Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN

QADARIYAH
Arga Dwi Prasetiyo
(2207026113)

THE TEAM
Farah Maula Ghifari
(2207026115)

Nadhiratul Ulumiyah
(2207026120)
PENGERTIAN ALIRAN
QADARIYAH

Secara etimologis Bahasa Arab

Qadar

Kemampuan dan Kekuatan


PENGERTIAN ALIRAN
QADARIYAH
Secara terminologis
Kekuatan dan kemampuan manusia untuk
menghendaki dan melakukan tindakan-
tindakan yang lepas dari intervensi langsung
dari Allah.[1]
[1] Iskandar, Ilmu Kalam, Hal. 280.

Menurut Ahmad Amin

Orang-orang yang berpaham qadariyah adalah


mereka yang mengatakan bahwa manusia
memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki
kemampuan dalam melakukan perbuatan.
Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup
semua perbuatan, yakni baik dan buruk [2]
[2] Jamaludin, Ilmu Kalam, Hal. 80.

SEJARAH MUNCULNYA
ALIRAN QADARIYAH

PENDAPAT AHMAD AMIN

PENDAPAT IBNU NABATAH

PENDAPAT W. MONTGOMERY

PENDAPAT AHMAD AMIN

Ada ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah


pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan
Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang atba’
tabi’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada
Hasan Al-Basri. Adapun Ghalian adalah seorang
orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi
maula Usman bin Affan. [3]

[3] Harun Nasution, Teologi Islam, 1986. Jakarta: UI-Press, hal. 31


PENDAPAT IBNU NABATAH

Ibnu Nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyum, seperti


dikutip AhmadAmin, memberi informasi lain bahwa
yang pertama kali memunculkan faham Qadariyah
adalah orang Irak yang semula beragama kristen
kemudian beragama islam dan balik lagi keagama
kristen. Dari orang inilah Ma’bad dan Ghailan
mengambil faham ini. Orang Irak yang dimaksud
sebagaimana dikatakan Muhammad Ibnu Syu’ib yang
memperoleh informasi dari Al Auza’i adalah Susan. [3]
[3] Harun Nasution, Teologi Islam, 1986. Jakarta: UI-Press, hal. 31
PENDAPAT W. MONTGOMERY

Ma’bad Al-jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqi, menurut W. Montgomery Watt,


adalah penganut Qadariyah yang hidup setelah Hasan Al-Basri. Kalau
dihubungkan dengan keterangan Adz-Dzahabi dalam Mizan Al-I’tidal, seperti
dikutip Ahmad Amin yang menyatakan bahwa Ma’bad Al-Jauhani pernah
belajar pada Hasan Al-Bashri, maka sangat mungkin faham Qadariyah ini
mula-mula dikembangkan oleh Hasan Al-Bashri, dengan demikian keterangan
yang ditulis oleh ibn Nabatah dalam Syahrul Al- Uyun bahwa fahan Qadariyah
berasal dari orang irak kristen yang masuk islam kemudian kembali lagi
kekristen,adalah hasil rekayasa orang yang tidak sependapat dengan faham
ini agar orang-orang yang tidak tertarik dengan pikiran Qadariyah. Lagipula
menurut Kremer, seperti dikutip Ignaz Goldziher , dikalangan gereja timur
ketika itu terjadi perdebatan tenteng butir doktrin Qadariyah yang mencekam
pikiran para teologinya.
PENJABARAN PAHAM
ALIRAN QADARIYAH
Qadariyah adalah suatu paham yang dianut oleh suatu kelompok.
Seperti dalam kelompok aliran Khawarij yang terkenal dengan doktrin
takfir (mengkafirkan orang lain) memiliki paham qadariyah dan ada
yang memiliki paham jabariyah. Aliran Khawarij yang memiliki paham
qadariyah adalah salah satu pecahan dari aliran ini yaitu, golongan
al-Maimunah. Bagi mereka semua perbuatan manusia, baik dan buruk
timbul dari kemauan dan kepuasaan manusia sendiri.[4] Bagi
penganut paham aliran qadariyah mereka berkeyakinan bahwa
doktrin merekalah yang benar, begitu pula paham aliran jabariyah.
Hal ini didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an yang dinilai membawa
paham qadariyah.

