Anda di halaman 1dari 12

MANUFAKTUR LEADING EDGE PESAWAT TERBANG

OLEH

ANDRI KUSTANTO
201011069

METODE MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK


PENERBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN
UNIVERSITAS DIRGANTARA MASRSEKAL SURYADARMA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena segala nikmat dan karunianya, sehingga saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik. Tak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada Bapak amat chaeroni, ST, MT., yang telah memberikan
dukungan, baik ide maupun materi.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi para pembaca. Selain
itu, besar harapan saya agar makalah ini bisa menjadi pengetahuan
baru bagi pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya,


tentu masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar
membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah
manufaktur leading edge pesawat terbang ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I ................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 4

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 5

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................. 6

........................................................................................................................ 8

COLD WORKING ............................................................................................ 8

PROSES SQUEEZING .................................................................................... 9

RIVETING ( PROSES PENGELINGAN) .......................................................... 9

PROSES BENDING ...................................................................................... 10

BAB III ............................................................................................................... 11

KESIMPULAN ................................................................................................11

SARAN...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Banyak komponen-komponen pesawat komersial yang terbuat dari
material berupa lembaran (sheet), diantaranya yaitu Leading Edge peasawat
terbang.
Leading Edge adalah bagian dari sayap pesawat terbang yang pertama
berkontak dengan udara. Karena itu leading edge tersebut memerlukan
ketelitian geometri yang cukup tinggi dan harus sesuai dengan toleransi
yang diizinkan. Sedikit saja kesalahan yang terjadi pada leading edge akan
langsung berpengaruh pada flight performance pesawat terbang.
Mengingat pentingnya geometri leading edge pada suatu pesawat
terbang, maka proses pembuatannya pun perlu direncanakan dengan baik
sehingga diperoleh leading edge yang sesuai dengan geometri yang
diinginkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang saya gunakan dalam makalah ini antara lain
sebagaiberikut :
1. Bagaimana proses manufaktur leading edge pesawat?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini sebagai berikut :
Menjelaskan proses manufaktur leading edge pesawat
BAB II
PEMBAHASAN

Cold Working
Cold Working (Pengerjaan Dingin) ialah pembentukan logam plastis pada
temperatur dibawah temperatur rekrystalisasi. Temperatur rekrystalisasi ialah
perkiraan temperatur minimum dimana logam yang dideformasi dingin akan
mengalami rekristalisasi secara keseluruhan.
Akibat proses pengerjaan dingin, secara umum ialah; terjadinya tegangan
dalam logam, yang dapat dihilangkan dengan suatu perlakuan panas, struktur
butir mengalami distorsi perpecahan, kekerasan dan kekuatan meningkat, hal ini
seiring dengan kemudahan dalam keuletan, suhu rekristalisasi baja meningkat,
penyelsaian permukaan lebih baik.

PROSES SQUEEZING
Proses Squeezing adalah proses mendeformasi material dengan cara
memberikan penekanan pada arah yang berlawanan dan/atau dari semua arah.
Proses squeezing hampir semuanya identik dengan counterpart proses
pengerjaan panas (hot working) atau merupakan pengembangannya. Alasan
utama mendeformasi dalam kondisi dingin daripada kondisi panas adalah untuk
mendapatkan ketelitian dimensi dan surface finish yang lebih baik.
Pada dasarnya peralatan yang digunakan untuk pada proses pengerjaan
dingin sama dengan peralatan yang dipakai dalam proses pengerjaan panas,
hanya daya yang dibutuhkan lebih besar karena mendeformasi material yang
lebih kuat dan untuk mengatasi tahanan akibat peristiwa pengerassan regangan.
Jika daya yang tersedia terbatas maka perlu ada toleransi pada ukuran benda
kerja atau besarnya deformasi.

Cold Rolling (Proses Pengerolan Dingin)


Pengerolan dingin merupakan proses pengerjaan dingin yang tonase
produknya paling besar. Sheet, Strip dan batang (rod) dibuat denganproses
pengerolan dingin agar diproleh produk dengan permukaan yang halus dan
dimensi yang akurat.
Swaging
Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang
berbentuk bulat baik solid maupun berongga dengan cara penempaan atau
memukul berulang kali. Proses swaging juga dapat membentuk bentuk kerucut
dan mengurangi diameter dalam maupun diameter luar penampang. Jika suatu
mandrel berbentuk (berpenampang) tertentu dimasukan ke dalam tabung
sebelum swaging, maka tabung akan terdeformasi mengikuti bentuk mandril dan
secara bersamaan terjadi proses pembentukan dan sizing baik bagian dalam
maupun bagian luar.

Riveting ( Proses Pengelingan)


