Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DAN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (K3)

NAMA : MUHAMMAD SADDAM RESKI SUDARMAN


NIM : P21121110
KELOMPOK : III
ASISTEN : IRENE SANGKALA

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

OKTOBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya, sebelum kita sebagai praktikan melakukan kegiatan praktikum di


laboratorium, kita harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan
dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Pengenalan alat-alat yang akan
di perlukan dalam laboratorium sangatlah penting guna untuk kelancaran pada saat kita
melakukan percobaan yang dilaksanakan diantaranya menghindari kecelakaan kerja dan
gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan dapat
berbahaya jika kita tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu,
pemahaman fungsi serta cara kerja peralatan serta bahan laboratorium haruslah mutlak
kita kuasai oleh praktikan sebelum melakukan yang namanya praktikum di
laboratorium kimia. Adapun pula hal-hal yang harus praktikan perhatikan yaitu
megenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium guna untuk tidak
terjadinya kecelakaan serta bahaya yang timbul dari kelalain praktikan salah satunya
selalu menggunakan jas lab serta masker guna untuk menghindari kontaminasi.

Disisi lain, pada era yang serba modern ini dimana teknologi sudah lebih maju dari
pada teknologi di beberapa dekade lalu, apalagi di era pandemic saat ini memaksa kita
melakukan penerapan segala sesuatu dari rumah. Maka dari itu, pemanfaatan teknologi
dapat digunakan sebagai motode pembelajaran praktikum melalui daring.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut :

1. Bagaimana sistem pengenalan peralatan laboratorium ?


2. Bagaimana sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium ?

2
1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem dari pengenalaan peralatan laboratorium.

2. Untuk mengetahui bagaimana sistem dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
laboratorium.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengenalan Laboratorium

Seperti yang telah kita ketahui bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan
untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan dari alat-alat laboratorium.
Oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat dijelaskan dengan tujuan agar praktikan
dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan di pakai. Pda
dasarnya bahwa setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dan lain-lain. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka,
2008).

suatu laboratorium sangat penting peranannya, karena laboratorium merupakan tempat


penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari, bahan murni,
bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional ), makanan,
minuman dan lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No 03 Tahun (2010) tentang Jabatan Fungsional
Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya yang disebut dengan
laboratorium pendidikan adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu.

4
2.2. Pengenalan Alat Laboratorium

Menurut Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.


Kementerian Kesehatan (2017) Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat
dari gelas, gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-
sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain : tembus
cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan
bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada
pemanasan biasa dibawah 1000 C, dan mudah dilas jika retak dan pecah.

1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur


a. Tabung Reaksi

Gambar 2.1. Tabung Reaksi

Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat dipanaskan pada nyala api oksidasi.
untuk tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat bersifat tidak tahan panas.
Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml.

b. Tabung Sentrifugal

Gambar 2.2. Tabung Sntrifugal

5
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang salah satu ujungnya
menyerupai kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas walaupun
ada juga yang terbuat dari bahan plastik atau kimia. Tabung ini digunakan unttuk
tempat bahan yang diendapkan dengan alat sentrifuge
c. Buret (Burette)

Gambar 2.3. Buret


Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret digunakan dalam
percobaan yang memerlukan presisi seperti pada eksperimen titrasi dengan cara
meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam obyek dalam wadah gelas di
bawahnya. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml), Buret semi makro
(25 ml) dan buret Mikro (10 ml).
d. Corong

Gambar 2.4. Corong


Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat bagian seperti
tabung yang sempit. Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan atau
menyaring yang biasanya menggunakan kertas saring.

6
e. Pipet Tetes

Gambar 2.5. Pipet Tetes


Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil larutan dalam
jumlah kecil ( tetes ).
f. Batang Pengaduk

Gambar 2.6. Batang Pengaduk


Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau untuk membantu
memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.
g. Beaker Glass

Gambar 2.7. Beaker Glass


Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang, membuat dan mendidihkan larutan.
Dapat digunakan juga untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi.