[4] Alfionitakziah, Pokok Pokok Aliran Qodariyah, Hal. 3.


Manusia memiliki kuasa untuk memilih untuk


melakukan atau meninggalkan suatu
perbuatan. Terdapat kemerdekaan atau
kebebasan dalam diri manusia untuk
menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Manusia
berkuasa atas perbuatan-perbuatannya.
Manusia sendirilah yang melakukan perbuatan
baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri, dan
manusia sendiri pula yang melakukan atau
menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas
kemauan dan dayanya sendiri. Manusia hidup
mempunyai daya, dan dengan daya itu dia
dapat berkuasa atas segala perbuatannya [5]

[5] Nasution, Teologi Islam, Hal. 31


MA‘BAD GHILAN
AL-JAUHANI AL-DIMASYAQY

TOKOH-TOKOH
ALIRAN QADARIYAH
MA‘BAD AL-JAUHANI
Ma‘bad al-Jauhani adalah orang pertama yang menyerukan paham
Qadariah. Ia lahir di Basrah kemudian berkunjung ke Damaskus dan
Madinah. Di dua kota inilah ia menantang kejahatan dan kezaliman
yang dilakukan oleh sebagian Khalifah Bani Umayyah. Akhirnya ia
terbunuh oleh al-Hajjaj. Adapun pendapatnya yaitu ia mengatakan
bahwa semua perbuatan manusia di tentukan oleh dirinya sendiri.
Kalau Tuhan adil maka Tuhan akan menghukum orang yang bersalah
dan memberi pahala orang yang berbuat baik, karena itu manusia
harus bebas dalam menentukan nasibnya dengan memilih perbuatan
yang baik atau buruk (free will).[5]

[5] Jamaludin, Ilmu Kalam, Hal. 84.


AJARAN MA'BAD
AL-JAUHANI
Perbuatan manusia diciptakan atas
kehendaknya sendiri oleh karena itu Ia
bertanggung jawab atas segala
perbuatannya. Tuhan sama sekali tak ikut
berperan serta dalam perbuatan manusia,
bahkan Tuhan tidak tahu apa yang akan
dilakukan manusia, kecuali setelah
perbuatan itu dilakukan, barulah Tuhan
mengetahuinya. [6]

[6] Achmad Muhibbin Zuhri, Aqidah Ilmu Kalam, Hal. 71.


GHILAN AL-DIMASYAQY
Ghilan ini seorang orator yang handal, juru debat
yang mahir. Ia hidup di Damaskus dekat dangan Bani
Umayyah, tetapi hal ini tidak menghalanginya untuk
menentang pemerintahan Umayyah. Paham ini segera
mendapat pengikut, sehingga terpaksa Khalifah
Hisyam bin Abdul Malik mengambil tindakan
kekerasan dengan membunuhnya.[7]

[7] Jamaludin, Ilmu Kalam, Hal. 85.


AJARAN GHILAN
AL-DIMASYAQY
a. Manusia menentukan perbuatannya dengan
kemauannya dan mampu berbuat baik dan buruk tanpa
campur tangan Tuhan.iman ialah mengetahui dan
mengakui allah dan rasulnya, sedangkan amal
perbuatan tidak mempengaruhi iman.
b. Allah tidak memiliki sifat
c. Al Qur’an itu makhluk
d. Iman adalah hak semua orang bukan dominasi
Quroisy, asal cakap berpegang teguhpada Al-Qur’an
dan al-Sunnah.[8]

[8] Achmad Muhibbin Zuhri, Aqidah Ilmu Kalam, Hal. 71.


SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai