Anda di halaman 1dari 3

VULNUS LASERATUM, PUNCTUM

No. Dokumen : 188 / /434.203.200.04/SOP/2018


No. Revisi : 01
SOP :
Tanggal Terbit 24 Januari 2018
Halaman : 1–3
UPTD PUSKESMAS H.ROMSAH S.Kep.Ns.MM
TAMBELANGAN NIP. 196908171992031025
1. Pengertian Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma
luar serta masuknya benda asing.Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan
luka/vulnus.Luka tersebut dapat merusak jaringan, sehingga terganggunya fungsi tubuh
serta dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek) Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan
dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan
meningkatkan resiko infeksi.
Vulnus Punctum (Luka Tusuk) Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang
masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin
rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani Vulnus Laseratum,
dan vulnus punctum
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambelangan
No. 188/ /434.203.200.04/2018 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi KMK 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktek Klinik Dokter di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Langkah-langkah 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan Vulnus
4. Tatalaksana
a. Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum, tergantung berat dan letak
luka, serta keadaan penderita, luka dan sekitar luka dibersihkan dengan
antiseptik. Bahan yang dapat dipakai adalah larutan yodium povidon 1% dan
larutan klorheksidin ½%, larutan yodium 3% atau alkohol 70% hanya digunakan
untuk membersih kulit disekitar luka.
b. Kemudian daerah disekitar lapangan kerja ditutup dengan kain steril dan secara
steril dilakukan kembali pembersihan luka dari kontaminasi secara mekanis,
misalnya pembuangan jaringan mati dengan gunting atau pisau dan dibersihkan
dengan bilasan, atau guyuran NaCl.
c. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka ditutup dengan
bahan yang dapat mencegah lengketnya kasa, misalnya kasa yang mengandung
vaselin ditambah dengan kasa penyerap dan dibalut dengan pembalut elastis.
6. Bagan alur

Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik

4. Tatalaksana
Pertama dilakukan anestesi setempat
atau umum, tergantung berat dan letak
luka, serta keadaan penderita, luka
dan sekitar luka dibersihkan dengan
antiseptik. Bahan yang dapat dipakai
adalah larutan yodium povidon 1% dan
larutan klorheksidin ½%, larutan
yodium 3% atau alkohol 70% hanya
digunakan untuk membersih kulit
3. Penegakan
disekitar luka. diagnosa: Penanganan
Kemudian daerah disekitar lapangan Vulnus
kerja ditutup dengan kain steril dan
secara steril dilakukan kembali
pembersihan luka dari kontaminasi
secara mekanis, misalnya
pembuangan jaringan mati dengan
gunting atau pisau dan dibersihkan
dengan bilasan, atau guyuran NaCl.

Akhirnya dilakukan penjahitan


bila memungkinkan, dan luka
ditutup dengan bahan yang dapat
mencegah lengketnya kasa,
misalnya kasa yang mengandung
vaselin ditambah dengan kasa
penyerap dan dibalut dengan
pembalut elastis.

7. Hal-hal yang 1. Perhatikan Tanda-tanda Klinis


perlu diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Ruang UGD – Rawat Inap
9. Dokumen terkait 1. Rekam Medis

10. Rekaman Historis No Yang Di rubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan


Perubahan Format SOP dari 1. Kop/heading 24 Januari 2018
Permenpan ke Akreditasi 2. Susunan SOP
3. Diagram Alir

Anda mungkin juga menyukai