7
h. Erlenmeyer

Gambar 2.8. Erlenmeyer


Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan ditempat larutan yang dititrasi dalam
analisa volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki leher yang sempit, dengan
keuntungan mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan menghindari
tumpah ketika dalam proses pengadukan. Pada sisi luar terdapat skala yang
menunjukan perkiraan.
i. Gelas Arloji (Watch Glass)

Gambar 2.9. Gelas Arloji


Terbuat dari gelas sebagai penutup dan menimbang bahan kimia yang berwujud
padat atau kristal.
j. Labu Ukur

Gambar 2.10. Gelas Ukur

8
Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan volume sampai
dengan 2 liter. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan akurasi yang tinggi.
2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur
a. Gelas Ukur

Gambar 2.11. Gelas Ukur


Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan pemanasan. Digunakan untuk
mengukur volume cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan pada volume
didalamnya.
b. Pipet Ukur

Gambar 2.12. Pipet Ukur


Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang-kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur cairan atau larutan. Jumlah volumenya berdasarkan
volume yang dikeluarkan.

9
c. Pipet Volume

Gambar 2.13. Pipet Volume


Terbuat dari bahan gelas biasa kadang-kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur volume tepat berdasarkan volume yang dikeluarkan.
d. Timbangan Analitik

Gambar 2.14. Timbangan Analitik


Fungsi dan jenis :
- Digunakan untuk menimbang padatan kimia
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun untuk masing-masing skala (10 g,
1 g, 0,01 g, dan 0,0001 g)
- Neraca analitis digital dengan penutup
- Neraca analitis digital model kompak

10
3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum
a. Kawat Kassa

Gambar 2.15. Kawat Kasssa


kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembakar.
b. Kaki Tiga

Gambar 2.16. Kaki Tiga


Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
c. Klemp (clamp)

Gambar 2.17. Klemp

11
Klem terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk
titrasi.
d. Pembakar Spirtus

Gambar 2.18. Pembakar Spirtus


Digunakan untuk memanaskan bahan baik berupa padat maupun cair.
e. Statif

Gambar 2.19. Statif


Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong,
corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
f. Pro Pipet (Pipet Filler)

Gambar 2.20. Pro Pipet

12
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara
(aspirate) dan mengosongkan (empty).
g. Water Bath

Gambar 2.21. Water Bath


Fungsi utama water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk pemanasan, inkubasi dan penguapan.

2.3 Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu.
Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar.
Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus
dihindari. Untuk menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap
personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Menurut Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.


Kementerian Kesehatan (2017) Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh
semua pihak yang terlibat pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran,
Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium
kimia meliputi :

13
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan
karsinogenik

2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya

3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.

4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik

14
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di zoom (daring), pada hari kamis, 7
oktober 2021 Pukul 08.00 – 09.40 WITA.

3.2. Alat

a. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang digunakan :

- Jas lab
- Masker
- Sarung tangan
- Sepatu
b. Alat laboratorium yang digunakan :

- Pipa U - Labu ukur - Burret


- Spatula - Gelas Ukur - Thermometer
- Batang Pengaduk - Pipet Filler - Mortar dan Alue
- Erlenmeyer - Sikat Tabung Reaksi - Plat
- Botol semprot - Mikro Pipet - Penjepit (besi atau
- Corong lab - Pipet Volume Kayu)
- Tabung Reaksi - Pipet Tetes - Kawat Kassa
- Rak Tabung Reaksi - Statif - Kaki Tiga
- Kaca Arloji - Klemp - Pembakar Spirtus
- Gelas Kimia - Hot Plat - Cawan Petri
- Timbangan Analitik - Lemari Asam - Spektrofotometer
- Pemanas Air - Petridish - Tanur
- Oven

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1 Pipa U Sebagai penghubung tabung reaksi dan
juga sebagai media pemindah pada
suatu proses reaksi.

2. Spatula Digunakan untuk mengambil obyek


yang telah diiris untuk sediaan
mikroskop.
3 Batang Untuk membantu dekantasi larutan,
Pengaduk menginduksi kristalisasi dan
memecahkan emulsi pada suatu
ekstraksi.
4. Erlenmeyer Untuk menjadi wadah dari bahan kimia
cair. Gelas ini juga sering digunakan
untuk proses titrasi untuk menampung
larutan yang akan digunakan.
5. Botol semprot Digunakan sebagai tempat menyimpan
larutan atau zat cair, menyemprot dan
menambahkan akuades dalam jumlah
sedikit, membilas dan menetralisir
peralatan-peralatan yang akan
digunakan.

