikan Sains Tahun 2018)
Artikel ini bertujuan untuk menerapkan metode STEM berbasis proyek pada materi
gas ideal. Pembuatan proyek melalui penerapan metode STEM dapat meningkatkan
kreativitas siswa. Dengan pembuatan proyek siswa akan lebih kreatif dalam
menerapkan konsep gas ideal dalam kehidupan seharihari. Pada proses
pembelajaran metode STEM berbasis proyek, diharapkan dalam diri siswa akan
tertanam sikap aktif dan terampil. Proyek yang dilakukan siswa dapat berbentuk
poster, video, ataupun leaflet sebagai bentuk media komunikasi siswa dengan
masyarakat luas. Proses pembuatan proyek ini melalui beberapa tahap yang meliputi
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap penulisan laporan, dan tahap
presentasi.

2. Pengembangan LKPD Berbasis Stem Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir


Kreatif Siswa (Clara Aldila, Abdurrahman, Feriansyah Sesunan, Jurnal
Pembelajaran Fisika Volume 5 Nomor 4 Tahun 2017)
Artikel ini membahas tentang pembuatan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) berbasis STEM. Setelah dilakukan uji validasi, uji materi dan uji
produk bahan ajar berupa LKPD dinyatakan valid serta layak untuk digunakan.
Begitu pula ketika dilakukan uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan yang
dilakukan oleh siswa bahan ajar berupa LKPD dinyatakan sangat menarik, mudah
dan bermanfaat. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa LKPD dengan pendekatan
STEM telah efektif dalam melatih keterampilan berpikir kreatif siswa.

3. Science, Technology, Engineering and Mathematics Project Based Learning


(STEM-PjBL) pada Pembelajaran Sains (Farah Robi’atul Jauhariyyah, Hadi
Suwono, Ibrohim, Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM Volume 2, 2017)
Artikel ini menerangkan tentang pendekatan STEM, model pembelajaran PjBL,
serta STEM-PjBL pada pembelajaran sains. Pembelajaran sains yang sesuai dengan
pendekatan STEM salah satunya adalah model pembelajaran PjBL. Pembelajaran
PjBL berpendekatan STEM merupakan pembelajaran berbasis projek dengan
mengintegrasikan bidang STEM yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk
belajar kontekstual melalui kegiatan yang kompleks seperti bereksplorasi
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada
akhirnya menghasilkan suatu hasil produk.

2.8 Kendala dari Pembelajaran STEM


Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran STEM
adalah:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses. Contoh : pada saat meminta
kepada siswa untuk membuat design kapal selam maka siswa masih melakukan
diskusi, browsing internet, dan merancang bentuk kapal selam yang akan dibuat.
2. Proses pembelajaran penyajian konsep, rumus matematis dan penyelesaian soal
kurang mendalam karena keterbatasan waktu.
3. Produk yang dihasilkan tidak selalu berhasil dan sesuai dengan teori yang ada.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. STEM adalah meta disiplin di tingkat sekolah dimana guru sains, teknologi, teknik
dan metematika mengajar pendidikan sebagai satu kesatuan yang dinamis. STEM
sebagai pendekatan yang mengeksplorasi pembelajaran diantara dua atau lebih bidang
subyek STEM dan atau antara STEM dengan mata pelajaran sekolah lainnya,
misalnya teknologi tidak dapat terpisah dengan pembelajaran sosial, seni dan
humaniora.
2. Pendidikan sains berbasis STEM menuntut pergeseran moda proses pembelajaran dari
moda konvensional yang berpusat pada guru (teacher centered) yang mengandalkan
transfer pengetahuan ke arah moda pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered) yang mengandalkan keaktifan, hands-on, dan kolaborasi siswa.
3. Langkah-langkah STEM antara lain pengamatan (Observe), ide baru (new idea),
inovasi (inovsi), kreasi (creation), dan society.
3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan, terutama tentang materi Pembelajaran STEM. Dan penyusun
mengharapkan adanya kritik dari para pembaca untuk bisa membuat makalah ini
menjadi makalah yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Aldila, C., Abdurrahman, F. Sesunan. 2017. Pengembangan LKPD Berbasis STEM Untuk
Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika.
5(4).
Firman, Harry. 2015. Pendidikan Sains Berbasis STEM: Konsep, Pengembangan dan Peranan
Riset Pascasarjana. Bogor: Seminar Naional Pendidikan IPA dan PKLH Universitas
Pakuan.
Rustaman, Y. Nuryani. 2016. Pembelajaran Sains Masa Depan Berbasis STEM
EDUCATION. Sumatera Barat: Prosiding Seminar Nasional Biologi Edukasi.
Robi’atul Jauhariyyah, F., H. Suwono, Ibrohim. 2017. Science, Technology, Engineering and
Mathematics Project Based Learning. Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM. 2.
Suharto. 2016. Pedagogi : Model-Model Pembelajaran IPA dan Implementasinya. Bandung :
PPPPTK IPA.
Syukri, Muhammad; Lilia & Subahan. 2013. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial
Science Thinking “EsciT”: Satu Perkongsian Pengalaman dari UKM Untuk Aceh.
Aceh: ADIC.

Anda mungkin juga menyukai