php/inovasi
Artikel Inovasi Limbah
Soraya Grabiella Dinamika S.Pd, S.H., MA1, Viona Saskia Putri2, Selviana Batubara3,
Yusuf Purnomo Hasibuan4, Cindi Dwi Kartika5, Silvia Febri Yanti6
1
Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma, Medan
e-mail: 1grabiella1993@gmail.com 2vionasaskiaputri@gmail.com 3selvipipi62@gmail.com
4
cindidwikartika12@gmail.com 5silviafebriyantifebriyanti@gmail.com
6
yusufpurnomo83@gmail.com
Abstract
The business being run is a handicraft product, namely the Innovation of Leri Water Waste
into hair care products. Leri water is water used for washing rice which contains a lot of
nutrients dissolved in it. Rice washing water is relatively easy to obtain because most
Indonesian people use rice (rice) as a staple food that contains high carbohydrates to meet
energy needs. According to Puspitarini (2011). Leri water contains nutrients including
carbohydrates in the form of starch by 89% - 90%, protein glutein, cellulose, hemicellulose,
sugar and B vitamins which are abundant in the pericarpus and aleurone which are also
eroded. The high carbohydrate content in leri water can be used to manufacture glucose.
Keywords: waste, leri water, health, hair care.
Abstrak
Usaha yang dijalankan adalah produk Kerajinan yaitu Inovasi Limbah Air Leri menjadi
produk perawatan rambut. Air leri merupakan air bekas pencucian beras yang mengandung
banyak nutrisi yang terlarut di dalamnya. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan
karena sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan beras (nasi) sebagai makanan
pokok yang mengandung karbohidrat tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi. Puspitarini
(2011), Air leri memiliki kandungan nutrisi diantaranya karbohidrat berupa pati sebesar
89% - 90%, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin B yang banyak
terdapat pada pericarpus dan aleuron yang ikut terkikis. Kandungan karbohidrat yang
cukup tinggi pada air leri dapat dimanfaatkan untuk pembuatan glukosa.
Kata Kunci: limbah, air leri, kesehatan, perawatan rambut.
A. PENDAHULUAN
Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Masalah rambut sering dianggap sebagai hal
ringan, padahal bagi penderitanya dapat mengurangi penampilan atau daya tarik dan
membuat seseorang tidak percaya diri akibat kotornya rambut apabila disertai rasa
gatal yang mengganggu (Naturakos-BPOM RI, 2009).
Setiap orang menginginkan rambut yang berkilau dan sehat.Tranggono (2007) mengatakan
bahwa rambut yang sehat adalah rambut yang tidak kurus, mengkilap, elastis, tidak kering,
tetapi juga tidak terlalu berminyak, tidak kusut, dan mudah disisir serta ditata.
Untuk memperoleh rambut yang tebal, sehat, dan mudah diatur tersebut rambut butuh
perhatian, faktor yang menyebabkan rambut tidak sehat adalah usia, gizi makanan, gangguan
pembuluh darah, gangguan hormon, pengaruh kosmetik, sinar matahari, iklim, dan depresi
1
Artikel Inovasi Limbah
mental, penyebab utama dari kesehatan rambut adalah tidak mengindahkan perawatan kulit
kepala dan rambut (Rostamailis 2008).
Kesehatan rambut sangat tergantung kepada faktor internal yaitu metabolisme, stress dan
hormonal. Selain itu ada beberapa faktor eksternal yang membuat perlindungan alami kulit
kepala terganggu yaitu bleaching saat proses pewarnaan rambut, pengeritingan
rambut,highlight dan pewarnaan, blowdry dan catok, menguncir rambut terlalu kuat,
perawatan rambut (Pinuji 2009)
Padi (Oryza sativa) jika diolah hasilnya beras yang mengalami pelepasan tangkai serta kulit
biji dengan cara digiling maupun ditumbuk. Komponen terbesar beras adalah karbohidrat
yang sebagian besar terdiri dari pati yang berjumlah 85-90%. Kandungan yang lain selain
karbohidrat adalah selulosa, hemiselulosa dan pentosan. Zat pati tertinggi terdapat pada
bagian endosperm, makin ke tengah kandungan patinya makin menipis (Agustri, 2012).
Beras merupakan bulir gabah yang sudah dikupas kulitnya dan bagian ini sudah dapat
dimasak serta dikonsumsi yang melalui proses penggilingan dan penyosohan. Gabah sendiri
terdiri dari sekam (kulit luar), aleuron (kulit ari), bekatul, endosperm (bagian utama butir
beras tempat sebagian besar pati dan protein terkandung), dan embrio (yang tidak bisa
tumbuh lagi setelah diolah) (Ide, 2010).
Beras memiliki kandungan gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air, besi,
magnesium, phosphorus, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan serat. Beras
memiliki kandungan karbohidrat 79 g dengan kandungan energi 360 kal (Utama, 2015).
Beras putih memiliki kandungan serat yang paling rendah, baik beras putih organik (0,5746
% b/b) maupun beras putih non organik (0,4021% b/b). Beras putih memiliki kandungan
sedikit aleuron dan kandungan amilosa sekitar 20% (Hermawan & Meylani, 2016).
Air leri banyak mengandung gula, karbohidrat, vitamin B1 dan serat pangan. Purwani dkk
(2007) bahwa kandungan beras IR-36 terdiri dari karbohidrat 78,86%, abu 0,20%, serat
makanan 13,03%, serat kasar 0,78%, kadar protein 7,39%, kadar lemak 0,19% dan kadar air
12,58%. Beras IR-36 memiliki indeks glikemik (efek makanan terhadap gula darah) rendah
yang dapat mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Beras IR-
36 mengandung pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa yang terkandung
dalam varietas beras IR-36 sebesar 27,3% (Balai Besar Penelitian tanaman padi, 2009).