16
6. Corong Lab Sebagai alat bantu untuk memindah /
memasukkan larutan ke wadah / tempat
yang mempunyaai dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil. Sebagai alat bantu
dalam melakukan penyaringan, yaitu
sebagai tempat meletakkan kertas
saring.
7. Tabung Reaksi Berfungsi untuk tempat mereaksikan
dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta
sebagai tempat mengembangbiakan
mikroba dalam media cair.
8. Rak Tabung Berfungsi untuk wadah
Reaksi meletakan tabung reaksi saat praktikum
mereaksikan bahan kimia.

9. Kaca Arloji Memiliki beberapa fungsi, di antaranya:


penutup gelas kimia ketika tengah
proses pemanasan sampel (penguapan),
sebagai tempat untuk mengeringkan
padatan dalam desikator, sebagai tempat
benda yang tengah berada dalam proses
pengamatan. 
10. Gelas Kimia Digunakan untuk menyimpan,
mencampur, dan memanaskan cairan
di laboratorium

17
11. Timbangan Untuk mengukur massa kecil dalam
Analitik rentang sub-miligram

12. Pemanas Air Adalah untuk menciptakan suhu yang


konstan, menginkubasi pada analisis
mikrobiologi.

13. Oven Untuk memanaskan dan mengeringkan


sampel, melakukan proses sterilisasi,
dll.

14. Labu Ukur Digunakan untuk mengencerkan zat


tertentu hingga batas leher labu ukur.

15. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan atau


zat cair dengan tepat.

16. Pipet Filler Digunakan untuk memindahkan


sejumlah volume larutan.

17. Sikat Tabung Membersihkan tabung reaksi, gelas


Reaksi ukur, labu ukur dan lain-lain setelah
digunakan.

18
18. Mikro Pipet Digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil secara akurat

19. Pipet Volume Untuk mengambil cairan


dengan volume tertentu dengan
ketelitian lebih tinggi.

20. Pipet Tetes Sebagai saluran tunggal yang biasa


digunakan di laboratorium biologi dan
kimia untuk memindahkan cairan
dengan volume kecil, dan merupakan
alat ukur untuk memindahkan cairan
dari wadah aslinya ke wadah lain dalam
jarak tertentu.
21. Statif Digunakan sebagai pendukung dalam
berbagai proses kimia, termasuk
menjepit peralatan gelas seperti buret
dalam proses filtrasi, perlengkapan
soxhlet, atau penjepit kondensor pada
proses pemanasan dengan pendingin
balik.
22. Klemp Berfungsi untuk menjepit
peralatan laboratorium. 

23. Hot Plat Digunakan untuk memanaskan dan


mengaduk larutan satu dengan larutan
lain yang bertujuan untuk membuat

19
suatu larutan homogen dengan bantuan
pengaduk batang magnet (stir bar).
24. Lemari Asam Melindungi personil dari bahaya
terhirup gas beracun selama proses
pengujian, riset mau pun pembelajaran
di laboratorium.
25. Petridish Digunakan sebagai wadah untuk
perkembangan kultur sel, bakteri, serta
virus yang hendak diteliti.

26. Burret Untuk mengukur volume suatu cairan


atau gas. 

27. Thermometer Untuk mengukur suhu pada penelitian,


percobaan atau pun suhu pada
pengukuran ilmiah lainnya.

28. Mortar dan Alue Menggerus dan menghaluskan suatu zat


dan Alat ini berfungsi untuk
menghaluskan atau menggerus suatu
benda atau zat.

29. Plat Sebagai penguji keasaman suatu larutan


atau mereaksikan larutan 

20
30. Penjepit Digunakan untuk menjepit tabung
reaksi disaat proses pemanasan.

31. Kawat Kassa Untuk menahan beaker atau labu ketika


proses pemanasan menggunakan
pemanas bunsen atau pemanas spiritus. 

32. Kaki Tiga  Sebagai penyangga ring.

33. Pembakar Digunakan untuk membakar zat atau


Spirtus memanaskan larutan.

34. Cawan Petri Berfungsi untuk kegiatan isolasi,


pemurnian dan membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme.