Proses riveting adalah proses membentuk kepala paku keling (rivet) pada
ujung shank (tangkai) suatu fastener sehingga diperoleh penyambung permanen
pada plat atau sheet. Meskipun proses riveting biasanya dilakukan dalam
keadaan panas pada lingkup bidang struktur (structural application), tetapi dalam
lingkup proses pembuatan (manufacturing) biasanya dilakukan dalam kondisi
dingin.
Punch dengan bentuk tertentu yang dapat dipegang dan digerakkan maju oleh
mesin pressatau menempel pada riveting hammer khusus yang dapat dipegang
dengan tangan (hand-held). Jika digunakan mesin press maka kepala rivet
dengan sekali langkah pengepresan, namun demikian kadang-kadang heading
punch dibuat berputar guna membenruk kepala rivet secara perlahan-lahan
(orbital forming)
Suatu mesin riveting khusus, sperti yang dipakai pada perakitan pesawat
terbang, dapat melakukan beberapa langkah pengerjaan yaitu punching untuk
membuat lubang, meletakan paku kelin pada posisinya serta melakukan operasi
pembuatan kepala, kesemuanya itu dilakukan dalam waktu kurang dari 1 (satu)
menit. Seringkali diinginkan proses penyambungan dengan paku keling namun
pada kondisinya hanya salah satu sisi dari rakitan yang dapat dijangkau. Ada
beberapa paku keling yang dapat dipakai dalam posisi seperti tersebut di atas,
dua jenis paku keling tersebut digambarkan secara skematis. kedua jenis rivet ini
melibatkan proses pengerjaan dingin.
PROSES BENDING
Proses bending adalah proses mendeformasi plastis material terhadap
suatu sumbu linier tanpa atau dengan sedikit perubahan pada luas
permukaannya. Apabila bending ganda (multiple bending) secara simultan
dengan mempergunakan dies maka proses ini kadang-kadang disebut sebagai
forming. Berbagai sumbu dapat saling membentuk sudut satu dengan yang
lainnya, namun demikian masing-masing sumbu harus linier dan bebas (tidak
tergantung dengan sumbu lainnya) agar dapat digolongkan sebagai operasi
bending murni dan dapat diperlakukan dengan teori bending sederhana. Apabila
sumbu bending (tekukan) tidak linier atau tidak bebas maka prosesnya menjadi
disebut drawing dan/atau stretching dan bukan bending.
Proses bending mengakibatkan logam bagian luar mengalami stretching
sementara bagian dalam mengalami compression. Tempat kedudukan dimana
bagian logam tidak mengalami stretching atau compression dikenal sebagai
sumbu netral dari tekukan. Karena biasanya kekuatan luluh kompresi lebih besar
daripada kekuatan luluh tariknya maka logam bagian luar terdeformasi terlebih
dahulu daripada bagian dalamnya akibat sumbu netral bergeser dari tengah-
tengah dua permukaan tersebut.
Pada kenyataannya, sumbu netral biasanya terletak diantara 1/3 dan ½
dari permukaan bagian dalam. Tempat kedudukan sumbu netral yang tepat
tergantung pada jari-jari tekuk (bending radius) dan jenis materialnya. Karena
ketidaksamaan deformasi, logam akan mengalami sedikit penipisan pada daerah
tekukan. Penipisan akan lebih terlihat pada tengah-tengah sheet dimana material
dapat secara bebas ditarik sepanjang sumbu tekukan. Dilihat dari sisi bagian
dalam tekukan, maka sangat mungkin tekanan pada bagian bawah tersebut
dapat mengakibatkan upsetting. Adanya upsetting tesebut mengakibatkan logam
bertambah panjang dalam arah sejajar dengan sumbu tekukan. Efek ini akan
semakin terlihat pada proses penekukan material yang tebal tetapi sempit.
Masih sebagai konsekuensi dari adanya kombinasi tegangan tarik dan
tegangan tekan tersebut adalah kecenderungan logam untuk kembali ke bentuk
semula (un-bend) beberapa saat setelah forming. Fenomena ini disebut sebagai
efek spring back. Oleh karena itu, untuk menekuk dengan sudut tekuk tertentu
maka logam harus ditekuk dengan sudut tekuk lebih besar daripada sudut tekuk
tesebut (overbent), sehingga kelebihan tersebut dapat mengeliminir adanya efek
spring back tersebut.
PROSES SHEARING
Proses shearing adalah proses pemotongan material secara mekanik
tanpa terjadinya chips atau tanpa pembakaran atau pencairan. Apabila pisau
pemotongnya lurus maka prosesnya disebut shearing (gunting). Tetapi apabila
bentuk pisaunya berupa lengkungan (baik tertutup maupun terbuka) seperti
ujung-ujung dies dan punch, maka prosesnya mempunyai nama-nama khusus
seperti blanking, piercing (pada buku lain juga disebut sebagia punching),
notching, shaving dan trimming. Pada dasarnya semuanya itu merupakan oprasi
shearing.
BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN

Jadi proses manufaktur leading edge pesawat yaitu, yang pertama


bahan baku harus dikerjakan dengan cara Cold Working (Pengerjaan
Dingin) ialah pembentukan logam plastis pada temperatur dibawah
temperatur rekrystalisasi . Kedua bahan harus diproses Squeezing adalah
proses mendeformasi material dengan cara memberikan penekanan pada
arah yang berlawanan dan/atau dari semua arah. Proses yang ketiga
yaitu Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang
berbentuk bulat baik solid maupun berongga dengan cara penempaan
atau memukul berulang kali. Keempat adalah proses riveting adalah
proses membentuk kepala paku keling (rivet) pada ujung shank (tangkai)
suatu fastener sehingga diperoleh penyambung permanen pada plat atau
sheet . Poese yang keenam adalah proses bending adalah proses mendeformasi
plastis material terhadap suatu sumbu linier tanpa atau dengan sedikit perubahan
pada luas permukaannya .Proses terakhir Proses shearing adalah proses
pemotongan material secara mekanik tanpa terjadinya chips atau tanpa
pembakaran atau pencairan.

2. SARAN

Setelah saya tahu proses pembuatan leading edge dari suatu pesawat
,maka saran yang dapat saya berikan kepada pembuat leading edge
tersebut adalah agar setiap proses dapat dijelaskan lebih detail cara
pengerjaanya.
DAFTAR PUSTAKA

repository.unpas.ac.id (2017,25 agustus) analisis proses


pembuatan leading edge , diaksespada 4 desember 2022, dari

http://repository.unpas.ac.id/28834/

Anda mungkin juga menyukai