2
Artikel Inovasi Limbah
Dewi (2005) bahwa Rhizopus oryzae mampu menghasilkan gula reduksi melalui proses
sakarifikasi pada substrat bekatul. Kandungan karbohidrat dalam bekatul berbentuk
polisakarida, terutama pati, sehingga diperlukan enzim amilase untuk menghidrolisis pati
menjadi polimer pendek berupa dekstrin dan gula reduksi. Salah satu jamur yang mempunyai
enzim amilase adalah Rhizopus. Dalam keadaan aerob, Rhizopus banyak menghasilkan
enzim amilase ekstraseluler. Enzim tersebut dihasilkan untuk memecah senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap oleh sel dan dapat digunakan
untuk pertumbuhan.
Air cucian beras atau sering disebut leri merupakan air yang diperoleh dalam proses
pencucian beras. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menggunakan beras (nasi) sebagai makanan pokok yang mengandung
karbohidrat tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi. Selama ini air cucian beras belum
banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang begitu saja. Sebenarnya didalam air cucian
beras masih mengandung senyawa organik seperti karbohidrat dan vitamin seperti thiamin
yang masih bisa dimanfaatkan (Moeksin, 2015).
Limbah air cucian beras yang banyak terdapat di hampir seluruh rumah penduduk Indonesia
memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, diantaranya karbohidrat berupa pati 85-
90%,lemak, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi. Air cucian
beras mengandung vitamin seperti niacin, riboflavin, piridoksin dan thiamin, serta mineral
seperti Ca, Mg dan Fe yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur (Astuti, 2013).
Air cucian beras mengandung beberapa unsur kimia seperti vitamin B1, Nitrogen, Fosfor, dan
unsur hara lainnya banyak terdapat pada pericarpus dan aleuron yang ikut terkikis
(Hidayatullah, 2012).
Banyak Merk beras yang bagus dan berkualitas dan cocok untuk diolah menjadi masker
rambut salah satunya adalah beras Si Pulen.
3
Artikel Inovasi Limbah
banyak manfaat. Banyak orang berpikir air beras tidak ada gunanya dan saat selesai mencuci
beras, biasanya langsung membuang airnya karena sudah tidak dipakai dan tidak memiliki
nilai ekonomis lagi.
2. METODOLOGI PELAKSANAAN
o Tahapan Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Membuat beberapa sampel dari produk
b. Memperkenalkan produk melalui promosi online & offline
c. Memasarkan produk dan mengadakan potongan harga untuk memikat konsumen
3. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan tipe peneltian deskriptif.
Menurut Moleong (2012) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fonomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
katakata bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
4
Artikel Inovasi Limbah
Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara mendalam terhadap fokus
permasalahan, yaitu inovasi produk dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi
beberapa pertanyaan yang diperuntukkan kepada informan.
5
Artikel Inovasi Limbah
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan dapat dipahami bahwa WACE Hair Mask masih
mau melakukan keenam basis inovasi tersebut. Hasil penelitian pada WACE Hair Mask
menunjukan bahwa enam basis inovasi yang akan digunakan sebagai analisis dalam
penelitian ini sudah diimplementasikan dan akan dimiliki oleh perusahaan WACE Hair
Mask.
6
Artikel Inovasi Limbah
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan bahwa limbah yang tidak memiliki nilai
guna ternyata dapat dimanfaatkan kembali apabila diolah dengan cara yang benar. Salah
satu contoh limbah organik yang masih memiliki nilai guna adalah air leri. Air leri
merupakan air bekas pencucian beras yang mengandung banyak nutrisi yang terlarut di
dalamnya. Salah satu manfaat air beras yang cukup banyak dibicarakan ialah untuk kesehatan
rambut. Selain itu, produk masker rambut ini juga harum dan aman dipakai untuk berbagai
kalangan usia. Bukan hanya Aroma dari minyak zaitun saja, namun juga memiliki beberapa
aroma lain seperti aroma Kemangi, Coklat, Vanilla, Matcha, dan Aloe vera.
7
Artikel Inovasi Limbah
REFERENCES
Prof.Dr. Suryana, M.Si. (2010). Metodologi Penelitian. Buku Ajar Perkuliahan, Universitas
Pendidikan Indonesia, h. 14.
Kartika Noer Aktanoviana M. (2017). Hairmask untuk rambut kering dari Kayu Manis dan
Saripati Wortel.
M. Faiz Al Laily, Hapsari Titi palupi (2019) Mempelajari Pemanfaatan Air Cucian Beras.
Rahmi Hidayati, Putri Indah Sayakti (2019) Pemberian Edukasi Kesehatan Rambut dan Kulit
Kepala pada Rumah Yatim Ar-Rahman BanjarBaru.
Ervina Dewi, Rahmi Agustina, Nuzulina Nuzulina (2021) Potensi Limbah Air Cucian Beras.
Rika Mailan Sari, Rostamailis, Murni Astuti (2015) Hubungan Pengetahuan Perawatan
Rambut Pasca Pelurusan.
Manik, Sri Handayani (2014) Hubungan Pengetahun Perawatan Rambut dan Kulit Kepala
dengan Masalah yang Timbul pada Rambut.
Anggini Putri, Diana Natalia, Agus Fitriangga (2020) Hubungan Personal Hygiene terhadap
Kejadian Pityriasis Capitis (Kelainan Kulit Kepala).
Bevi Ayu, Retno Indrastiti, Kanti Ratnaningrum (2018) Hubungan Perilaku Perawatan
Rambut terhadap Kejadian Dermatitis.
Rina Widiastuti (2008) Rambut dan Identitas Perempuan : Membaca Rambut Perempuan di
Media Massa.