35. Spektrofotomete Untuk mengukur transmitan atau


r absorban suatu sampel

36. Tanur Digunakan sebagai pemanas


(pembakar) mekanis bersuhu sangat
tinggi yang mengubah media analis atau
bahan sampel menjadi material abu atau
arang dalam waktu yang relatif cepat.
4.2. Pembahasan

21
4.2.1. Sistem Pengenalan Peralatan Laboratorium

Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat


penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah
menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur
pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta
bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di
laboratorium kimia (Ayana U.C.2017).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-
alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph, barograph (Moningka, 2008).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui


namanamanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut.
Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama
lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk
percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun
peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat
untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan
gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan.

4.2.2. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Laboratorium

22
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan
lingkungannya serta cara-cara Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang
bertalian landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta mencegah
semua bentuk kecelakaan yang mungkin terjadi.

Keselamatan kerja berlaku disegala tempat kerja, baik di darat, di laut, di


permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja demikian
tersebar pada kegiatan-kegiatan yang ada salah satunya di laboratorium. Salah
satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahayanya
adalah penerapan teknologi, terutama teknologi canggih dan mutakhir. Hal ini
akan memacu pekerja untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.

Tempat praktikum merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung


resiko cukup besar terjadi kecelakaanva (Tomasz Olewski. 2017). Tim
manajemen yang biasanya tediri dari laboran dan asisten dosen sebagai pihak
yang bertanggung jawab selama proses praktikum harus mendukung dan
mengupayakan program-program yang dapat menjamin meminimalisir bahkan
menghilangkan kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium. Hubungan
antara pihak yang berkewajiban memperhatikan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja adalah tim manajemen laboratorium serta dosen pengawas.
Pada rentang waktu pelaksanaan praktikum, tim manajemen sudah selayaknya
tidak mengizinkan mahasiwa untuk beraktivitas, bila terjadi hal-hal berikut:

1. Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Tidak menggunakan peralatan pelindung diri selama bekerja

3. Mengizinkan pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman.

BAB V

23
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan asistensi percobaan I dari materi yang diberikan, dapat
disampaikan bahwa dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium perlu
adanya memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti mempersiapkan
alat-alatnya guna untuk melindungi serta menjaga dari terjadinya bahaya pada saat
melakukan praktikum. Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah bahaya
kimia termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan, polusi,
bahan yang mudah terbakar, asam dan basa kuat, dll.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan ketika kita berada dalam laboratorium
berdasarkan dari materi asistensi percobaan I yang telah diberikan sebagai berikut :

1. Tidak diperkenankan ribut serta bermain di laboratorium


2. Tidak diperkenankan serta tidak diwajibkan untuk bermain gadget tanpa izi dari
asisten dan laboran
3. Tidak diperkenankan makan dan minum saat berada di laboratorium
Adapun pada saat di dalam laboratorium, kita seharusnya sudah sepenuhnya dapat
mengenai serta memahami simbol-simbol K3 pada laboratorium seperti salah satunya
simbol api yang dimana menandakan bahan atau zat tersebut mudah terbakar serta
seperti symbol tengkorak yang menandakan bahwa bahan tersebut bersifat racun
(toxic). Disisi lain, pada saat dalam laboratorium perlu adanya pemahaman mengenai
alat-alat laboratorium.

Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna
kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan
kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman

24
fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.

5.2. Saran

1. Bagi pembaca, agar dapat memahami serta menerapkan apa yang telah dipahami
dalam materi ini guna untuk mengaplikasikan ilmu ini pada saat melakukan
praktikum agar tidak adanya kesalahan pada saat melakukan praktikum serta
meminimalisir akan adanya terjadinya bahaya di laboratorium.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ayana U.C.2017. Chemical laboratory safety awareness, attitudes and practices of tertiary
students. Safety science. Elsevier

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementerian


Kesehatan Tahun 2017.

Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Lima. Erlangga, Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 03 Tahun


(2010).

Tomasz Olewski. 2017. Challenges in applying process safety management at university


laboratories. Journal of loss prevention in the process industries. Elsevier

26
LAMPIRAN

A. Dokumentasi
1. Dokumentasi Penerimaan Materi Serta Menyimak Materi

27

Anda mungkin juga menyukai